Sistem Pembayaran: Definisi, Komponen, Prinsip, Jenis, Ruang Lingkup, dan Contoh

sistem pembayaran

Sistem pembayaran adalah sistem yang mengatur tata cara pemindahan dana dari satu pihak ke pihak lain. Sistem ini melibatkan sejumlah lembaga, media, mekanisme, dan seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh semua pihak. Sistem ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi masyarakat secara luas.

Pada artikel ini, kami akan membahas secara lengkap mengenai sistem pembayaran mulai dari pengertian, prinsip, manfaat, contoh, dan masih banyak lagi.

Mengenal Pengertian Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran adalah sebuah sistem yang terdiri dari seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk mengatur tata cara pemindahan dana yang timbul dari kegiatan ekonomi.

Konsep payment system lahir seiring dengan munculnya uang yang digunakan sebagai media pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi keuangan, barang maupun jasa.

Pada dasarnya, sistem pembayaran terdiri dari 3 tahap pemrosesan yang dimulai dari proses otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement).

Baca juga: Memahami Penggunaan Transaksi Digital dalam Bisnis di Indonesia

Evolusi Sistem Pembayaran

sistem pembayaran

Sistem pembayaran terus berkembang mengikuti perkembangan uang, dengan 3 elemen penggerak yaitu inovasi teknologi dan model bisnis, tradisi masyarakat dan kebijakan yang otoritatif.

Awal mula alat pembayaran adalah sistem transaksi barter antar komoditas. Masalah muncul ketika dua orang yang ingin menukar tidak setuju dengan nilai tukar atau salah satu pihak tidak benar-benar perlu menukar barang.

Untuk mengatasi masalah ini, manusia mengembangkan uang komoditas. Komoditas di sini adalah kebutuhan pokok yang hampir semua orang butuhkan, seperti garam, teh, tembakau, dan biji-bijian. Ternak digunakan sebagai mata uang komoditas dari 900 hingga 6000 SM.

Setelah munculnya budidaya pertanian, gandum, sayuran dan tanaman juga digunakan sebagai mata uang komoditas. Selanjutnya, mata uang primitif mulai digunakan sekitar 1200 SM dalam bentuk cangkang atau cangkang hewan lainnya.

Evolusi mata uang terus berjalan dengan diperkenalkannya imitasi kerang cowrie yang dibuat orang China dari bahan logam dan tembaga. Pada tahun 100 SM, potongan kulit rusan yang diberi warna juga pernah dijadikan sebagai alat pembayaran.

Adapun uang kerta baru digunakan pada tahun 1661 oleh negara Swedia setelah pabrik kertas di Spanyol didirakan pada tahun 1150.

Baca juga: Ekonomi Digital: Arti Pentingnya, Jenis, dan Contohnya

Prinsip Sistem Pembayaran

Bank Indonesia selaku regulator utama payment system di Indonesia menetapkan empat prinsip yang harus diikuti supaya aktivitas pembayaran sah di mata hukum. Empat prinsip tersebut adalah:

Aman

Prinsip aman bertujuan untuk meminimalisir berbagai risiko dari akrivitas pembayaran sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Untuk itu, mekanisme pembayaran di Indonesia harus dikelola dengan sebaik mungkin dan lembaga yang bertanggung jawab perlu melakukan pengawasan dan tindakan pencegahan.

Risiko yang ditimbulkan dari aktivitas pembayara ada berbagai macam. Misalnya risiko kredit macet, fraud, salah transfer, dan sebagainya.

Perlindungan Konsumen

Prinsip pembayaran berikutnya adalah perlindungan terhadap konsumen agar para pengguna memperoleh rasa kemanan saat melakukan transaksi.

Perlindungan konsumen bisa dilakukan dengan cara menjaga peredaran uang di masyarakat dan memsatikan bahwa uang yang beradar merupakan uang yang layak edar.

Efisien

Prinsip efisien mengharuskan pelaksanaan pembayaran dilakukan secara terbuka dan memudahkan pelakunya dalam melakukan transaksi. Prinsip ini juga menekankan jumlah biaya pembayaran yang dibebankan harus terjangkau agar tidak memberatkan pihak pengirim maupun penerima.

Kesetaraan Akses

Terakhir ada prinsip kesetaraan akses yang dilakukan guna menghindari praktik monopoli dan berbagai kecurangan yang merugikan masyarakat.

Bank Indonesia melarang keras tindakan monopoli keuangan yang dapat menghambat pengguna lainnya turut serta dalam aktivitas pembayaran.

Baca juga: Contoh Bisnis Digital dan Tips Mengembangkannya

Jenis-Jenis Sistem Pembayaran

Secara garis besar, sistem pembayaran yang berlaku di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

Sistem Pembayaran Tunai

Sesuai namanya, sistem ini merupakan aktivitas pembayaran tunai yang menggunakan uang kartal, baik uang kertas maupun uang logam, sebagai alat pembayaran pada transaksi barang, jasa, dan keuangan.

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sementara sistem pembayaran non tunai adalah aktivitas pembayaran yang menggunakan alat pembayaran berupa cek, bilyet giro, nota debit, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), dan e-money yang terdiri dari card based dan server based.

Selanjutnya, sistem ini dikelompokkan menjadi dua jenis transaksi yakni transaksi dengan nilai besar (wholesale) dan transaksi ritel yang dijelaskan sebagai berikut:

Transaksi Nilai Besar

Transaksi nilai besar adalah transaksi yang sifatnya urgent dan harus segera dilakukan yang mencakup transaksi yang dilakukan antar bank, transaksi di pasar keuangan, dan transaksi dengan nilai ticket size lebih dari Rp. 1 Miliar.

Adapun instrumen yang digunakan untuk melakukan transaksi nilai besar adalah Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).

Transaksi Ritel

Transaksi ritel adalah transaksi yang dilakukan atar individu dengan nilai ticket size kurang dari Rp. 1 Miliar. Transaksi ritel memupnyai karakterisitk bernilai kecil dan frekuensi penggunaannya tinggi.

Instrumnen yang digunakan untuk memroses transaksi ritel adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). ​

Baca juga: Ini Cara Menganalisis Bukti Transaksi Akuntansi, Valid!

Komponen Sistem Pembayaran

Ada 7 komponen untuk membangun payment system agar bisa digunakan dengan mudah dan lancar. Komponen tersebut adalah:

Saluran Pembayaran

Saluran pembayaran terdiri dari beberapa komponen yang meliputi teller input, mesin AT, phone banking, mobile banking, dan Electronic Data Capturing (EDC).

Infrastruktur

Infrastruktur adalah sarana fisik yang digunakan sebagai alat pembayaran sah dalam proses transaksi. Instrumen ini bisa terdiri dari uang tunai maupun uang non tunai.

Sistem Dana Transfer

Sistem dana transfer adalah sistem yang memungkinkan pemindahan dana dapat dilakukan baik dalam internal bank, antar bank, maupun pemindahan dana dari bank ke lembaga lain.

Regulator

Regulator adalah pihak yang bertanggung jawab mengatur regulasi baik kebijakan, aturan teknis, dan ketentuan yang mengikat semua komponen payment system.

Penyelenggara

Penyelenggara adalah pihak yang memastikan pelaksanaan sistem pembayaran dan bertanggungjawab bagiamana transaksi pembayaran harus selesai hingga akhir.

Lembaga yang bertugas memastikan bagaimana cara menyelesaikan seluruh aktivitas transaksi hingga akhir.

Pengguna

Komponen terakhir yaitu pengguna yang merupakan konsumen payment system.

Baca juga: Transaksi Derivatif: Pengertian, Manfaat, Jenis, Risiko, dan Contohnya

Contoh Sistem Pembayaran di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa contoh alat pembayaran yang berlaku di Indonesia:

Uang Kartal

Uang kartal merupakan alat pembayaran yang sangat krusial karena selalu digunakan masyarakat dalam transaksi harian seperti belanja ke pasar, membeli makanan, baju, dan lainnya.

Uang kartal adalah uang berbentuk fisik yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Walaupun keberadaan uang kartal penting, namun jenis uang ini mempunya beberapa kelemaha seperti mudah dipalsukan dan rawan pencurian.

Giro

Giro adalah alat pembayaran non tunai yang berupa dokumen perintah untuk memindahkan sejumlah dana dari satu rekening ke rekening nasabah lain yang namanya tertulis dalam giro tersebut.

Cek

Cek merupakan alat pembayaran yang hampir sama dengan giro. Namun, cek berisikan perintah untuk mencairkan dana kepada orang yang namanya ditunjuk di dalam cek.

Ada tiga jenis cek yang sering digunakan yaitu cek atas nama, cek atas tunjuk, dan cek silang.

Kartu Kredit

Kartu kredit adalah alat pembayaran non tunai yang mempunyai mekanisme kerja seperti hutang. Jadi, pemilik kartu kredit ini bisa membayar dengan cara meminjam dana dari bank tertentu .

Kemudian, pihak bank akan mengirimkan tagihan pembayaran kepada nasabah yang biasanya dilakukan setiap akhir bulan.

Kartu Debit

Kartu debit adalah alat pembayaran non tunai yang memungkinkan nasabah bisa melakukan pembayaran dengan memotong saldo dana yang ada di rekeningnya.

Setiap kartu debit mempunyai batas waktu dan limit yang berbeda tergantung dari pilihan nasabah.

E-Money

E-money atau uang elektronik adalah jenis alat pembayaran terbaru berbasis kartu dan server yang semakin digemari oleh masyarakat Indonesia.

E-Wallet

E-wallet atau dompet digital adalah layanan elektronik yang menyimpan data dan instrumen keuangan yang memungkinkan penggunanya melakukan transaksi pembayaran secara online.

Baca juga: Cashback Adalah: Manfaat, Contoh, Cara Hitung, Bedanya dengan Diskon

Nota Debit

Nota debit adalah dokumen yang digunakan untuk menagih nasabah dari bank lain lewat kliring.

Nota Kredit

Nota kredit adalah dokumen surat untuk memindahkan sejumlah dana ke nasabah bank lain lewat kliring.

Baca juga: Statistik Bisnis: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya dalam Bisnis

Peran Bank Indonesia sebagai Regulator Sistem Pembayaran di Indonesia

sistem pembayaran

Regulator dan Fasilitator

Bank Indonesia berperan sebagai regulator yang memastikan semua proses sistem pembayaran berjalan lancar. Caranya bisa dilakukan dengan membuat kebijakan peraturan, menyusun aturan persyaratan, dan menetapkan sanksi bagi oknum yang melanggar.

Contohnya dengan adanya Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik.

Mengeluarkan Izin Transaksi

Salah satu peran kunci Bank Indonesia dalam sistem pembayaran adalah memberikan izin kepada perusahaan dan pihak yang melakukan transaksi. Bank Indonesia tidak akan sembarangan mengizinkan pihak atau perusahaan untuk mengedarkan produk atau jasa keuangan.

Hal ini juga diatur secara jelas dalam PBI No. 23/6/PBI/2021 dan PBI No.23/7/PBI/2021. Hal ini juga sejalan dengan peran Bank Indonesia dalam melindungi kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, sebelum Anda mempercayakan keuangan pribadi atau bisnis Anda kepada bank atau penyedia jasa keuangan, pastikan Anda memiliki izin dari Bank Indonesia.

Lembaga Pengawasan

Sebagaimana disebutkan di atas, Bank Indonesia memiliki peran besar sebagai pelindung hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, Bank Indonesia harus diberi tanggung jawab sebagai regulator sistem pembayaran Indonesia.

Sebagaimana disebutkan di atas, Bank Indonesia berperan penting dalam melindungi hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam kegiatan ekonomi.

Melalui pemantauan rutin, Bank Indonesia berhasil membuat kita semua merasa aman bertransaksi dengan berbagai metode pembayaran yang praktis.

Meminimalisir Kegagalan Transaksi

Selanjutnya, peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran juga termasuk mengurangi risiko kegagalan transaksi. Jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, mau tidak mau akan mempengaruhi kelancaran sistem pembayaran.

Jika lebih dari satu pihak menghadapi masalah seperti itu pada saat yang bersamaan, perekonomian Indonesia terancam stagnasi.

Lembaga Penyelenggara

Dulu, Pos Indonesia berperan sebagai penyelenggara sistem pembayaran, dan kini peran tersebut diambil sepenuhnya oleh Bank Indonesia. Di era modern ini, transaksi non tunai atau digital semakin banyak digunakan.

Baca juga: Transformasi Digital bagi UMKM dan Tips Melakukannya

Kesimpulan

Banner 3 kledo

Itulah pembahasan mengenai sistem pembayaran mulai dari pengertian, komponen, jenis, contoh, dan peranan Bank Indonesia dalam mengeleola aktivitas pembayaran. Anda pun menjadi lebih teliti ketika ingin menggunakan berbagai produk keuangan dan pembayaran, terutama untuk keperluan bisnis.

Berbicara mengenai bisnis, pembukuan menjadi keharusan bagi setiap bisnis agar bisa menilai bagaimana performa bisnisnya. Untuk itu, Anda perlu menggunakan software akuntansi dari Kledo yang memiliki berbagai fitur pendukung mulai dari pengelolaan akuntansi, invoice, dan manajemen inventory.

Kledo merupakan software berbasi cloud yang aman digunakan darimana saja dan kapan saja dibutuhkan. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, gunakan Kledo sekarang juga! Anda juga bisa mencoba free trial Kledo selama 14 hari melalui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five + eighteen =