Zone Picking adalah: Cara Kerja, Tips, dan Alternatifnya

zone picking banner

Zone picking adalah strategi pengambilan pesanan (order picking) yang bertujuan untuk membuat proses pengambilan pesanan menjadi lebih efisien.

Bagi banyak gudang, terutama yang memiliki jumlah SKU (stock keeping unit) tinggi dan berbagai jenis pesanan, zone picking merupakan metode pengambilan yang paling optimal.

Strategi ini baik digunakan sendiri maupun dikombinasikan dengan strategi pengambilan lainnya untuk meningkatkan produktivitas.

Artikel ini akan membahas metode pengambilan pesanan zone picking, cara kerja, kelebihan dan kekurangan, serta strategi alternatifnya.

Apa Itu Zone Picking (atau Pick and Pass)?

Zone picking, yang kadang disebut juga pick and pass, adalah salah satu metode dasar untuk mengambil produk di gudang dalam rangka memenuhi pesanan.

Zone picking membagi gudang menjadi beberapa area atau zona yang berbeda, di mana setiap petugas pengambil pesanan ditempatkan di zona tertentu.

Pembagian zona ini bisa berbeda-beda tiap gudangnya. Misalnya, ada gudang yang membagi zona berdasarkan kecepatan penjualan.

Jadi, satu zona untuk produk dengan perputaran cepat dan zona lain untuk produk yang jarang terjual.

Ada juga gudang yang membagi zona berdasarkan kebutuhan pengambilan tertentu. Misalnya, satu zona membutuhkan peralatan seperti forklift, sedangkan zona lainnya berisi SKU yang mudah diambil dengan tangan.

Terlepas dari bagaimana zona-zona tersebut dibentuk, pekerja hanya mengambil SKU dari zona yang telah ditentukan untuk mereka.

Artinya, sering kali beberapa petugas pengambil pesanan harus bekerja sama dalam proses pemenuhan pesanan, biasanya dengan meneruskan barang ke zona berikutnya setelah diambil, hingga pesanan tersebut lengkap. Karena itulah metode ini disebut pick and pass.

kledo banner 3

Baca Juga: Kesulitan Mengelola Stok Ribuan SKU? Terapkan 6 Tips Ini!

Cara Kerja Zone Picking

Secara umum, setiap picker (petugas pengambil barang) ditempatkan di zona masing-masing dan hanya mengambil SKU yang ada di dalam zona tersebut untuk memenuhi pesanan.

Namun, ada dua bentuk utama dari zone picking, yaitu sequential zone picking dan simultaneous zone picking, yang cara kerjanya sedikit berbeda.

Untuk menggambarkan perbedaannya, mari kita lihat contoh pesanan pelanggan di sebuah ritel besar yang mencakup:

  • 1 kaleng krim cukur (Zona Satu – Barang Rumah Tangga)
  • 1 botol deterjen cair (Zona Satu – Barang Rumah Tangga)
  • 2 kantong makanan kucing (Zona Dua – Perlengkapan Hewan Peliharaan)
  • 1 paket tinta printer (Zona Tiga – Perlengkapan Kantor)
  • 1 paket pengganti wiper kaca mobil (Zona Empat – Otomotif)

Sequential Zone Picking

Dalam sequential zone picking, pesanan dikumpulkan secara berurutan sesuai urutan pengambilan barang.

Misalnya, picker di zona satu akan mengambil krim cukur dan deterjen, lalu menempatkannya ke dalam tote atau wadah di atas troli.

Troli tersebut kemudian diteruskan ke zona dua, tempat makanan kucing ditambahkan. Selanjutnya, tote berpindah ke zona tiga untuk mengambil tinta printer.

Proses ini berlanjut dari satu zona ke zona berikutnya hingga seluruh pesanan selesai diambil.

Simultaneous Zone Picking

Dalam simultaneous zone picking, beberapa pekerja mengambil semua produk di zona masing-masing secara bersamaan, sehingga setiap tote atau wadah hanya mengunjungi satu zona.

Dengan kata lain, picker di zona satu, dua, tiga, dan empat masing-masing mengambil barang pesanan mereka pada waktu yang sama, lalu membawa barang tersebut ke area pengepakan.

Meskipun proses pengambilan ini lebih cepat dibandingkan sequential picking, pesanan masih perlu dikompilasi dan dikemas untuk pengiriman, sehingga prosesnya lebih panjang.

Baca Juga: 7 Software Gudang Fitur Barcode dan Tips Memilihnya

Apa Keuntungan dari Zone Picking (Pick and Pass)?

zone picking 2

1. Gudang dapat mengatur dan mengambil SKU secara strategis

Tidak semua SKU memiliki karakteristik yang sama. Beberapa SKU mungkin sangat populer, sementara yang lain jarang dipesan namun ada dalam jumlah besar.

Menyimpan produk-produk tersebut secara acak di seluruh gudang dapat menimbulkan masalah seperti kemacetan, sulitnya mengakses barang, dan waktu pengambilan yang lebih lama.

Dengan metode zone picking (pick and pass), barang dengan volume rendah dapat disimpan lebih jauh dari area pengepakan dan pengiriman.

Sementara itu, barang yang sering dipesan dapat ditempatkan lebih dekat ke area dok pengiriman, sehingga pekerja dapat dengan cepat memindahkan produk populer.

2. Menciptakan pekerja spesialis yang menguasai kategori SKU tertentu

Pemenuhan pesanan berbasis zona memungkinkan pekerja menjadi lebih familiar dengan kategori SKU yang mereka tangani.

Mereka dapat mengenali produk dengan cepat, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan pengambilan.

Menempatkan pekerja di lokasi pengambilan khusus juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa bangga terhadap pekerjaan.

Hal ini mengurangi tingkat turnover pekerja, menciptakan keterlibatan yang lebih tinggi, serta menurunkan tingkat ketidakhadiran.

3. Mengurangi kemacetan di gudang

Karena para pekerja tetap berada di zona masing-masing, lalu lintas di lorong gudang menjadi lebih lancar dan jumlah orang yang bergerak di area gudang pada waktu yang sama berkurang.

Hal ini membantu mengurangi kemacetan dan potensi hambatan dalam proses kerja.

4. Meningkatkan produktivitas

Waktu perjalanan yang lebih singkat dan berkurangnya kemacetan di gudang berkontribusi langsung terhadap peningkatan produktivitas.

Selain itu, metode zone picking memungkinkan beberapa picker bekerja secara bersamaan untuk memenuhi satu pesanan, sehingga pesanan dapat diselesaikan lebih cepat.

Secara umum, picker dapat mengambil lebih banyak produk dalam satu shift daripada metode pengambilan satu pesanan (single order picking).

Baca Juga: Manajemen Gudang: Pengertian, Manfaat, Proses dan Cara Optimasinya

Apa Kekurangan dari Pick and Pass (Zone Picking)?

1. Sulit menentukan sumber kesalahan

zone picking 1

Secara teknis, tidak ada picker yang memiliki tanggung jawab penuh atas satu pesanan tertentu.

Mereka hanya mengambil SKU, menambahkannya ke pesanan, lalu meneruskannya ke zona berikutnya.

Akibatnya, sulit untuk menentukan pihak yang bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan dalam pengiriman pesanan.K

2. Pekerja mungkin merasa terbebani di zona dengan volume tinggi

Beberapa zona memerlukan pergerakan fisik lebih banyak daripada yang lain.

Pekerja di zona dengan volume tinggi akan terus bergerak sepanjang waktu, sementara pekerja di zona dengan volume rendah mungkin hanya menangani pesanan dalam jumlah besar yang lebih jarang, sering kali menggunakan alat bantu seperti forklift.

Dalam beberapa kasus, perbedaan ini tidak terhindarkan, apalagi jika ada pekerja yang memiliki lisensi forklift atau pelatihan khusus untuk menangani bahan berbahaya.

Namun, jika perbedaan beban kerja hanya disebabkan oleh volume pesanan, rasa ketidakadilan dan tuduhan “pilih kasih” antarzona bisa muncul.

Salah satu solusi adalah melakukan rotasi pekerja antarzona setiap bulan atau kuartal.

Alternatif lainnya, pekerja dapat berspesialisasi di dua zona dan bergantian antara keduanya setiap giliran kerja.

3. Terdapat batas waktu (cutoff time) untuk pesanan masuk

Dalam metode zone picking (pick and pass), pesanan harus masuk ke antrean sebelum waktu batas tertentu.

Hal ini karena pesanan bergerak melalui gudang dalam beberapa tahap pengambilan SKU.

Jika sebuah pesanan melewati batas waktu tersebut, pesanan itu harus menunggu hingga hari atau shift berikutnya untuk diproses.

4. Pesanan harus melewati beberapa titik penanganan

Item yang telah diambil akan berpindah dari satu zona ke zona lainnya, kemudian sampai di area penyortiran dan pengepakan sebelum dikirim.

Semakin banyak titik penanganan, semakin besar pula kemungkinan terjadinya kesalahan manusia.

Baca Juga: Warehouse Slotting: Pengertian, Strategi, dan Tips Meningkatkan

Tips Terbaik untuk Meningkatkan Efektifitas Zone Picking

zone picking 3

Setiap gudang memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal tata letak, jumlah tenaga kerja, variasi SKU, dan kebijakan operasional.

Perbedaan ini membuat sulit untuk menetapkan praktik terbaik zone picking yang berlaku secara universal.

Namun, ada beberapa praktik pergudangan yang, jika diterapkan, dapat meningkatkan efektifitas zone picking, di antaranya:

1. Kurangi jumlah titik penanganan (touch points) sebisa mungkin

Semakin sedikit titik penanganan, maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, baik karena barang salah ambil maupun rusak akibat terjatuh.

Mengurangi jumlah penanganan juga dapat membantu meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap proses pengambilan barang.

2. Simpan produk dengan perputaran cepat di lokasi yang mudah dijangkau

Pastikan produk dengan tingkat penjualan tinggi tersimpan di area yang mudah diakses dan sedekat mungkin dengan area pengiriman.

Hal ini dapat mengurangi waktu perjalanan pekerja dalam proses pengambilan secara drastis.

3. Utamakan keselamatan kerja

Pastikan setiap pekerja memiliki perlengkapan yang sesuai untuk menyelesaikan tugasnya, mulai dari troli dorong, penyangga punggung, hingga pallet jack dan forklift.

Cedera dapat menurunkan produktivitas, dan pekerja yang kelelahan cenderung membuat lebih banyak kesalahan.

4. Ketahui indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI)

Pantau dan tetapkan tolok ukur yang jelas. Misalnya, pantau tingkat kesalahan pesanan untuk menilai akurasi pengambilan barang.

Walaupun kesalahan manusia tidak bisa sepenuhnya dihindari, tapi Anda bisa menggunakan KPI untuk memotivasi pekerja agar terus meningkatkan ketepatan kerja mereka.

5. Jaga zona tetap teratur dan bersih

Pastikan untuk mengatur setiap zona secara logis dan membersihkannya secara rutin.

Zona yang rapi memudahkan pekerja menemukan barang serta mencegah terjadinya kemacetan atau hambatan dalam proses kerja.

Baca Juga: Manfaat Batch Tracking, Strategi, dan Implementasinya

Alternatif Metode Picking (+Kelebihan dan Kekurangannya)

forklift mengangkat barang

Dalam proses pengambilan pesanan di gudang, terdapat berbagai metode, teknik, dan alat yang dapat Anda gunakan.

Tidak hanya zone picking, tapi ada juga beberapa metode lainnya yang bisa Anda gunakan.

Anda tidak harus memilih salah satu juga, tapi juga mengombinasikan beberapa teknik dan menyesuaikan mana yang sekiranya cocok untuk bisnis Anda.

1. Pick and Pack (Discrete Picking atau Single-Order Picking)

Metode ini melibatkan proses pengambilan dan pengemasan pesanan secara satu per satu.

Pendekatan ini biasanya efektif untuk bisnis dengan jumlah pesanan yang relatif kecil, misalnya gudang distribusi ritel yang melayani sekitar 40 toko per hari.

Discrete picking memungkinkan tingkat penyesuaian dan akurasi yang tinggi dalam pemenuhan pesanan pelanggan.

Kelebihan:

  • Mudah diterapkan.
  • Bisa memantau kinerja dan akurasi picker dengan mudah.

Kekurangan:

  • Memakan waktu lebih lama.
  • Membutuhkan lebih banyak tenaga kerja.
  • Menyebabkan jarak tempuh picker yang berlebihan.

2. Batch-Order Picking

Metode lain yang umum digunakan di gudang adalah batch picking (kadang disebut juga batch and sort).

Dalam metode ini, item untuk beberapa pesanan diambil secara bersamaan. Strategi ini cocok bagi bisnis dengan volume pesanan besar tetapi jumlah item per pesanan relatif sedikit.

Batch picking sering kali lebih efisien daripada single-order picking karena dapat menggabungkan rute pengambilan dan mengurangi waktu perjalanan di dalam gudang.

Kelebihan:

  • Memungkinkan pemenuhan pesanan dalam volume tinggi dengan lebih cepat.
  • Mengurangi waktu perjalanan picker di gudang.

Kekurangan:

  • Membutuhkan proses penyortiran dan konsolidasi tambahan untuk pesanan yang terdiri dari beberapa item.

3. Batch & Sort Zone Picking

Dalam metode batch-and-sort zone picking, pekerja di setiap zona mengambil item untuk beberapa pesanan sekaligus.

Setelah semua item dari setiap zona diambil, produk tersebut dikumpulkan di stasiun terpisah untuk proses pengemasan dan pengiriman.

Metode ini membantu mengurangi kemacetan di dalam gudang serta meningkatkan kecepatan pengambilan pesanan.

Dengan menetapkan zona tertentu untuk setiap picker, jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan untuk mengambil barang dapat diminimalkan.

Metode ini sangat efektif untuk gudang berukuran besar dengan variasi produk yang luas dan jumlah pesanan yang tinggi.

Kelebihan:

  • Penempatan item berdasarkan kecepatan pergerakan SKU dapat dilakukan dengan lebih efisien.
  • Mengurangi kemacetan di lorong gudang.

Kekurangan:

  • Karena pesanan terdiri dari item yang diambil dari beberapa zona, produk perlu dikonsolidasikan kembali.
  • Beberapa zona mungkin memiliki aktivitas yang lebih padat dibandingkan yang lain, sehingga beban kerja menjadi tidak seimbang. Hal ini dapat diatasi dengan strategi zone balancing.

4. Wave Picking

Metode ini lebih tepat disebut sebagai metode pelepasan pesanan (order release method) daripada metode pengambilan.

“Wave” menggambarkan cara pesanan diberikan kepada picker, dan metode ini dapat digunakan bersamaan dengan batch picking atau zone picking.

Dalam wave picking, pesanan dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu dan kemudian dialokasikan kepada picker sesuai urutan dan prioritas yang telah ditentukan.

Kelebihan:

  • Memungkinkan pengorganisasian dan perencanaan pelepasan pesanan secara efisien.
  • Dapat memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja secara lebih akurat.

Kekurangan:

  • Tidak semua wave membagi beban kerja secara merata, sehingga beberapa picker mungkin harus menunggu hingga pekerjaan berikutnya dirilis.
  • Metode continuous wave picking memungkinkan pesanan baru ditambahkan ke wave yang sedang berjalan secara dinamis berdasarkan lokasi dan beban kerja picker. Namun, metode ini membutuhkan sistem perangkat lunak canggih untuk mengatur waktu pemrosesan pesanan secara presisi.

5. Cluster Picking

Cluster picking berarti beberapa pesanan individu diambil secara bersamaan.

Metode ini mirip dengan batch picking, namun pada cluster picking, item disusun ke dalam wadah atau bin terpisah untuk setiap pesanan.

Strategi ini memungkinkan pekerja memenuhi beberapa pesanan dalam satu perjalanan sekaligus mengurangi kebutuhan untuk proses penyortiran tambahan.

Kelebihan:

  • Meminimalkan jumlah penanganan dan kebutuhan penyortiran di tahap berikutnya.
  • Efektif untuk produk berukuran kecil hingga menengah.

Kekurangan:

  • Jumlah pesanan yang dapat dibawa dalam satu perjalanan terbatas.
  • Rute pengambilan menjadi lebih panjang untuk produk dengan pergerakan lambat.
  • Tidak cocok untuk produk berukuran besar yang tidak muat di troli.

Pemilihan metode order picking yang tepat sangat bergantung pada kebutuhan dan karakteristik gudang.

Baik itu piece picking, batch picking, zone picking, maupun wave picking, masing-masing metode memiliki keunggulan tersendiri dalam hal efisiensi, akurasi, dan kecepatan.

Dengan memilih kombinasi metode yang paling sesuai, gudang dapat mengoptimalkan proses pemenuhan pesanan dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

Baca Juga: Batch Picking: Pengertian, Cara Kerja, Manfaat, dan Contohnya

Kesimpulan

Zone picking adalah metode pengambilan pesanan yang efektif untuk meningkatkan efisiensi operasional gudang, terutama bagi bisnis dengan volume pesanan tinggi dan variasi produk yang beragam.

Dengan membagi gudang menjadi zona-zona khusus, perusahaan dapat mengoptimalkan alur kerja, mengurangi kemacetan, serta meningkatkan kecepatan dan akurasi pengambilan barang.

Untuk mendukung kelancaran proses zone picking, gunakan software akuntansi seperti Kledo. Kledo tidak hanya membantu mencatat transaksi dan mengelola persediaan secara real-time, tetapi juga memberikan laporan keuangan dan stok yang akurat.

Dengan integrasi sistem yang baik antara manajemen gudang dan pencatatan keuangan, bisnis dapat memantau arus barang dan biaya operasional secara efisien.

Yuk, coba Kledo gratis sekarang juga lewat tautan ini.

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

18 − five =