Solo dining adalah tren yang sedang bertumbuh di industri restoran. Banyak yang pergi ke restoran dan duduk sendiri untuk menyantap makanan, entah itu warga lokal atau turis.
Tren ini berkembang menjadi gaya hidup baru, karena semakin banyak orang ingin menikmati waktu pribadi, mengganti suasana kerja, atau sekadar ingin menikmati hidangan favorit tanpa distraksi.
Sebagai pemilik restoran, Anda punya kesempatan untuk meningkatkan penjualan dengan menyambut para penikmat solo dining ini.
Artikel ini akan membahas 8 strategi terbaik untuk menarik penikmat solo dining ke restoran Anda beserta beberapa ide promo yang bisa Anda terapkan.
Mengapa Tren Solo Dining di Restoran Semakin Populer?
Bagi generasi yang lebih tua, makan sendirian dulu sering dianggap hal yang tidak wajar dan sering mendapat pandangan sinis. Namun, norma budaya kini mulai berubah.
Semakin banyak orang yang tinggal sendiri dan menjalani jadwal masing-masing. Dalam situasi seperti ini, makan sendiri menjadi pilihan yang paling masuk akal dan praktis.
Selain itu, remote worker dan pelancong bisnis juga cenderung lebih sering makan sendiri.
Orang yang bepergian untuk urusan pekerjaan tentu jelas sering makan sendirian, tetapi mereka yang bekerja dari rumah juga biasanya mencari suasana baru untuk memecah rutinitas.
Bagi mereka, kafe atau restoran yang mendukung tren solo dining menjadi pilihan ideal.
Baca Juga: 8 Strategi Efektif Untuk Manajemen Pendapatan Restoran
Apa Keuntungan Solo Dining Untuk Restoran Anda?
Melayani pelanggan yang datang beramai-ramai memang menguntungkan karena mereka menghabiskan banyak uang di restoran Anda.
Namun, hal ini juga bisa menjadi tantangan untuk memberikan layanan yang baik.
Saat ini, ada sangat banyak orang yang ingin makan sendiri, jadi mengapa Anda tidak mengambil peluang tersebut dengan menjadi restoran yang identik dengan tren solo dining?
Berikut manfaat yang dapat Anda peroleh:
- Lebih banyak pelanggan loyal: Sambut dan perlakukan pelanggan yang datang sendiri ke restoran Anda dengan hormat. Dengan cara ini, Anda mendorong mereka untuk datang kembali. Setiap pelanggan loyal membawa pemasukan yang stabil, yang memastikan bisnis Anda terus mendapatkan keuntungan setiap bulan.
- Lebih mudah dikelola: Ketika pelayan harus menangani grup besar, mereka lebih mudah melakukan kesalahan dan dapur bisa kewalahan. Sementara itu, pelanggan solo lebih mudah dikelola, sehingga karyawan bisa fokus memberikan pelayanan terbaik mereka.
- Peningkatan penjualan: Mengikuti tren solo dining di restoran Anda adalah cara yang efektif untuk menambah jumlah pengunjung dan meningkatkan total penjualan secara keseluruhan.
Baca Juga: 10 Kesalahan Mengelola Usaha Restoran yang Harus Anda Hindari
8 Tips Menarik Penikmat Solo Dining di Restoran Anda
1. Buat jelas secara online bahwa restoran Anda menerima solo dining
Kunci agar restoran muncul di hasil pencarian solo dining adalah memastikan informasi ini tercantum di sebanyak mungkin tempat yang relevan, seperti:
- Di website Anda: Dalam bagian “Tentang Kami”, jelaskan bahwa Anda menyambut setiap pelanggan tanpa memandang jumlah tamu. Akan sangat membantu jika website Anda sudah dioptimalkan SEO agar peringkat pencarian meningkat dan lebih banyak orang melihatnya.
- Di Google Business Profile: selain informasi penting seperti jam operasional dan tautan website, tambahkan juga bahwa restoran Anda cocok untuk solo dining. Dengan begitu, Anda bisa menarik orang yang mencari tempat makan langsung melalui Google Maps.
- Di media sosial: Buat rencana konten media sosial restoran dengan beberapa postingan yang mengundang pelanggan, baik datang sendiri maupun bersama rombongan. Gunakan foto makanan dan interior yang menggugah selera, terutama area seating yang cocok untuk solo dining.
- Di platform ulasan: buat akun di platform ulasan yang populer di wilayah Anda, lalu dorong pelanggan solo dining untuk meninggalkan ulasan yang positif. Ulasan tersebut akan membangun kepercayaan calon pelanggan, terutama wisatawan yang ingin makan sendirian.
2. Sesuaikan seating untuk mengakomodasi pelanggan solo dining
Beberapa restoran enggan menerima pelanggan yang datang sendiri karena menganggap mereka akan “menghabiskan” meja dua orang.
Namun, apakah lebih baik membiarkan meja kosong tanpa pendapatan, atau meja terisi separuh tetapi tetap menghasilkan uang?
Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa menambahkan area seating yang memang dirancang untuk solo dining.
Beberapa contohnya:
- Meja komunal: beberapa restoran menggunakan meja panjang komunal di mana pelanggan duduk bersama terlepas dari apakah mereka datang sendiri atau bersama orang lain.
- Meja satu orang (one-top table): ganti meja dua orang dengan meja yang lebih kecil untuk satu orang. Opsi ini juga memberi fleksibilitas karena dua meja one-top dapat digabungkan bila diperlukan untuk melayani tamu berdua.

Baca Juga: Tips dan Teknik Plating Makanan untuk Bisnis Restoran
3. Ciptakan suasana yang hangat
Meskipun stigma terhadap solo dining sudah jauh berkurang, tidak ada orang yang ingin merasa diperhatikan atau “diistimewakan” hanya karena datang sendiri.
Untuk menghilangkan perasaan tersebut, bangunlah ruang yang mendukung kenyamanan pelanggan yang datang sendiri.
Selain itu, pastikan denah lantai restoran memiliki area yang sesuai untuk pelanggan solo agar mereka bisa duduk dan bersantai dengan nyaman.
Ketika tamu duduk, segera singkirkan piring atau peralatan makan tambahan agar tampilan meja menunjukkan bahwa momen ini didedikasikan untuk mereka.
4. Latih staf untuk menangani pelanggan yang datang sendirian
Pelanggan yang datang sendirian mungkin baru pertama kali mencobanya.
Mereka bisa jadi sedang bepergian dari luar kota dan ingin merasakan pengalaman kuliner di tempat Anda, atau mungkin sudah terbiasa makan sendiri.
Di sinilah staf restoran bisa membantu memberikan pengalaman yang mengesankan bagi mereka
Buat pelanggan merasa nyaman
Sejak mereka tiba, buat mereka merasa nyaman, jangan pernah mengasumsikan bahwa mereka sedang menunggu orang lain.
Menyapa mereka dengan bertanya “meja untuk satu orang ya kak?” memberi kesan bahwa datang sendiri adalah hal yang sepenuhnya normal.
Berikan perhatian ekstra
Pastikan staf memberikan perhatian ekstra. Pelanggan solo sering menerima standar pelayanan yang lebih rendah karena dianggap ingin dibiarkan sendiri.
Padahal membaca kebutuhan tamu berlaku untuk semua, baik datang sendiri maupun berkelompok.
Pelanggan solo mungkin ingin bertanya tentang menu yang jarang ditemukan, promosi hari itu, atau rekomendasi makanan yang sesuai dengan selera mereka.
Jangan takut untuk bertanya
Staf juga bisa bertanya apakah mereka ingin makan cepat saat jam makan siang, atau justru ingin bersantai lebih lama dan menikmati beberapa hidangan secara perlahan.
Kuncinya adalah tidak membuat asumsi, tetapi memberikan dukungan. Menunjukkan keramahan, rasa hormat, dan kepedulian membuat pelanggan solo merasa diterima dan ingin kembali.
Baca Juga: Pengertian Dine In dan 10 Tips Meningkatkan Dine In di Restoran
5. Sediakan menu khusus untuk pelanggan yang datang sendirian

Menu sharing memang menyenangkan ketika tamu datang bersama teman atau keluarga. Namun saat mereka makan sendirian, akan sulit untuk menghabiskan semuanya.
Apalagi, jika mereka ingin mencicipi beberapa hidangan utama atau beberapa appetizer sekaligus.
Jika Anda mencari cara untuk meningkatkan pengalaman pelanggan solo di restoran, pertimbangkan untuk menambahkan tasting menu dengan pilihan small plates dalam porsi kecil.
Ini memberi pelanggan solo kesempatan menikmati pengalaman bersantap yang lengkap, sama seperti tamu lainnya.
Bila Anda khawatir terlalu banyak pilihan dapat membuat mereka bingung, Anda bisa menghadirkan small curated menu dengan beberapa opsi terbaik.
6. Tawarkan restoran sebagai ruang kerja
Fenomena tren solo dining restoran sebagian didorong oleh meningkatnya jumlah pekerja remote yang membutuhkan suasana baru, maupun pekerja kantoran yang ingin menikmati “me time” saat jam makan siang.
Untuk menarik segmen ini, sediakan koneksi Wi-Fi gratis serta colokan di banyak tempat, agar pelanggan bisa bekerja dengan nyaman sambil menyantap makanan mereka.
Ini menunjukkan bahwa restoran Anda adalah tempat yang nyaman untuk mampir, bekerja, sekaligus menikmati hidangan atau minuman.
Dengan menambahkan fasilitas yang memungkinkan restoran berfungsi sebagai ruang kerja, rata-rata waktu makan pelanggan akan meningkat, sekaligus membuka peluang untuk menarik segmen pelanggan baru yang bernilai tinggi.
7. Minta masukan dari pelanggan
Jangan menunggu hingga ulasan buruk muncul di Google. Bersikaplah proaktif selama proses pelayanan dengan berkomunikasi langsung dan memastikan apakah pelanggan membutuhkan sesuatu.
Sediakan ruang khusus untuk menyampaikan feedback, baik secara online maupun melalui kartu fisik di atas meja, dan berikan insentif seperti diskon 10% untuk kunjungan berikutnya.
Masukan apa pun, baik positif maupun kritis, akan membantu Anda memahami siapa tamu Anda, alasan mereka datang, serta bagaimana meningkatkan pengalaman bersantap sesuai kebutuhan mereka.
Ini bukan hanya membantu dalam mempertahankan tamu solo, tetapi juga menguatkan posisi restoran Anda di tengah tren solo diningyang semakin meningkat.
8. Membuat program loyalitas untuk solo diner
Salah satu strategi paling efektif untuk mengajak solo diner kembali adalah program loyalitas khusus. Anda bisa mengemas program ini dengan cara yang sederhana namun efektif.
Misalnya, setiap kunjungan solo akan mendapatkan 1 poin atau 1 stamp. Lalu setelah beberapa kali kunjungan, pelanggan akan mendapat reward berupa dessert gratis, potongan 20%, atau paket “Me Time Set”.
Reward tidak harus besar, tetapi harus terasa personal. Kuncinya adalah menciptakan persepsi bahwa restoran menghargai keputusan mereka untuk datang sendiri.
Baca Juga: Penting! Hindari 6 Kesalahan Dalam Program Loyalitas Ini
Ide Promo Solo Dining Restoran

Anda juga bisa menarik pelanggan dengan memberikan promo-promo kreatif, seperti:
- Solo Happy Hour: Diskon 15–25% untuk makanan atau minuman pada jam tertentu khusus untuk pelanggan yang datang sendiri. Cocok untuk menarik pekerja kantoran saat makan siang atau setelah jam kerja.
- Paket “Me Time Menu”: Set menu khusus untuk satu orang berisi appetizer + main course + dessert ataupun small plates dalam porsi pas untuk solo diner. Bisa diberi nama unik seperti “Me Time Set”.
- “Treat Yourself Tuesday / Wednesday”: Hari promo khusus pelanggan solo pada hari low-season (misal Selasa/Rabu) untuk meningkatkan traffic di hari sepi.
- Seasonal Solo Campaign: Promo khusus untuk periode tertentu, misalnya meluncurkan kampanye “Love Yourself Month” di bulan Februari dengan diskon atau menu spesial untuk yang datang sendiri.
- Reward untuk Review: Pelanggan solo yang meninggalkan review Google/TripAdvisor/Yelp akan mendapatkan diskon 10% untuk kunjungan berikutnya. Ini membantu menaikkan rating dan menarik calon pelanggan solo lainnya.
Baca Juga: Forecast Penjualan Restoran: Pengertian dan Caranya
Kesimpulan
Fenomena solo dining sudah menjadi tren yang sepertinya akan menjadi pola konsumsi baru seiring perubahan gaya hidup, meningkatnya pekerja remote, serta kebutuhan pelanggan untuk menikmati waktu pribadi.
Restoran Anda bisa beradaptasi dengan tren ini dengan memberikan pengalaman nyaman, ramah, dan personal bagi pelanggan solo.
Dengan cara ini, Anda bisa membangun loyalitas jangka panjang serta menciptakan aliran pendapatan yang lebih stabil.
Untuk mendukung operasional restoran Anda agar efisien dan menguntungkan, dibutuhkan pengelolaan keuangan yang akurat dan real-time.
Gunakan software akuntansi Kledo yang bisa menghitung food cost, memantau seluruh biayah bahan baku, hingga membuat laporan keuangan secara otomatis.
Yuk, coba Kledo sekarang lewat tautan ini!
- Tren Solo Dining Restoran: 8 Strategi Memanfaatkannya - 28 November 2025
- Inventory Visibility: Pengertian, Manfaat, dan Cara Meningkatkan - 28 November 2025
- Cara Mudah Mencari Supplier untuk Toko Ecommerce - 27 November 2025
