Vision statement merupakan salah satu cara yang digunakan setiap bisnis, baik yang baru dirintis maupun yang sudah berkembang, untuk menentukan tujuan jangka panjangnya.
Vision statement bukan sekadar kalimat motivasi yang dipasang di dinding kantor.
Namun berfungsi sebagai kompas yang membantu bisnis tetap fokus, terutama saat menghadapi perubahan atau tantangan.
Karena itu, penting bagi setiap pelaku usaha untuk memahami apa itu vision statement, bagaimana merumuskannya, dan mengapa hal ini bisa berdampak besar pada strategi bisnis ke depan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, perbedaannya dengan mission statement, hingga panduan menyusun vision statement yang relevan dan menginspirasi.
Apa Itu Vision Statement?

Secara sederhana, vision statement adalah pernyataan ringkas yang menggambarkan tujuan besar yang ingin dicapai bisnis Anda di masa depan.
Visi ini mencerminkan arah strategis perusahaan, serta menjadi landasan dalam pengambilan keputusan jangka panjang.
Namun, vision statement bukan sekadar kalimat motivasi. Ia harus mampu:
- Menginspirasi internal perusahaan (karyawan, manajemen, pemegang saham),
- Menggambarkan nilai yang ingin diciptakan untuk pelanggan dan masyarakat,
- Memberi gambaran masa depan yang masuk akal namun ambisius.
Penting untuk diingat bahwa visi tidak menjelaskan aktivitas harian bisnis.
Melainkan fokus pada gambaran besar. Sementara strategi, roadmap, dan rencana kerja adalah hal lain yang akan mengikuti visi tersebut.
Baca juga: Business Model Canvas: Cara Mudah Menyusun Business Plan
Perbedaan Vision Statement dan Mission Statement
Banyak orang masih sering tertukar antara vision dan mission statement.
Padahal, keduanya punya peran yang sangat berbeda dalam menggambarkan arah dan identitas sebuah bisnis.
Vision statement berbicara tentang masa depan, seperti mimpi besar yang ingin dicapai oleh bisnis Anda.
Sementara mission statement lebih membumi dan menjelaskan apa yang sedang dilakukan bisnis hari ini dan mengapa itu penting.
Agar lebih jelas dalam memahami perbedaan keduannya, berikut tabel perbandingannya:
Vision Statement | Mission Statement |
---|---|
Fokus pada masa depan | Fokus pada kondisi saat ini |
Menggambarkan impian dan arah jangka panjang | Menjelaskan aktivitas dan tujuan bisnis |
Bersifat inspiratif dan memotivasi | Bersifat praktis dan operasional |
Menjawab: “Kita ingin menjadi seperti apa?” | Menjawab: “Apa yang kita lakukan sekarang dan mengapa?” |
Anda dapat membayangkan bahwa mission merupakan pijakan awal serta langkah-langkah nyata yang Anda lakukan setiap hari.
Sedangkan vision merupakan arah kompas, yang menjadi penjunjuk ke mana semua langkah yang ditujukan.
Meski berbeda, keduanya saling melengkapi. Vision memberikan tujuan jangka panjang yang menginspirasi, sementara mission menjaga bisnis tetap berjalan di jalur yang tepat setiap harinya.
Baca juga: Mission Statement: Fungsi, Karakteristik, dan Tips Membuatnya
Mengapa Vision Statement Penting bagi Bisnis?
Vision statement bukan hanya sekadar kata-kata pemanis di company profile.
Ketika dirumuskan dengan baik, visi justru bisa menjadi fondasi utama dalam menyusun strategi bisnis yang relevan dan berkelanjutan.
Berikut cara visi dapat dijadikan acuan dalam berbagai aspek strategis perusahaan:
Menyusun Tujuan Tahunan dan KPI
Visi memberi arah jangka panjang yang menjadi rujukan saat menentukan target tahunan dan Key Performance Indicator (KPI).
Dengan menjadikan visi sebagai titik tujuan, perusahaan dapat menyusun sasaran tahunan yang lebih terarah dan selaras.
Misalnya, jika visi perusahaan adalah “menjadi penyedia solusi digital paling terpercaya untuk UMKM di Indonesia”, maka KPI yang disusun setiap tahunnya akan berkaitan dengan ekspansi pasar skala nasional, peningkatan kepercayaan pelanggan, dan inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan UMKM.
Merancang Struktur Organisasi
Visi yang jelas dapat membantu perusahaan dalam membentuk struktur organisasi yang mendukung pencapaian jangka panjang.
Perusahaan dapat menyesuaikan fungsi, tim, dan kepemimpinan berdasarkan arah yang ingin dituju.
Sebagai contoh, perusahaan dengan visi menjadi pelopor teknologi ramah lingkungan tentu akan membutuhkan tim riset dan pengembangan (R&D) yang kuat di bidang sustainability serta divisi khusus untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan.
Menyaring Peluang Bisnis dan Inovasi
Banyak peluang bisnis terlihat menarik, tetapi tidak semuanya sejalan dengan arah strategis perusahaan.
Di sinilah visi berperan sebagai filter. Ketika muncul peluang kerja sama, akuisisi, atau pengembangan produk baru, perusahaan bisa menilai apakah langkah ini membawa kita lebih dekat ke visi, atau justru menjauh?
Dengan begitu, manajemen dapat mengambil keputusan yang lebih fokus dan tidak reaktif terhadap tren sesaat.
Menentukan Arah Marketing dan Branding
Visi juga menjadi landasan dalam membangun identitas merek dan strategi komunikasi.
Narasi yang dibawa dalam kampanye marketing, pesan brand, hingga visual identity seharusnya merefleksikan visi perusahaan.
Hal ini penting supaya publik, pelanggan, dan mitra bisnis dapat mengenali arah dan nilai perusahaan sejak awal.
Konsistensi ini akan membangun kepercayaan dan loyalitas dalam jangka panjang.
Ciri-Ciri Vision Statement yang Baik
Secara definisi, vision statement adalah pernyataan singkat yang menggambarkan cita-cita besar perusahaan di masa depan.
Jadi, vision bukan merupakan paragraf panjang, apalagi esai. Justru kekuatannya terletak pada kemampuannya menyampaikan mimpi besar dalam kalimat yang singkat dan kuat.
Namun merumuskan kalimat pendek yang penuh makna tentu tidak mudah.
Apalagi ketika kita harus membayangkan masa depan yang belum pasti. Wajar jika muncul keraguan atau kebingungan dalam menyusunnya.
Untuk memudahkan proses tersebut, berikut beberapa karakter vision yang baik:
Menginspirasi
Visi seharusnya membangkitkan semangat, bukan hanya untuk pemilik bisnis, tetapi juga seluruh tim.
Kalimat ini harus cukup kuat untuk memberi arah dan motivasi dalam pekerjaan sehari-hari.
Visi harus menjadi alasan mengapa semua orang di dalam organisasi bisa merasakan apa yang mereka lakukan hari ini punya makna lebih besar di masa depan.
Masuk akal dan realistis
Meski isinya penuh harapan, visi tetap harus berdiri di atas pijakan yang realistis. Jangan sampai tujuan yang terlalu tinggi justru terasa mustahil dan mematahkan semangat.
Misalnya, jika Anda membangun aplikasi mindfulness, lebih masuk akal jika visi Anda adalah menjangkau pengguna yang ingin hidup lebih tenang, bukan berharap semua orang akan mengunduh aplikasi tersebut.
Mewakili tujuan utama organisasi
Visi tidak seharusnya terjebak pada target jangka pendek atau proyek spesifik.
Melainkan harus mencerminkan fokus utama organisasi, seperti menjadi aplikasi mindfulness paling dipercaya di Asia.
Selain itu, hindari mencantumkan hal-hal operasional seperti keberhasilan kampanye pemasaran atau peningkatan ROI. Sebab hal-hal operasional bukan bagian dari visi bisnis.
Baca juga: Definisi Brand Identity dan Manfaatnya bagi Bisnis, Apa Saja?
Cara Menyusun Vision Statement yang Kuat dan Relevan

Menulis vision statement tidak cukup hanya menuliskan ambisi seperti “menjadi yang terbaik”.
Anda perlu menggali lebih dalam mengenai apa sebenarnya tujuan jangka panjang dari bisnis Anda, dan mengapa hal tersebut penting, baik bagi dunia, pelanggan, maupun tim Anda sendiri.
Berikut langkah-langkah yang dapat membantu Anda menyusun vision statement yang kuat dan berdampak:
1. Mulai dari “Mengapa”
Sebelum menentukan ke mana bisnis akan pergi, pahami dulu mengapa bisnis itu ada.
Hal ini bukan soal produk atau segmen pasar, melainkan alasan mendasar yang memotivasi Anda.
Coba renungkan pertanyaan seperti:
- Masalah besar apa yang ingin saya bantu atasi?
- Apa yang membuat saya merasa bangga membayangkan masa depan bisnis ini?
- Jika bisnis ini berhasil sepenuhnya, dampak apa yang ingin saya lihat di masyarakat?
Langkah ini akan membantu Anda menemukan arah visi yang lebih otentik dan berakar pada tujuan yang bermakna.
2. Libatkan Orang-Orang yang Tepat
Vision statement yang baik seharusnya mencerminkan nilai bersama. Karena itu, proses penyusunannya idealnya dilakukan secara kolaboratif, bukan individu.
Libatkan orang-orang yang memahami arah dan karakter bisnis Anda, seperti:
- Rekan pendiri
- Tim manajemen inti
- Investor awal
- Pelanggan lama yang memahami nilai Anda
Anda bisa mengadakan sesi diskusi terbuka, menggunakan metode seperti vision board, mind mapping, atau diskusi reflektif.
Tujuannya bukan mencari kata-kata indah, tapi menyusun gambaran besar yang dipercaya bersama.
3. Kembangkan Cerita Sebelum Menyusun Kalimat
Jangan langsung terburu-buru menyusun satu kalimat vision statement.
Mulailah dengan menulis narasi bebas seperti bagaimana gambaran bisnis Anda 10 atau 20 tahun mendatang? Gunakan bahasa yang membangkitkan imajinasi dan emosi.
Misalnya, “Kami ingin hadir dalam setiap momen penting keluarga, membantu mereka merayakan dan bertumbuh.”
Setelah narasi terkumpul, cari benang merahnya. Identifikasi kata kunci dan frasa yang bisa dirangkai menjadi kalimat utama yang mewakili visi tersebut.
4. Saring dan Fokuskan Pesan
Dari narasi yang Anda miliki, lakukan proses penyederhanaan hingga menemukan satu pernyataan yang:
- Ringkas
- Mudah dipahami
- Menggugah secara emosional
- Mencerminkan arah dan dampak jangka panjang
Hindari kata-kata umum seperti “terdepan” atau “terpercaya” tanpa konteks yang jelas. Fokuskan pada dampak yang ingin Anda ciptakan, bukan hanya aktivitas teknisnya.
Contohnya, daripada “menjadi pemimpin di industri pengiriman modern”,
lebih kuat jika dinyatakan sebagai “menghubungkan bisnis dan pelanggan dengan layanan pengiriman yang cepat, sederhana, dan penuh empati.”
5. Uji ke Beberapa Audiens
Setelah Anda punya satu versi vision statement, mintalah masukan dari berbagai pihak misalnya tim internal, mitra, atau pelanggan.
Tanyakan:
- Apakah pernyataan ini mudah dipahami dalam sekali baca?
- Apakah mereka merasa terinspirasi?
- Apakah kalimat ini selaras dengan identitas brand?
Masukan ini bisa membantu Anda memperbaiki redaksi tanpa mengubah makna dasarnya.
6. Jadikan Bagian dari Identitas Bisnis
Vision statement tidak berhenti sebagai tulisan di atas kertas. Visi harus menjadi bagian dari budaya perusahaan dan panduan dalam pengambilan keputusan.
Pastikan pernyataan ini muncul secara konsisten, misalnya di:
- Situs web perusahaan
- Presentasi kepada calon investor
- Ruang kerja dan materi pelatihan tim
Dan yang paling penting, gunakan visi tersebut untuk menilai strategi jangka panjang. Tanyakan pada diri sendiri, apakah langkah ini membawa kita lebih dekat pada visi yang sudah ditetapkan?
Baca juga: Cara Menciptakan Pengalaman Pelanggan yang Baik di Restoran
Contoh Vision Statement dari Perusahaan Global dan Nasional
Ingin tahu seperti apa vision statement yang efektif dan menginspirasi? Berikut beberapa contoh nyata dari perusahaan besar dalam maupun luar negeri yang bisa menjadi referensi:
- Google
“To provide access to the world’s information in one click.”
Singkat dan lugas. Visi ini langsung menunjukkan nilai inti Google sebagai mesin pencari global dan pusat akses informasi. - Samsung
“Shape the future with innovation and intelligence.”
Visi yang ambisius, mencerminkan skala global dan fokus perusahaan pada teknologi masa depan—mulai dari perangkat pintar hingga jaringan 5G. - Walgreens
“To be the leading partner in reimagining local healthcare and wellbeing for all.”
Pernyataan ini memperlihatkan fokus Walgreens pada pendekatan yang personal dan lokal, serta komitmennya untuk berinovasi di bidang layanan kesehatan. - IKEA
“To create better everyday life for the many people.”
Tanpa menyebut produk atau layanan secara eksplisit, IKEA menekankan dampak yang ingin mereka berikan yaitu meningkatkan kualitas hidup sehari-hari banyak orang. Visi ini juga menunjukkan bahwa mereka berpikir secara luas dan berorientasi pada manfaat sosial. - Telkom Indonesia
“Menjadi perusahaan telekomunikasi digital pilihan utama untuk mengakselerasi pembangunan masyarakat digital Indonesia.”
Visi ini memperlihatkan komitmen Telkom untuk tidak hanya menyediakan layanan telekomunikasi, tetapi juga berperan aktif dalam transformasi digital nasional. - Pertamina
“Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia yang peduli lingkungan.”
Singkat, namun mencerminkan ambisi besar Pertamina untuk bersaing secara global dan tetap mengedepankan aspek keberlanjutan. - Bank Mandiri
“Menjadi mitra finansial pilihan utama Anda.”
Visi ini terdengar sederhana, tetapi sangat relevan dengan peran bank dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang fokus pada hubungan jangka panjang dengan nasabah menjadi pesan utama. - Gojek
“Mendorong kemajuan dengan teknologi.”
Mewakili semangat inovasi dan inklusivitas, visi ini mencerminkan bagaimana Gojek ingin menciptakan dampak positif lewat pemanfaatan teknologi, terutama dalam konteks ekonomi digital di Indonesia.
Baca juga: Branding Adalah: Manfaat, Contoh, Jenis, Elemen, dan Strateginya
Kesimpulan
Vision statement merupakan pondasi arah, cerminan ambisi jangka panjang, dan sumber inspirasi yang menyatukan seluruh elemen perusahaan.
Ketika dirumuskan dengan tepat, jelas, dan relevan, visi dapat menjadi panduan dalam menghadapi dinamika bisnis dan perubahan pasar.
Lebih dari itu, visi yang baik mampu memperjelas prioritas, menyaring peluang, serta menyelaraskan strategi dari level pimpinan hingga pelaksana harian.
Dalam jangka panjang, perusahaan dengan visi yang tajam cenderung lebih fokus, adaptif, dan siap tumbuh secara berkelanjutan.
Namun, mewujudkan visi tidak cukup hanya dengan niat dan strategi. Anda juga memerlukan sistem yang mendukung proses bisnis berjalan lebih efisien dan terukur.
Di sinilah Kledo hadir membantu. Sebagai software akuntansi gratis berbasis cloud, Kledo dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan strategis melalui fitur-fitur seperti laporan keuangan otomatis, manajemen anggaran, dan pelacakan arus kas real time.
Semua dirancang agar Anda bisa fokus pada pengembangan bisnis, sehingga Anda tidak hanya sibuk mengurus pembukuan manual.
Tertarik mecoba? Anda dapat menggunakan Kledo gratis 14 hari bahkan selamanya melalui tautan ini.
- Vision Statement: Contoh dan Cara Menyusunnya untuk Bisnis - 5 Agustus 2025
- Rekap Webinar: Dari Ide ke Produk – Merintis Startup dari Nol Sampai Go Digital - 4 Agustus 2025
- Yield Management: Konsep, Strategi, dan Penerapannya - 31 Juli 2025