7 Ide Konsep Restoran dan Tips Memilihnya

konsep restoran banner

Konsep restoran adalah salah satu hal pertama yang harus Anda pertimbangkan sebelum memulai bisnis restoran. Sebab, konsep yang kuat akan mampu menarik pengunjung, menciptakan suasana yang unik, serta menyampaikan identitas atau tema yang diusung.

Semua konsep restoran memiliki pasarnya tersendiri, baik itu restoran tradisional yang menawarkan makanan sehari-hari atau restoran mewah yang menyajikan kuliner istimewa.

Memahami konsep restoran yang tepat untuk bisnis Anda akan menjadi kunci dalam menciptakan kesuksesan di industri kuliner yang kompetitif.

Karena itu, pada artikel ini, kami akan membahas 7 ide konsep restoran lengkap dengan kelebihan, kekurangan, contoh, serta tips memilihnya.

Apa itu Konsep Restoran?

Konsep restoran adalah pondasi dari identitas, desain, menu, dan budaya dari suatu restoran yang juga menentukan sebagian besar pengalaman pelanggan. Konsep mencakup berbagai elemen yang menentukan keunikan suatu restoran dan menjadi pembeda dari restoran lain di industri yang sama.

Memiliki konsep restoran yang terencana dapat membantu menarik segmen target audiens tertentu dan menciptakan pengalaman bersantap yang berkesan. Beberapa komponen umum dari konsep restoran meliputi:

  • Menu: Jenis menu yang restoran tawarkan harus sesuai dengan konsepnya. Misalnya, restoran konsep fine-dining bisa membuat buku menu yang sederhana dan menggunakan deskripsi terkait asal bahan baku dan rasa makanan.
  • Suasana: Desain interior, dekorasi, pencahayaan, dan musik dari restoran harus sesuai konsep. Misalnya, restoran berkonsep makanan sehat akan cocok dengan dekorasi yang modern, bersih, dan sederhana.
  • Target audiens: Konsep seringkali dibuat untuk menyasar target demografi spesifik seperti keluarga, pasangan, atau foodies.
  • Lokasi: Pemilihan lokasi dari suatu restoran bisa mempengaruhi suasana makan, misalnya restoran seafood dengan pemandangan pantai atau restoran tradisional di pinggir sawah.
  • Merek dan Pemasaran: Sebaiknya, Anda menyelaraskan konsep dengan nama, branding, logo, dan strategi pemasaran restoran.

Baca Juga: Izin Usaha Restoran: Syarat dan Cara Mendapatkannya

kledo pos 3

7 Ide Konsep Restoran yang Bisa Anda Coba

Setiap konsep restoran, mulai dari yang tradisional hingga yang nyentrik memiliki pasarnya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa contoh ide konsep restoran yang bisa menjadi inspirasi Anda:

1. Restoran Tradisional

Seperti namanya, restoran tradisional menyajikan makanan khas dari daerah tertentu di Indonesia, seperti masakan Jawa, Bali, Padang, dan lain-lain.

Kelebihan:

  • Bisa menjadi daya tarik wisatawan mancanegara yang ingin merasakan kuliner asli daerah.
  • Pangsa pasar yang besar, termasuk warga lokal.

Kekurangan:

  • Menyesuaikan rasa asli dari masakan daerah dengan lidah pelanggan yang berbeda-beda adalah hal yang sulit.
  • Banyak menu yang memerlukan bahan baku spesifik. Hal ini bisa menjadi kendala apabila restoran berdiri di daerah luar asal makanan.

Contoh restoran:

Contoh restoran tradisional yang sukses menyajikan konsep ini adalah Warung Kopi Klotok di Yogyakarta. Restoran ini menyajikan makanan dan minuman tradisional seperti sayur lodeh, pindang goreng, dan teh tubruk gula batu.

Restoran ramai dikunjungi oleh warga lokal dan wisatawan dari luar Jogja yang ingin menjajal makanan tradisional sambil menikmati suasana pedesaan yang asri. Warung Kopi Klotok juga memberikan vibes ‘masakan kampung’ atau ‘masakan nenek’ yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk kota.

Baca juga: 7 Tantangan Manajemen Restoran dan Strategi Mengelolanya

2. Restoran Cepat Saji

konsep restoran 1

Restoran cepat saji atau quick service menyiapkan makanan yang diproduksi secara massal dan biasanya memiliki model waralaba. Tempat makan seperti ini biasanya memiliki menu yang terbatas dan jumlah pelayan yang lebih sedikit dari restoran full-service.

Kelebihan:

  • Menu yang terbatas membuat biaya bahan makanan menjadi lebih murah.
  • Jumlah pegawai yang sedikit artinya restoran tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk tenaga kerja.
  • Memiliki basis pelanggan yang luas.
  • Karena penyajian menu makanannya mengikuti panduan yang sudah terstandarisasi, maka kualitas makanan cenderung akan konsisten.

Kekurangan:

  • Karena kebanyakan restoran cepat saji berbentuk waralaba, Anda hanya punya kontrol terbatas terhadap restoran.
  • Biaya membuka restoran waralaba lebih tinggi daripada membuka restoran sendiri.

Contoh Restoran:

Restoran cepat saji cukup menjamur di Indonesia, apalagi di kota-kota besar yang penduduknya menginginkan makanan enak tanpa perlu menunggu lama. Contoh restoran cepat saji adalah KFC, A&W, Olive Chicken, Rocket Chicken, dan lain-lain.

Baca Juga: 10 Kesalahan Mengelola Usaha Restoran yang Harus Anda Hindari

3. Ghost Restaurant

Walau namanya ghost restaurant, tetapi restoran ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan hantu. Penyebutan ghost restaurat, ghost kitchen, atau cloud kitchen ini karena restoran tidak menyediakan tempat untuk makan langsung.

Jadi, restoran ini sebenarnya hanya berupa dapur. Pemasaran menunya mengandalkan internet dan media sosial, sementara pembeli dapat mengambil makanannya melalui jasa ojek online seperti Grab dan GoJek.

Kelebihan:

  • Biaya operasional yang murah karena tidak memerlukan ruang makan, dekorasi, dan pekerja untuk melayani pelanggan.
  • Biaya sewa lebih murah karena restoran tidak perlu berada di lokasi strategis.
  • Pemasaran dengan metode digital dapat menjangkau target audiens yang luas.
  • Bisa menyediakan menu yang fleksibel, tergantung tren makanan terbaru dan permintaan pasar.

Kekurangan:

  • Kurangnya brand awareness dan loyalitas pelanggan karena tidak berinteraksi langsung dengan pelanggan.
  • Sangat bergantung pada infrastruktur teknologi di daerah tersebut. Misalnya, ketersediaan ojek online, stabilitas internet, dan lain-lain.
  • Perubahan pada algoritma platform akan sangat berdampak pada visibilitas dan penjualan restoran.

Contoh restoran:

Hangry adalah salah satu restoran yang mengusung ide ghost kitchen sebagai respon terhadap pandemi Covid-19 pada tahun 2019 silam. Kini, mereka memiliki lebih dari 30 outlet yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Ada 5 brand yang dikembangkan oleh Hangry, yaitu San Gyu (masakan Jepang), Moon Chicken (ayam goreng ala Korea), Dari Pada (minuman kopi dan susu), Nasi Ayam Bude Sari (ayam dengan bumbu nusantara), serta Ayam Koplo (ayam goreng ala Amerika dengan sambal khas Indonesia).

Baca juga: 10 Kesalahan Mengelola Usaha Restoran yang Harus Anda Hindari

4. Food Trucks

konsep restoran 3

Restoran model food trucks beroperasi menggunakan mobil atau kendaraan yang telah diubah menjadi dapur kecil. Konsep ini menjadi semakin populer dalam dekade terakhir ini karena fleksibilitasnya yang tinggi.

Kelebihan:

  • Mobilitas yang tinggi membuat food truck bisa menjangkau lokasi yang ramai.
  • Memerlukan lebih sedikit karyawan daripada restoran konvensional.
  • Konsep yang menarik bisa menarik perhatian banyak orang.

Kekurangan:

  • Ruang gerak yang terbatas menyebabkan food truck tidak bisa menyajikan menu yang rumit.
  • Hanya bisa menyimpan bahan baku dalam jumlah terbatas.
  • Regulasi food truck dapat bervariasi di setiap kota.
  • Cuaca ekstrem seperti hujan akan sangat mempengaruhi bisnis food truck.

Contoh restoran:

Salah satu restoran yang mengusung konsep ini adalah Food Truck Barsa City di Yogyakarta. Sebenarnya, Food Truck Barsa City merupakan sebuah acara yang diikuti oleh stan-stan food truck di daerah sekitar.

Dengan menawarkan menu-menu yang ramah di kantong dan live music, Food Truck Barsa City memberikan pengalaman makan outdoor yang menyenangkan dan syahdu.

Baca Juga: 14 Tips Efektif Untuk Meningkatkan Keuntungan Restoran

5. Restoran Makanan Sehat

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, banyak restoran yang mulai memberikan opsi makanan sehat di menu mereka. Peluang ini juga dilihat oleh para pebisnis FnB dengan mendirikan restoran yang khusus menyajikan makanan sehat.

Kelebihan:

  • Memiliki segmen pasar yang spesifik, yaitu orang-orang yang sadar akan gaya hidup sehat.
  • Memiliki pelanggan yang cenderung loyal.
  • Bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi jika membranding diri sebagai produk yang berkualitas.

Kekurangan:

  • Bahan makanan organik yang berkualitas memiliki harga yang lebih tinggi, sehingga harga makanan juga cenderung mahal.
  • Bahan makanan lebih cepat busuk daripada makanan kaleng atau frozen food, sehingga memerlukan pengelolaan yang baik.

Contoh restoran:

Salah satu restoran yang mengusung konsep makanan sehat adalah Mixgreens, restoran di Solo yang menyajikan berbagai macam salad dan jus. Dengan slogan ‘eat more greens, live better’, Mixgreens menawarkan makanan lengkap dengan informasi jumlah kalori dan bahan bakunya.

Restoran ini juga terus berinovasi dengan menyajikan salad model hampers dan model bisnis katering. Dengan begitu, restoran ini bisa menjadi opsi pertama bagi masyarakat sekitar yang sadar akan gaya hidup sehat.

Baca juga: 10 Aplikasi Kasir Restoran: dari Gratis hingga Berbayar

6. All-You-Can-Eat

Restoran tipe ini menyediakan konsep makan sepuasnya selama rentang waktu tertentu dengan harga tetap. Menu makanan yang tersedia biasanya seperti shabu-shabu dan barbeque, tetapi seiring waktu, banyak juga restoran yang menambahkan dessert atau side dishes lain untuk variasi.

Kelebihan:

  • Konsep ‘makan sepuasnya’ memiliki daya tarik konsumen yang kuat, apalagi biasanya, pengunjung akan datang berkelompok. Karena itu, volume pelanggan pun akan tinggi.
  • Dengan sistem harga yang tetap, restoran AYCE bisa lebih mudah memprediksi pendapatan per pelanggan.

Kekurangan:

  • Dalam restoran model AYCE, banyak pelanggan cenderung mengambil lebih banyak makanan daripada yang bisa mereka habiskan. Karena itu, rentan terjadi pemborosan makanan dan meningkatkan limbah sisa.
  • Sulit mengontrol porsi makanan yang pelanggan ambil, sehingga mungkin bisa menurunkan margin keuntungan.
  • Pengeluaran bahan baku yang besar.

Contoh restoran:

Restoran berkonsep AYCE sudah lumayan menjamur di Indonesia. Beberapa contoh restoran yang menerapkan konsep ini adalah Kakkoii, restoran All You Can Eat yang tersedia di beberapa daerah di Indonesia seperti, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

Kakkoii menyajikan menu utama berupa BBQ dan shabu-shabu khas Jepang, tetapi mereka juga menyediakan aneka jajanan pasar, sayuran, dan side dish lainnya yang dapat berubah secara berkala.

Restoran AYCE lain di Indonesia adalah Hana Masa, Gyu Kaku, Kintan Buffet, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 9 Strategi Pricing Bisnis Restoran untuk Meningkatkan Penjualan

7. Fine Dining

konsep restoran 2

Restoran fine dining merupakan jenis restoran yang menawarkan pengalaman makan yang mewah dengan layanan, atmosfer, dan kualitas makanan yang tinggi.

Kelebihan:

  • Harga menu yang tinggi berarti margin keuntungan yang tinggi juga.
  • Memiliki target pasar yang spesifik, yaitu konsumen berpenghasilan tinggi.
  • Biasanya menjadi pilihan utama untuk acara-acara besar seperti pertemuan bisnis eksklusif.

Kekurangan:

  • Menghabiskan biaya pembangunan yang tinggi untuk desain interior dan dekorasi.
  • Restoran model ini biasanya tidak bisa menyediakan sistem takeout dan delivery karena menjual pengalaman bersantap yang mewah.
  • Karena konsep fine dining identik dengan kemewahan, bisnis mungkin akan terganggu ketika ekonomi sedang melemah.

Contoh restoran:

Namaaz Dining adalah salah satu restoran fine dining di Indonesia, dan satu-satunya yang mengusung tema molecular gastronomy, atau metode penggunaan campuran bahan kimia untuk mengubah bentuk dari makanan.

Restoran ini menyajikan makanan Indonesia seperti nasi liwet, gudeg, martabak, dan banyak menu lainnya. Untuk menjajal makanan di Namaaz Dining, pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dahulu.

Baca Juga: Cara Reservasi Online Tempat Makan yang Mudah dan Cepat

Tips Memilih Konsep Restoran yang Tepat

Ada banyak konsep restoran yang bisa Anda pilih, dan mungkin Anda bingung memilih mana yang paling sesuai untuk Anda. Karena itu, coba pertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1. Kenali target pasar

Identifikasi siapa calon pelanggan Anda berdasarkan usia, pendapatan, gaya hidup, dan preferensi makan. Misalnya, apakah Anda ingin menargetkan kalangan keluarga, mahasiswa, atau pecinta makanan sehat?

Setelah itu, amati tren makanan di area tempat Anda membuka restoran. Misalnya, jika restoran Anda nantinya berada di daerah pedesaan, konsep restoran tradisional tentunya akan lebih tepat daripada fine dining.

2. Pilih berdasarkan keahlian dan minat

Jika Anda berpengalaman menyajikan makanan tertentu seperti masakan Jepang, Italia, atau makanan sehat, sebaiknya fokus pada konsep yang bisa memaksimalkan keahlian Anda itu.

Selain itu, memilih konsep yang sesuai dengan minat juga akan membuat Anda lebih bersemangat dalam menjalankan bisnis.

3. Pertimbangkan anggaran

Setiap konsep akan memerlukan anggaran yang berbeda-beda. Restoran cepat saji dalam bentuk waralaba akan membutuhkan anggaran awal yang besar untuk mendapatkan lisensinya. Sementara itu, konsep seperti food truck atau cafe kecil mungkin membutuhkan modal awal yang lebih terjangkau.

Pastikan juga untuk mempertimbangkan biaya operasional sesuai dengan konsep yang Anda pilih, seperti bahan baku, peralatan, dan biaya staf. Restoran all-you-can-eat, misalnya, memerlukan manajemen stok yang ketat untuk menjaga biaya makanan tetap terkendali.

Baca juga: Pajak Restoran: Aturan, Nilai, dan Cara Lapornya

4. Perhatikan nilai unik (unique selling point)

Biasanya, semakin unik restoran Anda, maka akan semakin sulit Anda untuk tergantikan oleh pesaing. Misalnya, Anda bisa mengusung konsep restoran sehat yang menyajikan menu berbahan dasar jamur.

Di restoran ini, Anda tidak menggunakan daging sama sekali, hanya berbagai jenis jamur yang Anda olah menjadi berbagai macam menu seperti sate, nasi goreng, steak, dan lainnya. Anda juga bisa menekankan manfaat kesehatan dari jamur dan keunggulannya daripada protein hewani.

Dengan begitu, masyarakat yang mencari opsi makanan sehat vegetarian akan langsung teringat dengan Anda. Anda pun akan memiliki keunikan dalam pasar dan pesaing akan kesulitan untuk meniru atau menggantikan Anda.

Baca Juga: Contoh Perencanaan Bisnis Restoran dan Templatenya

Kesimpulan

Masing-masing konsep restoran memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Jadi sebaiknya, Anda menyesuaikan pemilihan konsep sebaiknya dengan lokasi, target pasar, dan keunikan yang ingin Anda tawarkan pada pelanggan.

Meskipun konsepnya berbeda-beda, tetapi semua restoran sama-sama memerlukan sistem pencatatan transaksi yang efektif. Untuk itu, Anda bisa menggunakan aplikasi kasir seperti Kledo POS.

Dengan Kledo POS, Anda bisa mencatat seluruh penjualan dan pengeluaran, termasuk pengeluaran untuk bahan baku dan pemantauan stok makanan. Kledo POS juga bisa Anda gunakan baik secara offline maupun online, sehingga bagaimanapun model restoran Anda, Anda akan tetap bisa menggunakannya dengan aman.

Tertarik mencoba Kledo POS? Yuk, gunakan tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 2 =