Rasio Kecukupan Arus Kas menentukan apakah arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan cukup untuk membayar pengeluaran rutinnya.
Rasio ini mengukur apakah arus kas operasi perusahaan cukup untuk “menutupi” pengeluaran yang sedang berlangsung, yang mengacu pada pembayaran wajib atas utang, belanja modal (Capex), dan penerbitan dividen kepada pemegang saham.
Rasio ini juga berfungsi sebagai indikator likuiditas yang komprehensif-kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka pendek-dan solvabilitas, yang mencerminkan kapasitas bisnis Anda untuk menangani kewajiban keuangan jangka panjang.
Bank dan lembaga pemberi pinjaman lainnya sering kali melihat perusahaan dengan arus kas operasi yang kuat sebagai perusahaan yang tidak terlalu berisiko, sehingga membuat mereka menjadi kandidat yang lebih menarik untuk mendapatkan pinjaman.
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan rasio kecukupan arus kas beserta rumus, kalkulator gratis, dan contoh kasus yang bisa Anda pelajari.
Langkah Menghitung Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio kecukupan arus kas atau cash flow adequacy ratio membandingkan arus kas operasional suatu perusahaan dengan arus kas keluar yang berulang dari aktivitas investasi dan pembiayaan.
Bagian pertama dari rasio ini adalah arus kas operasional (OCF) perusahaan – yaitu bagian arus kas dari aktivitas operasional pada laporan arus kas (CFS) – yang mewakili arus kas yang tersisa setelah penyesuaian untuk hal-hal berikut:
- Penambahan Non-Kas → misalnya Depresiasi, Amortisasi, Kompensasi Berbasis Saham
- Perubahan Modal Kerja Bersih (NWC) → misalnya Piutang Usaha (A/R), Persediaan, Biaya Dibayar Di Muka, Pendapatan Ditunda, Hutang Usaha (A/P)
Arus Kas Operasional (OCF) = Laba Bersih + Depresiasi & Amortisasi – Peningkatan NWC
Bagian berikutnya dari rasio ini membandingkan 1) arus kas operasional (OCF) dengan 2) arus kas keluar yang berulang dan berkelanjutan.
Lebih spesifik, pengeluaran tersebut terdiri dari tiga item berikut:
- Pengeluaran Modal (Capex) → Pembelian aset tetap, yaitu properti, pabrik, dan peralatan (PP&E)
- Pembayaran Utang Wajib → Amortisasi utang pokok yang dijadwalkan secara wajib
- Dividen Pemegang Saham → Pembagian tunai langsung kepada pemegang saham ekuitas
Secara teknis, pengeluaran modal dapat dibagi menjadi pemeliharaan vs. pertumbuhan Capex – namun, jumlah totalnya harus dipertimbangkan.
- Capex Pemeliharaan → Pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan saat ini dan kelangsungan operasi
- Capex Pertumbuhan → Pengeluaran diskresioner untuk mendorong pertumbuhan melebihi periode historis.
Namun, dalam hal utang, disarankan untuk hanya memasukkan amortisasi wajib pokok utang, bukan pembayaran utang secara dini (opsional).
Mengapa? Sebagian besar pemberi pinjaman tidak mengharapkan peminjam untuk melunasi pokok utang sebelum jatuh tempo.
Faktanya, jika peminjam berkinerja buruk, sebagian besar pemberi pinjaman sebenarnya lebih memilih agar arus kas perusahaan dialokasikan untuk mempertahankan operasional perusahaan.
Dinamika ini sangat kontras dengan pembagian dividen kepada pemegang saham, yang jarang dikurangi setelah diumumkan.
Jika perusahaan memutuskan untuk memotong pembayaran dividen (atau menghentikan program tersebut sepenuhnya), pasar biasanya mengasumsikan hal terburuk dan menimbulkan keraguan terhadap profitabilitas jangka panjang perusahaan, yang seringkali mengakibatkan penurunan harga saham.
Baca juga: Rasio Cakupan Kas (Cash Coverage): Rumus dan Kalkulatornya
Rumus Rasio Kecukupan Arus Kas
Rumus untuk menghitung cash flow adequacy ratio membagi arus kas dari operasi (CFO) dengan jumlah pengeluaran modal rutin, pembayaran utang wajib, dan pembagian dividen kepada pemegang saham.
Rasio Kecukupan Arus Kas = Arus Kas dari Operasi (CFO) ÷ (Pengeluaran Modal + Pembayaran Utang Wajib + Dividen)
Berapa Rasio Kecukupan Arus Kas yang Baik?
Cash flow adequacy ratio dapat dikategorikan sebagai rasio likuiditas, yaitu metrik yang digunakan untuk menilai apakah arus kas (atau aset) perusahaan cukup untuk “menutupi” kebutuhan pengeluarannya.
Sebagai pedoman umum, rasio kecukupan arus kas yang lebih tinggi lebih disukai karena menunjukkan bahwa arus kas operasional perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran terkait capex, pembayaran utang, dan dividen.
- Rasio CFA = 1,0x → Cukup tetapi Ruang untuk Kesalahan Terbatas
- Rasio CFA > 1,0x → Risiko Likuiditas Rendah
- Rasio CFA < 1,0x → Risiko Likuiditas Tinggi
Dari sudut pandang likuiditas, semakin tinggi rasio, semakin baik kondisi perusahaan untuk keberlanjutan jangka panjang.
Di sisi lain, rasio di bawah 1.0x menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya segera mencari pendanaan eksternal (misalnya penerbitan ekuitas atau utang baru), menjual aset non-inti (misalnya divestasi), dan/atau mengurangi pengeluaran jangka pendek secara keseluruhan, dll.
Seperti banyak rasio yang digunakan dalam analisis keuangan, rasio kecukupan arus kas perusahaan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu guna menganalisis tren yang sedang berlangsung.
Selain itu, rasio ini merupakan metrik standar, sehingga perbandingan dengan pesaing industri (yaitu pesaing langsung) menjadi mungkin.
Baca juga: Rasio Perputaran Kas: Rumus, Kalkulator, dan Contohnya
Kalkulator Rasio Kecukupan Arus Kas Gratis

Kalkulator Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio Kecukupan Arus Kas: 0
Baca juga: Rasio Solvabilitas: Rumus dan Kalkulator Rasio Solvabilitas Gratis
Contoh Kasus Perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas
Misalkan pada tahun 2021, sebuah perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar 40 milyar dengan 5 milyar depresiasi dan perubahan NWC sebesar 5 milyar.
Jika kita menambahkan D&A (depresiasi dan amortisasi) dan mengurangkan peningkatan NWC dari laba bersih, kita menghitung arus kas operasional (OCF) sebesar 40 milyar.
- Laba Bersih = 40 milyar
- Ditambah: Depresiasi dan Amortisasi (D&A) = 5 milyar
- Dikurangi: Kenaikan NWC = –5 milyar
- Arus Kas Operasional (OCF) = 40 milyar
Pada bagian selanjutnya dari latihan ini, kita akan mengasumsikan nilai-nilai berikut untuk arus kas keluar berulang:
- Pengeluaran Modal (Capex) = 6 milyar
- Ditambah: Pembayaran Utang Wajib = 10 milyar
- Dikurangi: Pembagian Dividen = 4 milyar
- Total Arus Kas Keluar = 20 milyar
Dengan perhitungan dua masukan kami selesai, kami dapat membagi arus kas operasional perusahaan hipotetis kami dengan arus kas keluar yang disebutkan di atas untuk mendapatkan cash flow adequacy ratio sebesar 2,0x.
Rasio Kecukupan Arus Kas = 40 milyar ÷ 20 milyar = 2,0x
Baca juga: Rasio Utang: Pengertian, Jenis, Rumus dan Kalkulatornya
Pentingnya Rasio Kecukupan Arus Kas

Cash flow adequacy ratio menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen keuangan, menunjukkan likuiditas dan solvabilitas.
Rasio ini mencerminkan kesehatan dan prospek masa depan perusahaan dengan mengukur kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Cash flow adequacy ratio memberikan penilaian yang lebih akurat tentang kondisi keuangan perusahaan dibandingkan rasio likuiditas lain seperti rasio lancar atau rasio cepat.
Rasio ini mempertimbangkan arus kas saat ini dan masa depan, memberikan evaluasi yang lebih komprehensif tentang kesehatan keuangan perusahaan.
Metrik ini penting bagi investor dan pemberi pinjaman untuk menentukan apakah suatu perusahaan merupakan investasi atau peluang pinjaman yang baik.
Menganalisis rasio ini membantu menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka panjang dan profitabilitasnya, serta mengarahkan keputusan alokasi sumber daya untuk hasil yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.
Penting untuk diingat bahwa ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan selain cash flow adequacy ratio. Tren pasar, persaingan, dan kualitas manajemen juga penting bagi investor dan pemberi pinjaman.
Namun, memahami rasio kecukupan arus kas perusahaan dapat memberikan wawasan berharga tentang kesehatan keuangan dan potensi pertumbuhan Anda.
Memahami cash flow adequacy ratio penting bagi bisnis Anda dalam berbagai cara, termasuk:
Analisis yang lebih mendalam tentang kesehatan keuangan Anda
Bersama dengan rasio likuiditas dan solvabilitas lainnya, kecukupan arus kas dapat memberikan gambaran komprehensif tentang posisi keuangan bisnis Anda.
Hal ini akan menunjukkan kemampuan Anda untuk mempertahankan operasi selama resesi ekonomi atau tantangan arus kas lainnya kepada investor.
Rasio ini juga menyoroti arus kas masuk dan keluar, artinya Anda dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan proaktif untuk mengatasinya sebelum menjadi kritis.
Baca juga: Mengapa Harus Membuat Proyeksi Arus Kas Mingguan?
Alat utama untuk penilaian risiko
Bagi investor dalam bisnis Anda, cash flow adequacy ratio merupakan alat penilaian risiko yang penting.
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan risiko keuangan yang lebih rendah, karena bisnis Anda dapat memenuhi kewajiban tersebut dari arus kas operasional (OCF).
Perencanaan keuangan jangka panjang yang lebih baik
Jika bisnis Anda secara aktif memantau rasio kecukupan arus kas, hal ini berarti Anda berada dalam posisi yang baik untuk mengambil keputusan yang terinformasi tentang alokasi sumber daya dan pengelolaan arus kas.
Misalnya, jika Anda memiliki cash flow adequacy ratio yang baik, Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk memperluas operasi bisnis, melunasi utang, atau berinvestasi dalam peluang baru tanpa mengorbankan stabilitas keuangan Anda.
Di sisi lain, jika Anda memiliki cash flow adequacy ratio yang rendah, bisnis Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan arus kas, seperti meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.
Kepercayaan yang lebih besar dari investor
Rasio kecukupan arus kas Anda dapat berperan dalam keputusan investasi. Investor sering melakukan penilaian likuiditas untuk menentukan kesehatan keuangan bisnis.
Jika bisnis Anda dapat menunjukkan arus kas yang cukup melalui rasio kecukupan arus kas dan rasio keuangan kunci lainnya, bisnis Anda akan dianggap sebagai investasi yang baik.
Sebaliknya, jika Anda memiliki cash flow adequacy ratio yang rendah, bisnis Anda mungkin dianggap sebagai investasi berisiko oleh investor dan kreditor.
Bagaimana Cara Meningkatkan Rasio Kecukupan Arus Kas Anda?

Ada beberapa cara berbeda yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan cash flow adequacy ratio bisnis Anda, antara lain:
- Meningkatkan arus kas operasional: Bahkan bisnis yang sedang berkembang dan menguntungkan pun dapat menghadapi masalah arus kas. Untuk mendapatkan kendali yang cukup atas arus kas Anda, ada beberapa strategi yang dapat Anda terapkan, termasuk mengoptimalkan penetapan harga, meningkatkan efisiensi penjualan, dan memangkas biaya bisnis yang tidak perlu.
- Optimalkan pengeluaran modal: Prioritaskan proyek modal yang esensial (baik itu properti, teknologi, atau peralatan) dan tunda atau hilangkan pengeluaran yang tidak kritis. Menerapkan praktik manajemen aset yang efisien juga dapat mengurangi pengeluaran modal (CapEx).
- Kelola utang secara strategis: Restrukturisasi utang berbunga tinggi yang Anda miliki, negosiasikan syarat yang lebih baik, dan prioritaskan pembayaran utang dapat meningkatkan rasio Anda. Sebisa mungkin, hindari mengambil utang baru yang berlebihan.
Baca juga: Cara Melakukan Optimasi Arus Kas Bagi Para Pemilik Bisnis
Kesimpulan
Rasio kecukupan arus kas atau cash flow adequacy ratio adalah ukuran kritis stabilitas keuangan dan efisiensi operasional bisnis Anda.
Dengan memantau secara rutin dan berusaha meningkatkan rasio ini, bisnis Anda dapat memastikan memiliki arus kas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan, memenuhi kewajiban keuangan, dan mempertahankan kepercayaan pemangku kepentingan.
Memahami dan mengelola kecukupan arus kas bukan hanya praktik yang baik tetapi juga esensial untuk kesuksesan jangka panjang bisnis Anda.
Untuk memudahkan Anda dalam menganalisis kesehatan keuangan dan mengelola arus kas bisnis lebih mudah, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi moden seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online yang sudah digunakan oleh lebih dari 70 ribu pengguna yang memiliki fitur akuntansi terintegrasi dengan manajemen persediaan, POS, manajemen multi gudang, dan pembuatan laporan keuangan instan.
Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Rasio Kecukupan Arus Kas: Rumus, Kalkulator, dan Contoh Kasus - 18 Juni 2025
- 6 Metode Pengadaan dan Tips Memilih Suplier yang Benar - 12 Juni 2025
- PSAK 55 Tentang Pengakuan dan Pengukuran Aset Libilitas - 9 Juni 2025