Dalam bisnis retail, manajemen supply chain meliputi pengawasan terhadap berbagai aktivitas yang sangat kompleks.
Sekilas, inti dari proses ini adalah memesan inventaris dari supplier, menyimpan, mengirimnya ke pelanggan, lalu memesan lagi saat stok hampir habis.
Mungkin terdengar mudah, tapi sebenarnya ada banyak sekali proses berpikir dan tahapan yang harus dilalui untuk menjalankan semua secara lancar.
Pada artikel ini, kami akan membagikan 7 strategi meningkatkan manajemen supply chain dalam bisnis retail Anda.
Apa itu Manajemen Supply Chain dalam Bisnis Retail?
Manajemen supply chain mengawasi seluruh proses pengadaan dan distribusi produk dalam bisnis retail.
Proses ini mencakup banyak tugas, termasuk penyimpanan produk, pengelolaan stok, membeli barang, menangani pesanan, serta bekerja sama dengan jasa pengiriman. Selain itu, ada pula berbagai aktivitas lainnya.
Hal yang membedakan supply chain dalam bisnis retail dengan proses supply chain lainnya adalah volume produk yang tinggi dan perputaran barang yang cepat.
Sebagai contoh, sebuah toko ingin menjual sepatu. Toko tersebut meminta pemasok untuk mengirimkan stok. Setelah sepatu tiba, toko menempatkannya di rak display.
Ketika ada pelanggan yang ingin membeli sepatu, mereka datang ke toko dan melakukan pembelian. Semua proses ini merupakan bagian dari retail supply chain.
Baca Juga: Supply Chain Management: Pengertian & Metriks Pengukurannya
Pentingnya Manajemen Supply Chain dalam Bisnis Retail
Manajemen supply chain yang efektif sangat penting bagi bisnis retail yang ingin meningkatkan output dan pendapatan sekaligus menekan biaya operasional seminimal mungkin.
Berikut ini adalah X alasan mengapa manajemen supply chain di bisnis ini sangat penting:
1. Mengelola biaya persediaan
Biaya persediaan mencakup seluruh pengeluaran yang terkait dengan pemesanan dan penyimpanan stok.
Manajemen supply chain yang tepat membantu mengurangi biaya persediaan dengan cara:
- Meningkatkan ketepatan demand forecasting
- Menemukan keseimbangan ideal antara pembelian, pemesanan, dan penyimpanan.
- Mengoptimalkan biaya gudang.
- Menghindari kehabisan stok (stock out) dan biaya penyimpanan yang tinggi.
- Mengurangi dead stock.
- Menyederhanakan manajemen pesanan.
Toko retail mengandalkan persediaan sebagai penyangga terhadap fluktuasi permintaan dan pasokan.
Dengan strategi manajemen supply chain yang efektif, bisnis retail bisa memastikan stok selalu berada dalam jumlah, lokasi, dan waktu yang tepat di seluruh jaringan distribusinya.
2. Menghindari stock out
“Stock out” terjadi ketika persediaan suatu produk habis. Kejadian ini bisa muncul di berbagai titik supply chain, tetapi dampak terbesar dirasakan oleh retailer karena pelanggan tidak bisa membeli produk yang mereka inginkan.
Survei menunjukkan bahwa 30% konsumen merasa stock out merusak pengalaman belanja mereka.
Stockout dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah 4 faktor ini:
- Kesalahan pencatatan stok
- Lonjakan permintaan mendadak
- Keterlambatan pemasok
- Keterbatasan kas
Apapun penyebabnya, bagi pelanggan, stock out sangat mengecewakan.
Supply chain management membantu retailer mengatasi tantangan logistik dan membuat peramalan yang lebih akurat sehingga kejadian stockout bisa ditekan dan profit meningkat.
3. Membangun kepercayaan pelanggan
Manajemen supply chain yang baik berarti lebih banyak produk tersedia di rak dan pelanggan merasa lebih puas.
Ketika pelanggan menemukan apa yang mereka butuhkan, kemungkinan besar mereka akan kembali berbelanja di tempat Anda.
Dengan manajemen supply chain yang baik, bisnis retail Anda bisa memenuhi janji kepada pelanggan dan dapat bersikap transparan jika terjadi kejadian kurang mengenakkan.
Hal ini sangat penting untuk menjaga pengalaman belanja yang positif.
4. Mendapatkan keunggulan kompetitif
Toko retail juga bisa memanfaatkan supply chain untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Manajemen supply chain yang efisien menghasilkan penghematan biaya, sementara kolaborasi yang baik antar elemen supply chain akan meningkatkan profit.
Teknologi perencanaan memungkinkan bisnis kecil merespons gangguan secara real time, bahkan lebih cepat daripada pesaing besar.
Dengan demikian, mereka tetap dapat memenuhi ekspektasi pelanggan dan menjaga penjualan tetap berjalan.
Baca Juga: Supply Chain Analytics: Pengertian Lengkap dan Mengapa ini Penting?
Tantangan dalam Manajemen Supply Chain Bisnis Retail

Berikut adalah 7 tantangan utama dalam manajemen supply chain:
1. Mengelola banyak vendor
Toko retail yang bekerja sama dengan banyak vendor menghadapi tantangan besar dalam melacak, menganalisis, dan mengelola hubungan tersebut.
Tantangan ini semakin kompleks jika melibatkan vendor internasional karena adanya perbedaan bahasa, zona waktu, dan aturan regulasi.
2. Mengoptimalkan level persediaan
Mengoptimalkan persediaan adalah proses yang berkelanjutan.
Menyimpan stok berlebih menambah biaya penyimpanan yang besar, sementara kekurangan stok bisa menimbulkan stockout, kehilangan peluang penjualan, dan kekecewaan pelanggan.
Target retailer adalah menjaga keseimbangan antara kapasitas pengiriman yang realistis dan kebutuhan pasar.
3. Menghadapi kekurangan pasokan global
Kekurangan pasokan global bisa terjadi seketika. Pemogokan pekerja di gudang luar negeri dapat mengganggu rantai pasokan tekstil sebuah brand fashion.
Sementara itu, pandemi global bahkan bisa menghentikan produksi makanan atau produk kertas dalam semalam.
Selain memperlambat supply chain, kekurangan persediaan global juga mendorong naiknya biaya bahan baku.
Karena itu, retailer perlu gesit menyesuaikan vendor matrix agar tetap bisa beroperasi mendekati kapasitas maksimal dengan biaya yang terkendali.
Baca Juga: Supply Chain Forecasting: Metode, Tantangan, dan Manfaatnya
4. Mengatasi keterlambatan pengiriman

Keterlambatan pengiriman dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cuaca buruk hingga kemacetan di pelabuhan utama.
Seiring meningkatnya tren belanja online dan ketergantungan retailer pada vendor luar negeri, keterlambatan di pelabuhan bisa terus menimbulkan gangguan dalam jangka panjang.
Dengan manajemen supply chain yang baik, toko retail dapat mengambil keputusan cepat seperti mencari jalur pengiriman alternatif atau memilih vendor cadangan untuk mengurangi dampak keterlambatan.
5. Menekan biaya dan mempercepat time to market
Setiap bisnis ingin bekerja lebih cepat sekaligus menurunkan biaya. Untuk retailer dengan supply chain yang kompleks, manajemen supply chain yang efektif memberikan visibilitas menyeluruh terhadap operasi.
Dengan ini, bisnis bisa merasakan manfaat seperti:
- Meningkatkan koordinasi antar tim
- Lebih fleksibel dalam menghindari gangguan
- Akses ke data yang lebih baik untuk analisis inventori
- Meningkatkan kemungkinan pengiriman produk tepat waktu ke lokasi yang tepat
- Meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga loyalitas mereka.
6. Menghadapi sanksi ekonomi
Kadang-kadang, pihak internasional memberlakukan sanksi ekonomi untuk alasan diplomatik.
Retailer yang bergantung pada bahan baku dari negara yang terkena sanksi tidak punya pilihan selain mencari pemasok baru.
Jika sanksi terjadi mendadak, toko retail harus bergerak cepat karena setiap keterlambatan akan mengurangi jumlah produk yang diproduksi dan dijual.
Menghadapi sanksi ekonomi membutuhkan kelincahan dalam manajemen pemasok sekaligus ketersediaan stok yang cukup untuk tetap memenuhi permintaan pelanggan.
7. Meningkatkan customer experience
Pelanggan retail mengharapkan pengalaman belanja yang lancar: mudah mencari produk, membeli, menerima, hingga melakukan retur, baik secara offline, mobile, maupun melalui kanal sosial.
Ekspektasi ini mencakup seluruh aspek supply chain, mulai dari procurement, inventori, pengiriman, hingga reverse logistics.
Manajemen supply chain yang efektif sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, karena membantu retailer memprediksi permintaan dengan tepat sekaligus melakukan penyesuaian berkelanjutan agar supply chain tetap berjalan mulus.
Baca Juga: Tahapan Melakukan Supply Chain Audit, Tips, dan Tantangannya
7 Strategi untuk Meningkatkan Manajemen Supply Chain dalam Retail
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada, bisnis retail perlu menerapkan strategi yang tepat agar supply chain lebih efisien, hemat biaya, dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berikut adalah 6 strategi utama yang bisa Anda terapkan:
1. Mengoptimalkan rute pengiriman
Biaya pengiriman terus meningkat dan menyerap sebagian besar anggaran supply chain bisnis retail.
Salah satu cara untuk menekan biaya adalah dengan mengoptimalkan rute pengiriman menggunakan data historis.
Hal ini membantu memilih kombinasi transportasi yang tepat untuk mengantarkan produk tepat waktu dengan biaya terendah.
2. Bekerja sama dengan 3PL (Third-Party Logistics)
Third-party logistics (3PL) adalah penyedia jasa logistik yang disewa untuk membantu atau meningkatkan proses supply chain.
3PL sering digunakan untuk fulfillment dan koordinasi pengiriman last-mile, namun juga bisa membantu manajemen gudang dan persediaan.
Misalnya, retailer dapat menggunakan 3PL untuk pengemasan dan pengiriman pesanan online yang melengkapi operasi toko fisik mereka.
3. Meningkatkan product traceability
Manajemen inventori bukan hanya soal menghitung stok. Demi menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan, bisnis perlu melacak produk menggunakan barcode, nomor lot, atau serial.
Dengan cara ini, jika ada produk cacat pada batch tertentu, bisnis cukup melakukan melacak lot tersebut tanpa harus menarik seluruh produk di pasaran.
Strategi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membangun kepercayaan pelanggan karena retailer dapat memberikan solusi cepat dan tepat saat masalah muncul.
Baca Juga: Tips Manajemen Rantai Pasok dan Pengertian Lengkapnya
4. Meningkatkan ketepatan forecasting

Demand forecasting membantu memproyeksikan pendapatan di masa depan sekaligus memperkirakan produk apa yang akan dibeli pelanggan.
Dengan forecasting yang akurat, bisnis retail dapat mengambil keputusan lebih tepat terkait penawaran produk dan pengelolaan stok, sehingga risiko stock out berkurang dan arus kas tetap positif.
Forecasting biasanya memanfaatkan data penjualan historis, namun juga mempertimbangkan tren ekonomi, feedback pelanggan, serta data dari POS. Terdapat dua jenis utama forecasting:
- Kuantitatif: Menggunakan data nyata dari toko seperti pendapatan, data analitik pemasaran, dan indikator ekonomi.
- Kualitatif: Mengandalkan opini ahli, riset pasar, dan prediksi permintaan konsumen.
Kombinasi keduanya membantu retailer lebih siap menghadapi dinamika pasar.
5. Mengintegrasikan sistem retail
Seiring pertumbuhan bisnis, supply chain juga semakin kompleks. Supply chain yang sukses sangat bergantung pada integrasi sistem retail, mulai dari proses produksi hingga pengiriman ke pelanggan.
Dalam praktiknya, Anda harus berkoordinasi dengan berbagai pihak: perencana, produsen, distributor, grosir, pelanggan, hingga penyedia jasa pengiriman.
Integrasi sistem memungkinkan semua pihak bekerja lebih selaras, sehingga meminimalisir kesalahan dan menghemat biaya.
Teknologi otomatisasi mendukung integrasi ini dengan menghubungkan POS, manajemen inventori, software akuntansi, CRM, hingga ecommerce.
Hasilnya, retailer mendapatkan visibilitas real-time di seluruh area bisnis, terhindar dari overselling, dan tidak perlu sering melakukan rekonsiliasi manual.
Hal ini membuat manajer supply chain lebih efisien serta mampu memberikan hasil yang lebih baik.
6. Manfaatkan analisis prediktif
Untuk mengelola rantai pasok secara efektif, Anda perlu membuat keputusan berdasarkan data akurat mengenai bisnis dan pasar.
Analisis prediktif membantu mengidentifikasi dan mengatasi ketidakefisienan operasional dengan mengombinasikan data historis dan terbaru terkait kinerja pemasok, perputaran persediaan, operasional gudang, keterlambatan pemenuhan, dan lainnya.
Penggunaan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) dan algoritme machine learning semakin meningkatkan kemampuan analitik prediktif, memungkinkan bisnis memproses dan menelaah dataset besar dari seluruh operasi rantai pasok dengan cepat.
7. Perkuat keamanan pembayaran
Ancaman serangan siber terhadap data rantai pasok terus meningkat, seiring dengan penggunaan taktik ransomware dan phishing yang semakin canggih oleh para peretas untuk menyusup ke sistem TI Anda.
Situasi ini semakin rumit dengan adanya paparan tidak disengaja terhadap data rantai pasok oleh karyawan retail, banyak di antaranya menggunakan perangkat pribadi untuk mengakses sistem perangkat lunak perusahaan.
Untuk mencegah ancaman siber, bisnis bisa melakukan langkah di bawah ini:
- Waspada dalam melacak pengiriman
- Mengawasi aktivitas gudang dan inventaris secara ketat,
- Berkomitmen hanya bekerja sama dengan pemasok bersertifikat dan penyedia 3PL (third-party logistics) yang bereputasi baik.
- Melindungi semua akses data dengan protokol keamanan yang kuat.
- Rutin melatih karyawan dan mitra rantai pasok agar mampu mengenali serta melaporkan potensi serangan sebelum menyebar lebih luas.
Baca Juga: Manajemen Pengadaan: Pengertian, Manfaat, & Tips Mengelolanya
Kesimpulan
Mengelola supply chain retail artinya memastikan barang sampai ke rak toko tepat waktu, bisnis bisa beradaptasi dengan perubahan pasar, menjaga efisiensi, serta membangun kolaborasi yang kuat dengan pemasok dan mitra logistik.
Keberhasilan supply chain juga sangat bergantung pada bagaimana bisnis mengelola data dan aspek finansialnya.
Software akuntansi retail Kledo membantu bisnis Anda dengan membuat laporan keuangan, manajemen persediaan, hingga memantau arus kas lebih praktis dan cepat.
Selain itu, Kledo juga memiliki fitur multi cabang dan multi gudang, sehingga cocok untuk Anda yang memiliki lebih dari satu gudang retail atau banyak cabang bisnis.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk coba Kledo lewat tautan ini!
- Cara Optimalisasi Job Costing Perusahaan Konstruksi - 22 Oktober 2025
- Multi Book Accounting: Pengertian, Tantangan, dan Solusinya - 21 Oktober 2025
- 7 Software Gudang Fitur Barcode dan Tips Memilihnya - 20 Oktober 2025
