Idiosyncratic Risk: Pengertian, Cara Ukur, dan Contoh Kasusnya

Idiosyncratic risk juga dikenal sebagai risiko spesifik atau tidak sistematis, terkait dengan industri, perusahaan, atau kelas aset tertentu.

Contohnya, berinvestasi di perusahaan tambang mungkin menghadapi risiko idiosinkratik jika tambang yang sedang dieksplorasi ternyata tidak bernilai. Hal ini hanya memengaruhi performa perusahaan tersebut, bukan pasar yang lebih luas.

Sebelum berinvestasi di pasar finansial atau aset non-finansial, Anda harus menyadari dua aspek utama – yaitu risiko dan imbal hasil.

Risiko bisa datang dalam berbagai bentuk. Secara umum, risiko dapat bersifat sistematis atau tidak sistematis. Sementara risiko sistematis umum terjadi pada semua aset dalam kelas aset tertentu atau pada pasar keuangan secara keseluruhan, risiko tidak sistematis atau idiosinkratik berbeda. Ini adalah jenis risiko yang berkaitan secara khusus dengan aset tertentu.

Pada artikel kali ini kita akan membahas apa itu idiosyncratic risk beserta contoh dan juga cara mengukurnya sehingga Anda memahami risiko yang jelas sebelum berinvestasi.

Apa Definisi Idiosyncratic Risk?

Idiosyncratic risk adalah bentuk risiko yang spesifik untuk aset individual, seperti penerbit saham biasa, atau segmen saham tertentu dalam industri yang sama (atau berdekatan).

Risiko ini juga disebut risiko tidak sistematis, atau “risiko spesifik perusahaan”, yang muncul dari faktor-faktor yang memiliki dampak negatif yang tidak proporsional terhadap perusahaan atau sub-sektor tertentu yang memiliki kesamaan.

Oleh karena itu, idiosyncratic risk adalah risiko menimbulkan kerugian moneter pada suatu investasi karena atributnya yang unik.

Efek dari risiko tidak sistematis terbatas pada sekuritas tertentu atau industri tertentu. Dengan demikian, risiko tidak sistematis dapat dimitigasi melalui diversifikasi portofolio, yaitu dengan mengurangi eksposur terhadap fluktuasi satu investasi tertentu.

Singkatnya, risiko idiosyncratic adalah bentuk risiko yang dapat didiversifikasi, sedangkan risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi.

Banner 2 kledo

Baca juga: Komponen Enterprise Risk Management dan Manfaatnya dalam Bisnis

Apa yang Menyebabkan Idiosyncratic Risk?

Beberapa penyebab potensial yang berbeda dari idiosyncratic risk adalah sebagai berikut.

  • Risiko Operasional → Keputusan Manajemen yang bersifat diskresioner, Tindakan Korporasi (misalnya Penerbitan Dividen, Pembelian Kembali Saham, Akuisisi)
  • Risiko Bisnis → Kinerja Operasi, Kualitas Penawaran Produk/Jasa, Reputasi, Branding
  • Risiko Regulasi → Peraturan Anti Monopoli, Pergeseran Peraturan, Risiko Hukum, Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action)
  • Risiko Industri → Kondisi Persaingan Pasar, Posisi Pasar (mis. Pangsa Pasar), Ancaman Pendatang Baru, Ancaman Produk Pengganti, Kenaikan Biaya Unit, Gangguan Rantai Pasokan
  • Risiko Kredit → Struktur Permodalan yang Tidak Berkelanjutan (Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang Tinggi), Risiko Gagal Bayar (dan Kebangkrutan), Risiko Likuiditas (Kewajiban Lancar > Aset Lancar)

Berlawanan dengan idiosyncratic risk, risiko pasar atau market risk memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian dan pasar keuangan secara keseluruhan, dengan contoh yang umum termasuk risiko tingkat suku bunga, risiko nilai tukar mata uang asing (FX), risiko politik, resesi ekonomi global, dan krisis kesehatan (misalnya pandemi COVID-19).

Sebagai perbandingan, idiosyncratic risk bersifat spesifik pada investasi tertentu dan dapat dimitigasi dengan membangun portofolio yang seimbang dan terdiversifikasi dengan baik.

Baca juga: Pengertian Value at Risk (VaR), Rumus, dan Metode Penghitungannya

Idiosyncratic Risk dan Market Risk: Apa Bedanya?

idiosyncratic risk 3

Perbedaan antara idiosyncratic risk dan market risk adalah sebagai berikut.

  • Idiosyncratic risk → idiosyncratic risk melekat pada perusahaan atau sub-sektor tertentu (yaitu risiko yang dapat didiversifikasi).
  • Market risk → Sebaliknya, risiko pasar berdampak negatif pada seluruh perekonomian atau sektor, bukan hanya pada aset atau segmen tertentu dari aset serupa (yaitu risiko yang tidak dapat didiversifikasi).

Meskipun diversifikasi portofolio dapat mengurangi idiosyncratic risk, risiko sistematis tidak dapat dikurangi, karena seluruh pasar ditempatkan pada posisi yang tidak menguntungkan dan rentan.

Melalui diversifikasi portofolio, investor dapat secara efektif mengurangi eksposur mereka terhadap idiosyncratic risk dan melindungi nilai portofolio mereka dari penurunan tajam (dan volatilitas).

Ketika membangun portofolio, semakin terkonsentrasi kepemilikan Anda pada suatu posisi tertentu, semakin besar fluktuasi nilai investasi akan menyebabkan volatilitas pada seluruh nilai portofolio.

Namun, jika portofolio terdiversifikasi dengan baik, portofolio tidak terlalu sensitif terhadap fluktuasi investasi individual.

Oleh karena itu, model penetapan harga aset modal (CAPM) tidak memperhitungkan idiosyncratic risk karena risiko ini dapat didiversifikasi, dan hanya memperhitungkan risiko yang tidak dapat didiversifikasi, atau risiko sistematis.

Risiko sistematis, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah risiko makro yang memengaruhi seluruh pasar.

Oleh karena itu, risiko sistematis sering disebut sebagai “risiko pasar” karena risikonya tidak dapat diprediksi dan tidak dapat didiversifikasi.

Idiosyncratic risk dan systematic risk adalah dua jenis risiko utama yang dihadapi investor dan perusahaan.

Keduanya penting untuk dipahami karena berpengaruh terhadap keputusan investasi, pengelolaan portofolio, dan pelaporan keuangan.

Berikut perbedaannya:

1. Idiosyncratic risk

Definisi: Risiko yang bersifat spesifik terhadap satu perusahaan, industri, atau aset tertentu. Disebut juga sebagai unsystematic risk atau diversifiable risk.

Contoh:

  • Pemogokan pekerja di satu perusahaan
  • Manajemen perusahaan yang buruk
  • Skandal keuangan perusahaan
  • Gagalnya produk baru

Ciri Khas:

  • Bisa dikurangi melalui diversifikasi portofolio (misalnya dengan memiliki saham dari banyak sektor)
  • Tidak memengaruhi pasar secara keseluruhan

Implikasi Akuntansi:

  • Risiko ini bisa memengaruhi estimasi kas masa depan, misalnya jika perusahaan mengalami kerugian akibat keputusan manajerial
  • Bisa menjadi bagian dari catatan atas laporan keuangan bila berdampak signifikan

2. Systematic risk

Definisi: Risiko yang mempengaruhi seluruh pasar atau ekonomi secara keseluruhan. Tidak bisa dihindari dengan diversifikasi.

Contoh:

  • Krisis ekonomi global
  • Inflasi tinggi
  • Perubahan suku bunga oleh bank sentral
  • Geopolitik atau pandemi

Ciri Khas:

  • Tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi
  • Memengaruhi semua aset atau hampir semua instrumen investasi di pasar

Implikasi Akuntansi:

  • Bisa memengaruhi penilaian aset dan kewajiban, karena berdampak pada tingkat diskonto atau asumsi ekonomi makro lainnya
  • Sering tercermin dalam pengungkapan risiko (risk disclosures) dalam laporan tahunan atau manajemen risiko

Baca juga: Pengertian RAROC (Risk-Adjusted Return On Capital)

Bagaimana Cara Mengukur Idiosyncratic Risk?

idiosyncratic risk 2

Idiosyncratic risk tidak dapat dijelaskan oleh pergerakan pasar secara keseluruhan. Untuk mengukurnya, Anda dapat menggunakan beberapa metrik dan pendekatan berikut:

1. Variance differences

Idiosyncratic risk sering kali diukur sebagai varian (keragaman) dari return suatu saham di luar apa yang bisa dijelaskan oleh pasar atau risiko sistematis.

Dalam analisis regresi (seperti model CAPM), selisih antara total varians return saham dan varians yang dijelaskan oleh pasar adalah cerminan idiosyncratic risk.

Secara matematis:

Total Varians = Risiko Sistematis + idiosyncratic risk

Jika β (beta pasar) menjelaskan sebagian varians, sisanya adalah idiosyncratic risk.

2. Standard deviation

Merupakan alat statistik yang menunjukkan seberapa besar fluktuasi return suatu aset dibandingkan dengan rata-ratanya.

Semakin tinggi simpangan baku atau standard deviation, semakin tinggi ketidakpastian atas return aset tersebut — yang mengindikasikan tingginya idiosyncratic risk jika penyebab fluktuasi tidak berasal dari pasar umum.

3. Analisis korelasi (Correlation analysis)

Korelasi mengukur hubungan antara pergerakan return suatu aset dengan indeks pasar atau aset lainnya.

Aset dengan korelasi rendah terhadap pasar cenderung memiliki idiosyncratic risk yang lebih tinggi, karena fluktuasinya tidak mengikuti pola umum pasar.

Korelasi mendekati nol atau negatif menunjukkan bahwa penyebab pergerakan return lebih berasal dari faktor internal aset tersebut.

4. Tracking error

Merupakan ukuran statistik dari seberapa besar deviasi kinerja suatu portofolio terhadap indeks acuannya.

Jika tracking error tinggi, ini berarti return portofolio sangat menyimpang dari benchmark — bisa menjadi indikasi bahwa portofolio memiliki idiosyncratic risk tinggi, karena tidak bergerak sejalan dengan pasar.

Baca juga: Risiko Likuiditas: Pegertian, Pengukuran, dan Cara Mengelolanya

Bagaimana Cara Mengurangi Idiosyncratic Risk?

Karena risiko ini bersifat spesifik dan tidak menyebar secara sistemik, maka ia bisa dikurangi atau dihilangkan melalui strategi tertentu:

1. Diversifikasi

Ini adalah cara paling efektif untuk mengurangi idiosyncratic risk.

Dengan menyebar investasi ke berbagai kelas aset, industri, atau wilayah geografis, Anda menghindari ketergantungan pada satu perusahaan atau sektor tertentu.

Misalnya: Jika Anda hanya memiliki saham di satu perusahaan teknologi, kerugian akibat gagal produk bisa berdampak besar. Tapi jika Anda juga memiliki saham energi, konsumen, dan obligasi pemerintah, dampak tersebut menjadi kecil secara keseluruhan.

2. Melakukan hedging atau lindung nilai

Hedging berarti mengambil posisi yang berlawanan dengan investasi utama Anda.

Misalnya, jika Anda memiliki saham perusahaan A, Anda bisa membeli opsi jual (put option) untuk saham tersebut atau posisi pendek di sektor yang sama.

Ini memungkinkan Anda mengompensasi potensi kerugian jika idiosyncratic risk (seperti krisis internal) terjadi pada perusahaan tersebut.

3. Melakukan analisis risiko (Risk analysis)

Tidak mungkin mengurangi sesuatu yang tidak Anda sadari. Maka dari itu, analisis risiko menyeluruh sangat penting.

Ini termasuk penilaian atas:

  • Riwayat kinerja perusahaan
  • Stabilitas manajemen
  • Ketergantungan pada produk tertentu
  • Posisi keuangan dan eksposur terhadap utang

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengukur seberapa besar idiosyncratic risk yang diambil dan bagaimana potensi dampaknya terhadap portofolio secara keseluruhan.

Baca juga: Market Value dan Book Value: Definisi, Perbedaan, dan Rumusnya

Contoh Kasus Nyata Idiosyncratic Risk?

idiosyncratic risk 1

Salah satu contoh idiosyncratic risk adalah masalah overheating tak terduga pada iPhone 15 yang baru saja dirilis oleh Apple (NASDAQ: AAPL).

Masalah yang tidak terduga ini menimbulkan risiko material pada penjualan produk iPhone 15, yang secara historis merupakan sapi perah bagi Apple.

Sebagai tanggapan, Apple dengan cepat mengumumkan bahwa para insinyur perangkat lunaknya sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak dan telah mengidentifikasi bug di iOS17 yang menyebabkan produk menjadi terlalu panas, sambil menekankan bahwa tidak ada risiko keamanan atau implikasi negatif pada kinerja jangka panjang perangkat yang terkena dampak.

Selain itu, Apple mengalihkan sebagian kesalahan kepada aplikasi seluler konsumen lainnya – terutama Instagram (Meta) dan Uber – yang menyebabkan iPhone 15 menjadi terlalu panas.

Meskipun Apple telah menyatakan optimismenya bahwa masalah overheating dapat dengan mudah diatasi dengan pembaruan perangkat lunak yang akan datang, masalah ini masih dapat mengurangi penjualan produk pada titik kritis ketika perusahaan telah mengalami penurunan penjualan selama tiga kuartal berturut-turut dari tahun ke tahun (YoY).

Begitu tersiar kabar bahwa iPhone 15 mengalami masalah panas berlebih – yang bertepatan dengan rumor yang belum dikonfirmasi bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melarang perangkat Apple di tempat kerja – harga saham Apple turun tajam, mencerminkan konsep idiosyncratic risk.

Baca juga: Analisis Risiko Keuangan: Defenisi, Jenis, Tahapan, dan Komponennya

Pada Intinya…

Risiko dalam melakukan investasi selalu ada, itulah mengapa Anda harus memahami analisis risiko sebelum melakukan investasi dan juga pendanaan dalam bisnis.

Memahami idiosyncratic risk dan risiko pasar adalah hal utama untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan keuntungan dari investasi yang Anda lakukan bukan malah menyebabkan kerugian.

Salah satu yang perlu Anda analisis secara mendalam jika Anda berinvestasi dalam suatu perusahaan adalah mereka memiliki kesehatan keuangan yang baik. Anda dapat melihatnya dari laporan keuangan tersebut.

Sayangnya, masih banyak pemilik bisnis yang tidak melakukan pembukuan yang sesuai standar sehingga tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap.

Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis dan memelukan solusi akuntansi yang mudah, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi online seperti Kledo.

Kledo adalah software akuntansi online berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 75.000 pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.

Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa mendapatkan solusi terbaik untuk proses akuntansi, manajemen aset, manajemen produk dari multi gudang, pencatatan penjualan dan POS, sampai membuat laporan keungan secara instan.

Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 − six =