Harga pokok proses adalah metode akuntansi yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi secara massal produk atau unit output yang sangat mirip atau identik.
Hal ini biasa terjadi di industri manufaktur di mana biaya produksi setiap unit output sangat mirip, dan tidak masuk akal untuk mencoba melacak biaya untuk setiap unit di seluruh proses produksi.
Sebagai contoh, metode harga pokok proses digunakan oleh perusahaan minyak yang memproduksi jutaan galon bahan bakar dan oleh perusahaan makanan olahan yang membuat jutaan paket makanan ringan yang identik.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas secara lengkap apa itu metode harga pokok proses dan juga contoh penghitungannya.
Apa itu Metode Harga Pokok Proses?
Dengan menggunakan metode harga pokok proses, perusahaan menentukan biaya barang dengan melacak biaya setiap tahap dalam proses produksi, alih-alih melacak biaya untuk setiap barang.
Setelah menjumlahkan biaya semua langkah dalam proses, mereka membagi total biaya dengan jumlah item. Ini disebut biaya per unit.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan kertas dapat melacak biaya setiap tahap dalam proses mengubah bubur kayu menjadi rim kertas, kemudian membagi total biaya dengan jumlah rim untuk mendapatkan biaya per rim.
Metode harga pokok proses lebih jauh
Barang homogen adalah produk yang tidak dapat dibedakan satu sama lain – misalnya, sekeranjang sekrup dengan ukuran dan jenis yang sama.
Produk-produk serupa ini umumnya melalui sejumlah tahapan selama proses produksi. Untuk menggunakan pendekatan biaya proses pada akuntansi, perusahaan menentukan biaya langsung dan overhead produksi untuk setiap tahap tersebut.
Tahapan-tahapan ini mencakup biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung dikeluarkan untuk produksi, seperti bahan baku dan upah operator mesin.
Biaya overhead atau BOP sering kali mencakup biaya tidak langsung seperti pemeliharaan peralatan dan sewa fasilitas, serta upah staf administrasi yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan produk.
Perusahaan sering membagi biaya-biaya ini menjadi bahan langsung dan biaya konversi. Bahan langsung adalah bahan yang dikonsumsi pada setiap tahap; biaya konversi adalah biaya yang terkait dengan proses seperti penggajian dan biaya overhead pabrik.
Di banyak perusahaan, departemen yang berbeda menangani setiap tahap dalam proses produksi. Setiap departemen menyiapkan laporan yang merinci bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.
Perusahaan kemudian menggabungkan laporan-laporan ini untuk menganalisis total biaya produk.
Baca juga: Tugas Admin Keuangan, Tanggung Jawab, Gaji, dan Jenjang Karirnya
Pentingnya Penetapan Harga Pokok Proses
Penetapan harga pokok proses sangat penting dalam industri minyak, kimia, kayu, tekstil, dan pengolahan makanan.
Dengan mengetahui biaya produksi, perusahaan-perusahaan ini dapat menetapkan harga yang tepat untuk produk mereka dan menentukan apakah biaya berjalan sesuai dengan proyeksi.
Mereka dapat menggunakan perhitungan harga pokok proses untuk menganalisis biaya dari setiap langkah proses produksi dan distribusi dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi area-area di mana mereka dapat mengurangi biaya.
Penetapan harga pokok proses adalah pilihan logis untuk mengawasi biaya produk dalam industri di mana unit-unit output individual seragam dan secara individual tidak bernilai banyak – seperti rim kertas atau botol soda – dan di mana tidak mungkin atau sulit untuk melacak biaya produksi untuk masing-masing unit.
Sebagai gantinya, harga pokok produksi (COGM) diproduksi dengan menggunakan biaya proses. Ini biasanya muncul di laporan laba rugi Anda.
Berikut adalah manfaat menggunakan metode harga pokok proses:
Memantau margin keuntungan
Untuk industri yang menjual dalam volume tinggi dan beroperasi dengan margin laba yang sempit, bahkan sedikit perubahan dalam biaya proses dapat membuat perbedaan besar pada laba perusahaan.
Penetapan biaya proses memungkinkan perusahaan untuk mengetahui biaya setiap tahap produksi dan menargetkan departemen tertentu untuk perbaikan.
Baca juga: Penetapan Harga Markup, Cara Hitung, dan Bedanya dengan Markdown
Kontrol persediaan
Tergantung pada jenis bisnisnya, Anda mungkin diharuskan untuk mencatat jumlah persediaan untuk tujuan pajak.
Untuk perusahaan besar yang memproduksi ribuan atau bahkan jutaan produk, hal ini bisa menjadi tugas yang sulit.
Namun, penetapan biaya proses dapat membantu menyederhanakannya. Setiap barang yang diproduksi dinilai dan setiap departemen melacak hal-hal seperti bahan yang dibeli.
Baca juga: Cara Menghitung Harga Jual, Rumus, dan Contoh Kasusnya
Keseragaman dalam pelaporan
Dengan penetapan biaya proses, setiap departemen akan melacak biaya mereka sendiri dan semua biaya tersebut akan dijumlahkan untuk mendapatkan biaya keseluruhan untuk memproduksi sejumlah barang tertentu.
Karena semua biaya harus dijumlahkan, maka semua biaya tersebut harus dilaporkan dengan cara yang sama dan dengan kode biaya yang sama. Hal ini membantu keseragaman laporan dan memudahkan untuk melacak biaya dari waktu ke waktu.
Baca juga: Harga Keseimbangan: Pengertian Lengkap dan Cara Hitungnya
Bagaimana Cara Menggunakan Metode harga Pokok Proses?
Penentuan harga pokok proses melibatkan pelacakan jumlah unit yang melewati proses produksi selama periode tertentu, mengumpulkan informasi biaya untuk setiap tahap, dan kemudian menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk menghitung biaya per unit.
Memiliki biaya per unit yang akurat membantu menentukan harga produk dengan tepat, yang dapat meningkatkan pendapatan dan margin laba yang lebih baik.
5 Langkah dalam Penetapan Harga Pokok Proses
Untuk memperkirakan biaya produksi setiap unit secara akurat, penetapan harga pokok proses memperhitungkan barang dalam proses – barang yang telah masuk tetapi belum selesai proses produksinya – pada awal dan akhir setiap periode.
Berikut ini adalah lima langkah utama dalam penetapan biaya proses.
1. Menganalisis persediaan
Menganalisis arus barang selama periode untuk menentukan jumlah persediaan pada awal periode, berapa banyak barang yang dimulai selama periode, berapa banyak yang diselesaikan dan ditransfer keluar dan berapa banyak yang tidak lengkap pada akhir periode.
Baca juga: Harga Penjualan: Pembahasan Lengkap dan Bedanya dengan HPP
2. Menghitung unit ekuivalen
Penentuan biaya proses menggunakan konsep unit ekuivalen untuk memperhitungkan item yang belum selesai pada akhir setiap periode. Untuk langkah ini, kalikan jumlah unit yang belum selesai di akhir periode dengan persentase yang mewakili kemajuannya melalui proses produksi.
Misalnya, jika ada 2.000 unit persediaan yang masih dalam proses dan sudah 75% selesai, maka jumlah tersebut setara dengan 1.500 unit untuk tujuan penetapan biaya proses (2.000 x .75 = 1.500).
3. Hitung biaya yang berlaku
Jumlahkan biaya untuk semua tahap produksi, termasuk bahan langsung dan biaya konversi.
4. Hitung biaya per unit
Bagi total biaya dengan jumlah unit. Perhitungan ini mencakup unit yang sudah selesai dan unit yang setara.
Jadi, jika sebuah bisnis menyelesaikan 4.000 produk dan 1.000 unit lainnya baru setengah jalan dalam proses produksi, biaya yang berlaku akan dibagi 4.000 + (1.000/2) = 4.500 unit.
Jika semua biaya yang dijumlahkan di semua departemen untuk memproduksi unit-unit tersebut adalah 16.875.000, cukup bagi biaya tersebut dengan jumlah unit untuk mendapatkan 3.750 per unit yang diproduksi.
5. Mengalokasikan biaya untuk produk yang sudah selesai dan belum selesai
Alokasikan biaya untuk persediaan barang dalam proses yang sudah selesai dan yang belum selesai ke akun-akun yang sesuai.
Hal ini membantu menentukan berapa banyak uang yang terikat dalam persediaan barang dalam proses saat ini.
Pada contoh di atas, karena setara dengan 500 unit sedang dalam proses dan biayanya 3.750 untuk memproduksi setiap unit, maka biaya persediaan barang dalam proses adalah 1.875.000 (500 x 3.750). Dan biaya persediaan produk jadi adalah 4.000 x 3.750 = 15.000.000.
Baca juga: Pengertian Harga Pasar dan Hubungannya dengan Bisnis Anda
Jenis-jenis Harga Pokok Proses
Dalam metode harga pokok proses, terdapat tiga cara yang berbeda untuk menghitung biaya: rata-rata tertimbang, penetapan biaya standar, dan first in, first out (FIFO).
Memilih dengan cermat metode yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda adalah praktik akuntansi terbaik.
Biaya rata-rata tertimbang
Ini adalah metode yang paling sederhana untuk menghitung biaya. Perusahaan menambahkan semua biaya untuk periode berjalan dan membaginya dengan jumlah total unit yang diselesaikan dan ditransfer keluar, ditambah unit yang setara dengan barang dalam proses pada akhir periode.
Metode ini digunakan untuk kasus-kasus di mana fluktuasi biaya dari periode ke periode kecil.
Biaya standar
Metode ini menggunakan taksiran biaya standar untuk setiap tahap proses, bukan biaya aktual. Perusahaan biasanya menggunakan metode ini ketika terlalu sulit atau memakan waktu untuk mengumpulkan informasi terkini tentang biaya sebenarnya.
Metode ini juga dapat bermanfaat bagi perusahaan yang membuat berbagai macam barang dan merasa kesulitan untuk mengaitkan biaya yang tepat untuk setiap produk. Estimasi total dibandingkan dengan total aktual setelah proses produksi selesai, dan selisihnya ditambahkan ke akun varians.
Baca juga: Metode Harga Pokok Pesanan: Pengertian Lengkap dan Cara Hitungnya
First in, first out (FIFO)
Pendekatan biaya proses yang paling rumit, FIFO digunakan untuk mendapatkan biaya produk yang lebih tepat, terutama dalam situasi di mana biaya berubah secara signifikan dari satu periode ke periode berikutnya.
FIFO mengasumsikan bahwa unit pertama yang masuk (yaitu, barang dalam proses pada awal periode berjalan) adalah yang pertama kali diselesaikan.
Ketika menghitung biaya untuk periode berjalan, metode ini tidak termasuk biaya yang terjadi selama periode sebelumnya untuk unit-unit yang sedang dalam proses.
Baca juga: Cara Membuat Jurnal HPP (Harga Pokok Penjualan) dalam Akuntansi
Contoh Soal Membahas Metode Harga Pokok Proses
PT Green Light mengolah produknya melalui 1 departemen produksi. Berikut adalah data-data biaya perusahaan pada bulan Maret 2023 :
- Bahan Baku: 5.000.000
- Bahan Penolong: 7.500.000
- Tenaga kerja: 11.250.000
- Overhead (BOP): 16.125.000
Total biaya produksi 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan :
- Produk jadi 2.000 kg
- Produk dalam prodes tingkat penyelesaian 500 kg (Biaya bahan baku 100%, Biaya bahan penolong 100%, Biaya tenaga kerja 50%, BOP 30% )
Diminta : Hitunglah harga pokok produk jadi dan harga pokok produk dalam proses!
Berikut adalah jawabannya:
Langkah-langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut :
Menghitung unit ekuivalensi :
- Biaya bahan baku : 2.000 + (500 x 100%) = 2.500 kg
- Biaya bahan penolong : 2.000 + (500 x 100%) = 2.500 kg
- Biaya tenaga kerja : 2.000 + (500 x 50%) = 2.250 kg
- BOP : 2.000 + (500 x 30%) = 2.150 kg
Menghitung biaya produksi per unit produk :
Jenis biaya produksi (1) | Total biaya produksi (2) | Unit ekuivalensi (3) | Biaya Produksi / unit (4) = (2) / (3) |
Bahan Baku | 5.000.000 | 2.500 | Rp. 2.000 |
Bahan penolong | 7.500.000 | 2.500 | Rp. 3.000 |
Tenaga Kerja | 11.250.000 | 2.250 | Rp. 5.000 |
BOP | 16.125.000 | 2.150 | Rp. 7.500 |
T O T A L | 39.875.000 | Rp. 17.500 |
Menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk dalam proses :
Harga pokok produk jadi : 2.000 kg x Rp. 17.500 Rp.35.000.000
Harga pokok produk dalam proses:
- Biaya bahan baku: 500×100%xRp.2000 1.000.000
- Biaya bahan penolong : 500×100%xRp.3.000 1.500.000
- Biya tenaga kerja: 500×50%xRp.5.000 1.250.000
- BOP : 500×30%xRp.7.500 1.125.000
Total: 4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan Maret 2023 Rp.39.875.000
Baca juga: Harga Pokok Produksi: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
Mudahkan Penghitungan Biaya Produksi dengan Kledo
Penetapan harga pokok proses menetapkan biaya ke berbagai departemen dalam bisnis Anda, dan memperhitungkan berbagai area biaya termasuk bahan dan penggajian.
Biaya-biaya tersebut kemudian dijumlahkan untuk menentukan angka secara keseluruhan dan digunakan untuk menemukan harga per unit. Semua departemen harus menggunakan pelaporan yang seragam dan tidak melakukan penghitungan ganda.
Software akuntansi seperti Kledo dapat membantu proses ini. Kledo adalah solusi terintegrasi yang memudahkan proses pencatatan keuangan dan manajemen persediaan ke dalam satu platform.
Software akuntansi keuangan terintegrasi juga membantu Anda melakukan perhitungan biaya proses dengan lebih praktis, mudah, dan akurat dengan melacak pengeluaran berdasarkan departemen dan digabungkan ke dalam laporan biaya proses tingkat makro.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Baca juga: Metode Penetapan Harga: Pengertian dan Berbagai Jenisnya
Kesimpulan
Penentuan harga pokok proses adalah metode akuntansi yang penting bagi produsen yang membuat barang identik dalam jumlah besar, seperti perusahaan di industri pengolahan makanan, minyak, dan bahan kimia.
Bagi perusahaan-perusahaan ini, mungkin sulit atau tidak mungkin untuk secara langsung mengalokasikan biaya ke setiap barang saat barang tersebut bergerak melalui proses manufaktur.
Penetapan harga pokok proses memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan biaya barang dengan menjumlahkan biaya setiap langkah dalam proses manufaktur, kemudian membaginya dengan jumlah barang.
Untuk memastikan keakuratannya, perusahaan hanya perlu memasukkan biaya yang terkait dengan produk dari setiap departemen yang terlibat dalam proses tersebut dan mengalokasikan biaya dengan benar ke barang dalam proses pada setiap tahap.
Software akuntansi, khususnya Kledo yang terintegrasi dapat membantu melacak biaya per departemen, serta menghasilkan laporan keuangan dan menyimpan data historis untuk memantau tren dari waktu ke waktu.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Bottom Up Budgeting: Pengertian Lengkap dan Cara Membuatnya - 3 Oktober 2024
- Proses Pembuatan Laporan Pengeluaran: 6 Tahapannya - 3 Oktober 2024
- 7 Tips Mengelola Purchase Order Management yang Efektif - 2 Oktober 2024