Manajemen Keuangan Bisnis Retail: Pembahasan Lengkap

manajemen keuangan bisnis retail

Manajemen keuangan yang efektif adalah kunci utama kesuksesan dalam setiap jenis bisnis, termasuk bisnis retail.

Bisnis retail sering kali menghadapi tantangan yang kompleks, seperti fluktuasi permintaan, persaingan yang ketat, dan biaya operasional yang tinggi.

Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang baik bukan hanya sekadar menjaga agar bisnis tetap berjalan, tetapi juga memastikan bahwa perusahaan dapat bertahan dan berkembang di pasar yang kompetitif.

Keuangan yang dikelola dengan bijaksana memungkinkan bisnis retail untuk memanfaatkan peluang, mengurangi risiko, dan mengoptimalkan keuntungan.

Fokus utama dalam manajemen keuangan bisnis retail terletak pada tiga aspek utama: pengelolaan aliran kas, biaya, dan keuntungan.

Aliran kas yang sehat adalah fondasi yang memungkinkan bisnis untuk memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu, sementara pengelolaan biaya yang efisien dapat membantu menekan pengeluaran yang tidak perlu.

Keuntungan yang optimal adalah hasil dari kombinasi kedua faktor ini, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis retail dalam jangka panjang.

Tanpa pengelolaan yang tepat, bisnis retail bisa mengalami kesulitan likuiditas dan kesalahan pengambilan keputusan yang berpotensi merugikan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, pengelolaan keuangan yang terencana dan cermat menjadi suatu keharusan. Memiliki sistem pengawasan yang baik terhadap aliran kas, biaya operasional, dan proyeksi keuntungan akan mempermudah pengambilan keputusan yang strategis.

Pada artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap manajemen keuangan bisnis retail dan cara penggelolaanya dengan baik.

Penjelasan Manajemen Keuangan Bisnis Retail

Berapa harga yang seharusnya dibebankan oleh peritel untuk produknya? Apakah perusahaan memiliki cukup uang kas yang masuk ke dalam bisnis untuk menutupi periode yang lambat? Dapatkah bisnis berinvestasi pada lini produk atau lokasi baru?

Manajemen keuangan yang efektif menyediakan data yang dibutuhkan oleh para pemimpin bisnis retail dan pemilik bisnis untuk merencanakan operasi mereka dengan baik dan memenuhi tujuan strategis jangka panjang mereka.

Data real-time tentang likuiditas, profitabilitas, dan arus kas dapat memandu CFO ritel saat mereka merencanakan strategi investasi dan mengoptimalkan pengeluaran.

Sebagai contoh, wawasan terperinci tentang fluktuasi biaya pembelian produk dan rantai pasokan dapat mendorong pemilik bisnis retail untuk memikirkan kembali strategi penetapan harga perusahaannya untuk mempertahankan margin keuntungannya karena biaya menjalankan bisnis meningkat.

Pentingnya manajemen keuangan yang kuat juga mencakup kepatuhan dan tata kelola. Kemampuan untuk melacak dan menilai kinerja setiap operasi keuangan membuat pelaporan menjadi lebih sederhana dan akurat, sehingga memberikan ketenangan kepada bisnis ritel bahwa operasi mereka memenuhi setiap kewajiban kepada regulator dan investor.

Baca juga: Retail Budgeting: Teknik, Jenis, dan Tahapan Melakukannya

7 Prinsip Dasar Manajemen Keuangan Bisnis Retail

manajemen keuangan bisnis retail 3

Operasi keuangan peritel memiliki banyak sisi, mulai dari perencanaan dan perkiraan hingga kepatuhan dan manajemen risiko.

Namun, semua jenis peritel, baik besar maupun kecil, harus mengawasi dengan cermat 7 prinsip dasar manajemen keuangan bisnis retail jika ingin mendorong pertumbuhan dan memperkuat hubungan dengan pelanggan mereka, sambil tetap menjaga biaya dan risiko.

1. Penganggaran dan prakiraan

Anggaran retail menetapkan batasan pengeluaran selama periode waktu tertentu. Dengan memperkirakan berapa banyak uang yang akan diperoleh dan dibelanjakan oleh bisnis untuk pengeluaran tetap dan variabel, peritel dapat menentukan cara terbaik untuk mengalokasikan dananya untuk kuartal atau tahun tertentu untuk mencapai tujuan bisnisnya.

Di sisi lain, prakiraan atau forecasting menggunakan gabungan data transaksi historis dan informasi pasar untuk membantu peritel memprediksi apa yang akan terjadi pada penjualannya dan pasar yang lebih luas.

Prakiraan membantu manajer keuangan menentukan apakah tujuan bisnis mereka akan tercapai dan apakah mereka harus melakukan penyesuaian untuk mencapainya.

Penganggaran dan prakiraan bekerja bersama dan sangat penting bagi semua bisnis ritel, memastikan mereka berada dalam posisi terbaik untuk memanfaatkan peluang saat ini dan masa depan.

2. Manajemen arus kas

Banyak pemilik bisnis retail bergantung pada kemampuannya menghasilkan lebih banyak uang daripada yang dibelanjakan. Arus kas mengacu pada uang yang mengalir masuk dan keluar dari organisasi retail.

Sebagai indikator likuiditas, arus kas berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Pengaturan waktu dan pengelolaan arus kas sangat penting agar peritel memiliki cukup uang kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan juga berinvestasi pada peluang-peluang baru.

3. Manajemen persediaan

Tidak ada pemilik bisnis retail yang ingin menyimpan terlalu banyak persediaan atau mengalami kekurangan persediaan.

Salah satu skenario tersebut memiliki dampak negatif – kehilangan pendapatan dan pelanggan jika permintaan tidak dapat dipenuhi karena kekurangan persediaan, atau biaya tambahan dari biaya penyimpanan persediaan, penurunan harga, dan penghapusan karena kelebihan persediaan.

Manajemen persediaan yang baik melibatkan perencanaan dan pelacakan barang yang tepat dan jumlah barang yang tepat sejak barang tersebut dipesan hingga terjual, baik secara online maupun di dalam toko.

4. Strategi penetapan harga

Menetapkan harga yang tepat untuk barang eceran melibatkan keseimbangan faktor yang pada akhirnya berdampak pada laba pengecer.

Peritel harus berhati-hati agar harga yang dibebankan dapat menutupi biaya langsung, yang terkait dengan produk yang diproduksi, diperoleh, dan dijual, serta biaya tidak langsung, seperti biaya sewa dan utilitas, dan pada saat yang sama menetapkan harga yang juga mencerminkan permintaan pasar, persaingan, dan kebiasaan konsumen.

Strategi penetapan harga yang optimal akan memaksimalkan pendapatan peritel dan memastikan profitabilitas tanpa membuat konsumen takut atau mengorbankan persepsi mereka terhadap merek.

Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Bisnis Retail

5. Pengendalian dan pengurangan biaya

Semakin banyak peritel dapat mengurangi biaya bisnisnya tanpa mengorbankan kualitas, maka semakin baik kemampuannya untuk memaksimalkan margin keuntungannya.

Pengendalian biaya melibatkan pelacakan pengeluaran secara cermat untuk mengidentifikasi proses yang dapat dioptimalkan, mengungkap masalah yang mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu, seperti kelebihan pegawai, dan membuat keputusan yang tepat.

Sebagai contoh, pengecer yang melihat peningkatan signifikan dalam biaya pengiriman jarak jauh untuk barang yang dipesan secara online dapat memilih untuk mencari penyedia logistik yang lebih murah atau mengubah strateginya untuk mendorong penjualan di dalam toko.

6. Analisis profitabilitas

Laba adalah pendapatan yang tersisa setelah peritel membayar biaya bisnisnya. Laba menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan uang, yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis.

Analog dengan analisis pengeluaran – proses memeriksa pengeluaran dengan pemasok untuk mengidentifikasi pola dan tren untuk membantu mengendalikan biaya – analisis profitabilitas memungkinkan peritel untuk meneliti margin keuntungan mereka dan mengidentifikasi di mana harus merampingkan atau mengurangi biaya untuk memaksimalkan keuntungan lebih jauh.

Analisis profitabilitas juga dapat menginformasikan strategi penetapan harga peritel. Misalnya, jika suatu produk tiba-tiba membutuhkan biaya lebih besar untuk pengadaan, pemasaran, dan pengiriman, peritel dapat mengadopsi strategi penetapan harga yang dinamis dan menyesuaikan harga produknya sesuai dengan variabel-variabel tersebut untuk mempertahankan margin keuntungan yang sehat.

Tentu saja, hal ini perlu menyeimbangkan kenaikan harga dengan potensi penurunan permintaan yang mungkin terjadi.

7. Manajemen risiko

Mulai dari privasi data dan kepatuhan terhadap peraturan hingga gangguan rantai pasokan, pergeseran ekonomi, dan ancaman keamanan siber, risiko kerugian finansial, hukum, atau reputasi akibat manajemen keuangan yang buruk adalah hal yang selalu dihadapi oleh peritel.

Selain itu, setiap proses manual, seperti akuntansi dan manajemen inventaris, menimbulkan ancaman terhadap keakuratan data, yang dapat mengakibatkan keputusan keuangan yang salah.

Meskipun peritel tidak dapat menghilangkan semua risiko keuangan, mereka dapat mengelolanya dengan perencanaan dan kontrol yang tepat.

Baca juga: Cara Mengukur dan Meningkatkan 7 KPI Keuangan Bisnis Retail

Perencanaan Keuangan Bisnis Retail

manajemen keuangan bisnis retail 2

Perencanaan keuangan adalah langkah penting dalam menjaga kestabilan dan pertumbuhan bisnis retail. Tanpa perencanaan yang matang, pengelolaan keuangan bisa menjadi kacau, yang dapat mengarah pada masalah likuiditas dan kesulitan operasional.

Dalam konteks bisnis retail, perencanaan keuangan harus mencakup berbagai elemen seperti penyusunan anggaran, proyeksi keuangan, serta identifikasi dan pengelolaan risiko.

Ketiga aspek ini berperan penting dalam memastikan bahwa sumber daya keuangan digunakan secara efisien, mendukung pengambilan keputusan yang tepat, dan memungkinkan bisnis untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang kompetitif.

Penyusunan anggaran

Penyusunan anggaran adalah langkah pertama yang tak bisa diabaikan dalam perencanaan keuangan. Anggaran yang baik akan memberikan gambaran yang jelas tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan, sehingga dapat membantu bisnis retail dalam merencanakan dan mengontrol keuangan mereka dengan lebih efektif.

Anggaran bukan hanya soal menghitung biaya, tetapi juga merencanakan alokasi dana untuk berbagai kebutuhan operasional, pemasaran, dan pengembangan bisnis.

Langkah-langkah dalam membuat anggaran yang realistis meliputi: penentuan prioritas pengeluaran, analisis biaya tetap dan variabel, serta penyesuaian berdasarkan kondisi pasar dan perkiraan pendapatan.

Anggaran yang realistis akan membantu bisnis retail tetap beroperasi dalam batasan yang sehat, menghindari pemborosan, dan meminimalkan risiko kerugian.

Proyeksi keuangan

Selain anggaran, proyeksi keuangan juga sangat penting untuk merencanakan masa depan bisnis retail. Proyeksi ini mencakup prediksi pendapatan, pengeluaran, dan laba yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu.

Dengan membuat proyeksi yang matang, pengusaha retail dapat merencanakan strategi pertumbuhan, mengevaluasi kebutuhan investasi, serta menyiapkan dana darurat jika diperlukan.

Menggunakan analisis tren dan data historis akan membantu dalam memperkirakan kinerja keuangan di masa depan.

Proyeksi yang tepat akan memberikan gambaran realistis tentang arah bisnis, sehingga pengusaha dapat membuat keputusan strategis yang lebih informed dan siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul.

Identifikasi dan Pengelolaan Risiko Keuangan

Selain merencanakan pendapatan dan pengeluaran, penting juga untuk mengenali dan mengelola risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh bisnis retail.

Risiko ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan kebijakan pemerintah, atau ketidakpastian dalam permintaan pasar.

Untuk itu, strategi mitigasi risiko keuangan sangat diperlukan agar bisnis dapat bertahan di tengah situasi yang tidak menentu.

Beberapa langkah mitigasi risiko termasuk diversifikasi produk atau saluran distribusi, penggunaan asuransi, dan pembentukan dana cadangan.

Dengan memiliki strategi mitigasi yang tepat, bisnis retail dapat mengurangi dampak risiko terhadap arus kas dan stabilitas keuangan, sehingga dapat terus beroperasi dengan lancar meskipun menghadapi ketidakpastian.

Baca juga: Manajemen Ritel: Pengertian, Komponen, Fungsi dan Strateginya

Analisis Keuangan dalam Bisnis Retail

Analisis keuangan merupakan bagian integral dari manajemen keuangan yang membantu pengusaha retail untuk mengevaluasi kinerja bisnis mereka secara objektif.

Dengan melakukan analisis yang tepat, pemilik bisnis dapat memahami kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, serta mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing.

Dalam bisnis retail, analisis keuangan mencakup pemahaman terhadap laporan keuangan, perhitungan titik impas, dan pengukuran profitabilitas serta likuiditas.

Dengan informasi yang akurat dan analisis yang mendalam, keputusan bisnis dapat diambil dengan lebih cermat dan terencana.

Analisis laporan keuangan

Salah satu langkah pertama dalam analisis keuangan adalah memahami laporan keuangan yang disusun oleh bisnis. Tiga laporan utama yang harus diperhatikan adalah laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

Laporan laba rugi memberikan gambaran tentang pendapatan, biaya, dan laba yang dihasilkan oleh bisnis dalam periode tertentu.

Neraca mencerminkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu, termasuk aset, kewajiban, dan ekuitas.

Sedangkan laporan arus kas menunjukkan aliran uang masuk dan keluar, yang sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional sehari-hari.

Selain memahami laporan keuangan, rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kinerja bisnis. Rasio-rasio ini memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai berbagai aspek keuangan, seperti likuiditas, profitabilitas, dan efisiensi.

Misalnya, rasio profit margin mengukur sejauh mana bisnis dapat menghasilkan keuntungan dari penjualan, sementara rasio likuiditas mengukur kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Analisis rasio ini sangat penting untuk mengetahui apakah bisnis berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

Analisis Break-even Point

Break-even point (BEP) atau titik impas adalah angka penjualan yang harus dicapai agar bisnis tidak mengalami kerugian atau keuntungan.

Analisis BEP sangat penting dalam bisnis retail untuk mengetahui seberapa banyak produk atau layanan yang perlu dijual untuk menutupi biaya tetap dan variabel.

Dengan mengetahui titik impas, pengusaha dapat merencanakan strategi penjualan dan menentukan harga jual yang tepat agar bisnis mulai menghasilkan keuntungan.

Menghitung BEP juga memberikan gambaran yang jelas tentang risiko yang dihadapi oleh bisnis dan memungkinkan pengusaha untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait harga dan volume penjualan.

Pengukuran profitabilitas dan likuiditas

Pengukuran profitabilitas dan likuiditas adalah aspek penting lainnya dalam analisis keuangan. Profitabilitas mengukur sejauh mana bisnis mampu menghasilkan keuntungan dari operasionalnya.

Rasio profitabilitas yang umum digunakan adalah margin keuntungan kotor dan margin keuntungan bersih, yang menunjukkan seberapa efisien bisnis dalam menghasilkan laba.

Sementara itu, likuiditas mengukur kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti pembayaran utang dan pengeluaran operasional.

Rasio likuiditas seperti rasio lancar dan rasio cepat memberikan informasi tentang sejauh mana perusahaan dapat menggunakan aset lancar untuk menutupi kewajiban jangka pendek.

Pengukuran ini sangat penting karena menunjukkan apakah bisnis dapat tetap beroperasi dengan lancar tanpa menghadapi masalah keuangan yang mendalam.

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Retail dan Templatenya

Tips Terbaik dalam Manajemen Keuangan Bisnis Retail

manajemen keuangan bisnis retail 1

Pendekatan peritel terhadap manajemen keuangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal yang membentuk strateginya, termasuk bauran pelanggan, model bisnis, ukuran, dan tujuan profitabilitas. Namun, semua peritel dapat mengambil manfaat dari empat praktik terbaik berikut ini.

Tetapkan tujuan dan sasaran keuangan yang jelas

Baik itu mencapai target penjualan tertentu, memangkas biaya internal, atau meningkatkan arus kas, ada banyak sasaran keuangan yang dapat dikejar peritel untuk meningkatkan kinerjanya dan mendorong kesuksesan.

Hal yang paling penting saat menetapkan tujuan keuangan adalah peritel harus spesifik.

Tidaklah cukup hanya dengan mengatakan bahwa mereka ingin meningkatkan penjualan, namun seberapa besar?

Hanya dengan seperti itu, maka akan ada tujuan yang benar-benar terukur, dengan perencanaan yang disesuaikan untuk mencapai jumlah tertentu.

Selain itu, tujuan harus didasarkan pada kenyataan, dengan mempertimbangkan kinerja historis peritel, kekuatan ekonomi, dan apa yang bisa dicapai.

Setiap perusahaan pasti ingin menggandakan keuntungannya dalam semalam, namun untuk mencapainya adalah hal yang berbeda.

Lakukan pelaporan dan analisis keuangan secara teratur

Pelaporan keuangan adalah proses mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan kepada para pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Salah satu cara penting dan terstandardisasi yang dapat digunakan peritel untuk menyampaikan informasi keuangan utamanya adalah melalui tiga laporan keuangan utama – laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas – yang diterbitkan setiap tiga bulan dan/atau setiap tahun, dan dianalisis oleh pemilik, manajemen, regulator, investor, dan pemberi pinjaman ritel untuk mengambil keputusan.

Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Membangun tim keuangan yang kuat

Tim keuangan memainkan peran penting dalam mengelola kesehatan dan kesuksesan keuangan pemilik bisnis retail.

CFO bisnis retail, VP keuangan, dan tim mereka membawa wawasan strategis tentang kinerja keuangan perusahaan mereka ke ruang rapat, membantu membentuk strategi bisnis dan investasi, membuat dan memandu anggaran, serta merampingkan proses untuk efektivitas biaya.

Peritel yang lebih kecil mungkin tidak memiliki kemewahan tim yang berdedikasi, namun bukan berarti mereka tidak dapat mengelola keuangan mereka secara efektif.

Outsourcing, berkonsultasi dengan penasihat keuangan, dan menerapkan perangkat lunak akuntansi yang mudah digunakan adalah pilihan yang layak.

Improvisasi dan berinovasi

Peritel beroperasi dalam industri yang sangat cepat dan kompetitif. Dari model pembelian baru hingga perubahan perilaku pelanggan yang cepat, satu-satunya cara untuk berkembang adalah dengan berevolusi dan berinovasi.

Selain mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di bagian depan, peritel juga harus merangkul semangat perbaikan berkelanjutan dalam operasi keuangan mereka.

Hal ini dapat berdampak langsung pada fungsi bisnis yang penting, termasuk peramalan permintaan dan manajemen inventaris.

Baca juga: 10 Tips Manajemen Toko Retail yang Sukses

Tantangan dalam Manajemen Keuangan Bisnis Retail

Manajemen keuangan dalam bisnis retail menghadapi sejumlah tantangan yang perlu dihadapi dengan strategi yang matang dan proaktif.

Tantangan-tantangan ini tidak hanya datang dari faktor internal seperti pengelolaan biaya dan pengoptimalan keuntungan, tetapi juga dari faktor eksternal yang berada di luar kendali bisnis, seperti fluktuasi pasar, persaingan yang semakin ketat, serta perubahan regulasi dan kebijakan pajak.

Menangani tantangan ini dengan tepat dapat membantu menjaga kestabilan keuangan dan mendukung pertumbuhan bisnis retail dalam jangka panjang.

Fluktuasi permintaan dan musiman

Salah satu tantangan utama dalam manajemen keuangan bisnis retail adalah fluktuasi permintaan yang sering terjadi seiring dengan perubahan musim atau tren pasar.

Misalnya, bisnis retail yang bergantung pada produk musiman, seperti pakaian musim panas atau perlengkapan liburan, harus mampu mengelola persediaan dan aliran kas dengan baik untuk menghadapi periode dengan permintaan tinggi dan rendah.

Begitu pula dengan tren pasar yang cepat berubah, di mana barang yang populer pada satu periode bisa kehilangan daya tarik di periode berikutnya.

Hal ini menuntut pengelola bisnis retail untuk selalu waspada, melakukan analisis pasar yang terus-menerus, dan memiliki rencana cadangan keuangan untuk menghadapi ketidakpastian permintaan.

Fluktuasi ini dapat memengaruhi arus kas dan pengelolaan persediaan, yang pada gilirannya berdampak pada pendapatan dan profitabilitas.

Oleh karena itu, penting bagi bisnis retail untuk melakukan proyeksi permintaan secara akurat, menyesuaikan strategi harga, dan merencanakan pengeluaran dengan bijak berdasarkan siklus musiman.

Dengan pemahaman yang baik tentang fluktuasi permintaan, bisnis dapat mengurangi risiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan saat permintaan sedang tinggi.

Persaingan harga dan margin keuntungan

Di pasar retail yang sangat kompetitif, salah satu tantangan terbesar adalah mempertahankan margin keuntungan di tengah persaingan harga yang ketat.

Banyak bisnis retail, baik yang besar maupun kecil, terpaksa menurunkan harga agar tetap dapat bersaing dengan pesaing lainnya, yang sering kali berakibat pada turunnya margin keuntungan.

Strategi diskon atau promosi harga murah memang bisa meningkatkan volume penjualan dalam jangka pendek, tetapi jika tidak dikelola dengan hati-hati, ini bisa merugikan dalam jangka panjang.

Untuk menghadapi tantangan ini, pengusaha retail perlu memiliki strategi yang cerdas dalam menetapkan harga jual dan menjaga keseimbangan antara daya saing dan profitabilitas.

Pengelolaan biaya yang efisien, diversifikasi produk, dan menawarkan nilai lebih kepada pelanggan, seperti layanan pelanggan yang unggul atau produk eksklusif, dapat menjadi strategi yang membantu dalam mempertahankan margin keuntungan.

Selain itu, penting untuk melakukan analisis secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan harga yang diterapkan masih sesuai dengan kondisi pasar dan mampu menghasilkan keuntungan yang optimal.

Perubahan regulasi dan kebijakan pajak

Perubahan regulasi dan kebijakan pajak penjualan misalnya yang ditetapkan oleh pemerintah juga menjadi tantangan besar dalam manajemen keuangan bisnis retail.

Setiap perubahan dalam peraturan perpajakan atau kebijakan pemerintah, seperti kenaikan tarif pajak atau perubahan dalam regulasi pengelolaan lingkungan, dapat mempengaruhi biaya operasional dan memerlukan penyesuaian anggaran yang cepat.

Bisnis retail harus selalu siap menghadapi perubahan-perubahan ini dengan memperbarui sistem akuntansi dan kepatuhan pajaknya secara tepat waktu untuk menghindari potensi denda atau masalah hukum.

Selain itu, perubahan regulasi yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, harga bahan baku, atau kebijakan impor juga dapat berdampak langsung pada struktur biaya dan strategi harga.

Untuk itu, bisnis retail harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebijakan yang berlaku, serta memanfaatkan jasa konsultan atau akuntan pajak untuk memastikan bahwa mereka selalu mematuhi peraturan yang ada dan mengelola dampak finansial dari perubahan kebijakan tersebut dengan bijaksana.

Teknologi dalam Manajemen Keuangan Bisnis Retail

Pentingnya teknologi dalam industri retail juga berlaku untuk operasi back-office.

Penggunaan analisis data, dasbor kinerja terintegrasi, dan data waktu nyata membantu peritel memantau operasi mereka, bereaksi terhadap perubahan dengan cepat, dan membuat keputusan bisnis yang tepat yang dapat menghasilkan pertumbuhan.

Berikut adalah beberapa tren teknologi penting yang perlu diketahui oleh para peritel.

Dampak ecommerce pada keuangan bisnis retail

Pergeseran ke ecommerce, yang dipercepat oleh dampak pandemi COVID-19, telah membuka peluang keuangan baru bagi peritel – terutama bisnis kecil dengan akses baru ke pelanggan global.

Ecommerce juga membawa tantangan baru. Misalnya, kemampuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan menjual melalui lebih banyak saluran di luar lokasi fisik telah menambah lebih banyak sumber pendapatan, tetapi logistik dalam mengelola penjualan dan pemenuhan lintas saluran telah memberikan tekanan serius pada rantai pasokan dan strategi persediaan peritel.

Ecommerce juga telah memperluas bidang pesaing bagi para peritel, dengan implikasi pada strategi penetapan harga dan pemasaran mereka.

Penggunaan sistem Point-of-Sale (POS)

Sistem point-of-sale (POS) adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan oleh karyawan ritel untuk mencatat penjualan, menerima pembayaran pelanggan, dan menerima pengembalian barang.

Perangkat POS dapat berupa mesin kasir yang dipasang di kasir atau perangkat seluler, seperti tablet, yang mempercepat proses transaksi dengan memungkinkan karyawan untuk berinteraksi dengan pelanggan di mana saja di toko.

Sistem POS yang canggih memberikan visibilitas ke dalam interaksi omnichannel pelanggan sebelumnya dengan bisnis, yang dapat menghasilkan pengalaman pelanggan yang lebih personal.

Software akuntansi

Proses keuangan retailer telah berkembang pesat sejak zaman pencatatan berbasis kertas dan spreadsheet.

Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan tugas-tugas dasar dan manual, seperti entri data dan pencatatan, retailer banyak beralih ke software akuntansi dan keuangan untuk secara otomatis mencatat transaksi, mengelola utang dan piutang, mengumpulkan pajak, menutup pembukuan keuangan, dan mempercepat pelaporan keuangan.

Software akuntansi cloud meningkatkan kemudahan dengan akses real-time ke data keuangan, memungkinkan peritel untuk mempercepat proses keuangan inti ini sambil tetap mematuhi dan mempertahankan standar kualitas data tertinggi.

Software akuntansi khusus ritel seperti Kledo mengintegrasikan manajemen persediaan, POS, dan integrasi ecommerce, mengotomatiskan tugas-tugas akuntansi yang berulang, seperti pembuatan entri jurnal atau rekonsiliasi akun.

Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan, menggabungkan, dan menganalisis data, tim keuangan dapat fokus pada detail seperti analisis tren, yang memberikan nilai strategis bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan bisnis lainnya.

Jika bisnis retail Anda belum memiliki software akuntansi untuk menunjang kemudahan proses pembukuan dan manajamen keuangan, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:

kledo banner 3

Memanfaatkan analisis data untuk pengambilan keputusan

Analisis data melibatkan pengumpulan dan analisis data ritel dan pelanggan, dan kemudian menggunakan wawasan tersebut untuk mengoptimalkan strategi dan meningkatkan hasil bisnis.

Analisis data dapat digunakan untuk meningkatkan peramalan, memengaruhi bauran produk, dan memberikan kampanye pemasaran yang dipersonalisasi untuk membantu peritel memprediksi, mempersiapkan, dan secara proaktif menyesuaikan operasi mereka agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan realitas pasar dari waktu ke waktu.

Kesimpulan

Manajemen keuangan bisnis retail adalah elemen yang sangat penting dalam memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis. Proses perencanaan dan pengelolaan keuangan yang efektif membantu peritel dalam membuat keputusan strategis yang tepat, mulai dari penetapan harga produk hingga pengelolaan arus kas dan persediaan.

Tanpa pengelolaan yang cermat, bisnis retail dapat menghadapi kesulitan dalam menghadapi fluktuasi permintaan, perubahan regulasi, dan tantangan kompetisi yang semakin ketat.

Oleh karena itu, memiliki pemahaman yang kuat tentang prinsip dasar manajemen keuangan dan penerapan strategi yang tepat adalah langkah awal menuju keberhasilan bisnis retail.

Salah satu tantangan terbesar dalam manajemen keuangan bisnis retail adalah mengelola arus kas dan memastikan likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Untuk itu, peritel harus menggunakan data yang akurat dan real-time dalam membuat keputusan keuangan. Salah satu alat yang dapat mendukung ini adalah software akuntansi yang memungkinkan peritel untuk memantau dan menganalisis laporan keuangan mereka dengan cepat dan mudah.

Dengan mengintegrasikan berbagai aspek keuangan seperti manajemen persediaan, laporan laba rugi, dan arus kas, software akuntansi dapat memberikan wawasan yang lebih jelas dan mendalam, yang pada gilirannya memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.

Selain itu, penggunaan software akuntansi yang terintegrasi dengan sistem manajemen persediaan dan Point-of-Sale (POS) seperti Kledo juga memberikan kemudahan dalam memonitor transaksi secara langsung.

Dengan fitur yang memudahkan pelaporan dan analisis keuangan secara otomatis, peritel tidak perlu lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk tugas-tugas manual.

Kledo menawarkan solusi akuntansi yang terintegrasi secara penuh, mengotomatisasi banyak proses keuangan yang sebelumnya memerlukan banyak waktu dan usaha, sehingga pemilik bisnis dapat lebih fokus pada strategi pengembangan dan pertumbuhan bisnis mereka.

Melalui pemanfaatan teknologi dan software akuntansi yang tepat, bisnis retail dapat lebih efisien dalam mengelola keuangan mereka dan memastikan operasional berjalan lancar.

Dengan Kledo, peritel dapat memperoleh akses langsung ke data keuangan mereka secara real-time, memudahkan perencanaan anggaran, analisis profitabilitas, dan pengelolaan risiko.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Komentar

2 × four =