Di Indonesia, pasar bisnis homestay terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi.
Banyak wisatawan (baik domestik maupun mancanegara) lebih memilih akomodasi yang terjangkau dibandingkan menginap di hotel berbintang.
Hal ini membuat bisnis homestay semakin diminati, khususnya di daerah wisata seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, Bandung, dan berbagai destinasi lainnya.
Jika Anda berencana memulai bisnis homestay, simak artikel ini untuk mempelajari cara memulainya, estimasi biaya yang diperlukan, serta tipsnya.
Apa Itu Bisnis Homestay?
Konsep homestay sebenarnya cukup sederhana.
Anda menyewakan properti atau ruang yang tidak terpakai untuk jangka waktu pendek kepada tamu yang sedang berkunjung ke kota Anda.
Homestay berbeda dengan hotel karena sebagai tuan rumah, Anda biasanya berbagi hunian dengan tamu dan tidak diwajibkan menyediakan layanan kamar atau restoran selama 24 jam seperti pada hotel.
Selain itu, bisnis homestay tidak memerlukan infrastruktur yang besar, sehingga biaya pengelolaannya relatif lebih terjangkau dan ramah di kantong.
Baca Juga: Tips dan Cara Menemukan Tempat Terbaik untuk Bisnis
Keunggulan Memulai Bisnis Homestay

1. Potensi Passive Income dengan ROI Tinggi
Homestay yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi, terutama di daerah wisata seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan Bandung.
Pasar homestay mengalami pertumbuhan yang pesat berkat tingginya permintaan wisata.
Dengan menetapkan harga yang kompetitif serta strategi pemasaran yang tepat, Anda bisa memperoleh pendapatan sewa yang stabil dengan return on investment yang menarik.
2. Memanfaatkan Ruang Kosong yang Ada
Jika Anda memiliki properti kosong, rumah kedua, atau kamar yang tidak terpakai, mengubahnya menjadi homestay dapat menjadikannya sumber pendapatan yang menguntungkan.
Daripada dibiarkan kosong, berinvestasi sedikit untuk furnitur dan dekorasi sudah cukup untuk membuatnya menarik bagi wisatawan.
3. Pekerjaan yang Fleksibel
Berbeda dengan sewa jangka panjang, homestay memberi pemilik kendali penuh atas jadwal penyewaan.
Anda dapat menyewakan properti saat musim ramai, menutup tanggal untuk penggunaan pribadi, serta menyesuaikan tarif harian sesuai permintaan.
4. Meningkatkan nilai properti dalam jangka panjang
Homestay yang terawat dengan baik, memiliki ulasan positif, dan reputasi online yang kuat dapat meningkatkan nilai properti.
Bagi investor, properti dengan rekam jejak pendapatan yang baik lebih menarik dan memiliki potensi harga jual yang lebih tinggi, terutama di daerah destinasi wisata populer.
5. Modal Awal Relatif Rendah
Memulai bisnis homestay membutuhkan modal yang relatif kecil daripada hotel. Biaya utama biasanya meliputi renovasi, furnitur, foto properti, dan perawatan rutin.
Platform online seperti Airbnb, Agoda, dan Booking.com memudahkan Anda untuk memasarkan homestay, mengelola pemesanan, dan menjangkau wisatawan dari berbagai negara.
6. Menjangkau Pasar Global melalui Platform Online
Anda bisa mendaftarkan homestay di platform seperti Airbnb, Agoda, dan Traveloka agar lebih banyak orang melihat homestay Anda.
Platform-platform ini juga mengelola sistem pemesanan dan pembayaran, sehingga proses operasional menjadi lebih sederhana dan aman.
Baca Juga: Tips dan Cara Menemukan Tempat Terbaik untuk Bisnis
Cara Memulai Bisnis Homestay

1. Identifikasi ruang yang tersedia
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menentukan ruang mana yang akan disewakan kepada tamu.
Ruang tersebut bisa berupa ruang tamu, kamar tidur kosong, satu lantai tertentu, atau bahkan seluruh rumah.
Tidak ada batasan mengenai seberapa luas ruang yang ingin Anda sewakan, semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda sebagai pemilik properti.
2. Siapkan fasilitas dasar
Homestay tidak dapat beroperasi tanpa fasilitas dasar yang memadai. Beberapa fasilitas umum yang wajib disediakan antara lain perlengkapan mandi, handuk, bantal, seprai, selimut, serta koneksi Wi-Fi.
Anda dapat menambahkan fasilitas lain sesuai kebutuhan dan target pasar, namun selama kebutuhan dasar tamu terpenuhi, homestay sudah dapat beroperasi dengan baik.
3. Daftarkan properti di platform online
Cara paling mudah untuk memulai bisnis homestay adalah dengan mendaftarkan properti Anda di platform online seperti Airbnb, Booking.com, Agoda, dan TripAdvisor.
Selain itu, Anda juga dapat mempromosikan homestay secara langsung melalui Facebook, Instagram, atau TikTok untuk mengurangi biaya komisi yang biasanya dikenakan oleh platform tersebut.
Sebagai bagian dari proses pendaftaran, Anda perlu mengunggah identitas diri serta dokumen terkait properti.
Umumnya, tidak ada biaya untuk mendaftarkan properti di platform ini, tetapi mereka akan mengenakan komisi sekitar 3–6 persen untuk setiap pemesanan yang berhasil.
4. Menentukan tarif menginap
Platform seperti Airbnb memungkinkan pemilik properti menentukan tarif sendiri.
Sebagai langkah awal, sebaiknya Anda membandingkan harga homestay lain di sekitar lokasi untuk mendapatkan gambaran tarif yang wajar dan kompetitif.
Tarif sewa juga bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan musim serta tingkat permintaan.
Di destinasi wisata seperti Bali atau Yogyakarta, harga biasanya lebih rendah saat low season dan meningkat saat musim liburan, hari besar nasional, atau event besar.
Sebaliknya, di kota yang berfungsi sebagai pusat bisnis sekaligus tujuan wisata, tingkat hunian cenderung stabil sepanjang tahun sehingga penyesuaian harga tidak terlalu sering diperlukan.
Jika Anda membutuhkan properti untuk penggunaan pribadi, Anda dapat menutup tanggal tertentu (block dates) di platform jauh-jauh hari agar tidak bisa dipesan oleh tamu.
5. Mengetahui regulasi setempat
Yang tidak kalah penting, sebelum mendaftarkan homestay, pastikan Anda memahami izin, proses pendaftaran usaha, dan ketentuan hukum yang berlaku di daerah Anda.
Di Indonesia, aturan mengenai homestay dapat berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintah daerah, terutama di kawasan desa wisata atau destinasi unggulan.
Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan Dinas Pariwisata setempat atau pihak kelurahan/desa guna memastikan usaha berjalan sesuai regulasi.
6. Bangun komunikasi yang efektif
Pilih saluran komunikasi yang tepat agar tamu dapat dengan mudah menghubungi Anda jika memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan.
Komunikasi yang responsif akan membuat tamu merasa lebih tenang dan nyaman karena mereka tahu dapat menghubungi tuan rumah kapan pun diperlukan.
7. Berikan pengalaman pre-stay dan post-stay menginap yang baik
Pengalaman sebelum menginap (pre-stay) sangat penting karena akan membentuk kesan pertama bagi tamu.
Beberapa cara untuk menyambut tamu dengan baik antara lain:
- Membantu mengatur penjemputan dari bandara atau stasiun
- Membantu membawa barang saat kedatangan
- Memberikan rekomendasi tempat wisata, kuliner, atau aktivitas menarik di sekitar lokasi homestay.
Sementara itu, pengalaman setelah menginap (post-stay) juga tidak kalah penting.
Berikut ini tips post-stay yang bisa Anda terapkan:
- Membantu proses kepulangan tamu
- Mengatur transportasi
- Meminta ulasan atau masukan dari tamu. Feedback ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman homestay Anda di masa mendatang.
Baca Juga: 14 Cara Agar Bisnis Menonjol dari Pesaing
Berapa Biaya untuk Memulai Homestay?

Biaya awal untuk menyiapkan homestay berbeda-beda, tergantung pada kondisi properti dan fasilitas yang ingin disediakan. Berikut perkiraan rinciannya:
Biaya satu kali
- Perabotan: Tempat tidur, meja, kursi, rak, serta perlengkapan seperti gorden, seprai, dan bed cover. Biaya perabotan bisa berkisar antara Rp6.000.000–Rp15.000.000, tergantung konsep dan tingkat dekorasi.
- Renovasi: Jika membutuhkan renovasi seperti penataan kamar mandi, mengecat dinding, atau ada bagian yang perlu diperbaiki, maka biayanya bisa bervariasi mulai dari Rp3.000.000-Rp10.000.000.
- Perlengkapan tambahan: Ketel air, handuk, dan peralatan makan sederhana, dengan estimasi biaya Rp300.000–Rp400.000.
- Fasilitas tambahan (opsional): AC, kipas angin, water heater, atau air purifier dapat menambah biaya hingga Rp2.000.000 atau lebih, tergantung jenis dan jumlah perangkat.
Biaya rutin bulanan
- Tagihan: Listrik dan internet biasanya sekitar Rp500.000–Rp600.000 per bulan.
- Kebersihan: Biaya laundry seprai dan handuk serta jasa kebersihan sekitar Rp600.000–Rp700.000 per bulan.
- Kebutuhan tamu: Sarapan ringan, perlengkapan mandi, kopi, teh, air minum, dan kebutuhan dasar lainnya sekitar Rp150.000–Rp200.000 per bulan.
- Tenaga bantuan: Jika diperlukan, Anda dapat mempekerjakan asisten untuk membantu operasional homestay. Gaji asisten umumnya berkisar Rp1.500.000 per bulan, tergantung wilayah dan tanggung jawab pekerjaan.
Baca Juga: 10 Hal yang Harus Diketahui Saat Belajar Bisnis
Tips Memulai Bisnis Homestay
1. Penetapan Harga
Penetapan harga merupakan hal yang sangat krusial saat memulai bisnis homestay.
Pada tahap awal, Anda dapat menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan homestay lain dengan tipe kamar dan lokasi yang serupa untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Strategi ini membantu meningkatkan jumlah tamu serta mengumpulkan ulasan positif.
Seiring meningkatnya popularitas dan reputasi homestay, Anda bisa menaikkan harga secara bertahap untuk memperoleh pendapatan yang lebih optimal.
2. Membangun kepercayaan
Kepercayaan merupakan faktor penting dalam bisnis homestay. Pastikan Anda menyediakan deskripsi kamar yang jelas dan detail, serta foto yang akurat agar calon tamu memahami kondisi homestay dengan baik.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu responsif dalam menjawab pertanyaan calon tamu agar mereka merasa yakin sebelum melakukan pemesanan.
Pengalaman menginap yang memuaskan akan mendorong tamu memberikan ulasan positif, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan calon tamu lainnya terhadap homestay Anda.
3. Daftarkan homestay di Google Bisnis
Mendaftarkan homestay ke Google Bisnis (Google Business Profile) sangat penting agar properti Anda mudah ditemukan di Google Search dan Google Maps.
Lengkapi profil Anda dengan alamat, foto, jam operasional, hingga ulasan tamu. Profil yang lengkap akan membuat calon pelanggan lebih percaya dan lebih mudah menghubungi Anda.
4. Jaga kebersihan dan konsistensi layanan
Kebersihan adalah faktor utama yang memengaruhi kepuasan tamu. Pastikan kamar, kamar mandi, dan area bersama selalu dalam kondisi bersih dan rapi.
Selain itu, berikan layanan yang konsisten kepada setiap tamu agar pengalaman menginap tetap sesuai dengan ekspektasi yang Anda tawarkan di platform pemesanan.
5. Manfaatkan media sosial secara aktif
Gunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, atau TikTok untuk menampilkan suasana homestay, testimoni tamu, serta aktivitas menarik di sekitar lokasi.
Konten yang rutin dan autentik dapat membantu meningkatkan awareness dan menarik calon tamu baru tanpa biaya promosi yang besar.
6. Kelola keuangan dengan baik
Catat setiap pemasukan dan pengeluaran secara rapi, mulai dari biaya operasional hingga pendapatan sewa.
Pengelolaan keuangan yang baik membantu Anda mengetahui profitabilitas homestay, menentukan harga yang tepat, serta mempersiapkan pengembangan usaha ke depannya.
Akan lebih baik jika Anda menggunakan alat seperti software akuntansi Kledo untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan, mengelola persediaan, menghitung aset, serta membuat laporan keuangan.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba Kledo dengan klik gambar di bawah ini:
7. Minta dan kelola ulasan tamu
Setelah tamu check-out, mintalah ulasan secara sopan melalui platform pemesanan atau Google Bisnis.
Tanggapi setiap ulasan, baik positif maupun negatif, dengan profesional. Respon yang baik menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap pengalaman tamu.
Baca Juga: Ingin Mempercepat Pertumbuhan Bisnis? Berikut adalah Strateginya
Kesimpulan
Bisnis homestay dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan, terutama di daerah yang memiliki potensi pariwisata sangat besar.
Dengan memanfaatkan ruang yang tersedia serta mengelola operasional dan layanan dengan baik, homestay dapat berkembang menjadi sumber pendapatan tambahan.
Kunci utama dalam memulai bisnis homestay adalah perencanaan yang matang, konsistensi dalam menjaga kualitas layanan, serta kemampuan membangun kepercayaan dengan tamu.
Selain itu, jangan lupa untuk mempromosikan bisnis homestay Anda serta mengelola keuangan dengan software akuntansi Kledo.
Software akuntansi Kledo adalah software berbasis cloud yang memungkinkan Anda untuk memantau dan mengelola keuangan dari mana saja dan kapan saja.
Yuk, coba Kledo sekarang juga lewat tautan ini!
- Cara Menghitung Food Cost Restoran dan Tips Menurunkannya - 19 Desember 2025
- 7 Cara Memulai Bisnis Homestay yang Menguntungkan - 19 Desember 2025
- 7 Software Accounting untuk Usaha di Indonesia & Tips Memilih - 19 Desember 2025
