Di tengah persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif, membangun sebuah bisnis bukan hanya soal produk dan pemasaran, melainkan tentang visi, strategi, dan nilai yang dibawa oleh brand tersebut.
Hal ini yang menjadi topik utama dalam webinar Bincang Kledo episode ke-14 pada tanggal 13 Mei 2025 yang bertajuk “Membangun Brand dari Hati, Mengelola Bisnis dengan Strategi”.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber utama:
- Yaniar Fernanda – Founder Dekayu
- Denayu – Senior Konsultan dari Kledo, software akuntansi untuk UMKM
Dipandu oleh MC dan moderator Elsa Sabrina, acara ini tidak hanya inspiratif tapi juga memberikan wawasan praktis bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk memulai dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
Dari Garasi ke Pasar Global: Kisah Sukses Dekayu

Kak Nia mengawali paparannya dengan cerita pribadi yang begitu membumi. Latar belakangnya bukan dari dunia bisnis, melainkan alumnus FMIPA UGM yang belajar bisnis secara otodidak.
Ia bahkan pernah mencoba beberapa lini usaha seperti kuliner, fashion, hingga akhirnya menemukan panggilan hati di industri kerajinan kayu.
Brand Dekayu resmi berdiri tahun 2017, dimulai dari observasi sederhana saat berjalan-jalan di Malioboro.
Kak Nia melihat begitu banyak kerajinan kayu dijual, tapi kebanyakan hanya bersifat dekoratif. Ia pun terpanggil untuk mengangkat produk lokal ini ke level yang lebih tinggi: fungsional, berkualitas ekspor, dan memiliki nilai cerita.
Dekayu pun lahir sebagai brand yang menawarkan wooden craft & gifting product—produk berbahan kayu untuk hampers, perlengkapan makan, hingga aksesoris rumah.
Menariknya, semua dimulai dari garasi rumah, dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai lighting saat pemotretan produk.
Brand dengan Misi Sosial: Meaningful Connection
Salah satu poin penting dari kesuksesan Dekayu adalah faktor why-nya yang kuat: mendampingi dan memberdayakan para pengrajin lokal.
Sebagian besar pengrajin hanya mendapatkan penghasilan dari proyek ekspor musiman. Melalui Dekayu, Kak Nia menciptakan sistem pembayaran mingguan agar para pengrajin bisa hidup lebih stabil.
Dengan tagline “Meaningful Connection”, Dekayu tidak hanya menjual produk, tapi menjual nilai, cerita, dan rasa.
Bahkan pernah ada pelanggan yang komplain karena produk yang mereka beli tidak diberi branding ” Dekayu”. Itu membuktikan bahwa cerita brand telah membangun loyalitas yang kuat.
Baca juga: Rekap Webinar: Level Up! Skill Wajib Pebisnis untuk Bertahan & Tumbuh di Era Digital
74% UMKM Tak Bertahan 5 Tahun
Salah satu fakta mencengangkan yang diangkat adalah bahwa 74% UMKM di Indonesia tidak mampu bertahan lebih dari 5 tahun, menurut data BPS dan Kemenkop 2023. Penyebabnya?
Mulai dari tidak adanya sistem keuangan, lemahnya strategi pemasaran, hingga ketidaksiapan dalam menghadapi krisis.
Dari pengalaman Kak Nia, banyak pebisnis terlalu fokus memulai usaha, tapi lupa membangun fondasi bisnis jangka panjang. Maka dari itu, ia memperkenalkan lima tahapan pertumbuhan bisnis yang wajib dipahami:
- Starting – Semangat membara untuk memulai, tapi belum tentu disertai sistem.
- Profiting – Fokus mencari profit, bukan hanya omset.
- Systemizing – Membuat SOP, jobdesk, KPI, dan sistem operasional.
- Multiplying – Skalabilitas: buka cabang atau produk baru.
- Investing – Melipatgandakan manfaat dan nilai sosial.
Sistemasi Bisnis: Bukan Bikin Ribet, Tapi Bikin Hebat
Kak Nia menggarisbawahi bahwa sistem bukan berarti membatasi kreativitas, tetapi justru mempermudah dan mempercepat pertumbuhan bisnis.
“Sistem itu cara kerja yang diulang, dievaluasi, dan ditingkatkan,” ujarnya.
Beberapa contoh sistemasi yang dilakukan Dekayu:
- SOP pengepakan hampers agar aman dan estetis.
- Checklist harian operasional.
- Koordinasi tim menggunakan WhatsApp dan Google Sheet.
- Dokumentasi proses kerja melalui foto dan video.
- Evaluasi mingguan lintas divisi.
Sistemasi membuat tim tahu apa yang harus dilakukan, kapan, dan siapa yang bertanggung jawab. Dengan begitu, bisnis bisa terus berjalan meski owner tidak hadir langsung setiap hari.
Strategi Bertahan Tanpa Investor: Bootstrapping Mindset
Dekayu tumbuh tanpa pendanaan besar atau investor. Kak Nia memilih pendekatan bootstrapping, yaitu mengembangkan bisnis dari profit yang ada.
Dengan fokus pada efisiensi biaya, reinvest dari hasil penjualan, dan strategi PO (pre-order), mereka berhasil menjaga arus kas tetap sehat.
Salah satu pengalaman menarik adalah saat Dekayu harus menolak proyek besar karena margin terlalu kecil. Namun karena alasan penolakannya berdasarkan perhitungan yang matang dan etis, justru klien menjadi semakin percaya dan akhirnya tetap bekerja sama.
Finansial: Jantungnya Bisnis

Dalam sesi bersama Denayu dari Kledo, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya pencatatan keuangan yang rapi dan real-time.
Kak Nia bahkan menegaskan bahwa bisnis harus dijalankan dengan data, bukan asumsi. Prinsip yang ia pegang:
- Profit First – Jangan hanya fokus pada omset.
- Cash Flow is King – Jangan tertipu laba semu.
- Pencatatan Rapi – Dasar pengambilan keputusan yang sehat.
Dengan menggunakan tools seperti Kledo, pemilik bisnis bisa lebih mudah mencatat transaksi, membuat laporan laba rugi, neraca, hingga mengontrol pengeluaran secara otomatis dan efisien.
Apalagi, Kledo memberikan pelatihan gratis dan harga sangat terjangkau mulai dari Rp150.000-an per bulan.
Catat, ukur, tumbuh
Sesi webinar ditutup dengan penekanan pada pentingnya pencatatan yang rapi, terukur, dan dapat disinkronisasi.
Mulai dari pencatatan bahan baku, penjualan, hingga monitoring stok, semuanya harus transparan dan terdokumentasi.
Pengalaman nyata Kak Nia saat kehilangan kas karena terlalu banyak menyetok barang di kanal offline menjadi pengingat bahwa data adalah alat navigasi bisnis. Tanpa data, bisnis akan berjalan dengan tebakan.
Kesimpulan: Bangun dengan Hati, Kelola dengan Strategi
Webinar ini membuka mata bahwa membangun bisnis bukan sekadar semangat, tapi tentang perencanaan, pengelolaan, dan sistemisasi.
Dekayu menjadi contoh nyata bahwa brand lokal bisa sukses secara berkelanjutan dengan mengedepankan koneksi emosional, dampak sosial, dan sistem kerja yang rapi.
Dengan platform seperti Kledo, para pelaku UMKM kini punya akses untuk mengelola keuangan secara profesional tanpa biaya besar. Waktunya UMKM naik kelas—dengan data, strategi, dan semangat dari hati.