Quality of Earnings (QoE) Ratio: Cara Hitung dan Kalkulatornya

quality of earnings banner

Pada dasarnya, quality of earnings (QoE) ratio dihitung untuk mendapatkan pandangan transparan tentang laba perusahaan dari operasi fundamentalnya.

Rasio ini berfungsi untuk mengetahui penyimpangan dan penyesuaian akuntansi untuk memberikan penilaian yang lebih akurat atas kinerja keuangan perusahaan.

Tanpa rasio quality of earnings atau laporan terkait, perusahaan dapat memanipulasi catatan keuangannya agar terlihat lebih menguntungkan.

Cara kerja rasio ini adalah dengan mengecualikan item-item yang bersifat satu kali atau luar biasa, sehingga menilai apakah pendapatan perusahaan konsisten dan dapat diandalkan.

Contohnya, sebuah perusahaan mungkin menunjukkan laba bersih yang tinggi namun memiliki arus kas negatif, yang mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan mungkin tidak berasal dari aktivitas bisnis inti.

Investor harus menyelidiki sumber pendapatan ini, karena ini mungkin merupakan upaya untuk membuat bisnis tampak lebih sukses daripada yang sebenarnya.

Rasio QoE yang rendah tidak selalu mengindikasikan adanya malpraktik di dalam perusahaan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh masuknya uang kas satu kali yang meningkatkan laba bersih, atau pengeluaran yang signifikan yang menyebabkan arus kas negatif.

Pada artikel kali ini kita akan mengetahui cara menghitung quality of earnings ratio, contoh kasus, dan kami juga akan memberikan kalkulator QoE ratio gratis yang bisa Anda gunakan dengan mudah.

Bagaimana Cara Menghitung Quality of Earnings Ratio?

Quality of earnings ratio, atau “rasio QoE”, digunakan untuk mengukur seberapa andal laba bersih yang dilaporkan perusahaan dengan membandingkannya dengan kas dari operasi.

  • Laba Bersih → Pos laba bersih – yaitu “bottom line” – ditemukan di laporan laba rugi perusahaan dan mewakili laba akuntansi berbasis akrual.
  • Kas dari Operasi (CFO) → Item baris kas dari operasi, sering disebut sebagai arus kas operasi (OCF), ditemukan pada laporan arus kas perusahaan dan dihitung dengan menyesuaikan laba bersih untuk item non-tunai dan perubahan modal kerja bersih atau net working capital (NWC).

Pedoman pelaporan yang ditetapkan di bawah PSAK mewakili metodologi standar yang harus dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan publik yang berlokasi di Indonesia.

Namun, akuntansi akrual tetap merupakan sistem yang tidak sempurna yang masih rentan terhadap manipulasi laba, di mana laba bersih perusahaan dapat menyesatkan kondisi profitabilitas yang sebenarnya.

Sebagai contoh, laba bersih berbasis akrual dapat disalahartikan oleh penyesuaian akuntansi berikut ini:

  • Item Non-Kas → misalnya Penyusutan dan Amortisasi, atau “D&A”)
  • Pos-pos yang Tidak Berulang → misalnya Laba atau Rugi Penjualan, PP&E atau Penurunan Nilai Persediaan)
  • Keputusan Manajemen Diskresioner → misalnya Masa manfaat aset tetap, FIFO vs LIFO, Kebijakan Pengakuan Pendapatan

Laba bersih suatu perusahaan dapat digelembungkan secara artifisial melalui taktik tipu daya oleh manajemen yang disengaja, atau dapat juga berasal dari konvensi akuntansi yang mencerminkan kekurangan akuntansi akrual, daripada upaya yang disengaja oleh manajemen untuk menyesatkan investor.

Premis dari quality of earnings (QoE), yang disiapkan oleh akuntan dan auditor independen, adalah bahwa tidak semua laba sama, yaitu laba tidak sama dengan arus kas.

Oleh karena itu, metrik keuangan seperti rasio QoE digunakan untuk memastikan laba bersih yang dilaporkan dapat diandalkan untuk mengevaluasi kinerja historis perusahaan, yang dapat menjadi dasar model perkiraan (dan penilaian tersiratnya).

Dalam praktiknya, menentukan kualitas laba suatu perusahaan merupakan proses yang memakan waktu, di mana analisis terperinci dan berbagai teknik diperlukan untuk benar-benar memahami kualitas profil laba perusahaan.

Tugas semacam itu paling sering dialihdayakan ke kantor akuntan yang berspesialisasi dalam melakukan ketekunan terperinci pada pendapatan perusahaan, tetapi ada beberapa pendekatan “quick and dirty” untuk memperkirakan kualitas laba perusahaan.

Baca juga: Rasio Cakupan Kas (Cash Coverage): Rumus dan Kalkulatornya

Rumus Menghitung Quality of Earnings Ratio (QoE)

quality of earnings 3

Rumus untuk menghitung quality of earnings ratio (QoE) adalah sebagai berikut.

Quality of earnings ratio = Kas dari Operasi ÷ Laba Bersih

  • Kas dari Operasi (CFO) = Laba Bersih + D&A – Kenaikan net working capital
  • Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak (EBT) – Pajak

Berapa nilai rassio QoE yang baik?

Aturan umum untuk menginterpretasikan quality of earnings ratio (QoE) adalah sebagai berikut:

  • Rasio QoE > 1,0x → Laba Berkualitas Tinggi
  • Rasio QoE < 1,0x → Kualitas Laba Lebih Rendah

Kepraktisan quality of earnings ratio (QoE) adalah bahwa laba bersih perusahaan yang dicatat berdasarkan standar akuntansi akrual dipisahkan dari pos-pos non-operasional yang bukan merupakan bagian dari aktivitas bisnis inti perusahaan atau terkait dengan konvensi akuntansi.

Rasio QoE yang lebih tinggi – yaitu kas dari operasi melebihi laba bersih – menyiratkan bahwa laba yang dilaporkan perusahaan lebih dapat diandalkan dan tidak terdistorsi oleh manipulasi laba.

Sebaliknya, rasio QoE yang lebih rendah mengindikasikan bahwa kas dari operasi perusahaan lebih kecil daripada laba bersihnya, yang berarti bahwa lebih banyak laba yang dilaporkan diatribusikan pada penyesuaian akuntansi, yang sering kali merupakan tanda bahaya terkait tata kelola perusahaan dan kebijakan internal.

Karena laba memiliki kualitas yang lebih tinggi, hasilnya adalah model perkiraan yang lebih dapat diandalkan.

Baca juga: Cash Ratio: Rumus, Contoh Kasus, dan Kalkulator Gratisnya

Kalkulator Quality of Earnings Ratio Gratis

Berikut adalah kalkulator QoE ratio yang bisa Anda gunakan secara mudah untuk mempercepat Anda mendapatkan informasi dalam proses mengetahui kualitas laba dalam sebuah bisnis.

Kalkulator Quality of Earnings Ratio

Quality of Earnings Ratio: 0

Baca juga: Interest Coverage Ratio: Rumus, Contoh Kasus, dan Kalkulatornya

Contoh Perhitungan Quality of Earnings Ratio

quality of earnings 2

Misalkan Anda ditugaskan untuk menghitung quality of earnings ratio (QoE) suatu perusahaan dengan serangkaian asumsi keuangan berikut untuk tahun fiskal yang berakhir pada tahun 2025.

Data Keuangan 2025:

  • Laba Bersih = 100 juta
  • Penyusutan dan Amortisasi (D&A) = 20 juta
  • (Kenaikan) / Penurunan NWC = (5 juta)
  • (Keuntungan) / Kerugian Penjualan Aset = 25 juta
  • Penurunan Nilai Persediaan = 10 juta

Karena laba bersih – penyebut dalam perhitungan rasio kami – sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah merekonsiliasi laba bersih untuk menentukan kas perusahaan dari operasi.

Beban penyusutan dan amortisasi (D&A) adalah beban non-tunai, sehingga 20 juta yang tercatat di laporan laba rugi harus diperlakukan sebagai penambahan karena tidak ada pergerakan kas yang terjadi.

Dari sana, kita akan mengurangi peningkatan modal kerja bersih sebesar 5 juta. Peningkatan modal kerja bersih (NWC) adalah arus kas keluar (yaitu “penggunaan”), sedangkan penurunan modal kerja bersih (NWC) adalah arus kas masuk (yaitu “sumber”).

Dua penyesuaian berikutnya adalah kerugian sebesar 25 juta atas penjualan aset dan penurunan persediaan sebesar 10 juta.

  • Kerugian Penjualan aset → Perusahaan menjual aset dengan kerugian bersih sebesar 25 juta, yang diakui di laporan laba rugi sebagai biaya non-operasional.
  • Penurunan Nilai Persediaan → Nilai pasar wajar atau fair market value (FMV) persediaan perusahaan berkurang di bawah nilai bukunya, yaitu nilai tercatat di neraca, sehingga perusahaan harus mencatat kerugian pada laporan laba rugi.

Namun, dalam kedua skenario tersebut, perusahaan tidak benar-benar mengalami kerugian kas pada periode berjalan.

Dengan demikian, kerugian atas penjualan aset tetap dan penurunan nilai inventaris mengurangi laba bersih perusahaan pada laporan laba rugi, tetapi kedua item tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian non-tunai dalam perhitungan CFO kami.

  • Kas dari Operasi (CFO) = 100 juta + 20 juta – 5 juta + 25 juta + 10 juta = 150 juta

Setelah kita memasukkan input kita ke dalam rumus di atas, kita sampai pada quality of earnings ratio sebesar 1,5x untuk perusahaan ini. Hal ini diambil dari 150 juta (CFO) / 100 Juta (Laba bersih) = 1,5

Hal ini mengimplikasikan bahwa laba aktual perusahaan tersebut lebih rendah (dan berkualitas lebih tinggi) dibandingkan dengan laba bersih yang tercatat di laporan laba rugi.

Baca juga: Asset Coverage Ratio: Rumus, Contoh, dan Kalkulator Gratisnya

Cara Meningkatkan Nilai Quality of Earnings Ratio

quality of earnings 1

Jika Anda adalah pemilik bisnis, sebaiknya Anda fokus pada peningkatan arus kas operasional dan mengurangi ketergantungan terhadap pos-pos non-kas atau non-operasional dalam laporan laba rugi untuk meningkatkan rasio QoE:

1. Meningkatkan arus kas dari aktivitas operasi

Dengan cara:

  • Percepat penagihan piutang: Buat kebijakan kredit yang lebih ketat dan aktif menindaklanjuti tagihan.
  • Kurangi persediaan yang berlebih: Manajemen persediaan yang efisien akan mengurangi uang yang “terkunci” di gudang.
  • Negosiasi dengan pemasok: Perpanjang periode pembayaran hutang usaha tanpa mengganggu hubungan bisnis.
  • Optimalkan siklus kas: Mempercepat penerimaan kas dan memperlambat pengeluaran kas, tanpa mengorbankan operasional.

Baca juga: Retention Ratio: Rumus, Contoh Kasus, dan Kalkulator Gratis

2. Minimalkan penggunaan pencatatan akrual atau item non-kas

Terkadang laba terlihat tinggi karena akrual, tapi tidak menghasilkan kas yang nyata.

Berikut adalah cara meminimalkannya:

  • Gunakan estimasi konservatif untuk akun-akun seperti cadangan kerugian piutang, depresiasi, amortisasi.
  • Hindari pengakuan pendapatan yang belum pasti secara berlebihan (aggressive revenue recognition).
  • Evaluasi kembali kebijakan akuntansi yang dapat membuat laba “terlalu artifisial” (misalnya, penyesuaian nilai wajar, keuntungan selisih kurs yang tidak terealisasi).

3. Hindari ketergantungan pada pendapatan non-operasional

Pendapatan non operasional dalam akuntansi misalnyakeuntungan penjualan aset, revaluasi properti, atau pendapatan satu kali (one-off gain).

Lalu bagaimana cara menghindari kertergantungan ini?

  • Fokus pada peningkatan laba dari aktivitas inti (misalnya: penjualan produk/jasa utama).
  • Sajikan pendapatan non-operasional secara terpisah dan transparan dalam laporan.

Baca juga: Fixed Charge Coverage Ratio (FCCR): Rumus dan Kalkulator Gratisnya

4. Kontrol beban operasional dengan baik

Laba yang dihasilkan dari efisiensi yang nyata akan tersaji dalam laporan arus kas, dan hal ini bukan manipulasi laporan.

Jadi pastikan Anda:

  • Melakukan review secara berkala atas semua biaya tetap dan variabel.
  • Mengotomatiskan proses rutin untuk menghemat biaya tenaga kerja.

Jika Anda belum melakukan proses otomatisasi dalam proses pencatatan pembukuan dan pembuatan laporan keuangan, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan dengan harga terjangkau seperti Kledo.

Tidak percaya? Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamaanya melalui tautan pada gambar di bawah ini:

Banner 2 kledo

5. Melakukan audit internal yang baik

Pastikan bahwa semua laporan keuangan mencerminkan kondisi nyata perusahaan, caranya:

  • Terapkan sistem pelaporan internal yang ketat dan berkala.
  • Jaga integritas data akuntansi – hindari overstatement/understatement yang disengaja.

Baca juga: Sharpe Ratio: Rumus, Cara Hitung, dan Kalkulator Gratisnya

Pada Intinya….

Quality of Earnings (QoE) Ratio adalah alat penting dalam menilai kualitas laba perusahaan—apakah benar-benar dihasilkan dari aktivitas operasional atau hanya bersifat sementara dan tidak berkelanjutan.

Rasio ini memberikan gambaran yang lebih dalam tentang kesehatan keuangan perusahaan dibanding sekadar melihat besar kecilnya laba bersih. Oleh karena itu, menjaga QoE ratio tetap tinggi menjadi bagian penting dari strategi keuangan jangka panjang.

Namun, untuk bisa menghitung dan memantau QoE ratio dengan akurat, bisnis memerlukan data keuangan yang rapi, real-time, dan mudah diakses.

Jika pencatatan keuangan masih dilakukan secara manual atau tersebar di berbagai file, maka sangat mungkin terjadi kesalahan pencatatan atau keterlambatan analisis yang dapat berdampak pada keputusan bisnis.

Di sinilah peran software akuntansi seperti Kledo menjadi sangat dibutuhkan banyak pemilik bisnis. Dengan Kledo, kamu bisa mencatat arus kas, laba bersih, hingga laporan keuangan lainnya secara otomatis dan terintegrasi.

Hal ini memungkinkan kamu untuk menghitung quality of earnings dengan cepat dan akurat, sekaligus memahami lebih dalam kondisi keuangan bisnis secara keseluruhan—tanpa perlu repot menyusun laporan manual.

Jika kamu ingin merasakan langsung manfaatnya, coba Kledo gratis selama 14 hari dan rasakan sendiri bagaimana kemudahan dalam mengelola keuangan bisa mendukung kualitas pengambilan keputusan bisnismu. Klik di sini untuk mulai mencoba.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty + 4 =