Sebenarnya, AI dalam bisnis retail bukanlah hal baru.
Di awal tahun 2000, Amazon memperkenalkan mesin rekomendasi yang canggih, lalu Walmart menggunakan tool manajemen persediaan, yang keduanya menggunakan bantuan AI.
Walau perkembangan AI cukup stabil sampai sebelum 2022, peluncuran ChatGPT menandai titik perubahan yang signifikan, mempercepat integrasi AI di semua sektor retail.
Sejak saat itu, teknologi dan tools AI sudah meningkatkan hampir semua aspek operasional retail.
Sementara itu, semakin banyak toko retail yang mengadopsi teknologi AI agar mampu menjadi bisnis yang terdepan dan lebih unggul dari kompetitor.
Artikel ini akan membahas apa itu AI dalam retail beserta manfaat, tantangan penerapan, dan 13 contoh penggunaannya.
Apa Itu AI dalam Retail?
Bagi bisnis, “AI” biasanya merujuk pada penggunaan teknologi machine learning tingkat lanjut untuk memproses dan memperoleh informasi berharga dari volume data yang besar.
Retail dapat menggunakan teknologi AI untuk membantu mengoptimalkan pekerjaan internal maupun yang berhubungan langsung dengan pelanggan.
Pekerjaan internal
Operasi internal yang dapat ditingkatkan dengan AI mencakup:
- Optimalisasi supply chain
- Manajemen inventori
- Merchandising
- Peramalan permintaan (demand forecasting).
Misalnya, sebuah toko retail besar di bidang fashion yang mengambil produk dari jaringan supplier global dapat menggunakan AI untuk memantau data supply chain dan menyesuaikan strategi pengiriman internasional secara real-time, guna menghindari potensi keterlambatan dan kemacetan.
Mereka juga bisa menggunakan analitik AI untuk meninjau data penjualan historis dan menghasilkan detail peramalan permintaan pelanggan, sehingga memberikan perencanaan manufaktur dan merchandising yang lebih akurat terhadap kebutuhan konsumen.
Data pelanggan
Toko retail juga memanfaatkan data pelanggan untuk mendukung aktivitas yang berhubungan langsung dengan konsumen.
Teknologi AI membantu pengalaman belanja, baik online maupun offline, menjadi lebih efisien serta memungkinkan kampanye pemasaran yang lebih tertarget dan personal.
Salah satu contoh populer penggunaan AI dalam fungsi retail yang berhadapan langsung dengan pelanggan adalah rekomendasi produk yang dipersonalisasi, berdasarkan analisis data konsumen seperti riwayat pembelian.
Baca Juga: 12 Cara Memulai Bisnis Retail yang Sukses dan Contohnya
7 Manfaat AI dalam Retail
1. Manajemen produk yang lebih menguntungkan
AI membantu toko retail mengambil keputusan lebih baik terkait inventori, seperti barang apa yang harus disimpan dan dalam jumlah berapa dengan menganalisis tren riwayat penjualan suatu toko serta data pihak ketiga.
Misalnya, perencana retail perlengkapan olahraga mungkin tahu harus menambah stok jersey Jonathan Christie ketika ia hendak bertanding di kota mereka.
2. Membantu menavigasi perdagangan global
Toko retail dapat menggunakan AI untuk membandingkan harga dan variasi produk dengan pesaing.
AI juga dapat digunakan untuk perencanaan skenario “what if?”, misalnya apakah retailer perlu mengganti pemasok, mengubah sumber produk, atau mencari alternatif jalur transportasi.
3. Deskripsi produk otomatis
Dengan AI generatif, toko retail bisa merangkum deskripsi panjang yang diberikan oleh pabrik menjadi deskripsi singkat yang memuat fitur inti produk dan bisa menarik pelanggan.
4. Rekomendasi e-commerce yang lebih baik
AI dapat dengan cepat menganalisis riwayat pesanan pelanggan untuk memberikan cross-sell yang lebih personal.
Misalnya, AI dapat menyarankan seorang pelanggan wanita yang membeli sandal untuk juga membeli kaus kaki ukuran anak, bukan untuk dipasangkan dengan sandal, tetapi karena AI mendeteksi bahwa sebelumnya ia pernah membeli sepatu anak-anak.
Baca Juga: Retail Predictive Analytics: Manfaat & Cara Menggunakannya
5. Dukungan tenaga kerja
Toko retail bisa menggunakan robot dengan kemampuan AI untuk menangani tugas repetitif, seperti menghitung jumlah barang di rak agar stok tetap sesuai.
Pekerja yang biasanya mengerjakan tugas tersebut dapat dialihkan untuk tugas produktif lain seperti membantu pelanggan menemukan produk atau memberikan saran tambahan dengan bantuan AI.
6. Mengurangi shrinkage
Shrinkage adalah berkurangnya inventori karena penyebab lain di luar penjualan seperti pencurian, kecurangan pemasok, atau pencurian oleh karyawan.
AI, bersama sensor dan teknologi point of sale lainnya, dapat membantu mendeteksi jika pelanggan mengambil produk yang lebih mahal daripada yang mereka scan, atau jika kasir dengan sengaja memberikan harga lebih rendah kepada pelanggan.
AI juga dapat memastikan produk tidak menjadi kedaluwarsa atau tidak laku karena tiba-tiba kehilangan popularitas.
7. Keputusan lokasi yang lebih baik
Lokasi adalah segalanya dalam retail. Anda bisa meminta AI untuk membantu menentukan lokasi terbaik dalam membuka toko baru.
AI memungkinkan toko retail menjalankan simulasi dengan ribuan variabel seperti lokasi pesaing, kepadatan penduduk, biaya sewa dan operasional, iklim, hingga data demografis.
Baca Juga: 6 Jenis Bisnis Retail yang Perlu Anda Ketahui, Apa Saja?
13 Contoh Penggunaan AI dalam Retail
Berikut 16 aplikasi AI yang menunjukkan bagaimana teknologi ini mengubah cara kerja retailer dan bagaimana mereka melayani pelanggan.
1. Manajemen persediaan

AI dapat memprediksi permintaan pelanggan dengan mengandalkan riwayat data pembelian dan analitik supply chain, sehingga memberikan wawasan yang Anda butuhkan untuk mengoptimalkan inventori.
Beberapa toko juga menggunakan robot inventori bertenaga AI di gudang untuk secara otomatis menyiapkan pesanan dan mengirimkan peringatan ketika stok barang hampir habis.
2. Peramalan permintaan (demand forecasting)
Sistem berbasis AI mampu menganalisis riwayat data penjualan, informasi pasar terkini, dan tren belanja yang sedang berkembang.
Dengan begitu, Anda dapat memprediksi permintaan dengan lebih akurat dan menyesuaikan proyeksi sesuai kondisi yang berubah.
Selain meningkatkan kepuasan pelanggan, peramalan permintaan yang tepat juga membantu Anda mengurangi pemborosan, menjadikan operasional lebih hemat biaya dan berkelanjutan.
3. Perencanaan asortimen (assortment planning)
Toko retail menggunakan AI untuk mengidentifikasi pola dalam data guna menciptakan kombinasi produk yang lebih laku.
Misalnya, analisis AI pada toko elektronik bisa menunjukkan bahwa pelanggan 20% lebih mungkin membeli headphone Bluetooth bersama smartphone jika ditawarkan sebagai paket.
Baca Juga: Daftar Peralatan Toko Retail dan Tips Membelinya
4. Optimalisasi supply chain dan logistik
Algoritme AI sangat cocok untuk analisis prediktif supply chain dan strategi optimalisasi, memungkinkan Anda memeriksa dataset besar yang dikumpulkan dari seluruh operasi supply chain dan logistik.
5. Optimalisasi harga
Sistem AI dapat menganalisis harga barang, permintaan pelanggan, harga kompetitor, dan faktor lainnya dengan cepat.
Dengan begitu, Anda dapat menerapkan dynamic pricing yang membantu meningkatkan keuntungan.
6. Merchandising
Solusi AI dapat menganalisis perilaku dan niat pembeli di toko, menggabungkan informasi tersebut dengan data transaksi, lalu memberikan wawasan berharga yang membantu retailer mengoptimalkan pengalaman belanja di dalam toko.
Salah satu praktik populer berbasis AI adalah heat-mapping, yang menggunakan computer vision untuk mengetahui produk mana yang paling menarik perhatian pembeli dan bagaimana mereka bergerak di dalam toko.
Dengan informasi ini, Anda dapat menyusun tata letak produk untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memaksimalkan penjualan.
7. Belanja dan checkout

Checkout tanpa kasir serta otomatisasi tugas rutin seperti pemeriksaan harga dapat meningkatkan pengalaman belanja pelanggan.
Beberapa toko retail mulai melengkapi toko mereka dengan rak pintar bertenaga AI yang menggunakan teknologi beacon untuk mengirimkan diskon dan penawaran promosi langsung ke smartphone pelanggan.
8. Chatbot dan Conversational AI
Chatbot bertenaga AI memungkinkan pelanggan mendapatkan jawaban secara instan menggunakan bahasa alami.
Teknologi ini mampu mengurangi kebutuhan interaksi manusia sekaligus mengumpulkan data berharga dari interaksi pelanggan.
Teknologi ini dapat mendeteksi konteks, niat, dan nuansa dari pertanyaan pelanggan, sehingga dapat digunakan, misalnya, untuk membantu menyelesaikan masalah dalam perjalanan pembelian pelanggan.
9. Pencarian visual dan kurasi
Pencarian visual berbasis AI memungkinkan pelanggan mengunggah gambar produk yang mereka inginkan ke mesin pencari e-commerce untuk menemukan ketersediaannya.
Karena gambar kaya akan detail, hasil pencarian dapat dikurasi dengan lebih baik, sehingga meningkatkan pengalaman belanja online.
Baca Juga: 9 Strategi Kelola Stok Bisnis Retail Paling Efektif
10. Optimalisasi marketing
Analitik AI memungkinkan toko retail melakukan uji A/B dalam skala yang lebih besar untuk menemukan cara baru dalam mengoptimalkan aktivitas marketing mereka.
Optimalisasi marketing berbasis AI juga dapat memanfaatkan predictive analytics untuk memproyeksikan tren dan perilaku pelanggan, mendukung strategi penetapan harga dinamis, serta kampanye hiper-personal yang mampu menyesuaikan parameter secara real time demi hasil terbaik.
Selain itu, optimalisasi multichannel membantu menentukan kombinasi saluran marketing yang paling efektif, sementara prediksi customer lifetime value mendukung alokasi sumber daya yang lebih tepat.
11. Efisiensi operasional
AI dapat membuat operasi sehari-hari seperti email marketing dan segmentasi pelanggan, menjadi lebih cepat sekaligus mengurangi risiko kesalahan manusia.
AI juga mempercepat proses riset dan pengembangan bagi retailer.
Sebagai contoh, sebuah retailer elektronik dapat menganalisis feedback pelanggan terkait produk mereka untuk mengidentifikasi dan mengisi kekurangan dalam penawaran produk.
12. Personalisasi dan dynamic outreach
Bisnis retail menggunakan AI untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendetail mengenai kebutuhan, preferensi, perilaku, dan riwayat pembelian setiap pelanggan.
Lalu, mereka bisa memanfaatkan informasi tersebut untuk memberikan rekomendasi produk yang disesuaikan serta melakukan dynamic outreach.
Menurut Deloitte, setengah dari eksekutif retail memprioritaskan rekomendasi produk yang dipersonalisasi berbasis AI pada tahun 2024.
Sistem customer relationship management (CRM) yang mengumpulkan data dari setiap interaksi pelanggan dapat menjadi lebih personal dan proaktif jika dipadukan dengan kemampuan outreach berbasis AI.
Misalnya, sistem AI mungkin mendeteksi bahwa seorang pelanggan sering menelusuri sepatu lari tetapi belum melakukan pembelian.
AI dapat memicu pengiriman email personal dengan penawaran khusus untuk sepatu lari tersebut.
13. Customer insights dan engagement
Solusi AI memungkinkan toko retail menggabungkan data dari setiap interaksi pelanggan, serta dari sumber eksternal seperti informasi demografis dan aktivitas media sosial, untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih relevan dan menarik.
Contohnya, sebuah toko kosmetik ternama menggunakan AI untuk memindai wajah pelanggan dan merekomendasikan shade foundation serta lipstik yang sesuai.
Baca Juga: 10 Tips Meningkatkan Pendapatan Usaha Retail
Tantangan AI dalam Retail

Meskipun AI menawarkan banyak manfaat, penerapannya dalam retail juga menghadapi sejumlah tantangan.
1. Bias
Sistem AI bergantung pada riwayat data untuk membuat prediksi, yang berarti AI dapat secara tidak sengaja memperkuat bias yang sudah ada.
Jika data pelatihan cacat atau tidak representatif, maka rekomendasi, strategi harga, atau keputusan rekrutmen berbasis AI bisa menjadi tidak adil atau tidak efektif.
2. Kualitas dan pengumpulan data
AI hanya sebaik data yang diprosesnya. Data yang tidak konsisten, tidak lengkap, atau tidak akurat dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk serta wawasan yang tidak dapat diandalkan.
Karena itu, Anda harus berinvestasi pada praktik pengumpulan dan manajemen data yang kuat agar AI dapat memberikan hasil optimal.
3. Biaya implementasi yang tinggi
Penerapan AI dalam retail memerlukan investasi besar pada infrastruktur, perangkat lunak, dan pelatihan karyawan.
Menurut sebuah survei, banyak retailer menemukan bahwa alat AI sulit untuk dipahami dan/atau dijelaskan, belum lagi biaya tinggi yang dibutuhkan untuk implementasi dan proses onboarding.
Baca Juga: 20 Strategi Promosi Toko Retail yang Kreatif dan Menguntungkan
Kesimpulan
Penerapan AI dalam retail membawa transformasi besar, mulai dari manajemen inventori, personalisasi pengalaman pelanggan, hingga optimalisasi marketing dan efisiensi operasional.
Namun, manfaat ini hanya dapat Anda raih jika mampu mengelola data secara akurat dan terintegrasi. Di sinilah peran software akuntansi seperti Kledo menjadi penting.
Dengan Kledo, Anda dapat mencatat transaksi, mengelola stok, hingga memantau arus kas secara real time, sehingga data keuangan dan operasional bisnis Anda siap mendukung pemanfaatan AI secara maksimal.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, coba Kledo sekarang juga melalui tautan ini!
- Cara Optimalisasi Job Costing Perusahaan Konstruksi - 22 Oktober 2025
- Multi Book Accounting: Pengertian, Tantangan, dan Solusinya - 21 Oktober 2025
- 7 Software Gudang Fitur Barcode dan Tips Memilihnya - 20 Oktober 2025
