Arti dan Perbedaan Cycle Time dan Lead Time dalam Manufaktur

cycle time dan lead time banner

Dalam industri manufaktur mengetahui apa itu cycle time dan lead time merupakan hal penting. Hal ini untuk membantu Anda dalam memahami berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan, memproduksi barang, mengemas pesanan, dan mengirimkan pesanan kepada pelanggan dapat memberikan informasi penting mengenai efisiensi operasional bisnis secara keseluruhan.

Jika suatu tugas memakan waktu terlalu lama, hal itu dapat menandakan adanya masalah potensial.

Sebaliknya, ketika jumlah barang yang tinggi bergerak melalui lini produksi, hal ini mungkin menandakan bahwa operasional secara keseluruhan memenuhi tujuan bisnis.

Cycle time dan lead time adalah perhitungan key performance indicator (KPI) untuk menentukan kemajuan manufaktur dan waktu produksi.

Di bawah ini, kita akan membahas cara menghitung cycle time dan lead time, serta bagaimana pemahaman terhadap metrik ini dapat menguntungkan bisnis manufaktur Anda.

Apa itu Cycle Time?

Cycle time adalah metrik dalam agile manufacture yang menggunakan metodologi kanban untuk menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau produk tertentu.

Cycle time dimulai ketika barang masuk ke tahap progres dan berakhir ketika barang selesai dan diterima oleh pelanggan.

Hal ini dapat melibatkan satu produk dalam lini produksi atau beberapa produk dalam satu pesanan pelanggan.

kledo banner 3

Baca juga: 7 Strategi Mengurangi Downtime Dalam Bisnis Manfaktur

Bagaimana Cara Menghitung Cycle Time?

Menghitung cycle time relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan membagi total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses dengan jumlah unit yang diproduksi dalam waktu tersebut.

Misalnya, jika sebuah tim menyelesaikan sepuluh unit pekerjaan dalam dua jam, cycle time untuk setiap unit pekerjaan adalah 12 menit (120 menit dibagi 10 unit).

Anda dapat menghitung cycle time dengan rumus berikut:

Cycle time = Waktu produksi bersih / Jumlah unit yang diproduksi

Untuk menghitung cycle time dengan akurat, penting untuk mengidentifikasi titik awal dan akhir proses. Titik awal biasanya saat pekerjaan masuk ke sistem, dan titik akhir saat pekerjaan diserahkan kepada pelanggan.

Juga penting untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan unit kerja, apakah itu tugas tunggal, produk lengkap, atau langkah proses tertentu.

Setelah titik awal dan akhir diidentifikasi dan unit kerja didefinisikan, Anda dapat mulai mengukur cycle time proses.

Tujuan menghitung cycle time adalah untuk mengidentifikasi bottleneck dalam proses, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi limbah.

Dengan memantau cycle time, organisasi dapat mengidentifikasi peluang untuk menyederhanakan proses mereka dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Baca juga: Cara Mengoptimalkan Order Cycle Time untuk Efisiensi Bisnis

Manfaat Menghitung Cycle Time

cycle time dan lead time 3

Transparansi Tingkat Produksi – Ketika Anda mengetahui tingkat produksi standar dari operasi, Anda dapat mengidentifikasi ketidaknormalan yang mungkin terjadi saat mengubah proses atau mengalami gangguan peralatan.

Modifikasi Produksi – Anda dapat mengubah proses produksi untuk menyederhanakan alur kerja, seperti menghilangkan tugas yang berlebihan, sehingga dapat secara konsisten memenuhi (atau idealnya melebihi) ekspektasi pelanggan.

Penyesuaian Lead Time – Metrik cycle time memberikan data berharga saat Anda ingin menyesuaikan lead time proses karena faktor tertentu, seperti kekurangan bahan baku atau cuaca buruk (yang memengaruhi lama waktu produk sampai ke pelanggan).

Peningkatan Berkelanjutan – Dengan mengukur dan menganalisis cycle time, bisnis dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menerapkan perubahan untuk mengurangi cycle time dan meningkatkan efisiensi. Hal ini membantu bisnis tetap kompetitif dengan meningkatkan proses, mengurangi lead time, dan mengirimkan produk atau layanan lebih cepat dengan kualitas yang lebih tinggi.

Perencanaan Sumber Daya – Dengan mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu, bisnis dapat mengalokasikan sumber daya mereka, termasuk tenaga kerja dan peralatan, secara lebih efisien untuk mengoptimalkan produktivitas. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya karena bisnis dapat menghindari kelebihan tenaga kerja atau pemanfaatan sumber daya yang kurang optimal. Selain itu, dengan memahami cycle time produk atau proses tertentu, bisnis dapat memperkirakan waktu pengiriman ke pelanggan, yang sangat penting untuk memenuhi harapan pelanggan dan menjaga kepuasan pelanggan.

Baca juga: Mengetahui Apa itu Just in Time Dalam Manajemen Produksi

Contoh Cara Menghitung Cycle Time

Sebagai contoh, misalkan Anda memiliki perusahaan manufaktur yang memproduksi kursi. Production line mungkin menghasilkan 200 kursi selama seminggu kerja penuh 40 jam.

Untuk menentukan cycle time, Anda membagi total jam operasional selama seminggu (40) dengan jumlah kursi yang diproduksi dalam waktu tersebut (200):

Cycle time = 40 jam / 200 kursi

Cycle time = 0,2 jam

Pengukuran ini menunjukkan bahwa dibutuhkan 0,2 jam untuk memproduksi satu kursi, yang dianggap sebagai throughput, atau waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksi produk guna memenuhi permintaan pelanggan.

Karena “0,2 jam” mungkin bukan pengukuran yang paling mudah dipahami, mungkin lebih masuk akal bagi bisnis Anda untuk melihat pengukuran cycle time dalam satuan menit.

Untuk mengonversi cycle time dalam jam menjadi menit, kalikan 0,2 dengan 60 (karena ada 60 menit dalam satu jam), yang memberikan cycle time 12 menit.

Apa itu Lead Time?

cycle time dan lead time 2

Lead time adalah metrik yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses mulai dari saat permintaan pelanggan dibuat hingga permintaan tersebut dipenuhi.

Berbeda dengan cycle time, lead time mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menerima dan memproses pesanan pelanggan, serta waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan barang.

Lead time adalah metrik penting bagi bisnis untuk diukur karena memberikan wawasan berharga tentang efisiensi proses mereka dan memungkinkan mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Dengan mengukur lead time, bisnis dapat menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan, yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik tentang manajemen persediaan, perencanaan produksi, dan layanan pelanggan.

Baca juga: 10 Tips Menghemat Biaya Factory Overhead

Cara Menghitung Lead Time

Lead time dapat bervariasi tergantung pada operasi spesifik Anda. Dalam kasus produsen, Anda hanya menghitung waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh bahan baku dan pesanan, melakukan pekerjaan yang sedang berlangsung, dan mengirimkan barang jadi.

Jika Anda adalah retailer, Anda hanya perlu menghitung waktu pengadaan dan pengiriman. Rumus yang dapat digunakan produsen untuk menghitung lead time adalah:

Lead Time = Waktu pengadaan + Waktu produksi + Waktu pengiriman

Pada dasarnya, menghitung lead time memerlukan pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk suatu tugas atau produk bergerak dari awal proses hingga selesai.

Ini mencakup semua langkah dalam proses, termasuk lead time atau waktu yang dihabiskan dalam antrean.

Untuk menghitung lead time, Anda perlu memilih titik awal dan akhir yang spesifik dan melacak waktu yang dibutuhkan produk atau tugas untuk berpindah di antara keduanya.

Misalnya, jika Anda menghitung lead time untuk proses produksi, Anda akan mulai mengukur dari saat pelanggan memesan dan menghentikan pengukuran saat produk jadi dikirim.

Ini mencakup semua waktu yang dihabiskan di berbagai tahap produksi, seperti pengadaan bahan baku, produksi aktual, jaminan kualitas, dan pengemasan.

Jika ada tumpukan pesanan atau antrean produk yang menunggu untuk diproses, waktu ini juga harus dimasukkan dalam perhitungan lead time.

Perlu dicatat bahwa lead time adalah metrik dinamis yang dapat bervariasi tergantung pada alur kerja, efisiensi proses, dan faktor lain.

Oleh karena itu, penting untuk memantau lead time secara konsisten dari waktu ke waktu dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.

Dengan demikian, Anda dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan proses dan membuatnya lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan kesuksesan bisnis.

Manfaat Menghitung Lead Time

Menghitung lead time dapat memberikan beberapa manfaat bagi organisasi, termasuk:

Gambaran Proses Produksi – Lead time memungkinkan Anda memahami seluruh cakupan proses produksi, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang rantai pasokan secara keseluruhan.

Peningkatan Rantai Pasokan – Selain meningkatkan proses produksi, lead time juga dapat membantu Anda melakukan perbaikan saat memilih pemasok bahan baku dan perusahaan transportasi untuk pengiriman barang.

Peningkatan Kepuasan Pelanggan – Dengan menghitung dan mengurangi lead time, organisasi dapat mengirimkan produk atau layanan kepada pelanggan lebih cepat, meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan lebih cenderung kembali ke bisnis yang menyediakan layanan cepat dan efisien, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat retensi pelanggan.

Perencanaan dan Forecasting yang Lebih Baik – Perhitungan lead time yang akurat memungkinkan organisasi untuk merencanakan dan meramalkan operasinya dengan lebih baik. Dengan memahami waktu yang dibutuhkan produk untuk melewati seluruh proses produksi, perusahaan dapat lebih memprediksi kapan produk akan tersedia untuk dijual atau dikirim, dan menyesuaikan rencana mereka sesuai dengan itu.

Keunggulan Kompetitif – Organisasi yang dapat mengirimkan produk atau layanan lebih cepat daripada pesaingnya dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan. Dengan melacak dan mengurangi lead time, bisnis dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, menarik pelanggan baru, dan memperoleh reputasi untuk kecepatan dan efisiensi.

Baca juga: Cara Optimalisasi Job Costing Perusahaan Konstruksi

Contoh Perhitungan Lead Time

Mari kita hitung lead time untuk bisnis manufaktur kursi hipotetis di atas. Waktu produksi adalah 200 kursi dalam satu minggu (tujuh hari).

Dibutuhkan empat hari untuk memperoleh semua bahan baku yang diperlukan untuk membuat kursi, dan enam hari untuk mengirimkan kursi kepada pelanggan.

Ketika dimasukkan ke dalam rumus, perhitungan lead time adalah sebagai berikut:

Lead time = 4 hari pengadaan + 7 hari produksi + 6 hari pengiriman

Lead time = 17 hari

Perbedaan Antara Cycle Time dan Lead Time

cycle time dan lead time 1

Cycle time dan lead time: Apa yang membedakan keduanya? Meskipun kesamaan utama antara cycle time dan lead time melibatkan pengukuran berapa lama proses operasional berlangsung, perbedaan kunci tetap ada antara kedua metrik ini.

Cycle time terutama melihat panjang proses produksi dari sudut pandang produsen, sementara lead time mempertimbangkan proses dari sudut pandang pelanggan dan berfokus pada pengiriman.

Meskipun demikian, angka-angka ini saling berkaitan. Anda dapat menggunakan data yang diperoleh dari cycle time untuk melakukan perbaikan pada operasi guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

Sementara itu, Anda dapat menggunakan lead time untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan pemasok dalam rantai pasokan.

Perbedaan kunci lain antara lead time dan cycle time adalah faktor manusia. Meskipun cycle time mungkin merupakan metrik yang lebih stabil untuk ditentukan, lead time bergantung pada seberapa sering pelanggan memesan, jadwal pemasok, dan alur kerja manajemen proyek—semua faktor manusia yang dapat bervariasi secara signifikan.

Cycle time sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan Anda, sementara faktor seperti penundaan pengiriman biasanya di luar kendali Anda saat melacak lead time.

Setiap metrik memiliki perannya masing-masing. Karena waktu pengadaan tidak diperhitungkan dalam cycle time, disarankan untuk menggunakan lead time saat menghitung perkiraan pengiriman.

Cycle time baru dimulai ketika bahan baku tersedia untuk memulai produksi. Akibatnya, cycle time tidak memberikan banyak wawasan tentang berapa lama operasi Anda akan membutuhkan waktu untuk mengirimkan produk ke pelanggan.

Apakah Cycle Time Termasuk Lead Time?

Cycle time dan lead time adalah dua metrik penting dalam manajemen proses, tetapi keduanya mengukur hal yang berbeda.

Cycle time merujuk pada waktu yang dibutuhkan untuk satu unit melewati suatu proses, sementara lead time mengukur waktu yang dibutuhkan bagi pelanggan untuk menerima unit yang selesai setelah memesan.

Perlu dicatat bahwa cycle time tidak termasuk lead time, tetapi lead time mencakup cycle time. Ini berarti cycle time hanyalah salah satu komponen dari lead time, yang juga mencakup waktu yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, dan mengirimkan pesanan kepada pelanggan.

Bagaimana Cycle Time dan Lead Time Bekerja Bersama?

Saat mempertimbangkan cycle time versus lead time, pahami bahwa keduanya bekerja bersama dengan menyediakan data produksi dan rantai pasokan yang diperlukan.

Untuk menghitung lead time secara akurat, Anda harus memahami cycle time dengan baik. Kedua metrik ini memungkinkan Anda mengukur operasi berdasarkan menit, jam, minggu, hari, bahkan bulan, tergantung pada perbaikan atau perubahan yang ingin Anda lakukan pada bisnis Anda.

Dengan kedua metrik ini, Anda mungkin menemukan peluang untuk mengurangi lead time dan cycle time tanpa mengorbankan kualitas produk. Anda juga dapat menghilangkan pemborosan dengan mengurangi proses kerja yang berulang dan mengotomatisasi tugas.

Pelacakan cycle time dan lead time memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses manufaktur—atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dan mengirimkan jumlah produk tertentu dalam periode waktu tertentu.

Bagi bisnis yang mengalami lonjakan dan penurunan musiman, hal ini sangat berguna untuk diperhatikan. Selama musim penjualan puncak atau saat menjalankan promosi, Anda mungkin ingin menyesuaikan lead time untuk memenuhi peningkatan permintaan pelanggan.

Dengan meningkatkan cycle time untuk memproduksi lebih banyak produk, Anda mungkin dapat memenuhi peningkatan pesanan tanpa menumpuk stok berlebihan.

Kemudian Anda dapat memberikan pelanggan lead time yang realistis sehingga mereka tahu kapan dapat mengharapkan pengiriman mereka.

Anda juga dapat membandingkan metrik ini dengan pesaing di industri Anda untuk melihat di mana posisi Anda.

Standar industri bervariasi secara signifikan, jadi pastikan untuk menentukan standar industri untuk lead time dan cycle time sebelum membandingkannya dengan operasi bisnis Anda.

Menganalisis posisi organisasi Anda dibandingkan dengan pesaing dan standar industri dapat membantu mengidentifikasi celah, bottleneck, atau redundansi dalam alur kerja Anda, sehingga masalah-masalah ini lebih mudah diatasi.

Pada Intinya…

Pengelolaan cycle time dan lead time yang akurat bukan hanya sekadar pelaporan angka produksi, tetapi menjadi fondasi untuk memahami efisiensi dan kualitas proses operasional secara menyeluruh.

Ketika perusahaan mampu memetakan waktu yang dibutuhkan mulai dari masuknya proses produksi hingga barang tiba di tangan pelanggan, banyak peluang peningkatan bisa dideteksi sejak dini.

Inilah yang menjadikan kedua metrik ini vital untuk mengidentifikasi bottleneck, mempercepat proses produksi, sekaligus menjaga ekspektasi dan kepuasan pelanggan.

Namun, tantangan terbesar sering kali terletak pada integrasi data produksi dengan data finansial dan administrasi, terutama saat volume produksi meningkat atau permintaan pasar bergerak dinamis.

Ketidaksesuaian antara pelaporan produksi dan aktualisasi biaya sering menimbulkan kesenjangan, baik dalam perencanaan sumber daya maupun dalam mengelola arus kas.

Jika Anda kesulitan dalam mengelola proses pembukuan bisnis manufaktur, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo memiliki fitur terlengkap.

Melalui otomatisasi dan integrasi data produksi dengan sistem akuntansi, proses pelacakan cycle time, biaya produksi, hingga estimasi lead time dapat dilakukan secara real-time, akurat, dan transparan.

Penggunaan software seperti Kledo juga memberi fleksibilitas bagi manajemen manufaktur untuk mengevaluasi performa dari satu lini produksi ke lini lainnya, hingga memperkirakan kebutuhan bahan baku dan tenaga kerja dengan lebih presisi.

Keseluruhan proses menjadi lebih efisien, keputusan bisnis bisa diambil berbasis data, dan prediksi arus kas lebih reliable.

Jadi tunggu apalagi? Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Komentar

1 × 2 =