Baik inventory planning maupun demand planning adalah dua proses yang membantu bisnis menyeimbangkan persediaan dengan permintaan pelanggan.
Dengan adanya inventory planning dan demand planning, Anda bisa mengurangi kemungkinan stock out, overstock, serta menjaga agar operasional bisnis lebih lancar.
Sayangnya, banyak yang mengira kedua proses ini adalah sama. Padahal, meski keduanya berhubungan satu sama lain, tapi masing-masing memiliki tujuan yang berbeda.
Artikel ini akan membahas perbedaan utama inventory planning dan demand planning, faktor yang berpengaruh, dan tantangannya.
Apa Itu Inventory Planning?
Inventory planning adalah proses menentukan jumlah dan timing ketersediaan stok yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan secara akurat, sekaligus meminimalisir biaya dan meningkatkan keuntungan.
Inventory planning memiliki berbagai fungsi, di antaranya:
1. Mencegah stock out (kehabisan stok)
Timing adalah segalanya. Mengetahui produk terlaris dan kapan periode penjualan puncaknya akan membantu Anda menentukan kebutuhan persediaan yang tepat.
Dengan inventory planning, Anda bisa memesan persediaan dengan strategis, mencegah toko kehabisan stok produk populer.
2. Mengurangi overstock (kelebihan stok)
Tujuan utama inventory planning adalah menjaga tingkat persediaan optimal untuk memaksimalkan penjualan.
Karena itu, kelebihan stok sama berbahayanya dengan kekurangan stok.
Ketika modal tertahan pada barang yang tidak bergerak (misalnya karena memesan terlalu banyak item yang ternyata tidak laku) arus kas menjadi terganggu.
Agar hal ini tidak terjadi, penting untuk melakukan inventory planning agar Anda memesan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk menjaga perputaran persediaan.
3. Mengoptimalkan arus kas
Perencanaan persediaan yang kuat menghasilkan arus kas yang sehat.
Ketika tingkat persediaan berada pada kondisi ideal (tidak kelebihan dan kekurangan) berarti arus kas Anda juga ideal.
Hal ini berlaku hingga ke proses produksi: Jika Anda memesan jumlah barang yang tidak akurat dan gagal memenuhi permintaan nyata pelanggan, arus kas bisnis akan terancam.
4. Menurunkan biaya penyimpanan (holding cost)
Dengan inventory planning yang akurat, maka barang akan bergerak lebih cepat. Dengan begitu, Anda bisa menekan biaya penyimpanan.
Selain biaya penyimpanan, Anda juga bisa menghemat biaya gudang, asuransi, hingga biaya penanganan barang.
Baca Juga: Melakukan Planning, Budgeting, dan Forecasting Keuangan Bisnis
Apa itu Demand Planning/Forecasting?
Demand planning adalah proses memprediksi permintaan pelanggan di masa mendatang berdasarkan data historis, tren pasar, laporan penjualan, preferensi konsumen, dan faktor lainnya.
Demand planning membawa berbagai manfaat, seperti:
1. Meningkatkan efektivitas inventory planning
Kemampuan memprediksi permintaan pelanggan di masa depan membuat inventory planning menjagi lebih sederhana.
Demand planning membantu menentukan jumlah persediaan yang optimal, memastikan pemesanan dilakukan berdasarkan kebutuhan pelanggan yang dianalisis melalui data nyata.
2. Meningkatkan perencanaan produksi
Demand planning menyederhanakan penjadwalan produksi agar selaras dengan permintaan di masa depan.
Hal ini mencegah produsen memproduksi barang secara berlebihan atau kurang produksi, sehingga efisiensi rantai pasok dapat meningkat secara keseluruhan.
3. Meningkatkan efisiensi proses produksi
Pengambilan keputusan yang lebih baik melalui demand planning yang akurat meningkatkan ketangkasan dan koordinasi dalam rantai pasok.
Selain memastikan ketersediaan bahan baku sesuai kebutuhan, hubungan dengan pemasok juga dapat meningkat karena perusahaan mampu merencanakan lebih awal.
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Semakin akurat peramalan permintaan, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan.
Dengan memberikan respons sesuai kebutuhan mereka, bisnis akan dianggap sebagai tempat belanja yang konsisten dan dapat diandalkan.
Loyalitas pelanggan meningkat dan mereka tidak terdorong untuk beralih ke kompetitor.
Baca Juga: Inventory Plan (Recana Persediaan): Proses dan Analisanya
Perbedaan Utama antara Inventory Planning dan Demand Planning

Pada dasarnya, perbedaan paling sederhana antara inventory planning dan demand planning adalah: inventory planning berfokus pada pengelolaan tingkat persediaan saat ini, sedangkan demand planning berfokus pada memprediksi permintaan pelanggan di masa depan.
Ada dua faktor utama yang paling membedakan keduanya: timing dan data.
1.Timing (Waktu)
- Inventory planning: Umumnya untuk kebutuhan yang mendesak atau jangka pendek, sehingga pemilik bisnis harus membuat keputusan setiap hari. Jika ada kekurangan stok atau perubahan permintaan dan pasokan, Anda harus melakukan penyesuaian dengan cepat.
- Demand planning: Mencakup rentang waktu yang lebih panjang, mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. Demand forecasting bersifat strategis karena memberikan wawasan untuk kebutuhan persediaan jangka panjang dan kebutuhan rantai pasok yang lebih luas.
2. Data
- Inventory planning: Bergantung pada data persediaan terkini yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengetahuan tentang lead time juga membantu bisnis dapat memesan persediaan pada waktu yang tepat, sehingga dapat menghindari kelebihan stok maupun kehabisan stok.
- Demand planning: Mengandalkan data penjualan masa lalu dan tren. Dari data ini, dilakukan penyesuaian berdasarkan musim, periode puncak, promosi, dan variabel lainnya. Analisis pasar juga berperan penting, termasuk indikator ekonomi, riset kompetitor, dan tren industri secara keseluruhan.
3. Keterkaitan (Interdependencies)
Walaupun kedua proses ini berbeda, keduanya saling melengkapi dan menjadi pondasi manajemen persediaan yang kuat.
Artinya, perencanaan jangka pendek membutuhkan hasil peramalan jangka panjang agar pengambilan keputusan tidak bersifat reaktif.
Sebaliknya, demand forecasting juga dapat disempurnakan berdasarkan data real-time dari laporan persediaan dan penjualan.
Mengingat pasar bisa berubah, penting untuk tidak terpaku hanya pada data historis dan tetap mempertimbangkan informasi terkini dalam penyusunan forecast.
Berikut ini adalah tabel yang lebih ringkas mengenai perbedaan utama inventory planning dan demand planning:
| Aspek | Inventory Planning | Demand Planning |
|---|---|---|
| Fokus utama | Mengelola tingkat persediaan | Memprediksi permintaan pelanggan di masa depan |
| Rentang waktu | Jangka pendek hingga segera | Jangka menengah hingga jangka panjang |
| Sumber data | Data persediaan real-time dan lead time | Data penjualan historis, tren pasar, analisis |
| Pengambilan keputusan | Penyesuaian harian untuk kebutuhan stok saat ini | Perencanaan strategis untuk kebutuhan persediaan jangka panjang |
| Tujuan | Memastikan stok memenuhi permintaan saat ini | Menyesuaikan stok dengan permintaan masa depan yang diperkirakan |
Baca Juga: Anticipation Inventory: Pengertian dan Cara Menerapkannya
5 Faktor yang Mempengaruhi Demand Planning dan Inventory Planning

Ada 5 faktor yang sangat memengaruhi strategi demand planning dan inventory planning.
Berikut adalah 5 faktor tersebut:
1. Profit margin (margin keuntungan)
Anda perlu menghitung margin keuntungan minimum yang harus bisnis Anda terima, karena hal ini berpengaruh langsung terhadap penetapan harga.
Harga adalah faktor utama yang berdampak besar terhadap penjualan produk.
Maka dari itu, bisnis harus mengetahui gambaran efek kenaikan atau penurunan harga terhadap jumlah permintaan.
Jumlah harga yang Anda tetapkan untuk suatu produk sangat bergantung pada berapa margin keuntungan yang dibutuhkan agar bisnis tetap visa bertahan.
Demand planning dan inventory planning membantu memastikan target keuangan tercapai.
2. Kemampuan supply chain
Dalam perencanaan persediaan, penting untuk mempertimbangkan kemampuan rantai pasok (supply chain).
Sebab, target penjualan dan persediaan hanya bisa tercapai jika rantai pasok mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Pemahaman mengenai kecepatan dan kapasitas supply chain penting untuk memastikan pemenuhan pesanan pelanggan secara tepat waktu.
Selain itu, Anda juga perlu wawasan ini ketika meluncurkan produk baru atau memperluas lini produk.
3. Pengembangan bisnis
Seiring pertumbuhan bisnis, Anda dapat berekspansi ke lokasi baru dan mengalami peningkatan permintaan.
Ketika berekspansi ke pasar baru, baik melalui toko fisik maupun marketplace online, biasanya akan terjadi pergeseran permintaan yang dapat berdampak pada kanal penjualan lainnya yang sedang berjalan.
4. Pelanggan
Kinerja penjualan juga berkaitan dengan jenis dan jumlah pelanggan tertentu.
Memahami pola pikir pelanggan sangat penting dalam memprediksi permintaan, terutama saat mempromosikan produk baru atau menghadapi perubahan dalam basis pelanggan, seperti peningkatan jumlah pelanggan baru atau meningkatnya tingkat retensi pelanggan.
5. Faktor eksternal
Tren ekonomi dan persaingan merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi permintaan terhadap persediaan.
Mempertimbangkan seluruh faktor di atas akan membantu menghasilkan demand planning dan inventory planning yang lebih akurat dan mendekati kondisi nyata.
Baca Juga: 10 Tantangan Manajemen Persediaan dan Cara Mengatasinya
Tantangan Umum dalam Demand Planning dan Inventory Planning

1. Ketidakakuratan data
Salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan akurasi demand planning adalah penggunaan data yang tepat.
Riwayat data yang tidak akurat atau tidak lengkap dapat menghasilkan peramalan yang buruk sehingga menimbulkan ketidakseimbangan, seperti kehabisan stok atau kelebihan stok.
Karena itu, Anda harus memastikan bahwa data konsisten, selalu diperbarui, dan mudah diakses untuk meningkatkan akurasi forecasting dan mendukung pengambilan keputusan persediaan yang lebih tepat.
Setelah itu, Anda perlu mengambil tindakan untuk memastikan bahwa pasokan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan tersebut.
2. Fluktuasi permintaan musiman
Fluktuasi permintaan musiman dapat membuat demand planning dan inventory planning menjadi lebih rumit.
Meskipun bisnis sering mengalami lonjakan penjualan pada waktu tertentu dalam setahun, memprediksi seberapa besar peningkatan permintaan secara tepat bisa menjadi tantangan.
Jika bisnis tidak merencanakan perubahan ini dengan baik, mereka dapat berakhir dengan kelebihan stok ataupun kekurangan stok sehingga kebutuhan pelanggan tidak terpenuhi.
Untuk mengatasi tantangan ini, Anda dapat memanfaatkan data penjualan dari musim-musim sebelumnya untuk memahami pola permintaan musiman yang perlu dipersiapkan.
Anda juga dapat menggunakan software manajemen persediaan untuk menyesuaikan tingkat stok secara otomatis berdasarkan tren historis tersebut, sehingga lebih mudah menghadapi musim belanja berikutnya.
3. Lead time yang beragam dari supplier
Perbedaan atau ketidakpastian lead time menyulitkan proses perencanaan. Variasi lead time dapat menyebabkan penundaan atau kekurangan stok, terutama jika perencanaan persediaan didasarkan pada estimasi waktu yang tidak akurat atau sudah kedaluwarsa.
Untuk mengurangi risiko ini, retailer dapat menjaga hubungan baik dengan pemasok dan melakukan komunikasi rutin mengenai potensi keterlambatan.
Retailer juga sebaiknya mempertimbangkan bekerja sama dengan beberapa pemasok agar tidak bergantung pada satu pihak saja.
Baca Juga: Siklus Persediaan dan Pergudangan: Pengertian dan Cara Auditnya
Kesimpulan
Demand planning dan inventory planning memang merupakan proses yang kompleks dengan banyak variabel yang harus dikendalikan.
Setiap variabel yang tidak akurat (mulai dari data penjualan, lead time pemasok, fluktuasi permintaan musiman hingga perubahan perilaku pelanggan) dapat menyulitkan tim perencanaan dan berdampak langsung pada profitabilitas bisnis.
Itulah sebabnya bisnis membutuhkan sistem yang mampu menyediakan data yang akurat, real-time, dan terintegrasi agar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Karena itu, gunakan software akuntansi Kledo untuk membantu Anda.
Dengan fitur manajemen persediaan, pembelian, dan pelaporan keuangan yang saling terhubung, Kledo membantu bisnis memantau pergerakan stok secara real-time, memahami produk laris, dan memantau multi gudang.
Yuk, coba Kledo sekarang lewat tautan ini!
- 15 KPI Bisnis Retail Terpenting Yang Harus Anda Ketahui - 1 Desember 2025
- Inventory Planning vs. Demand Planning: Apa Bedanya? - 1 Desember 2025
- 10 Cara Cerdas Mengelola Stok Surplus di Gudang - 1 Desember 2025
