Ada beberapa manfaat menggunakan alat bantu kualitas seperti analisis 6M untuk individu atau organisasi. Tujuan utama dari analisis 6M adalah untuk mengidentifikasi sebab dan akibat mengapa suatu peristiwa terjadi melalui diagram.
Manajer, organisasi, atau bahkan individu biasa menggunakan alat ini untuk melihat gambaran umum dari suatu situasi. Dengan alat ini, Anda dapat melihat masalah dengan berbagai cara untuk mendapatkan kejelasan dan membuat keputusan yang bijak.
Ingatlah bahwa satu penyebab dapat masuk ke dalam berbagai kategori. Berbicara mengenai kategori, alat ini memungkinkan Anda untuk mengurutkan dan memisahkan penyebab spesifik untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai efek dan masalah. Dalam hal ini, pendekatan fishbone analysis 6M sangat membantu.
Pada artikel ini, Anda akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa itu analisis 6M, mengapa analisis ini sangat berharga, dan bagaimana Anda dapat menggunakannya untuk pengambilan keputusan. Teruslah membaca untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Apa yang Dimaksud dengan Analisis 6M?
Analisis 6M adalah alat mnemonik yang membantu Anda menemukan akar penyebab dari suatu masalah atau peristiwa. Biasanya digunakan dalam proses brainstorming tentang pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Untuk mengungkap akar penyebab masalah atau variasi, analisis 6M membantu Anda mengevaluasi semua input proses yang mungkin dan menilainya dengan benar.
Selain itu, metode ini menganut pendekatan Diagram Tulang Ikan, yang juga dikenal sebagai diagram Sebab dan Akibat.
6M adalah proses adalah kerangka kerja untuk mengkategorikan input proses yang dapat menjadi penyebab masalah kualitas. Ketika ada variasi dalam input proses ini, masalah kualitas lebih mungkin terjadi.
Ketika 6M dari suatu proses stabil sebagaimana mestinya, masalah kualitas dapat dicegah.
6M tersebut adalah:
- Man (Manusia)
- Machine (Mesin)
- Method (Metode)
- Mother Nature (Lingkungan)
- Material (Bahan)
- Measurement (Pengukuran)
Baca juga: Berbagai Jenis Laba dalam Bisnis dan Rumus Menghitungya
Man atau manusia
Kategori ini mengacu pada variasi perilaku manusia, baik itu variasi perilaku pekerja dari waktu ke waktu atau teknik yang berbeda yang digunakan di antara beberapa orang.
Sebagai contoh, dua orang yang menggunakan metode kerja yang sama dapat melakukan proses yang berbeda jika salah satu dari mereka lelah, bekerja terlalu cepat, terganggu, atau memiliki pelatihan yang berbeda.
Mesin
Machine atau mesin mengacu pada variasi dalam pengoperasian peralatan. Sebagai contoh, mungkin karena keausan normal pada mesin bor, mesin tidak lagi mengebor lubang di bagian yang seharusnya.
Metode
Variasi dalam metode itu sendiri biasanya tidak akan terjadi setelah Anda mendokumentasikan prosedurnya. Variasi dalam cara operator melakukan metode akan dikategorikan di bawah Orang.
Dalam beberapa kasus, metode dapat bervariasi ketika instruksi kerja yang berbeda digunakan untuk membuat komponen yang sama untuk klien yang berbeda.
Situasi ini perlu dipertimbangkan apakah operator menggunakan metode yang tepat atau diberikan pelatihan yang cukup untuk menjadi kompeten.
Baca juga: Contoh SOP Kasir yang Efektif dan Panduan Membuatnya
Mother nature atau lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi kinerja peralatan serta stabilitas bahan baku, sehingga menjadi sumber variasi yang penting untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi masalah kualitas.
Misalnya, suhu tinggi di area kerja dapat menyebabkan distorsi di beberapa bagian. Pelet polimer juga merupakan contoh yang baik, di mana kelembapan tinggi atau rendah dapat memengaruhi proses pengeringan.
Material
Meskipun produsen mengharapkan bahan baku sesuai dengan persyaratan, masalah kualitas yang terkait dengan pemasok adalah hal yang umum terjadi dan harus dievaluasi selama proses pemecahan masalah.
Variasi terkait bahan dapat terjadi, misalnya, jika produk diberi label yang salah, atau jika suku cadang atau bahan yang salah dibawa ke jalur perakitan, atau jika pemasok memiliki riwayat masalah kualitas yang diketahui.
Measurement atau pengukuran
Variasi dalam pengukuran mencakup bagaimana pengukuran dilakukan serta keakuratan peralatan pengukuran. Misalnya, jika alat pengukur tidak dalam kondisi baik, alat tersebut mungkin tidak memberikan nilai yang tepat.
Hal ini menyulitkan untuk menemukan komponen yang tidak sesuai atau bahkan membuat komponen yang sesuai tampak sebagai barang yang mencurigakan atau bekas.
Baca juga: Contoh Analisis Perbandingan Laporan Keuangan dan Manfaatnya
M ke-7: Manajemen
Satu M terakhir yang mulai dimasukkan oleh produsen ke dalam proses pemecahan masalah mereka adalah manajemen.
Dalam beberapa kasus, manajemen dapat secara tidak sengaja menyebabkan variasi yang tidak diinginkan, atau menyebabkan masalah dengan menghilangkan tindakan yang diperlukan.
Sebagai contoh, katakanlah selama analisis 5 Why, Anda menemukan bahwa sebuah mesin tidak di maintenance dengan baik karena Anda telah kehilangan dua operator dan manajemen belum mempekerjakan penggantinya.
Dalam kasus ini, manajemen yang tidak memenuhi tanggung jawabnya adalah faktor penyebab yang perlu ditangani.
Penggunaan 6M dalam Cause and Effect Analysis
Dalam metode 6M, analisis berfokus pada masalah. Metode ini mengeksplorasi penyebab yang mungkin untuk mengatasinya dan menghasilkan operasi penanggulangan.
Metode ini menciptakan representasi mnemonik dari berbagai kategori dan dimensi untuk mendorong curah pendapat.
Membentuk model tulang ikan, oleh karena itu, juga dikenal sebagai Diagram Tulang Ikan atau diagram fishbone . Model ini harus mencakup dan menangkap semua 6M manajemen yang telah disebutkan sebelumnya.
Setelah mengklasifikasikan penyebabnya, Anda harus mengidentifikasi semua penyebab dan merencanakan perbaikan dan pengembangan. Di sisi lain, model ini tidak boleh membuat Anda menjadi ragu-ragu, tetapi harus memiliki kejelasan dengan prosesnya.
Baca juga: Analisis Peluang Usaha: Pengertian, Tahapan, dan Contohnya
Contoh Analisis 6M
Analisis fishbone 6M dalam perusahaan manufaktur yang berpusat pada penentuan masalah dalam manufaktur. Analisis ini mempertimbangkan 6M dalam manajemen secara menyeluruh untuk memecahkan masalah.
Selain itu, model ini juga akan mendorong atau memastikan operasi yang optimal untuk mengatasi masalah.
Baca juga: Analisis Likuiditas: Cara Ukur, Jenis, Rumus, dan Contohnya
Menggunakan Analisis 6M untuk Menentukan Apa yang Harus Dilakukan dengan Benar
Meskipun 6M biasanya digunakan dalam konteks analisis akar masalah, produsen atau pemilik bisnis juga dapat menggunakannya untuk menentukan apa yang perlu dilakukan dengan benar.
Pertimbangkan apa yang akan terjadi, misalnya, jika elemen dari masing-masing 6M sedikit melenceng, tetapi tidak keluar dari kesesuaian.
Mungkin mesinnya sedikit aus dan tidak beroperasi secara optimal sepenuhnya, atau operatornya sedikit salah dalam cara memuat komponen. Yang diperlukan hanyalah sedikit lebih banyak variasi atau kumpulan faktor variasi untuk menyebabkan masalah kualitas.
6M dapat membantu Anda memikirkan bagaimana Anda dapat menekan semua variasi tersebut menjadi nol, sehingga dapat membantu meningkatkan metrik seperti defective parts per million (DPPM) dan first-pass yield (FPY).
Perusahaan yang proaktif meluangkan waktu untuk meneliti dan mendefinisikan kondisi-kondisi ini, daripada hanya bereaksi terhadap masalah.
Menjalankan skenario what-if dapat membantu di sini, seperti menanyakan apa yang terjadi jika seorang operator resign. Elemen apa yang harus Anda periksa untuk memastikan karyawan baru melakukan hal yang benar untuk mencegah variasi?
Analisis what-if yang baik mislanya adalah menanyakan apa yang harus dilakukan atau diperiksa setelah pemadaman listrik atau gangguan listrik. Lebih baik memiliki rencana darurat di dalam pembuatan strategi operasi Anda daripada harus membuatnya setelah pelanggan mengajukan keluhan.
Baca juga: Analisis Risiko: Pengertian, Fungsi, Metode, dan Prosesnya
Kesimpulan
Analisis 6M adalah alat yang berguna untuk mengeksplorasi penyebab masalah, serta alat perencanaan proaktif untuk menentukan kondisi yang diperlukan untuk keunggulan proses.
Ketahuilah bahwa melakukan analisis 6M tidak selalu mudah, jadi Anda tidak perlu terpaku pada kategori mana yang menjadi penyebabnya.
Hal yang penting adalah membicarakannya dengan orang-orang yang paling dekat dengan pekerjaan tersebut, sehingga Anda dapat membuat kontrol untuk mencegahnya dan membuat pertanyaan audit proses berlapis untuk memverifikasi faktor 6M yang paling berisiko.
Selain itu pastikan juga Anda mengambil setiap keputusan berdasarkan data yang valid, salah satunya melalui data keuangan.
Sayangnya banyak bisnis di Indonesia yang tidak memiliki proses pembuatan data keuangan yang efisien dan sangat bias informasi. Hal ini karena masih banyak bisnis yang tidak melakukan pencatatan akuntansi yang benar dalam operasional bisnis.
Jika Anda termasuk salah satu dari bisnis tersebut, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda seperti Kledo.
Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa memantau data keuangan dimanapun kapanpun, meminimalisir tindakan fraud dari karyawan Anda, mengelola multi cabang dan multi gudang, dan masih banyak lagi fitur Kledo yang akan membantu bisnis Anda menjadi lebih baik.
Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- 15 Kesalahan Menggunakan Software Akuntansi dalam Bisnis - 22 November 2024
- Tips Melakukan Pelatihan Software Akuntansi Agar Efektif - 22 November 2024
- Download Template dan Contoh Laporan Neraca Bisnis Kontraktor - 20 November 2024