Apakah Anda pernah mendengar current ratio? Sebagai pemilik usaha kecil, kawan Kledo mungkin menyadari pentingnya data keuangan yang akurat.
Laporan keuangan memberi Anda perincian penting tentang kesehatan bisnis Anda, informasi pelaporan seperti total aset dan kewajiban, laba bersih, dan arus kas.
Tentunya pilihan untuk menggunakan software akuntansi juga dapat berperan dalam proses pelaporan, mengotomatisasi proses pembukuan dan akuntansi, sekaligus memastikan laporan keuangan yang Anda hasilkan akurat.
Tetapi jika Anda siap untuk mengambil manajemen dan analisis keuangan selangkah lebih maju, mengetahui berbagai rasio mungkin menjadi solusinya.
Contohnya adalah rasio likuiditas yang akan memberi tahu Anda jika Anda memiliki aset lancar atau likuid yang cukup untuk melunasi semua tagihan Anda, jika jatuh tempo.
Untuk mengetahui rasio likuiditas secara mendalam, Anda bisa membacanya melaluai artikel ini.
Untuk artikel ini, kita akan membahas salah satau rasio likuiditas yaitu current ratio, fungsinya bagi bisnis Anda, perbedaannya dengan quick ratio, dan bagaimana rasio ini berguna bagi bisnis Anda.
Apa itu Current Ratio?
Current ratio atau rasio lancar adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya.
Rasio ini merupakan salah satu indikator keuangan yang penting untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan.
Secara sederhana, current ratio dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total hutang lancar.
Aset lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam waktu 1 tahun, seperti kas, piutang, persediaan barang, dan investasi jangka pendek.
Sedangkan hutang lancar adalah hutang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun, seperti utang bank, utang dagang, dan biaya yang harus dibayar.
Idealnya, perusahaan seharusnya memiliki current ratio minimal 2:1, yang artinya aset lancar harus dua kali lipat lebih besar dari hutang lancar.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar hutang lancarnya dengan mudah, tanpa harus menjual aset tetap atau mencari sumber dana dari luar.
Namun, perlu diingat bahwa rasio lancar tidak selalu menjadi patokan utama dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan.
Ada faktor-faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan, seperti tingkat pengembalian modal, arus kas, dan profitabilitas perusahaan.
Dalam praktiknya, setiap perusahaan memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga tidak ada patokan pasti mengenai rasio lancar yang ideal.
Oleh karena itu, sebaiknya current ratio dianalisis bersamaan dengan rasio keuangan lainnya dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Rumus Menghitung Current Ratio
Rasio lancar dihitung menggunakan rumus berikut:
Current ratio = Aset Lancar / Kewajiban Lancar
Total aset lancar adalah jumlah dari semua aset yang dapat dicairkan dalam waktu satu tahun, seperti kas, piutang, persediaan, dan investasi jangka pendek.
Sementara itu, total hutang lancar adalah jumlah dari semua hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun, seperti utang bank, utang dagang, dan biaya yang harus dibayar.
Baca juga: Apa itu Rasio Aktivitas? Pengertian, Manfaat, Rumus, dan Jenisnya
Lebih jauh tentang current ratio
Current ratio membandingkan aset lancar dengan kewajiban lancar dan memberi tahu kita apakah aset lancar cukup untuk menyelesaikan kewajiban lancar.
berbeda industri, maka berbeda pula nilai normal yang dihasilkan dalam current ratio, karena semua rasio harus dianalisis dalam konteks industri perusahaan dan para pesaingnya.
Beberapa industri misalnya ritel, biasanya memiliki rasio lancar yang sangat tinggi sementara yang lain, seperti perusahaan jasa, memiliki rasio lancar yang relatif rendah.
Rasio lancar 1 aman karena berarti aset lancar lebih besar dari kewajiban lancar dan perusahaan seharusnya tidak menghadapi masalah likuiditas.
Rasio lancar di bawah 1 berarti bahwa kewajiban lancar lebih dari aset lancar, yang dapat mengindikasikan masalah likuiditas. Secara umum, lebih tinggi
Baca juga: Analisis Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Rumusnya
Contoh dan Perhitungan Current Ratio dalam Bisnis
PT ABC adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi barang elektronik.
Pada akhir tahun 2022, PT ABC memiliki total aset lancar sebesar Rp 300 miliar dan total hutang lancar sebesar Rp 150 miliar.
Berapa Current Ratio perusahaan di atas?
Maka, current ratio perusahaan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Hutang Lancar
Current Ratio = Rp 300 miliar / Rp 150 miliar
Current Ratio = 2
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa current ratio PT ABC adalah 2:1. Artinya, perusahaan memiliki aset lancar yang lebih besar dari hutang lancarnya sebesar 2 kali.
Dengan kata lain, perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan mudah menggunakan aset lancar yang dimilikinya.
Namun, untuk mengevaluasi kesehatan keuangan PT ABC secara lebih detail, kita juga perlu melihat faktor-faktor lain seperti arus kas dan profitabilitas perusahaan.
Sebagai contoh, selama tahun 2022, PT ABC memiliki arus kas bersih yang positif sebesar Rp 75 miliar dan laba bersih sebesar Rp 50 miliar.
Dengan demikian, meskipun current ratio PT ABC terlihat cukup sehat, namun jika kita mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti arus kas dan profitabilitas perusahaan.
Mungkin masih perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam untuk mengevaluasi kinerja dan potensi pertumbuhan PT ABC di masa depan.
Analisis Current Ratio
Sebagai alat analisis keuangan, rasio lancar dapat memberikan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.
Dalam interpretasrasio lancar, nilai yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk membayar hutang jangka pendek.
Sedangkan nilai yang lebih rendah menunjukkan kemampuan yang lebih rendah untuk membayar hutang jangka pendek.
Namun, dalam melakukan analisis rasio lancar, perlu juga memperhatikan beberapa hal berikut:
Pengaruh struktur aset dan hutang
Rasio lancar dapat dipengaruhi oleh struktur aset dan hutang suatu perusahaan.
Misalnya, perusahaan dengan aset lancar yang rendah tetapi memiliki hutang jangka pendek yang tinggi dapat memiliki rasio lancar yang rendah meskipun kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya tetap tinggi.
Pengaruh siklus bisnis
Rasio lancar juga dapat dipengaruhi oleh siklus bisnis suatu perusahaan.
Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang ritel mungkin memiliki rasio lancar yang lebih tinggi pada periode tertentu, seperti musim liburan, karena peningkatan penjualan.
Perbandingan dengan industri
Current ratio dapat bervariasi tergantung pada industri dan ukuran perusahaan.
Oleh karena itu, perlu juga membandingkan rasio lancar suatu perusahaan dengan rasio sejenis dari perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
Baca juga: Disputed Invoices: Pengertian, Penyebab, dan Solusi
Batasan dalam Menghitung Current Ratio
Rasio lancar merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya.
Namun, seperti halnya rasio keuangan lainnya, rasio lancar juga memiliki kelemahan yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan analisis kesehatan keuangan perusahaan.
Beberapa kelemahan dari rasio lancar antara lain:
Tidak mempertimbangkan kualitas aset lancar
Rasio lancar hanya memperhitungkan jumlah aset lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan, tanpa memperhatikan kualitas dari aset tersebut.
Sebagai contoh, beberapa aset lancar seperti persediaan barang mungkin sulit dijual kembali dalam waktu yang singkat, sehingga tidak dapat dengan mudah dikonversi menjadi kas yang dapat digunakan untuk membayar hutang jangka pendek.
Oleh karena itu, meskipun suatu perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi, namun jika aset lancarnya tidak berkualitas, maka perusahaan tersebut mungkin masih menghadapi risiko likuiditas.
Tidak mempertimbangkan aset tidak lancar
Current ratio hanya memperhitungkan aset lancar yang dapat digunakan untuk membayar hutang jangka pendek.
Namun tidak memperhitungkan aset tidak lancar yang mungkin dapat digunakan untuk membayar hutang jangka panjang atau sebagai jaminan pinjaman.
Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki tanah atau gedung mungkin dapat menggunakan aset tersebut sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang.
Ssehingga dapat membayar hutang jangka pendeknya meskipun current ratio-nya rendah.
Tidak mempertimbangkan struktur hutang
Rasio lancar hanya memperhitungkan total hutang jangka pendek yang dimiliki oleh suatu perusahaan, tanpa memperhatikan struktur dari hutang tersebut.
Sebagai contoh, suatu perusahaan mungkin memiliki hutang jangka pendek yang besar namun berasal dari sumber pendanaan yang relatif murah seperti kredit bank, sehingga perusahaan masih dapat membayar hutangnya meskipun current ratio-nya rendah.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki hutang jangka pendek yang relatif kecil namun berasal dari sumber pendanaan yang mahal seperti obligasi mungkin masih menghadapi risiko likuiditas meskipun current ratio-nya tinggi.
Baca juga: Pentingnya Change Management (Manajemen Perubahan) dalam Strategi Bisnis
Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio
Current ratio dan quick ratio adalah dua rasio keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, namun terdapat perbedaan mendasar antara current ratio dan quick ratio, yaitu:
Komposisi aset lancar yang dipertimbangkan
Current ratio mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan menggunakan seluruh aset lancar yang dimilikinya.
Sementara itu, quick ratio hanya mempertimbangkan aset lancar yang paling likuid dan dapat dengan cepat dikonversi menjadi kas, yaitu kas, investasi jangka pendek, dan piutang dagang.
Tingkat likuiditas
Quick ratio lebih menekankan pada tingkat likuiditas suatu perusahaan, karena hanya mempertimbangkan aset lancar yang paling mudah diubah menjadi kas.
Dengan demikian, quick ratio memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek dalam situasi yang sulit.
Interpretasi hasil yang berbeda
Karena komposisi aset lancar yang dipertimbangkan berbeda antara current ratio dan quick ratio, maka hasil perhitungan keduanya juga akan berbeda.
Current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar yang dapat digunakan untuk membayar hutang jangka pendek.
Sementara quick ratio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membayar hutang jangka pendek secara cepat dan efisien.
Current Ratio | Quick Ratio |
Mempertimbangkan aset yang dapat dikonversi ke arus kas dalam setahun | Hanya mempertimbangkan aset yang dapat dikonversi ke arus kas dalam 90 hari atau kurang |
Termasuk inventaris | Tidak termasuk inventaris |
Hasil ideal adalah 2:1 | Hasil ideal adalah 1:1 |
Current Ratio atau Quick Ratio, Mana yang Harus Anda Gunakan?
Jika Anda khawatir tentang menutupi hutang dalam 90 hari ke depan, quick ratio adalah rasio yang lebih baik untuk digunakan. J
ika Anda mencari tampilan likuiditas yang lebih lama, current ratio, yang mencakup inventaris atau persediaan lebih baik Anda pilih.
Perlu diingat bahwa jika bisnis Anda tidak memiliki aset persediaan kedua rasio tersebut hampir identik, dengan kedua rasio memberikan hasil yang sama.
Baca juga: Perbedaan Manajemen Produk dan Pengembangan Produk
FAQ
Apa yang dimaksud current ratio?
Current ratio adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar atau aktiva lancar.
Berapa current ratio yang baik?
Tidak ada nilai rasio yang secara universal dianggap baik karena idealnya nilai rasio lancar akan berbeda-beda tergantung pada jenis industri, sektor, dan ukuran perusahaan.
Namun, sebagai acuan umum, rasio lancar sekitar 2:1 dianggap sebagai rasio yang baik.
Bagaimana jika nilai curent ratio di atas 1?
Jika nilai rasio lancar di atas 1, itu berarti perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar daripada kewajiban lancarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya.
Bagaimana jika nilai current ratio di bawah 1?
Jika nilai rasio lancar di bawah 1, itu berarti perusahaan memiliki lebih sedikit aset lancar daripada kewajiban lancarnya.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan mungkin kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang dimilikinya.
Kesimpulan
Saat menghitung rasio untuk bisnis Anda, selalu penting untuk menghitung lebih dari satu rasio.
Rasio lancar dan rasio cepat akan memberi Anda ukuran likuiditas untuk bisnis Anda, tetapi menggabungkan rasio ini dengan rasio akuntansi lainnya akan memberi Anda gambaran yang lebih jelas tentang keuangan bisnis Anda.
Melakukan analisa keuangan seperti rasio lancar dan rasio cepat juga dapat membantu Anda dengan cepat mengidentifikasi titik masalah dan jika bisnis Anda menuju ke arah yang salah.
Hasil rasio ini juga dapat membantu saat membuat proyeksi keuangan untuk bisnis Anda.
Tapi tidak cukup hanya menghitung rasio keuangan. Untuk menggunakan hasil rasio akuntansi dengan benar, Anda harus memahami apa arti hasil dan menggunakan informasi itu untuk keuntungan Anda.
Untuk kemudahan pengelolaan financial dan memperolah informasi keuangan bisnis yang lebih baik, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo yang sudah teruji dan memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan banyak bisnis di Indonesia.
Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa dengan mudah mencatat transaksi dan memantau kesehatan keuangan bisnis kapanpun dan dimnapun Anda mau.
Hanya dengan 130 ribu perbulan, Anda bisa mendapatkan fitur terbaik dari kledo seperti multi gudang, manajemen aset dan persediaan, multi cabang, pembatasan hak akses pengguna, dan masih banyak lagi.
Jadi tunggu apalagi? Anda bisa menggunakan Kledo secara gratis melalui tautan ini.
- Rumus Biaya Variabel dan Kalkulator Biaya Variabel Gratis - 20 Desember 2024
- Cara Menggunakan Aplikasi SIAPIK dari BI dan Download PPTnya - 19 Desember 2024
- Monthly Recurring Revenue (MRR): Rumus dan Cara Menghitungnya - 19 Desember 2024