Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan paling penting yang digunakan bisnis, investor, dan analis untuk memahami kinerja keuangan perusahaan franchise. Juga dikenal sebagai laporan pendapatan, laporan laba rugi meringkas pendapatan, biaya, pengeluaran, keuntungan, dan kerugian perusahaan selama periode tertentu, biasanya bulanan, kuartalan, atau tahunan.
Mengelola akun dalam bisnis franchise mungkin tampak rumit dan merepotkan bagi sebagian orang. Sebagai pemilik bisnis franchise atau waralaba, ada beberapa aspek yang terkait dengan bisnis waralaba Anda dan akuntansinya, seperti biaya, pajak, pendapatan, dan lainnya yang harus Anda kelola dengan cara yang efektif dan efisien.
Memahami cara membuat laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya dalam bisnis franchise, memudahkan Anda dalam melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data keuangan yang valid .
Pada artikel ini kami akan memberikan contoh dan cara membuat laporan laba rugi dalam bisnis franchise dan juga template yang bisa Anda download secara gratis.
Mengetahui Secara SIngkat Akuntansi Franchise
Akuntansi franchise melibatkan pelacakan dan analisis data keuangan yang terkait dengan operasi bisnis. Hal ini termasuk melacak pendapatan yang dihasilkan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan menyiapkan laporan keuangan secara tepat waktu, sambil memastikan kepatuhan terhadap peraturan pajak.
Untuk operasi dan manajemen akuntansi, sangat penting untuk dikelola oleh seorang akuntan profesional yang memiliki pengalaman yang relevan dalam akuntansi waralaba. Hal ini dikarenakan, bisnis franchise memiliki beberapa biaya, pengeluaran, dan aturan unik yang tidak ada pada bisnis non-franchise, yang terkadang menyulitkan akuntan untuk membuat laporan.
Dalam hal akuntansi franchise, sangat penting untuk memahami istilah-istilah akuntansi utama untuk menghindari kesalahan dan perbedaan dalam laporan keuangan. Beberapa istilah dan konsep glosarium akuntansi yang umum untuk diketahui meliputi:
- Penerima Waralaba (Franchisee): Seseorang atau bisnis yang membeli hak operasi waralaba dari pemilik waralaba.
- Pemilik Waralaba (Franchisor): Seseorang atau perusahaan yang menjual hak operasi, bersama dengan merek, produk, dan layanan yang terkait dengannya.
- Biaya royalti: Jumlah yang harus dibayarkan oleh Franchisee kepada Franchisor untuk hak menggunakan nama, produk, dan layanan bisnis waralaba.
- Biaya awal: Pembayaran satu kali yang harus dilakukan oleh Franchisee kepada Franchisor untuk pelatihan, pemilihan lokasi, dan biaya pendirian lainnya.
- Amortisasi: Proses penyebaran biaya pinjaman atau aset selama periode waktu tertentu.
- Dokumen pengungkapan waralaba: Dokumen hukum yang diberikan oleh Franchisor kepada calon penerima waralaba, yang menguraikan syarat dan ketentuan perjanjian waralaba.
- Pelaporan keuangan: Proses untuk menyusun dan menganalisis informasi keuangan bisnis waralaba, biasanya menggunakan perangkat lunak akuntansi.
- Kepatuhan pajak: Proses mematuhi persyaratan pajak untuk bisnis franchise, termasuk membayar pajak, mengajukan pengembalian pajak, dll.
- Arus kas: Total uang tunai yang dihasilkan oleh bisnis franchise dibandingkan dengan uang tunai yang dikeluarkannya dalam periode waktu tertentu.
- HARGA POKOK PENJUALAN (HPP): Dalam akuntansi franchise, HPP (Harga Pokok Penjualan) mengacu pada uang yang dihabiskan untuk bahan baku untuk membuat produk, dan muncul pada laporan laba rugi bisnis.
- Prime cost: Ini mengacu pada jumlah HPP dan biaya tenaga kerja dan dikenal sebagai salah satu metrik penting dalam akuntansi waralaba.
- Pendapatan: Ini adalah jumlah total uang yang dihasilkan melalui penjualan. Untuk penerima waralaba, pendapatan berasal dari penjualan produk atau layanan, sedangkan untuk pemilik waralaba, pendapatan berasal dari biaya royalti yang dibayarkan oleh penerima waralaba.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi dari Berbagai Jenis Bisnis dan Templatenya
Perbedaan Laporan Laba Rugi Bisnis Franchise dengan Bisnis Lain
Laporan laba rugi dalam bisnis franchise memiliki beberapa perbedaan penting dibandingkan dengan bisnis lain yang tidak berbasis waralaba. Berikut adalah perbedaan utamanya:
Pendapatan royalti
Pemilik waralaba (franchisor) memiliki pendapatan tambahan berupa royalti yang dibayarkan oleh penerima waralaba (franchisee). Royalti ini biasanya dihitung berdasarkan persentase dari total penjualan atau pendapatan kotor franchisee dan tercatat sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi franchisor.
Sedangkan, bisnis non-waralaba tidak memiliki pendapatan royalti, karena tidak ada hubungan seperti franchisor-franchisee.
Biaya awal franchise
Franchisee membayar biaya awal untuk hak menggunakan merek dan sistem bisnis dari franchisor. Biaya ini tercatat sebagai pendapatan satu kali di awal kontrak untuk franchisor. Sementara itu, franchisee mencatatnya sebagai biaya awal yang kemudian diamortisasi selama masa kontrak.
Sementarai itu,tidak ada biaya awal seperti ini dalam bisnis non-waralaba, kecuali untuk biaya pembelian lisensi atau hak tertentu yang berbeda dari struktur waralaba.
Biaya tambahan untuk kepatuhan standar
Franchisee sering kali memiliki biaya tambahan untuk memenuhi standar operasional yang ditetapkan oleh franchisor, termasuk biaya pemasaran bersama, pengadaan dari pemasok tertentu, atau pelatihan. Ini tercatat sebagai biaya operasional franchisee yang tidak umum di bisnis non-waralaba.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Restoran dan Templatenya
Pengungkapan Biaya toyalti dalam laporan franchisee
Biaya royalti yang dibayarkan kepada franchisor merupakan pengeluaran rutin yang memengaruhi profitabilitas franchisee. Ini muncul sebagai biaya tambahan di laporan laba rugi, yang bisa signifikan tergantung pada persentase royalti.
Sementara itu, bisnis non-waralaba tidak memiliki biaya royalti sehingga struktur biaya dalam laporan laba rugi umumnya lebih sederhana.
Biaya amortisasi
Franchisee biasanya mengamortisasi biaya lisensi atau hak waralaba selama masa kontrak. Ini muncul sebagai beban amortisasi dalam laporan laba rugi mereka.
Dalam bisnis lain, amortisasi mungkin ada dalam bisnis non-waralaba, namun tidak melibatkan hak waralaba, melainkan aset tidak berwujud lain seperti paten atau goodwill.
Pembagian pendapatan untuk pemasaran bersama
Waralaba: Franchisee sering kali diwajibkan menyisihkan persentase tertentu untuk pemasaran bersama, yang digunakan oleh franchisor untuk kampanye brand secara nasional. Ini tercatat sebagai biaya pemasaran bagi franchisee.
Bisnis lain biasanya tidak memiliki biaya pemasaran bersama yang ditetapkan dari luar perusahaan; biaya pemasaran sepenuhnya dikelola secara internal.
Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Kontraktor dan Templatenya
Manfaat Laporan Laba Rugi dalam Bisnis Franchise
Beberapa manfaat yang Anda dapatkan jika membuat laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Membantu mengevaluasi kinerja keuangan
Manfaat utama laporan laba rugi adalah memberikan ringkasan komprehensif tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini membantu pemilik bisnis franchise mengevaluasi berapa banyak pendapatan yang dihasilkan bisnis mereka dan berapa banyak biaya yang dikeluarkan.
Dengan informasi ini, Anda dapat menentukan apakah bisnis Anda menghasilkan laba atau mengalami kerugian selama periode tersebut. Memahami bagaimana Anda menghasilkan keuntungan akan memungkinkan Anda untuk membuat rencana yang lebih baik di masa depan dan mudah-mudahan dapat mereplikasi hasilnya lagi.
Mengidentifikasi tren pendapatan dan pengeluaran
Dengan menganalisis laporan laba rugi, pemilik waralaba dapat mengidentifikasi tren pendapatan dan pengeluaran. Misalnya, mereka dapat menentukan apakah pendapatan mereka meningkat atau menurun dari waktu ke waktu dan apakah ada perubahan dalam aliran pendapatan mereka.
Demikian pula, mereka juga dapat menganalisis pengeluaran mereka dan mengidentifikasi peluang penghematan biaya atau area potensial di mana mereka perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya. Setelah Anda mulai meninjau laporan laba rugi, Anda akan lebih mengetahui musim atau puncak/lembah dalam bisnis Anda.
Membantu membuat keputusan bisnis yang tepat
Laporan laba rugi memberikan informasi penting bagi bisnis franchise yang dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis yang tepat. Misalnya, jika bisnis perlu menghasilkan lebih banyak pendapatan, bisnis mungkin perlu mempertimbangkan kembali strategi penetapan harga atau fokus pada peningkatan upaya penjualannya.
Demikian pula, misalkan sebuah bisnis mengeluarkan biaya yang tinggi. Dalam hal ini, bisnis tersebut mungkin perlu mengidentifikasi area-area di mana bisnis tersebut dapat memangkas biaya variabel untuk meningkatkan profitabilitas.
Baca juga: 10 Ide Franchise Restoran Cepat Saji dan Biayanya
Membantu dalam budgeting dan forecasting
Laporan laba rugi juga merupakan alat penting untuk penganggaran dan forecasting. Dengan menganalisis laporan laba rugi historis, bisnis franchise dapat membuat keputusan yang tepat tentang pendapatan dan pengeluaran mereka di masa depan.
Anda dapat menggunakan informasi ini untuk membuat anggaran yang realistis dan meramalkan kinerja keuangan di masa depan secara akurat.
Misalkan Anda bekerja dalam sistem franchise. Dalam hal ini, Anda juga dapat membandingkan hasil Anda dengan lokasi lain untuk menentukan di mana Anda dapat meningkatkan waralaba Anda. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan penting yang memberikan informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan.
Contoh Laporan Laba Rugi Franchise dari Franchisor
PT Maju Jaya – Laporan Laba Rugi Franchisor
Periode: 1 Januari 2023 – 31 Desember 2023
Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Pendapatan dari Biaya Awal Franchise | 1.200.000.000 |
Pendapatan Royalti | 3.500.000.000 |
Pendapatan dari Penjualan Produk & Layanan Pendukung | 500.000.000 |
Total Pendapatan | 5.200.000.000 |
Biaya Operasional | |
Biaya Pengembangan dan Pelatihan Franchisee | 750.000.000 |
Biaya Pemasaran Bersama | 300.000.000 |
Biaya Administrasi dan Umum | 400.000.000 |
Biaya Hukum dan Kepatuhan | 100.000.000 |
Total Biaya Operasional | 1.550.000.000 |
Laba Kotor | 3.650.000.000 |
Biaya Lain-lain | |
Biaya Amortisasi dan Penyusutan | 200.000.000 |
Biaya Riset dan Pengembangan Produk | 300.000.000 |
Total Biaya Lain-lain | 500.000.000 |
Laba Operasional | 3.150.000.000 |
Pendapatan (Beban) Non-Operasional | |
Pendapatan Bunga | 50.000.000 |
Beban Bunga | (25.000.000) |
Total Pendapatan (Beban) Non-Operasional | 25.000.000 |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 3.175.000.000 |
Pajak Penghasilan | 635.000.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 2.540.000.000 |
Baca juga: Ingin Membuka Franchise Es Teh Indonesia? Ini Rincian Modalnya
Contoh Laporan Laba Rugi Franchise dari Franchisee
PT Sukses Selalu – Laporan Laba Rugi Franchisee
Periode: 1 Januari 2023 – 31 Desember 2023
Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Penjualan Produk dan Layanan | 4.000.000.000 |
Total Pendapatan | 4.000.000.000 |
Biaya Operasional | |
Biaya Royalti kepada Franchisor | 400.000.000 |
Biaya Bahan Baku | 1.200.000.000 |
Biaya Tenaga Kerja | 800.000.000 |
Biaya Sewa Lokasi | 200.000.000 |
Biaya Pemasaran (Kontribusi ke Franchisor) | 100.000.000 |
Biaya Utilitas (Listrik, Air, dll.) | 50.000.000 |
Biaya Pemeliharaan dan Peralatan | 75.000.000 |
Total Biaya Operasional | 2.825.000.000 |
Laba Kotor | 1.175.000.000 |
Biaya Lain-lain | |
Amortisasi Biaya Awal Franchise | 100.000.000 |
Biaya Penyusutan Aset | 75.000.000 |
Total Biaya Lain-lain | 175.000.000 |
Laba Operasional | 1.000.000.000 |
Pendapatan (Beban) Non-Operasional | |
Pendapatan Lain-lain | 25.000.000 |
Beban Bunga | (15.000.000) |
Total Pendapatan (Beban) Non-Operasional | 10.000.000 |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 1.010.000.000 |
Pajak Penghasilan | 202.000.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 808.000.000 |
Contoh Laporan Laba Rugi Gabungan Franchise
PT Jaringan Sukses Bersama – Laporan Laba Rugi Gabungan Franchise
Periode: 1 Januari 2023 – 31 Desember 2023
Keterangan | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan | |
Total Penjualan dari Semua Franchisee | 120.000.000.000 |
Pendapatan Royalti (Franchisor) | 12.000.000.000 |
Pendapatan Biaya Awal Franchise (Franchisor) | 2.500.000.000 |
Pendapatan dari Penjualan Produk & Layanan Pendukung (Franchisor) | 3.000.000.000 |
Total Pendapatan | 137.500.000.000 |
Biaya Operasional | |
Total Biaya Bahan Baku (Franchisee) | 40.000.000.000 |
Total Biaya Tenaga Kerja (Franchisee) | 24.000.000.000 |
Total Biaya Royalti (Dibayar Franchisee ke Franchisor) | 12.000.000.000 |
Total Biaya Sewa Lokasi (Franchisee) | 6.000.000.000 |
Total Biaya Pemasaran Bersama (Franchisee) | 2.000.000.000 |
Biaya Pengembangan dan Pelatihan Franchisee (Franchisor) | 3.000.000.000 |
Biaya Administrasi dan Umum (Franchisor) | 2.500.000.000 |
Biaya Hukum dan Kepatuhan (Franchisor) | 500.000.000 |
Total Biaya Operasional | 90.000.000.000 |
Laba Kotor | 47.500.000.000 |
Biaya Lain-lain | |
Total Amortisasi dan Penyusutan (Gabungan) | 5.000.000.000 |
Biaya Riset dan Pengembangan Produk (Franchisor) | 2.000.000.000 |
Total Biaya Lain-lain | 7.000.000.000 |
Laba Operasional | 40.500.000.000 |
Pendapatan (Beban) Non-Operasional | |
Pendapatan Bunga (Gabungan) | 500.000.000 |
Beban Bunga (Gabungan) | (300.000.000) |
Total Pendapatan (Beban) Non-Operasional | 200.000.000 |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 40.700.000.000 |
Pajak Penghasilan (Gabungan) | 8.140.000.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 32.560.000.000 |
Baca juga: Mau Buka Franchise Mie Gacoan? Ini Syarat dan Modalnya!
Contoh Laporan Laba Rugi Segmentasi Regional atau Unit Franchise
PT Waralaba Nusantara – Laporan Laba Rugi per Wilayah
Periode: 1 Januari 2023 – 31 Desember 2023
Keterangan | Jabodetabek (Rp) | Joglosemarkerto (Rp) | Jawa Timur (Rp) |
---|---|---|---|
Pendapatan | |||
Penjualan Produk dan Layanan | 8.000.000.000 | 5.000.000.000 | 6.500.000.000 |
Total Pendapatan | 8.000.000.000 | 5.000.000.000 | 6.500.000.000 |
Biaya Operasional | |||
Biaya Royalti | 800.000.000 | 500.000.000 | 650.000.000 |
Biaya Bahan Baku | 3.000.000.000 | 2.000.000.000 | 2.500.000.000 |
Biaya Tenaga Kerja | 1.200.000.000 | 800.000.000 | 900.000.000 |
Biaya Sewa Lokasi | 500.000.000 | 300.000.000 | 400.000.000 |
Biaya Pemasaran Bersama | 200.000.000 | 150.000.000 | 180.000.000 |
Biaya Utilitas | 50.000.000 | 30.000.000 | 40.000.000 |
Biaya Pemeliharaan dan Peralatan | 70.000.000 | 50.000.000 | 60.000.000 |
Total Biaya Operasional | 5.820.000.000 | 3.830.000.000 | 4.730.000.000 |
Laba Kotor | 2.180.000.000 | 1.170.000.000 | 1.770.000.000 |
Biaya Lain-lain | |||
Amortisasi Biaya Awal Franchise | 100.000.000 | 80.000.000 | 90.000.000 |
Biaya Penyusutan Aset | 60.000.000 | 50.000.000 | 55.000.000 |
Total Biaya Lain-lain | 160.000.000 | 130.000.000 | 145.000.000 |
Laba Operasional | 2.020.000.000 | 1.040.000.000 | 1.625.000.000 |
Pendapatan (Beban) Non-Operasional | |||
Pendapatan Lain-lain | 30.000.000 | 20.000.000 | 25.000.000 |
Beban Bunga | (15.000.000) | (10.000.000) | (12.000.000) |
Total Pendapatan (Beban) Non-Operasional | 15.000.000 | 10.000.000 | 13.000.000 |
Laba Bersih Sebelum Pajak | 2.035.000.000 | 1.050.000.000 | 1.638.000.000 |
Pajak Penghasilan | 407.000.000 | 210.000.000 | 327.600.000 |
Laba Bersih Setelah Pajak | 1.628.000.000 | 840.000.000 | 1.310.400.000 |
Download Template Laporan Laba Rugi Franchise
Jika Anda masih kesulitan atau merasa contoh laporan laba rugi diatas belum cocok dengan perusahaan franchise yang saat ini Anda kelola, Anda bisa mendownload template laporan laba rugi bisnis franchise di bawah ini secara gratis.
Baca juga: 10 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Franchise Terbaik
Pada Intinya…
Dengan membuat menganalisis laporan laba rugi ini secara teratur, bisnis franchise baik Franchisee atau Franchisor dapat mengevaluasi sejumlah faktor yang berkaitan dengan kesehatan keuangan.
Mengidentifikasi tren pendapatan dan pengeluaran, membuat keputusan bisnis yang tepat, serta memfasilitasi penganggaran, peramalan, serta perencanaan dan analisis keuangan.
Biasakan untuk melihat alat keuangan penting ini setiap bulan. Mulailah membandingkan pendapatan dan pengeluaran Anda untuk menentukan di mana peluangnya.
Namun membuat laporan laba rugi secara manual adalah hal yang memakan waktu dan sulit dilakukan. Sebagai solusi, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pembuatan laporan keuangan terlengkap seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online yang memiliki fitur akuntansi dan pembuatan laporan keuangan terlengkap. Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa membuat lebih dari 50 laporan keuangan secara instan, termasuk laporan laba rugi.
Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024