Pembahasan PSAK 19 Tentang Aset Tak Berwujud

psak 19 banner

Dalam dunia akuntansi, pengakuan dan pengukuran aset takberwujud menjadi salah satu aspek yang sangat penting. PSAK 19  mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam standar lainnya.

Dengan adanya PSAK 19, entitas diharapkan dapat mengelola dan melaporkan aset takberwujud secara lebih transparan dan akurat, sehingga memberikan informasi yang relevan bagi para pemangku kepentingan.

Salah satu aspek kunci dari PSAK 19 adalah penekanan pada pentingnya revaluasi aset tak berwujud. Revaluasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai tercatat aset mencerminkan nilai wajar yang dapat diukur.

Jika nilai wajar mengalami perubahan yang signifikan, entitas diwajibkan untuk melakukan revaluasi secara berkala, sehingga laporan keuangan tetap akurat dan dapat diandalkan.

Pada artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap apa itu PSAK 19 sampai cara penyajiannya dalam laporan keuangan bisnis, jadi baca terus sampai selesai.

Apa itu PSAK 19?

psak 19 3

PSAK 19 adalah standar yang mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam standar lainnya.

Tujuan dari PSAK 19 adalah untuk memberikan pedoman mengenai pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan aset tak berwujud.

Standar ini terdiri dari beberapa paragraf yang mengatur prinsip-prinsip utama dan dilengkapi dengan contoh ilustratif yang tidak merupakan bagian dari PSAK 19.

Dalam PSAK 19, entitas diwajibkan untuk mengakui aset tak berwujud jika kriteria tertentu dipenuhi. Selain itu, PSAK 19 juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan menentukan pengungkapan yang diperlukan mengenai aset tersebut.

Hal ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan nilai yang sebenarnya dari aset yang dimiliki oleh entitas, serta untuk menghindari potensi kesalahan dalam pengakuan nilai.

Aset tidak berwujud yang dikecualikan dari penerapan PSAK 19 :

  • Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-PSAK 22)
  • Aset keuangan (PSAK 50)
  • Hak penambangan (PSAK 29) dan sumber daya lain yang tidak dapat diperbarui

Aset tak berwujud didefinisikan dalam paragraf 8 PSAK 19 (Revisi 2010) sebagai aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.

Baca juga: PSAK 15 Tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

Banner 2 kledo

Karakteristik Aset Tak Berwujud Berdasarkan PSAK 19

Ada tiga karakteristik mendasar untuk bisa menentukan apakah pengeluaran sumber daya maupun penciptaan liabilitas yang dilakukan oleh entitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak berwujud dapat dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Ketiga karakteristik mendasar tersebut adalah:

Keteridentifikasian (identifiability)

Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill.

Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.

Baca juga: Goodwill Impairment: Pengertian dan Aturannya dalam PSAK 48

Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:

  • Dapat pisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
  • Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Pengendalian (control)

Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut.

Manfaat ekonomis masa depan tersebut dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut.

Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan.

Baca juga: Pembahasan PSAK 7: Pengungkapan Pihak Berelasi di Akuntansi

Manfaat ekonomis masa depan (future economic benefits)

Dalam beberapa kondisi aset tidak berwujud mempunyai elemen fisik sehingga perlu pertimbangan untuk menentukan apakah suatu aset tersebut mempunyai elemen fisik sehingga perlu pertimbangan untuk menentukan apakah suatu aset tersebut merupakan aset berwujud atau tidak berwujud.

Keuntungan ekonomis di masa depan, mencakup:

  • Pendapatan dari penjualan barang atau jasa
  • Penghematan biaya, atau
  • Manfaat lain dari penggunaan aset tersebut

Prinsip Umum Aset Tak Berwujud dalam PSAK 19

psak 19 2

Dalam mengakui suatu item sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa item tersebut:

  • Memenuhi definisi aset tidak berwujud
  • Memenuhi kriteria pengakuan

Persyaratan tersebut diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tidak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambahkan, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.

Contohnya seperti:

  • Software komputer
  • Paten
  • Copyrigh
  • Daftar pelanggan  
  • Lisensi
  • Kuota Impor
  • Franchise
  • Hak Pemasaran

Baca juga: Pembahasan PSAK 5 Tentang Segmentasi Operasi pada Akuntansi

Pengakuan dan Pengukuran Aset Tak Berwujud

Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:

  • Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut, dan
  • Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

Dalam menilai kemungkinan:

  • Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan
  • Estimasi terbaik manajemen

Pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui sebagai beban dan aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.

Perolehan terpisah

Biasanya, harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah suatu aset tidak berwujud akan menggambarkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan yang entitas harapkan untuk diperoleh dari aset tersebut.

Selain itu, biaya aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aset moneter lainnya.

Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:

  • Harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
  • Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis

Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2009): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, biaya dari aset tidak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akusisinya.

Nilai wajar dari aset tidak berwujud akan merepresentasikan espektasi probabilitas bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan yang dimiliki dari aset tersebut yang diharapkan akan mengalir ke entitas.

Dengan kata lain, entitas mengharapkan adanya arus masuk manfaat ekonomis, bahkan jika ada ketidak kepastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut.

Pengakuisisian dengan hibah pemerintah

Dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah.

Seperti misalnya, hak untuk mendarat di bandara udara, hak beroperasi pada stasiun televisi atau radio, hak impor atau hak quota atau hak untuk mengakses sumber–sumber terbatas lainnya. Entitas dapat mengakui hibah pemerintah tersebut sebesar:

  • Nilai wajar
  • Nilai nominal bantuan ditmbah pengeluaran tambahan yang berhubungan langsung dengan penyiapan aset tersebut.

Pertukaran Aset

Satu atau lebih aset tidak berwujud mungkin diperoleh dari pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter. Biaya perolehan dari aset tidak berwujud diukur dengan nilai wajar kecuali:

  • Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial
  • Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan dapat diukur dengan andal. Jika aset yang diperoleh tidak di ukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur sesuai dengan jumlah tercatat aset yang dilepaskan.

Goodwill yang dihasilkan secara internal

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset tidak berwujud karena goodwill tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari kontrak atau hak legal) yang dikendalikan oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut biaya perolehannya.

Aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal

Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, dalam:

  • Menentukan apakah telah timbul, dan saat timbulnya, aset yang dapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan; dan
  • Menentukan biaya perolehan aset tersebut secara andal.

Biaya perolehan sama dengan harga beli dan segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung. Nilai wajar pada tanggal akuisisi.

Diakui pada nilai wajar atau pada nilai nominalnya. Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi komersial (nilai tercatat aset yang dilepas). Tidak boleh diakui sebagai aset (tidak dapat teridentifikasi)

Baca juga: Mengetahui PSAK 4 Tentang Laporan Keuangan Tersendiri

Aset Tidak Berwujud – Internal

  • Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui:
    • Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi dan akan menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
    • Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal
  • Perlu kriteria tambahan
  • Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan yang dihasilkan secara internal, tidak boleh diakui sebagai aset tak berwujud karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secara keseluruhan

Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap yaitu:

Tahap riset

Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru

Tahap pengembangan

Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian

  • Aset tidak berwujud yang timbul dari riset tidak boleh diakui
  • Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat terjadinya

Aset tak berwujud dihasilkan internal – Pengembangan

Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan, diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:

  • Kelayakan teknis penyelesaian
  • Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
  • Kemampuan menggunakan atau menjual
  • Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
  • Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya
  • Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut

Penyajian Aset Tak Berwujud dalam Laporan Keuangan Sesuai PSAK 19

psak 19 1

Dalam laporan posisi keuangan atau neraca, aset tidak berwujud termasuk dalam aset tak lancar.

Dalam laporan laba rugi komprehensif, penyajian beban amortisasi dan kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan dengan operasi tidak berkelanjutan (discontinued operations).

Pengungkapan umum:

  • Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya
  • Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
  • Metode amortisasi
  • Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode
  • Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
  • Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama periode.
  • Untuk aset tak berwujud tak terbatas
    • Jumlah tercatat
    • Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
  • Untuk yang menggunakan model revaluasi
    • Tanggal efektif revaluasi
    • Jumlah tercatat yang direvaluasi
    • Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya
    • Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
    • Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset
  • Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode

Baca juga: Aturan PSAK 23 dalam Pengakuan Pendapatan Akuntansi

Kesimpulan

Pengelolaan aset tak berwujud dalam akuntansi memerlukan perhatian khusus. PSAK 19 menetapkan bahwa entitas harus mengakui aset takberwujud jika memenuhi kriteria tertentu dan mengatur cara untuk mengukur jumlah tercatatnya.

Standar ini juga menekankan pentingnya revaluasi aset takberwujud untuk memastikan nilai tercatat mencerminkan nilai wajar.

Dengan penerapan PSAK 19, diharapkan entitas dapat menyajikan informasi yang lebih transparan dan akurat kepada pemangku kepentingan, sehingga meningkatkan kepercayaan dalam laporan keuangan.

Untuk memudahkan Anda dalam mencatat aset berwujud dan tak berwujud dalam pembukuan, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur aset terlengkap seperti Kledo.

Kledo adalah software akuntansi online yang sudah digunakan 80.000 pemilik bisnis dalam memudahkan proses pencatatan akuntansi, manajemen persediaan, sampai penghitungan dan depresiasi aset otomatis.

Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 + 17 =