Sebagai pemilik usaha terutama jika usaha Anda berhubungan dengan manajemen persediaan yang ketat, memahami upstream dan downstream dalam supply chain merupakan hal penting
Menurut sebuah studi, hampir 80% perusahaan yang mengembangkan rantai pasok atau supply chain yang efisien dapat mencapai pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata di industri mereka.
Manajemen rantai pasok atau supply chain management memaksimalkan nilai bagi pelanggan dan membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang.
Ini adalah tugas yang kompleks, tetapi memisahkan rantai pasok hulu dan hilir atau upstream dan downstream supply chain dapat membantu perusahaan mengidentifikasi di mana masalah muncul.
Membagi rantai pasok menjadi dua kategori ini memungkinkan manajer memahami ketidakefisienan atau bottleneck, mengoptimalkan biaya, dan pada akhirnya memaksimalkan nilai pelanggan.
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan apa itu upstream dan downstream dalam supply chain beserta perbedaan dan tips mengelolanya agar bisnis Anda lebih efisien dalam melakukan manajemen persediaan.
Apa Itu Supply Chain?

Sebelum kita membahas dua subkategori ini (upstream dan downstream), mari kita lihat rantai pasok yang tipikal.
Supply chain atau rantai pasok adalah jaringan perusahaan dan proses yang membantu menciptakan, mendistribusikan, dan pada akhirnya menjual suatu produk.
Supply chain dimulai dengan penjual atau pemasok yang menyediakan bahan baku yang digunakan oleh produsen untuk membuat produk. Produsen membeli bahan baku ini dan mengubahnya menjadi produk.
Penjual kemudian mengirimkan produk dari produsen ke pelanggan. Banyak pihak dapat berperan sebagai distributor, termasuk pengecer, mitra e-commerce, dan grosir.
Manajemen rantai pasok adalah proses yang kompleks. Proses ini melibatkan lima langkah: perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, pengiriman, dan pengembalian.
Manajemen rantai pasok yang baik sangat penting bagi kesuksesan perusahaan yang harus memastikan barang sampai ke pelanggan tepat waktu dan memenuhi atau melebihi ekspektasi mereka.
Ketika perusahaan menerapkan praktik manajemen rantai pasok yang baik, mereka menghemat biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Baca juga: Tahapan Melakukan Supply Chain Audit, Tips, dan Tantangannya
Upstream supply chain
Upstream supply chain mengumpulkan, menyimpan, dan mengirimkan bahan baku dan barang-barang lain yang diperlukan dari pemasok ke pabrik.
Ini merupakan bagian penting dari proses produksi, memastikan bahan tersedia saat dibutuhkan untuk menjaga operasional berjalan lancar.
Upstream supply chain dapat melibatkan beberapa pemasok atau hanya satu, tergantung pada kebutuhan produksi.
Agar upstream supply chain efektif, harus terintegrasi dengan proses downstream supply chain untuk memastikan bahan dikirim tepat waktu dan efisien.
Downstream supply chain
Downstream supply chain adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses pengiriman produk atau layanan dari pemasok ke pelanggan.
Proses ini melibatkan berbagai aktivitas pengadaan, produksi, distribusi, dan ritel. Rantai pasokan hilir mencakup manajemen persediaan, strategi penetapan harga dan promosi, serta layanan pelanggan.
Seiring kemajuan teknologi, bisnis terus mencari cara baru untuk mengoptimalkan downstream supply chain mereka guna mencapai penghematan biaya dan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
7 Perbedaan Antara Upstream dan Downstream Supply Chain

Memahami rantai pasokan sangat penting bagi bisnis yang ingin mengoptimalkan operasinya. Seperti yang sudah kita bahas diatas, rantai pasokan atau supply chain dapat dibagi menjadi dua segmen utama: upstream dan downstream.
Meskipun saling terhubung, keduanya memiliki peran dan tantangan yang berbeda. Di bawah ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan kunci antara kedua segmen ini untuk membantu Anda memahami kompleksitas manajemen rantai pasokan.
1. Area fokus
Upstream
Upstream supply chain berfokus pada pengadaan dan pemasokan bahan baku yang diperlukan untuk produksi. Ini mencakup aktivitas seperti pemilihan pemasok, pembelian, dan pengelolaan aliran bahan baku ke dalam perusahaan.
Segmen ini sangat terlibat dalam membangun hubungan pemasok yang kuat dan memastikan bahan baku memenuhi standar kualitas sebelum masuk ke lini produksi.
Pengelolaan upstream supply chain yang efektif dapat mengurangi biaya bahan baku dan mencegah penundaan produksi.
Downstream
Sebaliknya, downstream supply chain berfokus pada distribusi produk jadi ke pelanggan akhir. Ini mencakup aktivitas seperti penyimpanan, distribusi, penjualan, dan layanan pelanggan.
Aktivitas downstream sering kali berfokus pada pemenuhan permintaan, pengelolaan hubungan pelanggan, dan memastikan pengiriman tepat waktu untuk memenuhi ekspektasi konsumen.
Pengelolaan downstream yang efisien dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas merek.
Baca juga: Supply Chain Forecasting: Metode, Tantangan, dan Manfaatnya
2. Tujuan utama
Upstream
Tujuan utama upstream supply chain adalah optimasi biaya. Perusahaan berupaya memperoleh bahan baku berkualitas tinggi dengan harga terbaik, memastikan produksi dapat berlangsung tanpa gangguan.
Segmen ini juga berfokus pada pengurangan risiko gangguan rantai pasok dengan mendiversifikasi pemasok dan menjaga stok cadangan jika diperlukan.
Downstream
Downstream supply chain memprioritaskan kepuasan pelanggan. Fokus di sini adalah pada pengiriman produk tepat waktu, menjaga kualitas produk, dan memastikan pengalaman pelanggan yang positif.
Perusahaan sering menerapkan sistem pelacakan canggih dan layanan pelanggan untuk memantau waktu pengiriman dan menangani masalah pasca-penjualan, sehingga memperkuat hubungan pelanggan.
3. Aktivitas utama
Upstream
Aktivitas utama di segmen upstream meliputi manajemen pemasok, proses pengadaan, dan koordinasi logistik untuk memasok bahan baku ke proses produksi.
Hal ini dapat melibatkan negosiasi kontrak jangka panjang dengan pemasok, pengelolaan tingkat persediaan untuk menghindari kekurangan, serta koordinasi dengan penyedia logistik untuk memastikan pengiriman bahan baku tepat waktu.
Manajemen upstream yang efektif dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan dan peningkatan efisiensi produksi.
Downstream
Aktivitas downstream meliputi pemenuhan pesanan, manajemen saluran distribusi, pemasaran, dan dukungan purna jual, semua bertujuan untuk mengantarkan produk ke pengguna akhir dengan efisien.
Segmen ini bertanggung jawab memastikan produk sampai ke pelanggan dalam kondisi terbaik dan secepat mungkin.
Proses downstream yang efisien dapat mengurangi waktu tunggu dan biaya persediaan, berkontribusi pada margin keuntungan yang lebih tinggi.
Baca juga: Supply Chain Analytics: Pengertian Lengkap dan Mengapa ini Penting?
4. Hubungan rantai pasokan
Upstream
Hubungan dalam upstream supply chain umumnya dengan pemasok dan produsen. Hubungan ini seringkali jangka panjang dan berfokus pada memastikan sumber bahan baku yang andal.
Membangun hubungan yang kuat dengan pemasok dapat menghasilkan harga yang lebih baik, kualitas yang lebih baik, dan jadwal pengiriman yang lebih andal.
Perusahaan juga dapat berkolaborasi dengan pemasok dalam pengembangan produk untuk memastikan bahan baku memenuhi persyaratan produksi tertentu.
Downstream
Hubungan downstream supply chain terutama melibatkan distributor, pengecer, dan pelanggan. Hubungan ini krusial untuk mempertahankan pangsa pasar dan loyalitas pelanggan.
Manajemen downstream supply chain yang efektif melibatkan pemahaman kebutuhan pelanggan, penyediaan layanan pengiriman yang andal, dan dukungan pelanggan yang luar biasa.
Perusahaan dapat menggunakan sistem CRM untuk melacak dan menganalisis interaksi pelanggan, memungkinkan layanan yang lebih personal.
5. Aliran informasi
Upstream
Dalam upstream supply chain, aliran informasi biasanya berkaitan dengan forecasting permintaan, persyaratan bahan baku, dan penjadwalan produksi, yang membantu dalam perencanaan dan pengadaan.
Informasi ini memungkinkan bisnis untuk memprediksi jumlah dan waktu kebutuhan bahan baku, mengurangi risiko kelebihan stok atau kekurangan stok.
Pertukaran data antara pemasok dan produsen dapat meningkatkan kolaborasi dan menghasilkan peramalan yang lebih akurat.
Downstream
Aliran informasi downstream berfokus pada data penjualan, umpan balik pelanggan, dan tren pasar, yang kritis untuk menyesuaikan jadwal produksi, mengelola persediaan, dan meningkatkan layanan pelanggan.
Perusahaan menggunakan data ini untuk membuat keputusan yang terinformasi tentang distribusi produk, strategi pemasaran, dan perbaikan layanan pelanggan, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Baca juga: Mengetahui Apa Itu CPFR dalam Supply Chain Management
6. Tantangan

Upstream
Tantangan dalam upstream supply chain sering kali berkaitan dengan gangguan rantai pasok, fluktuasi harga bahan baku, dan pengelolaan hubungan dengan pemasok.
Perusahaan harus mengatasi risiko seperti peristiwa geopolitik, bencana alam, dan kebangkrutan pemasok, yang dapat mempengaruhi ketersediaan dan biaya bahan baku.
Strategi manajemen risiko yang efektif, seperti diversifikasi pemasok dan mencari alternatif sumber bahan baku, sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.
Downstream
Downstream supply chain menghadapi tantangan seperti memenuhi tenggat waktu pengiriman, mengelola tingkat persediaan, dan merespons perubahan permintaan dan preferensi pelanggan.
Perusahaan juga harus menangani masalah seperti penarikan produk, pengembalian barang, dan keluhan pelanggan, yang dapat merusak reputasi merek.
Penerapan praktik rantai pasok yang fleksibel dan layanan pelanggan yang responsif dapat membantu mengatasi tantangan ini.
7. Dampak pada bisnis
Upstream
Pengelolaan upstream supply chain yang efektif dapat mengarah pada biaya produksi yang lebih rendah dan pasokan bahan baku yang lebih stabil, yang secara langsung memengaruhi keuntungan.
Dengan mengoptimalkan pengadaan dan pengelolaan pemasok, perusahaan dapat mengurangi biaya bahan baku, meminimalkan downtime produksi, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.
Downstream
Downstream supply chain yang dikelola dengan baik meningkatkan kepuasan pelanggan, loyalitas merek, dan pangsa pasar, yang vital untuk kesuksesan bisnis jangka panjang.
Perusahaan yang unggul dalam proses hilir sering menikmati tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi, peningkatan penjualan, dan posisi pasar yang lebih kuat.
Baca juga: Pembahasan PSAK 14 Tentang Akuntansi Persediaan
Tips Mengelola Upstream dan Downstream Supply Chain Lebih Optimal
Mengelola dua segment dalam manajemen supply chain ini memerlukan dua pendekatan yang berbeda. Berikut adalah tips mengelola upstream dan downstream dalam manajemen rantai pasok secara lebih efisien:
Upstream supply chain
- Pemilihan Pemasok yang Tepat: Pilih pemasok dengan reputasi yang baik, kemampuan produksi yang sesuai dengan kebutuhan volume dan kualitas, serta rekam jejak pengiriman tepat waktu. Hal ini memastikan bahwa bahan baku yang diterima sesuai dengan standar dan dapat mendukung kelancaran produksi tanpa penundaan.
- Negosiasi Harga dan Kontrak: Lakukan negosiasi harga yang menguntungkan dengan mempertimbangkan faktor kualitas dan kuantitas. Buat kontrak yang jelas terkait ketentuan harga, waktu pengiriman, dan kondisi kualitas. Pastikan juga ada klausul untuk mengatasi masalah yang bisa timbul, seperti keterlambatan atau kegagalan pengiriman.
- Diversifikasi Pemasok: Hindari ketergantungan pada satu pemasok untuk mengurangi risiko jika terjadi masalah di pihak pemasok, seperti kerusakan produksi atau gangguan pengiriman. Pilih beberapa pemasok yang dapat menyediakan bahan baku serupa, sehingga perusahaan memiliki pilihan lain bila diperlukan.
- Hubungan Jangka Panjang: Bangun kemitraan jangka panjang dengan pemasok agar terjalin saling percaya dan komunikasi yang lebih baik. Pemasok yang merasa dihargai dan diperhatikan akan lebih loyal dan lebih mudah diajak bernegosiasi untuk mendapatkan harga dan syarat yang lebih baik.
- Pemantauan Kualitas Bahan Baku: Pastikan bahan baku yang diterima selalu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Lakukan inspeksi dan audit berkala untuk mendeteksi potensi masalah sejak awal, seperti bahan baku cacat atau tidak sesuai spesifikasi, yang bisa menghambat proses produksi.
- Pengelolaan Persediaan: Kelola persediaan bahan baku secara efisien dengan menggunakan sistem yang memungkinkan pelacakan stok secara real-time, salah satunya dengan menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur manajemen persediaan terlengkap seperti Kledo yang bisa Anda coba secara gratis. Hal ini mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan stok yang bisa memengaruhi kelancaran produksi. Gunakan teknik just in time untuk meminimalkan biaya penyimpanan dan memastikan bahan baku tersedia saat dibutuhkan.
Downstream supply chain
- Efisiensi Distribusi: Pilih jalur distribusi yang tepat, baik itu distribusi langsung ke konsumen atau melalui distributor pihak ketiga. Pertimbangkan biaya transportasi, waktu pengiriman, dan cakupan wilayah. Dengan memilih jalur yang efisien, biaya distribusi dapat ditekan, dan produk sampai ke konsumen dalam waktu yang tepat.
- Pengelolaan Permintaan Pelanggan: Gunakan analitik untuk memantau pola pembelian dan tren pasar, sehingga perusahaan bisa memprediksi permintaan dengan lebih akurat. Perencanaan permintaan yang baik memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan produksi dan distribusi tanpa perlu menimbun stok yang berlebihan atau kekurangan produk.
- Integrasi Sistem: Implementasikan sistem informasi pembukuan, kasir, dan manajemen persediaan yang terintegrasi seperti ERP (Enterprise Resource Planning) atau software akuntansi untuk menghubungkan berbagai aspek supply chain, termasuk produksi, distribusi, dan penjualan. Hal ini memungkinkan aliran informasi yang lebih lancar, meningkatkan koordinasi antar departemen, serta mengurangi potensi kesalahan dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan.
- Optimalkan Pengiriman: Pilih metode pengiriman yang dapat mengoptimalkan biaya dan waktu, seperti menggunakan rute pengiriman yang lebih cepat atau memilih pengiriman berbasis permintaan agar tidak ada pemborosan. Selain itu, pertimbangkan penggunaan teknologi seperti sistem manajemen rute (Route Optimization) untuk memilih jalur tercepat dan termurah.
- Layanan Pelanggan: Berikan layanan purna jual yang baik untuk memastikan kepuasan pelanggan. Responsif terhadap masalah yang timbul, seperti kerusakan produk saat pengiriman atau pengembalian barang, dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperkuat citra merek perusahaan.
- Pengelolaan Saldo Persediaan: Jaga keseimbangan antara permintaan pasar dan tingkat persediaan yang tersedia di gudang. Gunakan sistem manajemen persediaan yang memungkinkan pemantauan stok secara real-time untuk menghindari kekurangan produk atau stok yang menumpuk, yang dapat menyebabkan pemborosan biaya dan ruang penyimpanan.
Baca juga: Mengetahui Analisis ABC dalam Manajemen Persediaan Bisnis
Pada Intinya…
Meskipun upstream dan downstream dalam suppy chain sama penting bagi kesuksesan bisnis, keduanya memiliki tujuan yang berbeda dan menghadapi tantangan unik.
Memahami perbedaan ini memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan setiap segmen, sehingga menghasilkan rantai pasok yang lebih efisien dan efektif secara keseluruhan.
Dengan langkah-langkah yang terstruktur dan pengelolaan yang cermat di setiap bagian supply chain (baik upstream maupun downstream), perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memastikan kepuasan pelanggan.
Pastikan juga Anda menggunakan sistem modern untuk memudahkan Anda dalam mengelola manajemen persediaan dan rantai pasok dalam perusahaan Anda.
Sebagai solusi Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo yang memiliki fitur pembukuan terlengkap dan manajemen persediaan yang terintegrasi.
Jika tertarik, Anda bisa mencobanya secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Perbedaan Upstream dan Downstream dalam Supply Chain - 28 Juli 2025
- Tips Manajemen Rantai Pasok dan Pengertian Lengkapnya - 28 Juli 2025
- Supply Chain Analytics: Pengertian Lengkap dan Mengapa ini Penting? - 28 Juli 2025