Alih-alih mengandalkan tebakan dan asumsi, toko biasanya melacak kebiasaan belanja pelanggan untuk meningkatkan penjualan.
Salah satu metrik penting yang digunakan adalah basket size, yaitu jumlah rata-rata barang yang dibeli pelanggan dalam satu transaksi.
Menghitung metrik ini dapat membantu toko mengelola persediaan, menyesuaikan penawaran dengan preferensi pelanggan, dan memprediksi penjualan di masa depan.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu basket size, bagaimana cara menghitungnya, serta 10 taktif efektif untuk meningkatkannya.
Apa Itu Basket Size?
Basket size atau cart size adalah ukuran yang menunjukkan berapa banyak barang yang dibeli pelanggan dalam satu transaksi.
Contohnya, jika seorang pelanggan membeli dua kaos, tiga rok, satu jaket, dan dua topi, maka basket size-nya adalah delapan item.
Average Basket Size (ABS) atau rata-rata jumlah item per pembelian, adalah jumlah rata-rata barang yang Anda jual dalam setiap transaksi dari seluruh pelanggan dan penjualan Anda.
Jika pelanggan membuat akun, Anda juga bisa melacak rata-rata basket size dari masing-masing pelanggan atau kelompok pelanggan.
Dari sini, Anda bisa mendapatkan wawasan seperti produk apa yang paling diminati, produk apa saja yang sering dibeli bersamaan, dan informasi lainnya.
Data ini dapat membantu penjual mengenali tren dan membuat keputusan terkait diskon, penawaran khusus, maupun strategi pemasaran lainnya.
Baca Juga: 12 Strategi Diskon yang Bisa Anda Gunakan dalam Bisnis Retail
Mengapa Basket Size Itu Penting?
Mengetahui berapa banyak barang yang rata-rata dibeli pelanggan dalam satu transaksi sangat bermanfaat untuk beberapa alasan utama berikut:
1. Manajemen persediaan
Basket size membantu Anda memahami pergerakan stok barang dalam bisnis.
Dengan melacak basket size dari waktu ke waktu, Anda bisa mengetahui berapa banyak produk yang terjual setiap hari berdasarkan jumlah transaksi harian.
Informasi ini memberi gambaran seberapa sering Anda perlu mengisi ulang stok.
Dengan mengetahui rata-rata jumlah item per transaksi, Anda dapat memperkirakan kapan harus melakukan pemesanan ulang agar tidak kehabisan barang dan tetap bisa memenuhi permintaan pelanggan.
2. Analisis pelanggan
Basket size juga dapat memberikan informasi lebih dalam tentang perilaku pelanggan Anda.
Jika Anda juga melacak informasi lain seperti data demografis pelanggan, Anda bisa mengetahui tipe pelanggan mana yang cenderung membeli lebih banyak produk, serta faktor apa saja yang memengaruhi peningkatan basket size mereka.
Sebagai contoh, Anda bisa membandingkan perubahan basket size sebelum dan sesudah meluncurkan iklan banner pop-up untuk melihat apakah iklan tersebut berhasil mendorong pelanggan membeli lebih banyak produk.
3. Tren penjualan
Basket size dapat membantu Anda memahami faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan dan penjualan toko Anda.
Jika penjualan tiba-tiba meningkat atau menurun, Anda bisa meninjau perubahan pada basket size untuk mengetahui apakah pelanggan membeli dalam jumlah lebih banyak atau membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, jika pendapatan meningkat namun average basket size tetap sama, Anda bisa menyimpulkan bahwa peningkatan tersebut mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti kenaikan harga produk atau peningkatan jumlah pelanggan.
Dari sana, Anda dapat melakukan analisis lanjutan menggunakan metrik lainnya.
Baca Juga: Analisis Penjualan: Pengertian, Jenis, dan Cara Melakukannya
Cara Menghitung Average Basket Size (ABS)
Untuk menghitung average basket size, tentukan terlebih dahulu periode waktu yang ingin Anda analisis (misalnya, 1 bulan), lalu gunakan rumus berikut:
Average Basket Size = Total jumlah item terjual ÷ Total jumlah pesanan
Contoh Perhitungan:
Misalnya, dalam bulan Juni, sebuah toko online mencatat data berikut:
- Total jumlah item terjual: 1.200 item
- Total jumlah pesanan: 300 transaksi
Maka perhitungannya adalah:
Average Basket Size = 1.200 ÷ 300 = 4
Artinya, rata-rata pelanggan membeli 4 item dalam setiap transaksi selama bulan Juni.
Sebagian besar toko online yang sudah mapan biasanya memantau average basket size sekaligus average basket value (rata-rata nilai keranjang).
Kedua metrik ini saling berkaitan. Peningkatan jumlah item yang dibeli (basket size) biasanya akan ikut meningkatkan nilai total transaksi (basket value), yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan.
Jika dianalisis secara menyeluruh, kedua metrik ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kebiasaan belanja pelanggan Anda.
Baca Juga: Strategi Mengubah Pengunjung Menjadi Pembeli di Bisnis Online
Cara Meningkatkan Average Basket Size

Berikut ini adalah beberapa teknik yang sering digunakan oleh penjual online berpengalaman untuk meningkatkan jumlah produk yang dibeli pelanggan dalam setiap transaksi:
1. Gratis ongkir
Mari mulai dari teknik yang paling umum. Strategi ini telah digunakan e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia: gratis ongkir dengan minimal pembelian.
Kuncinya adalah menetapkan ambang batas pembelian yang cukup rendah agar pelanggan merasa tidak perlu berpikir panjang untuk mencapainya
Hasilnya, total nilai penjualan pun meningkat secara signifikan.
2. Cross-Selling
Cross-selling berarti menawarkan produk lain yang relevan atau melengkapi produk utama yang sedang pelanggan lihat.
Jika membeli di toko online, cross-selling biasanya ditampilkan dengan label seperti “Sering Dibeli Bersamaan”.
Jika Anda mengombinasikannya dengan promo gratis ongkir, strategi ini sangat efektif meningkatkan basket size tanpa perlu usaha besar atau investasi tambahan.
Baca Juga: Apa itu Cross Selling dan Upselling? Berikut Pengertian & Strateginya
3. Upselling
Hampir mirip dengan cross-selling, teknik upselling bertujuan mengajak pelanggan membeli versi yang lebih premium dari produk yang mereka incar.
Anda bisa juga meminta sales associate di toko offline Anda untuk memberikan saran yang tulus kepada pelanggan.
Dengan begitu, pelanggan pun terdorong untuk mempertimbangkan pembelian lebih banyak atau lebih mahal dari rencana awalnya.
4. Bundling
Strategi bundling menyatukan beberapa produk terkait dalam satu paket dengan harga total yang lebih murah daripada jika membeli satuannya.
Misalnya, brand skincare kerap menawarkan paket seperti “perawatan malam anti-aging” yang terdiri dari serum, krim mata, dan krim malam dengan diskon 20%.
Selain meningkatkan basket size, bundling juga bisa memperkenalkan produk baru kepada pelanggan dan mendorong pembelian ulang saat produk habis, meski dengan harga normal (unbundled).
5. Hadiah gratis & diskon multi produk

Strategi ini mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak produk demi mendapatkan hadiah gratis atau insentif lain, seperti potongan harga untuk pembelian jumlah tertentu.
Dengan menawarkan hadiah bernilai tinggi namun berbiaya rendah (atau eksklusif), pelanggan terdorong menambah isi keranjangnya.
Baca Juga: Conversion Rate Optimization: Pengertian dan Tekniknya
6. Penawaran bertumpuk (Stackable offers)
Banyak pelanggan online merasa puas saat mendapatkan penawaran terbaik.
Dengan mengizinkan pelanggan menggabungkan beberapa promo sekaligus (misalnya diskon bundling, gratis ongkir, dan hadiah gratis), pelanggan merasa mereka mendapatkan nilai maksimal dari uang yang mereka keluarkan.
Hal ini secara langsung mendorong mereka untuk membeli lebih banyak.
7. Hindari stock out
Hanya sedikit perusahaan yang bisa mengklaim bahwa mereka tidak pernah mengalami stock out atau kehabisan stok.
Padahal, setiap produk yang kehabisan stok bisa berarti satu item lebih sedikit dalam keranjang belanja pelangga.
Jika dibiarkan, ini bisa menyebabkan hilangnya potensi pendapatan yang cukup besar.
8. Manfaatkan program loyalitas pelanggan
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan basket size adalah dengan mendorong penggunaan program loyalitas.
Meskipun banyak prinsip awal dari program loyalitas yang kini terasa ketinggalan zaman, program ini tetap memberikan peluang personalisasi yang sangat luas.
Banyak brand berhasil meningkatkan rata-rata pengeluaran pelanggan dengan memberikan penawaran yang personal berdasarkan data konsumen.
Beberapa brand bahkan memberikan akses ke produk atau layanan eksklusif hanya untuk pelanggan loyal.
Menariknya, ada bukti bahwa program loyalitas berbayar lebih efektif dalam meningkatkan basket size daripada program gratis.
Hal ini kemungkinan karena pelanggan yang membayar untuk berlangganan merasa terdorong untuk memaksimalkan manfaat dari biaya yang telah mereka keluarkan.
Akibatnya, mereka cenderung lebih sering berbelanja daripada peserta program loyalitas gratis.
Baca Juga: Personalized Marketing, Strategi Jitu Meningkatkan Penjualan
9. Personalisasi rekomendasi produk
Bukankah rasanya menyenangkan saat Anda menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda?
Namun, akan lebih menyenangkan lagi ketika Anda mendapatkan rekomendasi produk yang tepat sasaran.
Faktanya, 91% pelanggan menyatakan bahwa mereka lebih tertarik berbelanja dari brand yang memberikan penawaran sesuai dengan kebutuhan mereka.
Inilah kekuatan dari pengalaman belanja yang personal. Nah, Anda bisa memberikan pengalaman personal yang efektif melalui strategi ini:
- Menawarkan promosi dan diskon yang relevan dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan musim, peristiwa, atau demografi tertentu
- Menyediakan program loyalitas yang memberi hadiah khusus atau bonus setelah jumlah pembelian tertentu
- Mengembangkan aplikasi mobile yang memungkinkan pelanggan memiliki akun pribadi dengan preferensi yang disesuaikan
- Memberikan pengalaman mencoba produk yang lebih baik, dibantu staf untuk memilih ukuran atau jenis produk yang tepat
- Menawarkan paket mix-and-match di mana pelanggan bisa memilih kombinasi produk sesuai keinginan dengan harga khusus
- Mengirimkan kupon personalisasi berdasarkan riwayat pembelian yang terekam dalam sistem POS Anda
10. Optimalkan tata letak toko

Jika Anda memiliki toko brick and mortar atau offline store, Anda dapat memanfaatkan akurasi data inventori untuk menyusun tata letak toko secara lebih optimal.
Dengan cara ini, tempatkan produk-produk terlaris di area yang memiliki traffic pengunjung tinggi.
Selain itu, strategi ini membantu brand menjadi lebih strategis dalam mendorong pembelian tambahan (add-on purchases).
Misalnya, toko pakaian bisa menempatkan produk berharga kecil seperti kaus kaki, syal, atau aksesori lainnya di dekat area kasir.
Dengan begitu, pelanggan yang melihat produk menarik saat antre dapat tergoda untuk menambahkannya ke pembelian mereka, sehingga meningkatkan basket size.
Baca Juga: Visual Merchandising: Pengertian, Jenis dan Cara Menggunakannya
Kesimpulan
Basket size adalah salah satu metrik penting yang harus Anda evaluasi. Anda bisa menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan average basket size dan juga menaikkan pendatapan Anda.
Salah satu cara termudahnya adalah dengan menggunakan solusi POS atau aplikasi kasir seperti Kledo POS.
Dengan aplikasi kasir Kledo POS, Anda bisa menyimpan data pelanggan dalam satu platform terintegrasi, membuat program loyalitas, dan menerapkan diskon dengan lebih mudah.
Jika tertarik, Anda bisa klik tautan ini untuk mencoba Kledo POS sekarang juga.
- 10 Taktik Efektif Meningkatkan Basket Size untuk Usaha Anda - 7 Juli 2025
- Printer Kasir Bluetooth: Cara Kerja dan Rekomendasinya - 7 Juli 2025
- Modal Usaha Franchise: Estimasi Biaya yang Diperlukan - 4 Juli 2025