Mengenal Loop Marketing: Pendekatan Baru di Era AI

loop marketing banner

Pada 3 September 2025 di acara INBOUND, HubSpot memperkenalkan istilah Loop Marketing, sebuah pendekatan baru di era marketing yang serba AI ini.

Jika Anda bekerja di bidang pemasaran maupun sebagai pemilik bisnis, pasti Anda tahu bahwa digital marketing sudah sangat berbeda dari yang dulu.

Sebelum orang mengklik tautan, AI sudah menjawab pertanyaan. Orang-orang juga memindai channel-channel yang ada di internet dengan cepat.

Menjawab perubahan perilaku konsumen ini, HubSpot pun memperkenalkan Loop Marketing. Penasaran?

Artikel ini akan membahas Loop Marketing, mengapa pendekatan baru ini penting, mengenal empat tahapan loop, dan beberapa tipsnya.

Definisi Loop Marketing

Loop Marketing adalah kerangka pertumbuhan milik HubSpot yang menggantikan model marketing funnel dengan siklus interaksi pelanggan yang berkelanjutan.

Jika funnel biasa mengarahkan pelanggan pada jalur satu arah, maka loop adalah siklus berkelanjutan yang akan terus menjadi efektif setiap kali digunakan.

Model ini dirancang untuk beradaptasi dengan perjalanan pembeli modern, di mana pelanggan ditemukan di berbagai channel seperti YouTube, media sosial, dan komunitas, bukan hanya di website Anda.

Perbandingan Funnel vs. Loop Marketing

AspekFunnelLoop
Model perjalananBersifat linear, yaitu dari tahap awareness → consideration → purchaseTerus berulang: acquisition → retention → expansion → advocacy
Siklus hidupBerakhir pada pembelian (purchase)Tidak pernah berakhir, saling memperkuat
Fokus utamaAkuisisi pembeli baruSeimbang: akuisisi + retensi + ekspansi
Peran pelangganSebagai titik akhirSebagai katalis pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan

Selama bertahun-tahun, perusahaan mengandalkan funnel tradisional untuk memodelkan pertumbuhan: awareness → consideration → purchase.

Namun model ini diciptakan untuk era ketika marketing mengontrol perjalanan pembeli, sales menutup transaksi, dan hubungan berakhir setelah itu.

Padahal, saat ini kita sudah memasuki era baru dalam dunia marketing. Saat ini, pembeli bergerak bebas di berbagai channel, kreator, dan komunitas.

Pertumbuhan tidak hanya bergantung pada akuisisi pelanggan baru saja, tapi retensi dan ekspansi juga sama pentingnya.

Mengapa Loop?

Sebab, Loop lebih mencerminkan realitas bisnis modern:

  • Sistem semakin membaik di setiap siklus, menciptakan pertumbuhan yang terus berlipat.
  • Setiap interaksi pelanggan mendorong interaksi berikutnya.
  • Insight dari tim service memperkaya strategi marketing.
  • Aktivitas sales mendukung upaya retensi dan ekspansi.

Baca Juga: Jenis Teknik Marketing Berdasarkan Jenis Bisnis dan Tips Melakukannya

Mengapa Loop Marketing Sekarang Penting?

loop marketing 1

Sebab, teori tentang pertumbuhan bisnis yang lama sudah tidak relevan.

Menurut laporan Forrester, pembeli kini menyelesaikan sekitar 80% riset mereka secara mandiri sebelum menghubungi agen sales mana pun.

Pada saat yang sama, munculnya hasil pencarian berbasis AI membuat traffic website menjadi sumber yang semakin tidak dapat diandalkan.

Menurut riset SparkToro, hampir 60% pencarian Google berakhir tanpa klik.

Banyak hal yang sudah berubah. Intinya, brand Anda harus selalu hadir di tempat para pembeli mengajukan pertanyaan, entah itu ketika mereka bertanya kepada orang lain di media sosial maupun bertanya kepada model AI seperti ChatGPT.

Loop Marketing penting karena dibangun untuk kondisi baru ini.

Tujuan pendekatan ini bukan lagi memaksa pembeli mengikuti funnel, melainkan menciptakan siklus berkelanjutan dari engagement dan pembelajaran.

Dengan ini, fokus Anda adalah menjadi brand yang terpercaya, baik oleh manusia maupun algoritma AI.

kledo banner 2

Baca Juga: Marketing dan Branding: Pengertian Serta Perbedaannya

Mengenal 4 Tahapan dalam Loop Marketing

Loop Marketing terdiri dari 4 tahap, Anda dapat memasuki loop-nya dari tahap mana pun, tergantung pada peluang atau tantangan terbesar bisnis Anda. Prosesnya tidak harus linear.

Setiap tahap secara alami mengalir ke tahap berikutnya, menciptakan siklus peningkatan yang berkelanjutan.

Masing-masing tahap juga memanfaatkan AI untuk meningkatkan kreativitas dan pemikiran strategis manusia.

Mari kita bahas setiap tahap:

Tahap 1: Express

Tahap ini berfokus pada mendefinisikan dan memperkuat brand identity Anda.

Anda sebaiknya memulai dari sini jika Anda kesulitan menjelaskan apa yang membedakan brand Anda dari kompetitor, atau jika pelanggan justru mendeskripsikan nilai Anda lebih baik daripada Anda sendiri.

Tujuannya adalah memastikan siapa Anda, apa yang Anda perjuangkan, siapa audiens Anda, dan bagaimana Anda mengekspresikan identitas tersebut, sehingga brand Anda tampil secara konsisten di semua channel.

Dalam praktiknya, tahap ini meliputi:

  • Brainstorming topik konten inti: Petakan pertanyaan dasar yang dimiliki pembeli Anda. Agar lebih efektif, mulai dengan membuat konten berdasarkan The Big 5 (topik yang selalu ditelusuri pembeli: biaya, masalah, perbandingan, ulasan, dan rekomendasi terbaik) agar Anda memberikan jawaban yang benar-benar dicari pembeli.
  • Mengidentifikasi profil pelanggan ideal: Gunakan AI untuk menganalisis ulasan pelanggan, komentar media sosial, DM, email, dan catatan panggilan untuk memahami apa yang penting bagi pelanggan dan nilai unik apa yang Anda berikan.
  • Membuat style guide: Berdasarkan insight tersebut, buat panduan gaya profesional yang mendefinisikan misi, tone, dan kepribadian brand Anda sebagai acuan untuk AI.

Tahap 2: Tailor

Tahap Tailor berfokus pada membuat pesan marketing terasa personal dan relevan dengan kebutuhan seseorang pada saat itu.

Anda sebaiknya memulai dari tahap ini jika marketing Anda terasa seragam (one-size-fits-all) dan tingkat engagement mulai menurun. Tujuannya adalah melampaui personalisasi dasar dan menyajikan konten yang benar-benar relevan, memperlakukan setiap pelanggan sebagai “segment of one”.

Dalam praktiknya, tahap ini mencakup:

  • Melakukan segmentasi audiens: Gunakan AI untuk menganalisis perilaku pelanggan dan menemukan pola, lalu segmentasikan audiens berdasarkan faktor seperti industri atau pemicu pembelian.
  • Membuat konten adaptif: Kembangkan landing page, iklan, atau CTA yang dapat menyesuaikan diri dengan orang yang melihatnya berdasarkan data terpadu seperti aktivitas CRM dan perilaku website.
  • Menggunakan video untuk membangun koneksi: Sematkan video relevan dari library Selling 7 di website Anda untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa Anda memahami kebutuhan prospek.

Baca Juga: Marketing dengan AI: Manfaat & 10 Rekomendasi Toolsnya

Tahap 3: Amplify

Tahap ini bertujuan menyebarkan pesan brand yang sudah jelas dan terpersonalisasi kepada audiens yang tepat sebanyak mungkin.

Mulailah dari tahap ini jika Anda memiliki konten yang terbukti efektif tetapi kurang mendapatkan visibilitas, atau jika brand Anda tidak muncul di hasil pencarian berbasis AI.

Fokusnya adalah memperluas channel dan hadir di tempat pelanggan berada, bukan menunggu mereka datang ke Anda.

Dalam praktiknya, tahap ini mencakup:

  • Masuk ke channel baru: Identifikasi di mana pelanggan ideal Anda menghabiskan waktu, seperti YouTube, Twitter, podcast, atau LinkedIn.
  • Optimasi untuk mesin pencari AI (AEO): Reformulasi konten terbaik Anda agar sesuai dengan AI Engine Optimization dengan membuat bagian Q&A dan jawaban singkat yang mudah muncul di hasil pencarian AI.
  • Remixing konten untuk berbagai platform: Gunakan AI untuk mengonversi satu konten ke berbagai format, misalnya mengubah blog menjadi konsep video TikTok atau carousel LinkedIn.
  • Kolaborasi dengan figur berpengaruh: Bekerja sama dengan orang-orang berpengaruh yang dipercaya audiens Anda untuk memastikan pesan Anda sampai ke orang yang tepat.

Tahap 4: Evolve

Tahap terakhir dalam loop marketing adalah belajar dengan cepat, menyesuaikan strategi secara real-time, dan memastikan setiap kampanye lebih baik dari yang sebelumnya.

Fokus pada tahap ini jika Anda sudah menjalankan kampanye dan ingin mengoptimalkan hasilnya.

Tujuannya adalah membangun kebiasaan testing–learning–improving sehingga hasil marketing Anda berkembang secara bertahap (compound growth).

Dalam praktiknya, tahap ini mencakup:

  • Memprediksi keberhasilan: Sebelum kampanye diluncurkan, gunakan AI untuk memprediksi ide mana yang paling berpotensi menghasilkan konversi berdasarkan performa sebelumnya.
  • Memantau performa secara real-time: Setelah peluncuran, gunakan AI untuk melacak sinyal engagement dan konversi, membantu Anda melihat apa yang perlu disesuaikan dengan cepat.
  • Melakukan pengujian dan penyesuaian cepat: Berdasarkan data real-time, lakukan A/B testing pada creative, headline, atau landing page lalu lakukan perbaikan segera.
  • Meningkatkan proses penjualan: Gunakan insight dari kampanye untuk mengidentifikasi konten mana yang paling efektif mendidik pembeli, kemudian integrasikan secara formal ke dalam proses sales melalui Assignment Selling untuk memperpendek siklus penjualan dan meningkatkan tingkat closing.

Baca Juga: Push Marketing dan Pull Marketing: Bedanya & Mana yang Lebih Baik?

Kesalahan Umum dalam Loop Marketing dan Cara Menghindarinya

1. Konten yang generik dan tersebar di mana-mana

loop marketing 2

Banyak bisnis memproduksi konten hanya untuk memenuhi kuota, bukan untuk menjawab kebutuhan nyata pembeli.

Akibatnya, konten menjadi generik, tidak fokus, dan gagal membangun kepercayaan.

Konten seperti ini biasanya tidak menjawab pertanyaan spesifik pelanggan, tidak relevan dengan proses pengambilan keputusan mereka, dan tidak memberikan nilai yang membedakan brand Anda.

Bagaimana cara menghindarinya?

Gunakan pendekatan The Big 5. Ini adalah lima topik yang secara konsisten dicari pembeli sebelum membuat keputusan pembelian:

  1. Biaya: Pelanggan ingin tahu harga atau faktor yang memengaruhi harga.
  2. Masalah: Risiko, kekurangan, atau hal dari produk yang perlu diwaspadai.
  3. Perbandingan: Perbandingan antara produk Anda vs kompetitor.
  4. Ulasan: Pendapat atau pengalaman orang lain selama menggunakan produk.
  5. Rekomendasi Terbaik: Berupa rekomendasi produk terbaik, solusi terbaik, atau pendekatan terbaik.

Ketika konten Anda berfokus pada lima area ini, Anda tidak hanya memberikan informasi bernilai tinggi, tetapi juga membangun rasa percaya karena Anda transparan dan benar-benar membantu pelanggan membuat keputusan.

2. Terlalu fokus pada vanity metrics

Banyak marketer masih menilai keberhasilan berdasarkan angka seperti traffic, impressions, atau likes.

Padahal, angka-angka ini sering tidak menunjukkan dampak nyata pada pertumbuhan bisnis, atau vanity metrics.

Dalam loop marketing, fokusnya bukan sekadar membuat orang melihat sesuatu, tetapi menciptakan siklus pembelajaran, interaksi, dan konversi yang berulang.

Bagaimana cara menghindarinya?
Gunakan scorecard yang memetakan metrik penting di setiap tahap loop:

  • Express: Kekuatan brand message, konsistensi tone, dan kejelasan positioning.
  • Tailor: Relevansi konten per segmen, CTR berdasarkan personalisasi, engagement per persona.
  • Amplify: Visibilitas AI (berapa kali muncul di AI search), jumlah citation yang diterima konten, performa multichannel.
  • Evolve: Rasio peningkatan konversi setelah optimasi, hasil A/B testing, waktu respons terhadap data baru.

Hubungkan semua aktivitas marketing dengan data CRM, agar Anda bisa melihat:

  • Konten mana yang menghasilkan SQL (Sales Qualified Leads)
  • Channel mana yang menghasilkan penjualan
  • Bagian mana dari loop yang paling perlu diperbaiki

Baca Juga: Pengertian Interactive Marketing, Manfaat, Strategi, dan Contohnya

3. Tidak ada kolaborasi dengan tim sales

loop marketing 3

Kesalahan besar dalam banyak tim adalah memisahkan marketing dan sales. Akibatnya:

  • Marketing membuat konten yang tidak sesuai dengan kebutuhan prospek di lapangan.
  • Sales menghabiskan waktu menjawab pertanyaan berulang karena tidak ada konten yang menjelaskan dengan jelas.
  • Pelanggan kebingungan karena pesan marketing dan sales tidak selaras.

Dalam loop marketing, integrasi antara sales dan marketing adalah kunci agar pesan bisnis tetap konsisten dan relevan.

Bagaimana cara menghindarinya?

Bentuk Revenue Team, yang merupakan tim gabungan sales + marketing, dengan pertemuan rutin setiap minggu.

Setelah itu, lakukan langkah-langkah di bawah ini:

  • Marketer wajib mendengarkan rekaman call sales agar mereka mengetahui keberatan, pertanyaan, dan kebutuhan pelanggan secara nyata.
  • Libatkan tim sales dalam brainstorming konten, karena mereka tahu apa yang pelanggan inginkan sebelum membeli.
  • Gunakan konten marketing seperti artikel, video, dan FAQ. ecara aktif dalam proses sales.

Dengan kolaborasi ini, konten menjadi lebih relevan, prospek lebih cepat memahami nilai produk, dan tingkat closing meningkat.

4. Meluncurkan kampanye sekali jalan tanpa mempelajarinya

Banyak perusahaan menganggap kampanye sebagai “event” yang setelah selesai, maka akan dilupakan begitu saja.

Setelah launching selesai, mereka beralih ke proyek berikutnya tanpa belajar apa pun dari performa kampanye sebelumnya.

Akibatnya, kesalahan terus berulang, dan perbaikan berlangsung lambat.

Dalam loop marketing, setiap kampanye adalah bagian dari siklus yang harus diukur, dievaluasi, diperbaiki, dan diulang.

Bagaimana cara menghindarinya?
Masuk ke tahap Evolve, yaitu bagian loop yang berfokus pada pembelajaran cepat.

Lakukan:

  • Perlakukan setiap kampanya sebagai eksperimen dan gunakan analisis AI untuk membuat penyesuaian
  • Terapkan pola pikir test → learn → optimize, di mana belajar cepat lebih penting daripada meluncurkan kampanye dengan sempurna.

Baca Juga: Bingung Membuat Marketing Plan? Yuk Gunakan Template Ini

Kesimpulan

Loop marketing menawarkan pendekatan baru yang jauh lebih adaptif daripada funnel tradisional. Alih-alih bergerak ke satu arah, loop marketing berputar secara terus-menerus.

Siklus ini memaksa bisnis untuk belajar, menyesuaikan, dan memperkuat strategi setiap kali siklus berjalan.

Untuk mendukung strategi marketing Anda, jangan lupakan pembukuan dan pencatatan transaksi yang akurat.

Gunakan software akuntansi Kledo untuk mengelola arus kas, stok, dan laporan keuangan secara otomatis, sehingga Anda memiliki data yang kuat untuk perencanaan marketing berikutnya.

Yuk, jadikan pengelolaan keuangan Anda lebih baik bersama Kledo. Coba sekarang lewat tautan ini!

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

19 + twelve =