Loop Marketing adalah kerangka strategi pemasaran baru yang dikembangkan HubSpot, sebuah platform raksasa penyedia platform CRM.
Tujuan strategi ini adalah untuk membantu tim marketing belajar, memperbaiki kampanye, dan membangun hubungan yang autentik dengan audiens di era digital ini.
Seperti yang kita tahu, perilaku pelanggan dan perjalanan mereka dalam berbelanja sudah banyak berubah dan menjadi lebih kompleks. Karena itu, Anda perlu memahami loop marketing.
Artikel ini akan membahas contoh loop marketing dari brand besar seperti Instagram, Slack, Spotify, dan lain-lain beserta penjelasannya.
Apa itu Loop Marketing?
Loop Marketing adalah kerangka kerja empat tahap berbasis AI milik HubSpot yang mendorong pertumbuhan melalui siklus keterlibatan pelanggan yang berlangsung terus-menerus.
Strategi ini berbeda dari marketing funnel tradisional di mana pelanggan dianggap “selesai” setelah melakukan pembelian.
Menurut strategi ini, setiap interaksi adalah bahan untuk siklus berikutnya. Dalam siklus ini, brand secara konsisten mendengarkan, menganalisis, dan melakukan penyesuaian strategi.
Hal ini sejalan dengan customer journey jauh lebih kompleks dari sebelumnya.
Sekarang, konsumen mencari jawaban melalui berbagai platform, berdiskusi dengan komunitas, dan mengharapkan brand untuk memahami mereka dengan sempurna, apa pun kanal yang mereka gunakan.
Baca Juga: Mengenal Loop Marketing: Pendekatan Baru di Era AI
Contoh 6 Loop Marketing dalam Perusahaan
Mari kita lihat bagaimana perusahaan-perusahaan ini menerapkan loop marketing dalam strategi pemasaran mereka:
1. Instagram
Instagram mengubah setiap foto yang diunggah menjadi bahan untuk penemuan konten relevan lainnya melalui penggunaan hashtag, tag lokasi, dan algoritma halaman Explore.
Dengan begitu, terciptalah ekosistem konten yang saling menguatkan, dimana pengguna bisa menemukan konten-konten lainnya yang mereka sukai.
Selain itu, dengan menggabungkan kreativitas manusia dengan mesin rekomendasi canggih milik Meta AI, Instagram bisa menunjukkan konten relevan pada audiens yang tepat.
Fitur berbasis AI seperti automatic alt-text, content suggestions, dan Smart Reply juga membantu pengguna tetap terlibat dengan aplikasi.
Penerapan Loop Marketing pada Instagram bekerja sebagai berikut:
- Pengguna terlebih dahulu mengunggah konten autentik menggunakan hashtag dan tag lokasi, sementara Meta AI secara otomatis menyarankan tag relevan dan waktu unggah yang optimal berdasarkan pola aktivitas pengikut.
- Algoritma Instagram kemudian menampilkan konten di halaman Explore dan feed hashtag berdasarkan sinyal keterlibatan. Instagram menggunakan AI untuk memahami kemiripan visual dan minat pengguna untuk mencocokkan konten dengan audiens yang paling mungkin berinteraksi.
- Selanjutnya, pengguna baru menemukan kreator konten melalui distribusi algoritmik. Algoritma ini menjaga agar konten yang muncul karena viral dan konten lainnya tetap seimbang.
- Dampaknya, penemuan konten memicu tindakan lanjutan seperti follow, interaksi, dan inspirasi untuk menciptakan konten baru.
Secara keseluruhan, setiap unggahan baru mesin rekomendasi Instagram, menciptakan feedback loop di mana ekspresi manusia membantu AI memahami dan memperkuat hubungan autentik secara lebih baik.
2. Slack

Contoh Loop Marketing Slack tampaknya beroperasi berdasarkan efek jaringan di tingkat tim.
Setiap anggota tim baru yang bergabung menambah nilai komunikasi bagi seluruh anggota lainnya, sehingga tingkat adopsi lebih cepat daripada implementasi software secara top–down.
Dengan menggabungkan kolaborasi manusia dengan otomatisasi cerdas berbasis AI, Slack menghadirkan fitur ringkasan otomatis, smart search, dan workflow builder.
Dengan ini, Slack memastikan tim bisa berinteraksi dengan efisien, sementara tugas-tugas berulang yang berpotensi menghambat produktivitas ditangani oleh AI.
Secara lebih spesifik, penerapan Loop Marketing pada Slack bekerja sebagai berikut:
- Pertama, seorang pengguna membuat workspace untuk proyek tim, dengan Slack AI secara otomatis menyarankan channel, aplikasi, dan template alur kerja yang relevan berdasarkan industri dan ukuran tim.
- Selanjutnya, Slack mendorong pengguna untuk mengundang anggota tim lainnya, sementara AI memberikan onboarding yang personal pada anggota baru berdasarkan peran mereka dan pola komunikasi yang sudah ada dalam workspace.
- Lalu, anggota yang diundang mulai merasakan manfaatnya melalui komunikasi yang lebih efektif. Sebab, Slack AI memberikan jawaban cepat dari histori pesan, membuat ringkasan channel secara otomatis, dan menyarankan percakapan yang mungkin terlewat.
- Setelah itu, anggota tim mulai membuat workspace baru untuk tim atau proyek yang berbeda. Bisa menggunakan template workspace berbasis AI yang mempertahankan struktur komunikasi yang sudah terbukti efektif, namun tetap beradaptasi dengan dinamika tim yang baru.
- Pada akhirnya, setiap workspace berubah menjadi titik pertumbuhan baru. Workspace terus berkembang dan AI mengidentifikasi momen optimal untuk menyarankan ekspansi tim berdasarkan volume percakapan, kompleksitas proyek, dan pola kolaborasi.
Baca Juga: Marketing dengan AI: Manfaat & 10 Rekomendasi Toolsnya
3. Spotify
Pasti Anda pernah melihat teman atau membagikan sendiri Spotify “Wrapped” di media sosial.
Setiap tahun, kampanye ini menciptakan fenomena viral ketika para pengguna secara sukarela mempromosikan penggunaan platform Spotify mereka sendiri, sembari memunculkan rasa FOMO bagi mereka yang belum menggunakan Spotify.
Dengan menggabungkan preferensi musik yang sangat personal dengan pengenalan pola berbasis AI, Spotify menghasilkan data story yang terasa sangat manusiawi meskipun dibuat pada skala besar.
Hasilnya, setiap pengguna merasa dipahami secara unik dari total 500+ juta pengguna.
Penerapan Loop Marketing pada Spotify berlangsung seperti berikut:
- Pertama, Spotify mengumpulkan data mendengarkan secara mendetail sepanjang tahun. AI menganalisis bukan hanya jumlah pemutaran tetapi juga pola emosi, momen penemuan lagu, dan konteks mendengarkan untuk membangun profil perilaku yang autentik.
- Selanjutnya, “Wrapped” mengemas data tersebut menjadi cerita personal yang mudah dibagikan.
- Kemudian, pengguna dengan antusias membagikan hasil Wrapped di media sosial sebagai ekspresi identitas. AI menghasilkan gaya visual dan variasi teks yang sesuai dengan preferensi estetika masing-masing pengguna.
- Akibat antusiasme yang terbentuk secara organik, non-pengguna merasakan FOMO penasaran, yang mendorong mereka mendaftar. Proses onboarding berbasis AI kemudian langsung memperlihatkan kemampuan personalisasi melalui algoritma pencocokan selera musik.
- Pengguna baru terdorong untuk mendengarkan di Spotify lebih banyak agar Wrapped berikutnya lebih menarik.
4. Duolingo

Contoh Loop Marketing selanjutnya datang dari Duolingo yang menggunakan sistem streak, yang mengubah proses belajar bahasa menjadi komitmen sosial.
Setiap pengguna menyelesaikan latihan, mereka bisa membagikannya, sehingga menciptakan tekanan akuntabilitas dan dinamika kompetisi.
Dengan menggabungkan psikologi motivasi manusia dengan personalisasi berbasis AI, Duolingo memastikan pengalaman belajar yang personal, sekaligus mendorong pengguna untuk berlatih setiap hari.
- Pertama, pengguna menyelesaikan pelajaran harian untuk mempertahankan streak. AI Duolingo menyesuaikan tingkat kesulitan secara real-time berdasarkan performa, sehingga tetap menantang namun tidak membuat frustrasi.
- Selanjutnya, Duolingo menampilkan pencapaian streak dan posisi leaderboard. AI menentukan mekanisme motivasi yang paling efektif untuk setiap pengguna. Sebagian merespons kompetisi, sebagian pada pencapaian pribadi, sebagian lagi pada dorongan sosial.
- Kemudian, pencapaian streak menghasilkan momen yang bisa dibagikan. AI membuat pesan perayaan personal dan lencana visual unik yang mencerminkan perjalanan belajar dan konteks budaya masing-masing pengguna.
- Visibilitas sosial yang meningkat mendorong interaksi antar pengguna, termasuk koneksi pertemanan dan kompetis. AI mencocokkan pengguna berdasarkan tingkat kemampuan dan tempo belajar agar kompetisi tetap seru sekaligus realistis.
- Pada akhirnya, efek jaringan mendorong latihan harian berkelanjutan. AI menganalisis grafik sosial untuk mengidentifikasi kapan pengguna berisiko kehilangan streak dan secara otomatis memicu notifikasi teman di momen tersebut untuk menjaga komitmen.
Baca Juga: Mengetahui Elemen Pemasaran untuk Proses Marketing yang Lebih Baik
5. LinkedIn
LinkedIn menerapkan Loop Marketing melalui mekanisme gamifikasi penyelesaian profil.
Setiap elemen profil yang ditambahkan bukan hanya meningkatkan daya tarik profesional pengguna, tetapi juga memperluas jangkauan pencarian, rekomendasi koneksi, dan peluang karier.
Dengan menggabungkan identitas profesional dan optimasi berbasis AI, LinkedIn membuat proses pengisian profil terasa seperti investasi nyata untuk perkembangan karier.
Alur penerapan Loop Marketing di LinkedIn adalah sebagai berikut:
- Pengguna membuat profil dasar. Lalu, AI langsung menganalisis data awal untuk memberikan saran industri, keahlian, dan koneksi yang relevan.
- Platform menampilkan kemajuan profil dalam bentuk persentase: LinkedIn memberikan rekomendasi elemen apa yang perlu ditambahkan. AI akan memprioritaskan bagian yang paling berpengaruh terhadap tujuan karir pengguna (berbeda untuk pencari kerja, thought leader, maupun perekrut.)
- Setiap pembaruan profil memicu peningkatan visibilitas: Algoritma menentukan pembaruan mana yang layak muncul sebagai notifikasi ke jaringan, sehingga tetap menghasilkan keterlibatan tanpa membuat koneksi merasa terganggu.
- Visibilitas yang meningkat berujung pada lebih banyak kunjungan dan koneksi: Fitur berbasis AI, seperti ‘orang yang mungkin Anda kenal’ dan ‘pekerjaan yang mungkin cocok dengan Anda’ memberikan rekomendasi yang semakin akurat seiring lengkap profil pengguna.
- Pertumbuhan jaringan mendorong pengguna untuk terus memperkaya profil: LinkedIn menampilkan wawasan seperti siapa yang melihat profil, kata kunci apa yang memunculkan profil, hingga keahlian apa yang sedang tren. Informasi ini memotivasi pengguna untuk terus memperbaiki profil, dan siklus pemasaran berulang kembali.
6. HubSpot

Sebagai perusahaan yang memperkenalkan istilah ‘Loop Marketing’, HubSpot sendiri menggunakan pendekatan seperti ini:
HubSpot menyediakan CRM gratis, yang membuat pengguna menyadari kebutuhan mereka terhadap fitur paket berbayar.
Lalu, dengan menggabungkan keotentikan manusia dengan efisiensi AI, HubSpot meningkatkan customer lifetime value mereka.
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Loop Marketing HubSpot:
- Pertama, Breeze AI dari HubSpot menganalisis pola penggunaan dari jutaan pengguna CRM gratis untuk memahami perilaku dan kebutuhan mereka.
- Selanjutnya, mesin personalisasi berbasis AI menyesuaikan pesan dalam aplikasi, rangkaian email, dan rekomendasi fitur secara dinamis, sehingga setiap pengguna menerima pengalaman yang paling relevan dengan tahap dan tujuannya.
- Terakhir, Smart CRM HubSpot terus menyempurnakan loop dengan menghubungkan pola adopsi fitur terhadap retensi jangka panjang. Dengan cara ini, HubSpot dapat memprediksi dan mencegah potensi churn, sekaligus mengidentifikasi peluang upsell dan ekspansi akun.
Baca Juga: Flywheel Marketing: Pengertian dan Cara Penerapannya Pada Bisnis
Mengenal 4 Tahap dalam Loop Marketing
Loop Marketing terdiri dari 4 tahap yang saling berkesinambungan, yaitu:
- Express
- Tailor
- Amplify
- Evolve

Berikut ini merupakan penjelasannya:
1. Express (mendefinisikan dan mengomunikasikan identitas unik)
Membuat konten kini sangat mudah, tetapi tantangannya adalah bagaimana membuat konten yang unik dan bisa menyampaikan yang ingin Anda sampaikan.
Inilah dasar dari express, yaitu mendefinisikan identitas brand yang berbeda dari kompetitor dan memahami secara mendalam siapa target pelanggan Anda.
Pilar ini menjadi penggerak untuk seluruh strategi selanjutnya.
- Pertanyaan utama: Siapa Anda, dan untuk siapa Anda hadir?
- Pembentukan brand identity: Tetapkan suara, gaya, dan tone yang khas. Identitas brand bukan sekadar logo; itu adalah kepribadian yang tercermin dalam setiap email, artikel, dan interaksi di media sosial.
- Wawasan pelanggan sebagai pondasi: Tentukan profil pelanggan ideal secara detail. Cerita brand harus terhubung langsung dengan kebutuhan, tujuan, dan masalah mereka.
- Hasilnya: Panduan style brand yang konsisten dan otentik, serta cerita brand yang kuat sehingga konten Anda tidak terasa generik atau dapat ditukar dengan brand lain.
Untuk membuat brand yang unik, ketahuilah siapa Anda sebagai brand, apa yang membuat Anda berbeda, dan alasan pelanggan memilih Anda.
Kumpulkan masukan dari pelanggan dan bahkan dari prospek yang tidak jadi membeli, karena informasi dari kelompok ini sering kali mengungkap wawasan penting.
Dengan menganalisis umpan balik tersebut, Anda dapat menemukan pola yang menjelaskan apa yang benar-benar membedakan brand Anda dan jenis pesan seperti apa yang paling diterima audiens.
Wawasan ini memungkinkan Anda memperkuat positioning, memperjelas cerita brand, dan menyelaraskan komunikasi secara akurat dengan profil pelanggan ideal.
2. Tailor (membuat pesan menjadi personal dan kontekstual)
Setelah memahami siapa diri Anda sebagai brand (Express), langkah berikutnya adalah memastikan setiap komunikasi terasa seolah dibuat khusus untuk penerimanya.
Pada tahap ini, strategi bergeser dari pemasaran berskala besar ke personalisasi. Namun, personalisasi biasa saja sudah tidak cukup.
Di sini, Anda menggunakan data dan wawasan pelanggan untuk menyesuaikan pesan dan waktu penyampaian dengan situasi serta kebutuhan masing-masing pelanggan.
- Pemerkayaan data mendalam: Gunakan berbagai data pelanggan (perilaku di website, riwayat pembelian, interaksi layanan pelanggan, hingga transkrip panggilan) untuk menangkap sinyal pembelian.
- Segmentasi berdasarkan kebutuhan: Kelompokkan audiens bukan hanya berdasarkan demografi, tetapi berdasarkan perilaku dan kebutuhan terkini. Prioritaskan prospek dengan niat pembelian tertinggi.
- Pengalaman kontekstual: Pastikan pesan selaras dengan tahapan perjalanan pelanggan. Misalnya, halaman landing page yang berubah secara dinamis untuk tiap pengunjung, atau email yang dikirim tepat setelah mereka melihat produk tertentu.
Baca Juga: 22 Strategi Promosi Toko Online Beserta Contohnya
3. Amplify (memperluas jangkauan dan visibilitas)
Saat ini, pelanggan semakin banyak menemukan jawaban di luar website utama Anda.
Untuk memberi dampak yang nyata, brand perlu memperluas jangkauan dan mendistribusikan konten secara cerdas di berbagai platform yang relevan.
Tujuan fase ini adalah hadir di tempat audiens berada dan membangun otoritas brand di sana.
- Diversifikasi kanal: Sebarkan konten secara strategis, tidak hanya melalui website dan mesin pencari, tetapi juga melalui video (TikTok, YouTube), podcast, komunitas online, hingga forum niche yang sering dikunjungi target pelanggan.
- Memaksimalkan visibilitas: Bagikan keahlian Anda dengan format yang dapat dipahami dan dimanfaatkan baik oleh manusia maupun algoritma. Target utamanya adalah menjadi sumber tepercaya, terlepas dari apakah audiens akhirnya mengunjungi situs Anda atau tidak.
- Tujuan utama: Pastikan reputasi sebagai ahli terus berkembang dan brand Anda selalu menjadi bagian dari setiap pencarian solusi oleh audiens.
4. Evolve (selalu berkembang melalui pembelajaran berkelanjutan)
Ini adalah inti dari konsep “Loop”. Pemasaran bukan proyek yang selesai sekali, tetapi proses berkelanjutan yang berisi pengujian, pembelajaran, dan penyempurnaan terus-menerus.
Alih-alih menjalankan kampanye panjang yang baru dievaluasi berbulan-bulan kemudian, fase Evolve berfokus pada optimalisasi cepat dan terus-menerus.
Tidak hanya mengukur hasil, tetapi langsung mengambil tindakan berdasarkan temuan.
- Pelacakan dan prediksi real-time: Pantau kinerja kampanye secara konsisten untuk melihat apa yang efektif sekaligus memprediksi langkah perbaikan berikutnya.
- Eksperimen cepat: Lakukan A/B testing kecil dan terarah terhadap judul, CTA, email, atau elemen lain.
- Penyesuaian instan: Gunakan temuan data untuk menyempurnakan strategi secepat mungkin. Setiap putaran loop menjadikan pendekatan pemasaran semakin cerdas dan efisien.
Baca Juga: Internal Marketing: Pengertian dan Cara Menyusunnya
Kesimpulan
Loop Marketing adalah metode yang tepat bagi brand yang ingin unggul di era digital saat ini.
Dengan menggabungkan identitas yang kuat (Express) dan adaptasi berbasis data (Tailor, Amplify, Evolve), Anda membangun strategi pemasaran yang relevan, efisien, dan otentik.
Pemasaran brand akan menjadi lebih kuat lagi jika Anda bisa mengimbanginya dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Karena itu, gunakan software akuntansi Kledo yang memiliki fitur laporan keuangan, pengelolaan stok, penghitungan aset, hingga invoice.
Yuk, daftar Kledo gratis lewat tautan ini!
- 6 Contoh Loop Marketing dari Brand Besar dan Penjelasannya - 10 Desember 2025
- 14 Ide Usaha di Kampung Modal 2 Juta yang Menjanjikan - 9 Desember 2025
- 20 Ide Bisnis Tahan Krisis yang Selalu Laris - 9 Desember 2025
