Jika Anda adalah pemiliki bisnis yang memproduksi makanan atau barang konsumsi, mungkin Anda harus menyertkan kode produksi pada produk buatan Anda.
Kode produksi sangat penting untuk memberikan indikator bagi pelanggan bahwa produk Anda selalu terlindungi kualitasnya dan memberikan informasi terkait produk, kemasan ini juga sebagai media branding produk.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas berbagai jenis kode produksi dalam sebuah produk dan juga manfaatnya bagi bisnis Anda.
Apa itu Kode Produksi?
Kode produksi adalah kode yang memberikan penjelasan mengenai riwayat produksi makanan yang diproses pada kondisi dan waktu yang sama.
Pada umumnya di dalam kode produksi tersebut tercantum juga waktu produksi yang meliputi tanggal, bulan dan tahun. Adapun tujuan utama dari digunakannya kode produksi ini adalah untuk mengetahui usia produk serta menunjukkan bahwa produk tersebut adalah asli.
Tidak ada ketentuan pakem berkaitan pencantuman kode produksi. Produsen dapat “mengkreasikan” kode produksinya masing-masing. Biasanya juga bersamaan dengan pencantuman kode bar (Barcode) agar supaya terlihat lebih menarik dan “meyakinkan”.
Baca juga: Siklus Audit: Pengertian, Manfaat, Jenis, Dokumen, dan Tahapannya
Jenis Kode Produksi
Untuk mengetahui berbagai jenis kode produksi berikut adalah berbagai jenis dan juga contohnya yang biasanya sudah Anda ketahui.
1. Product by/Manufactured by
Biasanya istilah satu ini disingkat dengan kode P/M atau MFD/MFG. Istilah ini menunjukkan tanggal produk tersebut diproduksi.
Misalnya di kemasan tertera MFD 010118, itu berarti barang tersebut diproduksi tepat pada tanggal 1 Januari 2018.
Berikut adalah contohnya:
2. Pack date
Selain MFD/MFG, ada juga pack date atau tanggal pengemasan yang menandakan kapan produk tersebut dikemas.
Pada kardus telur, khususnya yang dijual di supermarket, kode pack date memiliki penulisan unik. Penulisan ini disebut juga dengan Julians dates. Kode ini biasanya ditulis dalam tiga digit angka.
Angka-angka ini mewakili hari-hari secara berurutan dalam setahun. Misalnya, kode 001 menunjukkan tanggal 1 Januari, sedangkan kode 365 menandakan tanggal 31 Desember. Dengan adanya kode ini pembeli dapat mengetahui seberapa segar telur tersebut.
Sayangnya, jenis pengkodean ini masih belum banyak digunakan di Indonesia.
Baca juga: Biaya Rata-Rata: Pengertian, Manfaat, Rumus, Kurva, dan Contoh Kasusnya
3. Sell by date
Sell by date memberitahukan tanggal terakhir suatu barang direkomendasikan untuk dijual di pasar sebelum diterima konsumen.
Jadi meski telah melewati tanggal tersebut, produk masih memungkinkan untuk disimpan dan dan digunakan di rumah.
4. Expiration date/expiry date atau use by date
Biasa disingkat EXP atau E, expiration date menjelaskan tentang keamanan suatu produk.
Pengkodean ini menunjukan batas waktu maksimal produk tersebut dapat dikonsumsi atau masa kedaluwarsa produk tersebut. Jika melebihi tanggal yang tercantum, maka produk itu sudah tidak aman bagi tubuh.
Oleh karena itu, begitu produk tersebut sudah melewati batas expiration date, jangan memakan, mengolah atau membekukannya namun langsung membuangnya ke tempat sampah.
5. Best before/Best Before End
Kode ini biasanya juga disingkat dengan BB/BBE dan diikuti dengan tanggal. Best Before Date menunjukkan kualitas produk tersebut.
Berbeda dengan kedaluwarsa yang tidak bisa dikonsumsi setelah melewati tanggal, setelah melewati tanggal yang tertera, produk tersebut masih bisa dikonsumsi tetapi tidak dalam kondisi terbaiknya.
Kode ini banyak ditemukan di berbagai jenis produk makanan. Namun pastikan juga produk tersebut disimpan sesuai petunjuk pada kemasan sehingga tanggal best before dapat menunjukkan waktu secara tepat.
Baca juga: Penyebab Bisnis Stagnan dan Cara Mengatasinya
Hal Penting Lainnya dalam Desain Kemasan Selain Kode Produksi
1. Nama dan merek produk
Salah satu informasi penting yang harus dimuat dalam desain kemasaran adalah nama dan merek produk.
Nama produk terdiri dari nama dagang dan nama produk itu sendiri. Selain itu, bisa juga Anda masukan merek produk yang berbentuk logo atau tulisan.
Nama produk perlu menunjukkan sifat maupun kondisi yang sebenarnya dari suatu produk. Penting sekali diperhatikan bahwa penulisan pada nama produk harus dilakukan dengan menggunakan font yang gampang dibaca dam jelas.
Nama produk juga harus terlihat dengan jelas dibandingkan elemen visual kemasan lainnya.
Pada intinya, hindari menyepelekan atau menganggap remeh nama produk pada kemasan makanan. Sebab, nantinya ini akan menjadi yang dibaca pertama kali oleh para pembeli.
2. Berat bersih produk atau netto
Dalam melakukan desain kemasan barang konsumsi, Anda juga perlu mencantumkan berat bersih produk atau yang familiar dengan sebutan netto.
Tentu umum sekali terjadi bahwa produksi makanan atau minuman kemasan akan terdiri dari berbagai macam ukuran.
Karena itulah produsen perlu mencantumkan berat bersih pada setiap label produk makanan tersebut.
Pencantuman informasi ini harus dilakukan dengan benar, akurat dan tidak ditambah maupun dikurangi.
Jika berat aslinya berkurang hingga mencapai 10%, maka ini sudah termasuk ke dalam kategori penipuan.
Berat bersih produk makanan atau minuman kemasan perlu ditulis dalam satuan gram maupun kilogram serta mililiter maupun liter.
3. Komposisi
Jika bisnis Andda menjual produk makanan atau minuman, informasi penting lainnya yang harus tercantum di dalamnya adalah komposisi.
Komposisi selalu dimuat pada label produksi pangan. Biasanya bagian ini akan memuat segala informasi yang terdiri atas bahan baku untuk pembuatan makanan atau minuman tersebut.
Penulisan komposisi pada label produksi pangan harus diurutkan sekaligus ditulis secara akurat.
Mulai dari jumlah bahan baku yang terbanyak. Misalnya, baso aci instan, komposisinya terdiri dari tepung terigu, tapioka, daun bawang, penyedap rasa dan sebagainya.
Informasi komposisi produk sangat penting dicantumkan karena nantinya bisa menjadi bukti bahwa produk tersebut tidak memiliki kandungan bahan berbahaya.
Baca juga: Jenis Pendapatan dalam Akuntansi, Metode Pengakuan, dan Jurnalnya
4. Informasi nilai gizi produk
Hal lain yang perlu dicantumkan dalam desain kemasan produk makanan dan minuman adalah informasi nilai gizi.
Pembeli ingin tahu tentang informasi gizi apa saja yang terkandung dalam produk yang hendak dibelinya, oleh sebab itu komponen ini sangat penting.
Pastikan Anda memberikan informasi jumlah kalori setiap sajian dari produk tersebut.
Bukan hanya sekedar berat dari nilai gizi saja yang dicantumkan, melainkan juga persentase AKG atau Angka Kecukupan Gizi dari produk tersebut juga tertera di sana.
5. Saran penyajian serta penyimpanan
Anda juga dapat memberikan info saran penyajian serta penyimpanan produk dalam setiap kemasan produk Anda.
Beberapa makanan maupun minuman kemungkinan akan mengalami penurunan kualitas secara bertahap dan bahkan bisa lebih cepat apabila tidak disimpan dengan metode yang benar.
Karena itulah informasi terkait penyimpanan menjadi hal penting untuk diketahui pembeli.
Di samping itu, perlu juga untuk memperhatikan berbagai informasi terkait saran penyajian.
Saran penyajian juga amat penting dicantumkan agar konsumen bisa mendapatkan referensi bagaimana penyajian terbaik untuk produk tersebut.
Baca juga: Net Promoter Score (NPS): Pengertian, Jenis, dan Cara Hitungnya
6. Informasi produsen
Informasi lainnya yang penting dicantumkan dalam desain kemasan adalah informasi terkait produsen tempatn produk itu dibuat.
Informasi ini harus dimuat secara lengkap dan benar seperti halnya berupa nama serta alamat produsen.
Penulisan alamat bisa berupa nama kota maupun negara dari produsen produk.
Sebagai catatan, informasi produsen adalah untuk produk yang dibuat di dalam negeri. Sementara itu, informasi importir maupun distributor untuk produk yang berasal dari luar negeri.
Untuk membuktikan informasi ini, maka silahkan cek produk makanan atau minuman yang sudah dibeli di toko terdekat.
Pastinya akan memuat informasi seperti ini secara detail, jelas, akurat dan bisa dicek kebenarannya.
7. Legalitas
Ada sejumlah perizinan yang perlu diperoleh produsen sebelum dapat mengedarkan makanan dan minuman kemasan tersebut.
Legalitas tentunya akan menjadi acuan guna konsumen bisa memastikan apakah produk tersebut memang sudah layak dan aman dikonsumsi atau justru sebaliknya.
Saat ini sudah banyak konsumen yang lebih aktif mempertanyakan hal tersebut.
Pentingnya legalitas bahkan juga sudah dirasakan sendiri oleh para pihak pendiri UKM. Bukan hanya kode produksi makanan saja yang penting, melainkan juga legalitas produk.
Para UMKM pun akan mengantongi izin PIRT yang dikeluarkan oleh Dinkes di kota maupun kabupaten.
Kemudian, untuk perusahaan yang lebih besar harus sudah mengantongi legalitas dari BPOM sebagai Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Untuk mengetahui cara mendapatkan sertifikasi dari BPOM, Anda bisa membacanya pada artikel berikut ini,
8. Logo Halal MUI
Logo halal MUI juga perlu dicantumkan pada kemasan produk. Logo atau sertifikasi halal ini merupakan bentuk pengakuan kehalalan dari suatu produk yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal MUI.
Manfaat pemberian logo halal ini adalah guna melindungi konsumen muslim terhadap produk makanan atau minuman yang tidak halal.
Umat muslim menjadi tidak ragu lagi dalam mengonsumsi makanan atau minuman ini. Jangan lupa untuk memperhatikan logo halal MUI.
Terlebih lagi, saat ini logo MUI sudah mengalami pembaharuan sehingga upgrade informasi menjadi hal wajib dilakukan.
Faktanya Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak penduduk muslim. Maka dari itu, selain kode produksi makanan, logo halal MUI juga penting diperhatikan.
Untuk mendapatkan sertifikasi halal untuk produk Anda, baca tata caranya secara lengkap di artikel ini.
Baca juga: Evaluasi Bisnis: Arti, Tujuan, Fungsi, Metode, Tahapan, dan Contohnya
Manfaat Kode Produksi
Perlu Anda ketahui bahwa kode produksi yang dicantumkan dalam sebuah produk memiliki berbagai fungsi, baik bagi produsen maupun konsumen.
Berikut adalah beberapa manfaat kode produksi yang harus Anda tahu:
1. Mengetahui usia produk
Setelah mengetahui berbagai kode produksi yang ada di setiap kemasan produk, Anda juga perlu tahu fungsi kode tersebut.
Salah satu kegunaan kode produksi yang dicantumkan pada bagian kemasan, yaitu untuk membantu penjual dan pelanggan dalam mengetahui usia produk.
Biasanya, kode produksi ditampilkan dalam bentuk satuan waktu. Mulai dari tanggal, bulan, dan tahun.
Dengan begitu, pelanggan yang akan mengonsumsinya bisa lebih hati-hati karena mereka mengetahui kapan waktu produk tersebut dibuat produsen.
2. Memastikan Keaslian Produk
Kode produksi termasuk dalam informasi yang wajib dicantumkan pada setiap kemasan produk.
Oleh sebab itu, kode produksi bisa juga berguna untuk membantu penjual atau pelanggan dalam memeriksa keaslian produk.
Suatu produk yang telah teregistrasi BPOM pasti akan memiliki kode produksi di bagian kemasannya.
Jika tidak, mungkin Anda perlu mencurigainya dan bersikap lebih waspada agar tak salah guna.
Baca juga: Manfaat Etika Bisnis, Ciri, Tujuan, Tips, dan Contohnya
3. Menjamin Keamanan Produk
Dengan adanya kode produksi yang bisa membantu penjual atau pelanggan untuk mengetahui usia dari suatu produk, hal ini secara tidak langsung dapat menjamin keamanannya.
Pasalnya, kode produksi bisa membuat penggunanya lebih berhati-hati saat mengonsumsinya. Kode produksi yang jelas akan membuat pelanggan lebih cermat.
Ketika kode produksi dan waktu konsumsinya sudah terlewat, pelanggan pun tidak akan menggunakannya karena memiliki potensi berbahaya.
4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Adanya kode produksi yang dicantumkan oleh produsen pada setiap kemasan juga membantu pelanggan lebih percaya terhadap suatu merek.
Pelanggan yang cerdas pasti akan menilai bahwa produk yang memiliki kode produksi merupakan barang yang aman untuk dikonsumsi.
Kode produksi juga dapat menyiratkan bahwa sebuah merek tunduk terhadap prosedur atau hukum yang berlaku.
Ketika sebuah produk terbukti aman, asli, dan berkualitas, pelanggan pun tidak akan ragu lagi untuk membeli serta mengonsumsinya.
Oleh sebab itu, Anda sebagai penjual atau produsen perlu memerhatian setiap produk yang dijual.
Baca juga: Jurnal Penjualan Aset: Pengertian, Cara Buat, dan Contohnya
Kesimpulan
Itulah pembahasan lengkap mengenai kode produksi pada produk konsumen, jenis, dan juga fungsinya.
Memastikan produk Anda memiliki informasi yang lengkap sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen sebelum menggunakan produk Anda.
Oleh sebab itu, kode produksi merupakan hal wajib yang harus ada dalam desain kemasan produk Anda.
Di sisi lain, jika Anda adalah seorang pemilik bisnis, hal penting lainnya yang harus Anda lakukan adalah mencatat seluruh proses penjualan dan pengeluaran pada proses pembukuan.
Sebisa mungkin, hindari proses manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan.
Sebagai solusinya, Anda bisa mencoba menggunakan sistem akuntansi modern yang mudah digunakan seperti software akuntansi Kledo.
Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 35 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.
Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa dengan mudah mencatat penjualan dan pembelian, membuat laporan keuangan, melakukan manajemen persediaan, dan masih banyak lagi.
Jika tertarik, Anda juga bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Download Template dan Contoh Laporan Neraca Bisnis Kontraktor - 20 November 2024
- Contoh Laporan Neraca Manufaktur dan Download Templatenya - 20 November 2024
- Contoh Laporan Neraca Restoran dan Download Templatenya - 19 November 2024