Jurnal Koreksi: Cara Membuat dan Contoh Kasusnya

jurnal koreksi

Jurnal koreksi adalah solusi saat terjadi kesalahan pencatatan dalam akuntansi.

Kesalahan ini bisa muncul karena salah pilih akun, salah nominal, atau transaksi yang tercatat dobel.
Kalau dibiarkan, kesalahan kecil ini bisa merusak laporan keuangan secara keseluruhan.

Jurnal koreksi memungkinkan Anda memperbaiki pencatatan tanpa harus menghapus data yang sudah masuk.

Dengan metode entri ganda, Anda tetap mencatat debit dan kredit agar keseimbangan tetap terjaga.
Umumnya, Anda bisa menemukan kesalahan saat melakukan pengecekan neraca saldo atau rekonsiliasi bank.

Lewat artikel ini, Anda akan belajar mengenali jurnal koreksi, contoh kasus, dan cara membuatnya secara manual.

Apa itu Jurnal Koreksi?

jurnal koreksi

Jurnal koreksi adalah ayat jurnal yang dibuat untuk memperbaiki kesalahan pencatatan dalam pembukuan akuntansi.

Kesalahan ini bisa berupa salah mencatat nominal, salah memilih akun, atau mencatat transaksi dua kali.

Pencatatan jurnal koreksi bertujuan agar laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

Jurnal ini sebaiknya dibuat segera setelah kesalahan ditemukan agar tidak memengaruhi pengambilan keputusan bisnis.

Jika kesalahan terjadi di periode sebelumnya, maka jurnal koreksi juga bisa berfungsi sebagai penyesuaian laba ditahan pada awal periode berjalan.

Jenis koreksi ini sering disebut sebagai penyesuaian periode sebelumnya (prior period adjustment).

Banner 1 kledo

Akuntansi akrual dan pencatatan double-entry

Jurnal koreksi umumnya digunakan dalam sistem akuntansi akrual, yang mencatat transaksi berdasarkan waktu terjadinya, bukan saat kas berpindah.

Dalam metode ini, setiap transaksi dicatat menggunakan sistem pembukuan berpasangan, yaitu dengan entri debit dan kredit yang harus seimbang.

Jika terdapat kesalahan pencatatan, misalnya salah memilih akun atau jumlah yang dicatat tidak sesuai, maka Anda perlu membuat jurnal koreksi dengan menyesuaikan entri debit dan kredit yang terkait.

Keseimbangan antara total debit dan kredit dalam pembukuan menjadi indikator penting untuk memastikan akurasi catatan keuangan.

Ketidakseimbangan bisa menjadi tanda bahwa telah terjadi kesalahan yang perlu dikoreksi.

Baca juga: Laba Bersih: Definisi, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

Apa Saja Manfaat Jurnal Koreksi?

Jurnal koreksi memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  1. Meningkatkan akurasi dan kualitas laporan keuangan: Dengan mencatat kesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi, laporan keuangan akan menjadi lebih akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
  2. Memperbaiki efisiensi proses akuntansi: Dengan mencatat kesalahan dan melakukan koreksi sejak awal, proses akuntansi dapat menjadi lebih efisien karena meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan di masa depan.
  3. Meningkatkan kepercayaan investor dan pemangku kepentingan: Laporan keuangan yang akurat dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya terhadap perusahaan.
  4. Memfasilitasi proses audit: Jurnal koreksi dapat membantu auditor dalam memeriksa laporan keuangan dan menilai efektivitas sistem kontrol internal perusahaan.
  5. Membantu manajemen dalam mengambil keputusan: Dengan memiliki laporan keuangan yang akurat dan terperinci, manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif.

Apa Saja Kesalahan yang Sering Terjadi Ketika Membuat Jurnal?

Dalam proses pembukuan, kesalahan pencatatan bisa saja terjadi, terutama saat menyusun jurnal akuntansi.

Kesalahan-kesalahan ini dapat berdampak serius pada akurasi laporan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis.

Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha dan staf keuangan untuk memahami jenis-jenis kesalahan yang umum terjadi dalam proses penjurnalan.

Berikut ini beberapa kesalahan yang sering ditemukan saat membuat jurnal akuntansi:

Kesalahan perhitungan

Kesalahan ini terjadi saat ada kekeliruan dalam menghitung jumlah transaksi atau saldo akun.

Misalnya, menjumlahkan total pembelian secara tidak tepat, atau salah mengurangkan nilai aset.

Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara debit dan kredit dalam laporan keuangan.

Kesalahan entri data

Salah entri dataterjadi ketika data dimasukkan ke dalam jurnal secara tidak tepat.

Contohnya termasuk salah memasukkan nomor akun, menukar posisi debit dan kredit, atau mencatat nominal di kolom yang salah.

Akibatnya, laporan keuangan menjadi tidak akurat dan dapat menyesatkan analisis keuangan.

Kesalahan sistem

Kadang, kesalahan bukan berasal dari manusia, melainkan dari sistem akuntansi yang digunakan.

Misalnya, bug pada perangkat lunak akuntansi atau kesalahan pemrograman dapat mengakibatkan data yang ditampilkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan audit sistem secara berkala.

Kesalahan konsep

Kesalahan ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap prinsip dasar akuntansi.

Contohnya, mencatat pengeluaran sebagai aset, atau mencampuradukkan antara pendapatan dan liabilitas.

Kesalahan konsep dapat menyebabkan klasifikasi akun yang salah dan mempengaruhi keseluruhan laporan keuangan.

Kesalahan tanggal

Salah pencatatan tanggal bisa menyebabkan masalah serius dalam pelaporan keuangan.

Misalnya, transaksi dicatat pada tanggal yang salah atau tercatat dua kali dengan tanggal berbeda. Hal ini bisa mengganggu urutan kronologis transaksi dan menyulitkan saat melakukan rekonsiliasi.

Kesalahan penghapusan

Kesalahan ini terjadi ketika entri jurnal dihapus secara tidak tepat.

Misalnya, menghapus transaksi yang masih berpengaruh pada saldo akun atau menghapus akun yang masih aktif.

Akibatnya, laporan keuangan bisa menjadi tidak lengkap atau tidak valid.

Bagaimana Anda Memperbaiki Kesalahan dalam Akuntansi?

kesalahan pengelolaan keuangan

Kesalahan dalam pencatatan akuntansi bisa terjadi kapan saja, baik karena kelalaian, salah klasifikasi akun, atau perhitungan yang tidak tepat.

Untuk menjaga akurasi laporan keuangan, penting bagi setiap bisnis untuk segera memperbaiki kesalahan tersebut.

Salah satu cara paling umum adalah melalui jurnal koreksi.

Jurnal koreksi digunakan untuk membalik entri yang salah dan menggantinya dengan pencatatan yang benar.

Metode ini mengikuti sistem akuntansi akrual dan prinsip entri ganda, yaitu setiap koreksi harus mencerminkan saldo yang tepat pada sisi debit dan kredit.

Contoh sederhana:
Jika beban gaji sebesar Rp1.000.000 tidak dicatat pada akhir tahun, maka jurnal koreksi yang perlu dibuat adalah:

  • Debit: Beban Gaji Rp1.000.000
  • Kredit: Utang Gaji Rp1.000.000

Jika kesalahan terjadi pada periode sebelumnya, maka koreksi harus dicatat dengan tanggal akhir periode tersebut agar tidak memengaruhi angka di periode berjalan secara langsung.

Berikut langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki pencantatan akuntansi:

Meninjau Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan ringkasan saldo semua akun yang digunakan dalam pembukuan.

Ketidakseimbangan antara total debit dan kredit bisa menjadi tanda adanya kesalahan pencatatan.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kesalahan akan terdeteksi di sini, karena kesalahan yang tetap membuat debit dan kredit seimbang bisa saja lolos.

Baca juga: Ayat Jurnal Penyesuaian: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Bisnis

Lakukan Rekonsiliasi Akun

Rekonsiliasi adalah proses mencocokkan catatan pembukuan internal dengan data eksternal, seperti laporan bank atau daftar aset tetap.

Rekonsiliasi bulanan (misalnya untuk kas dan bank) serta tahunan (misalnya untuk aset tetap) bisa membantu menemukan perbedaan yang muncul karena salah pencatatan, keterlambatan pengakuan transaksi, atau kesalahan dari pihak bank.

Pemeriksaan Rutin untuk Mengidentifikasi Kesalahan

Selain mengecek saat ada masalah, penting juga untuk menetapkan jadwal pemeriksaan secara berkala.

Pemeriksaan rutin akan membantu mendeteksi kesalahan lebih awal.

Meski tidak bisa sepenuhnya menghindari kesalahan, Anda bisa memperkecil risiko dengan sistem review yang konsisten.

Baca juga: Apa Itu Kas Kecil? Berikut Pengertian, Penggunaan dan Tips Mengaturnya

Tahapan Membuat Jurnal Koreksi dalam Akuntansi

Cara membuat jurnal koreksi tergantung pada jenis kesalahan yang terjadi. Secara umum, ada dua metode yang digunakan dalam mengoreksi entri akuntansi:

  1. Penyesuaian (Adjustment Entry)
  2. Pembalikan (Reversal Entry)

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing metode:

Baca juga: 8 Jenis Jurnal Akuntansi Ini Wajib untuk Dipahami, Apa Saja?

Mengoreksi dengan Jurnal Penyesuaian

Jika kesalahan terjadi karena pencatatan nilai yang tidak sesuai, misalnya nominalnya terlalu besar atau terlalu kecil, maka Anda cukup membuat jurnal penyesuaian.

Caranya:

  • Identifikasi selisih antara nilai yang seharusnya dicatat dan yang sudah dicatat di buku.
  • Lalu, buat jurnal untuk menyesuaikan nilai tersebut pada akun yang benar.

Contoh sederhana:

Jika Anda seharusnya mencatat biaya listrik sebesar Rp2.000.000 tapi hanya mencatat Rp1.500.000, maka Anda perlu menambahkan Rp500.000 lagi ke akun biaya listrik.

Sebaliknya, kalau Anda kelebihan catat, maka akun tersebut harus dikurangi sebesar selisihnya.

Mengoreksi dengan Jurnal Pembalik

Jika kesalahan terjadi karena transaksi dicatat ke akun yang salah, atau dicatat dua kali, maka cara yang paling tepat adalah dengan membalik jurnal yang salah terlebih dahulu.

Langkah-langkahnya:

  • Buat jurnal pembalik yang membatalkan entri salah tersebut (kredit jadi debit dan sebaliknya).
  • Setelah itu, buat jurnal baru yang benar, sesuai informasi transaksi sebenarnya.

Contoh:

Misalnya Anda salah mencatat pembelian perlengkapan kantor sebagai beban (padahal seharusnya dicatat sebagai aset). Maka:

  1. Balik dulu jurnal salahnya: debit kas, kredit beban perlengkapan.
  2. Lalu catat ulang dengan benar: debit akun perlengkapan (aset), kredit kas.

Metode ini penting agar pencatatan tetap transparan dan jejak koreksinya bisa dilacak dengan mudah.

Baca juga: Pengertian Current Ratio, Rumus, dan Contohnya Pada Sebuah Bisnis

Contoh Kasus Dalam Membuat Jurnal Koreksi

jurnal koreksi

Untuk memahami cara memperbaiki kesalahan dalam pencatatan akuntansi, mari kita bahas dua jenis koreksi yang umum: penyesuaian nominal dan koreksi akun yang salah.

Contoh 1: Koreksi karena Salah Nominal (Penyesuaian Nilai)

Misalnya saja, Anda baru saja menerima pelunasan piutang dari pelanggan sebesar Rp200.000. Seharusnya, transaksi ini dicatat sebagai berikut:

AkunDebitKredit
KasRp200.000
Piutang UsahaRp200.000

Namun, karena kekeliruan, Anda hanya mencatat Rp150.000. Maka, jurnal yang tercatat di sistem adalah:

AkunDebitKredit
KasRp150.000
Piutang UsahaRp150.000

Artinya, masih ada selisih Rp50.000 yang belum tercatat. Untuk memperbaikinya, Anda tidak perlu menghapus entri lama. Cukup tambahkan jurnal penyesuaian berikut:

AkunDebitKredit
KasRp50.000
Piutang UsahaRp50.000

Dengan menambahkan jurnal koreksi ini, total pencatatan menjadi sesuai:
Rp150.000 (entri awal) + Rp50.000 (penyesuaian) = Rp200.000.

Baca juga: Jurnal Pembelian: Definisi, Format, dan Contoh Penyelesaiannya

Contoh 2: Koreksi karena Salah Akun (Reklasifikasi Akun)

Sekarang, misalnya Anda membeli peralatan kantor seharga Rp2.000.000. Seharusnya, transaksi dicatat ke akun Peralatan sebagai aset tetap, seperti ini:

AkunDebitKredit
PeralatanRp2.000.000
KasRp2.000.000

Namun, entah karena salah klik atau tergesa-gesa, Anda malah mencatatnya ke akun Beban Pajak, sehingga jurnal yang tercatat menjadi:

AkunDebitKredit
Beban PajakRp2.000.000
KasRp2.000.000

Kesalahan ini mengakibatkan laporan keuangan menjadi tidak akurat. Beban operasional terlihat lebih besar, sementara aset tidak bertambah sebagaimana mestinya.

Untuk memperbaikinya, Anda bisa membuat jurnal koreksi dengan mereklasifikasi nominal ke akun yang benar, seperti ini:

AkunDebitKredit
PeralatanRp2.000.000
Beban PajakRp2.000.000

Dengan jurnal ini:

  • Akun Peralatan dikoreksi (didebet) karena sebelumnya belum dicatat.
  • Beban Pajak dikurangi (dikredit) untuk membatalkan pencatatan yang salah.

Catatan penting: Anda tidak perlu mengubah jurnal awal. Biarkan tetap tercatat untuk menjaga transparansi. Koreksi cukup dilakukan dengan menambahkan jurnal baru agar riwayat transaksi tetap bisa ditelusuri (audit trail).

Contoh 3: Koreksi dengan Jurnal Pembalik

Dalam beberapa kasus, kesalahan pencatatan tidak bisa diperbaiki hanya dengan penyesuaian selisih atau pemindahan antar akun.

Jika entri yang dibuat sepenuhnya keliru, baik nilai maupun akun yang digunakan, cara paling aman adalah membatalkan entri yang salah dengan jurnal pembalik, lalu mencatat ulang transaksi yang benar.

Misalnya, Anda membayar sewa gedung sebesar Rp10.000.000, dan seharusnya mencatatnya ke akun Beban Sewa.

Tapi karena tergesa-gesa, Anda justru mencatatnya sebagai pembelian aset, yaitu ke akun Bangunan.

Jurnal yang salah:

AkunDebitKredit
BangunanRp10.000.000
KasRp10.000.000

Jika dibiarkan, laporan keuangan jadi tidak akurat karena menambah nilai aset secara tidak sah.

Langkah pertama adalah membalik seluruh entri yang salah, agar efeknya nol. Entri pembaliknya:

AkunDebitKredit
KasRp10.000.000
BangunanRp10.000.000

Sekarang, catatan salah tadi sudah “dinetralisir” oleh jurnal pembalik.

Setelah itu, Anda bisa mencatat ulang transaksi tersebut sesuai kenyataan: pembayaran sewa.

AkunDebitKredit
Beban SewaRp10.000.000
KasRp10.000.000

Transaksi yang Tidak Memerlukan Jurnal Koreksi

Tidak semua kesalahan atau perubahan yang terjadi pada laporan keuangan memerlukan pembuatan jurnal koreksi.

Beberapa perubahan atau kesalahan tersebut dapat diperbaiki dengan cara lain tanpa harus membuat jurnal koreksi.

Berikut adalah beberapa contoh transaksi yang tidak perlu dibuat jurnal koreksi:

Perubahan harga produk atau layanan

Jika terjadi perubahan harga pada produk atau layanan yang tidak mempengaruhi jumlah atau jenis transaksi, maka tidak perlu membuat jurnal koreksi.

Harga baru dapat langsung diakui pada periode berikutnya.

Penghapusan piutang usang

Jika perusahaan menghapus piutang usang dari buku-buku akuntansi, maka tidak perlu membuat jurnal koreksi.

Penghapusan piutang usang dapat dilakukan dengan memperbaharui saldo akun piutang atau dengan membuat entri jurnal penyesuaian.

Pembatalan transaksi

Jika terjadi pembatalan transaksi, maka transaksi tersebut dapat dibatalkan dengan membuat entri jurnal yang berlawanan dengan transaksi asli.

Tidak perlu membuat jurnal koreksi untuk pembatalan transaksi.

Perubahan estimasi

Jika terjadi perubahan estimasi pada laporan keuangan, maka tidak perlu membuat jurnal koreksi. Perubahan estimasi dapat dilakukan dengan membuat entri jurnal penyesuaian.

Perbedaan Jurnal Koreksi dengan Jurnal Penyesuaian

Singkatnya, perbedaan antara jurnal penyesuaian dan jurnal koreksi adalah bahwa jurnal penyesuaian adalah jurnal yang membuat laporan keuangan sesuai dengan kerangka kerja akuntansi, sementara jurnal koreksi memperbaiki kesalahan dalam entri akuntansi.

Kesalahan ini bisa berupa desimal yang salah dan jumlah negatif yang seharusnya menjadi positif, dan sebaliknya.

Kesalahan ini membuat debit Anda tidak seimbang dengan kredit Anda, dan harus diperbaiki agar kedua kolom tersebut cocok.

Anda tidak dapat melakukan koreksi hanya untuk membuat debet sesuai dengan kredit secara matematis.

Anda harus dapat mendukung koreksi dengan dokumentasi atau penjelasan yang masuk akal.

Anda juga dapat membuat koreksi untuk entri yang dihilangkan secara tidak sengaja.

Perbedaan lainnya adalah Anda tidak disarankan untuk membuat jurnal penyesuaian dalam akun kas. Anda harus melakukan penyesuaian terhadap kas saat merekonsiliasi laporan bank.

Hal ini memungkinkan untuk dokumentasi yang jelas, seperti laporan bank, untuk membenarkan perubahan dalam akuntansi kas.

Namin, Anda dapat membuat jurnal koreksi dalam akun kas. Ini harus didokumentasikan dengan hati-hati, dan alasan untuk koreksi kas harus dibuat jelas. Kas adalah area yang diawasi dengan cermat oleh audit.

Baca juga: Pentingnya Change Management (Manajemen Perubahan) dalam Strategi Bisnis

FAQ

Apa yang dimaksud jurnal koreksi?

Jurnal koreksi adalah jurnal akuntansi yang digunakan untuk mencatat perbaikan kesalahan yang terjadi pada laporan keuangan atau jurnal awal.

Apa saja fungsi jurnal koreksi?

Jurnal koreksi memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Memperbaiki kesalahan
  • Menjaga konsistensi laporan keuangan
  • Meningkatkan transparansi
  • Memudahkan proses audit
  • Meningkatkan efisiensi proses akuntansi

Apa perbedaan jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian?

Intinya, perbedaan antara jurnal koreksi dan jurnal penyesuaian terletak pada waktu penggunaannya dan tujuan penggunaannya.

Jurnal penyesuaian digunakan pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan saldo akun dan mencatat transaksi yang belum tercatat.

Sedangkan jurnal koreksi digunakan setelah periode akuntansi berakhir dan laporan keuangan sudah selesai dibuat, namun ditemukan kesalahan yang memerlukan koreksi untuk memastikan keakuratan laporan keuangan.

Kesimpulan

Itulah pembahasan mengenai jurnal koreksi, proses dalam membuat jurnal ini sangat umum terjadi jika Anda masih menggunkan proses pencatatan pembukuan manual yang memakan waktu dan rentan dengan human error.

Butuh cara sederhana dan praktis untukmelakukan pembukuan yang akurat? Software akuntansi online Kledo mudah digunakan dan dibuat untuk non-akuntan.

Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan penjualan pembelian tanpa harus takut mencatat di jurnal yang salah, sehingga menghemat waktu Anda dan meminimalisir kesalahan yang mungkin akan merugikan bisnis Anda.

Tertarik menggunakan Kledo? Anda bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − 18 =