Cara Mengelola dan Meningkatkan Arus Kas Bisnis Konstruksi

arus kas bisnis konstruksi banner

Salah satu penyebab paling umum kenapa banyak perusahaan gulung tikar adalah karena kehabisan kas. Tanpa arus kas yang stabil, perusahaan tidak mampu menutup biaya operasional harian sekalipun bisnis terlihat berjalan normal dari luar.

Dalam industri konstruksi, risiko ini bahkan lebih besar karena sebagian besar biaya harus dikeluarkan jauh sebelum tagihan pertama dikirimkan kepada klien.

Bayangkan sebuah proyek pembangunan besar: perusahaan konstruksi harus membeli material, membayar upah pekerja, hingga menanggung ongkos sewa alat berat sejak awal proyek berjalan.

Semua pengeluaran itu keluar di muka, sementara pendapatan baru masuk setelah pekerjaan selesai atau tagihan dilunasi pelanggan. Pola cash out lebih dulu inilah yang membuat arus kas seringkali terasa “memberatkan” di bisnis konstruksi.

Karena itu, mengelola arus kas bukan sekadar melakukan catatan keuangan, melainkan membuat strategi manajemen keuangan yang tepat agar bisnis konstruksi Anda menguntungkan.

Tanpa arus kas positif, perusahaan bisa kesulitan membayar pekerja, melanjutkan proyek, bahkan berisiko menunda kewajiban kepada pemasok.

Mengelola arus kas dengan tepat memungkinkan perusahaan konstruksi menjaga stabilitas keuangan sekaligus memacu pertumbuhan.

Arus kas yang sehat memberi perusahaan kemampuan untuk untuk berinvestasi kembali, memperluas proyek, dan menghadapi biaya yang tak terduga yang mungkin tiba-tiba muncul.

Di sinilah letak tantangan sekaligus peluang: bagaimana perusahaan dapat mengelola manajemen arus kas dari sekadar aktivitas keuangan menjadi fondasi utama keberhasilan jangka panjang.

Pada artikel kali ini kami akan membahas cara mengelola dan tips meningkatkan arus kas untuk bisnis konstruksi yang bisa Anda terapkan dalam bisnis Anda.

Mengapa Arus Kas Penting dalam Bisnis Konstruksi?

Dalam industri konstruksi, arus kas yang lancar sangatlah penting. Perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai proyek baru, menjaga kelancaran proyek berjalan, membeli material, membayar tenaga kerja, hingga menutupi biaya lain yang muncul.

Sedikit saja keterlambatan pembayaran dari klien, penumpukan persediaan, atau kenaikan mendadak biaya material bisa memicu krisis kas yang mengancam stabilitas bisnis.

Dengan memantau arus kas secara rutin, perusahaan dapat memprediksi kebutuhan di masa depan, mendeteksi masalah lebih dini, dan mengembangkan bisnis dengan lebih terarah.

Perbedaan laba bersih dan arus kas

Laba bersih dan arus kas sama-sama menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan finansial sebuah bisnis, tetapi keduanya tidak selalu sejalan.

Laba bersih atau net income — sering disebut “bottom line” karena muncul di bagian bawah laporan laba rugi — menunjukkan jumlah keuntungan setelah semua biaya dikurangi dari total pendapatan.

Sedangkan arus kas menunjukkan seberapa besar uang benar-benar bergerak masuk dan keluar dari perusahaan.

Dengan metode akuntansi tertentu, sebuah perusahaan bisa terlihat untung di laporan keuangan tetapi justru mengalami arus kas negatif, atau sebaliknya.

Inilah mengapa bisnis yang tampaknya menguntungkan di atas kertas tetap bisa kesulitan membayar tagihan jika tidak memiliki kas yang cukup.

kledo banner 1

Baca juga: 10 Rekomendasi Software Akuntansi Bisnis Konstruksi Terbaik

Cara Menghitung Arus Kas dalam Bisnis Konstruksi

Secara sederhana, arus kas dihitung dengan mengurangi arus kas keluar dari arus kas masuk. Dalam akuntansi, arus kas masuk dipandang sebagai “sumber kas,” sementara arus kas keluar disebut sebagai “penggunaan kas.”

Dalam praktiknya, arus kas ini biasanya dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama: arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

Dengan kata lain:

Arus Kas = Arus Kas dari Aktivitas Operasi + Arus Kas dari Aktivitas Investasi + Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus kas operasi

Arus kas operasi mencerminkan penerimaan pembayaran dari pelanggan dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional, seperti upah tenaga kerja, material, dan sewa.

Arus kas ini terkait langsung dengan aktivitas inti bisnis — penjualan barang atau jasa — dan tidak memasukkan beban non-kas seperti penyusutan, amortisasi, atau kompensasi berbasis saham.

Rumus:

Arus Kas Operasi = Laba Bersih + Beban Non-Kas + Perubahan Modal Kerja

Arus kas investasi

Arus kas investasi menunjukkan uang yang digunakan untuk pembelian atau penjualan aset jangka panjang, seperti alat berat, properti (capital expenditure), maupun investasi lain seperti saham, obligasi, atau akuisisi perusahaan.

Analisis arus kas investasi membantu manajemen melihat apakah pergerakan tersebut bersifat rutin atau hanya terjadi sekali saja.

Misalnya, penjualan alat konstruksi lama bisa memberi tambahan kas, tetapi bukan cara yang berkelanjutan untuk membayar gaji pekerja.

Rumus:

Arus Kas Investasi = Pembelian/Penjualan Aset Tetap + Pembelian/Penjualan Surat Berharga + Pembelian/Penjualan Perusahaan atau Divisi

Arus kas pendanaan

Arus kas pendanaan meliputi pendapatan atau pengeluaran yang berkaitan dengan pemilik perusahaan, investor, dan kreditur — biasanya dalam bentuk utang, ekuitas, atau dividen.

Menganalisis arus kas keluar dari aktivitas pendanaan bisa membuka peluang mendapatkan syarat pinjaman yang lebih baik, sementara kas masuk dari penerbitan utang bisa membantu mengatasi kekurangan arus kas jangka pendek.

Rumus:

Arus Kas Pendanaan = Penerbitan/Pembelian Kembali Utang + Penerbitan/Pembelian Kembali Saham + Pembayaran Dividen

Baca juga: Akuntansi Bisnis Konstruksi: Aturan dan Semua hal yang Perlu Anda Tahu

Analisis Arus Kas dalam Bisnis Konstruksi

arus kas bisnis konstruksi 3

Analisis arus kas adalah proses menganalisis semua aktivitas dalam laporan arus kas untuk mengetahui berapa banyak uang yang tersedia bagi sebuah perusahaan untuk membayar pengeluaran dan menjalankan operasionalnya.

Proses ini biasanya dimulai dengan menyusun laporan arus kas yang memuat rincian arus kas dari tiga kategori utama: operasi, investasi, dan pendanaan.

Setelah jumlah arus kas dari ketiga kategori tersebut dijumlahkan dengan saldo kas awal periode, perusahaan dapat mengetahui posisi kas akhir, memahami kondisi keuangan saat ini, dan membuat keputusan operasional yang tepat untuk masa depan.

Dalam analisis arus kas, penting untuk mengidentifikasi penyebab setiap perubahan arus kas agar perusahaan dapat menemukan cara meningkatkan arus kas dan menghindari potensi masalah.

Misalnya, arus kas negatif yang terjadi dalam jangka panjang bisa menjadi peringatan serius, tetapi tidak selalu berarti kesulitan kas dalam jangka pendek. Arus kas negatif bisa juga menjadi tanda investasi jangka panjang untuk mengembangkan bisnis.

Contohnya, bisnis konstruksi yang bersifat musiman mungkin mengalami arus kas negatif pada satu waktu, namun diimbangi oleh arus kas positif yang tinggi di waktu lain dengan manajemen yang tepat.

Ada pula kondisi di mana perusahaan memiliki arus kas positif tetapi tetap tidak menguntungkan atau memiliki beban utang yang besar.

Baca juga: Manajemen Konstruksi: Pembahasan Lengkap dan Tips Akuntansi Konstruksi

12 Masalah Umum dalam Pengelolaan Arus Kas di Bisnis Konstruksi

arus kas bisnis konstruksi 2

Perusahaan konstruksi membutuhkan arus kas yang stabil dan positif agar bisa membiayai proyek, membayar pekerja, dan mengembangkan usahanya.

Jika terjadi kekurangan kas di satu proyek, hal ini bisa berdampak pada proyek lainnya. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan pembayaran dari pelanggan, tetapi proses akuntansi yang kurang efektif dan kondisi yang tidak terduga, seperti naik turunnya biaya tenaga kerja dan bahan, juga bisa menjadi penghambat.

Perusahaan konstruksi yang memahami masalah-masalah umum ini akan lebih siap untuk mengelola dan memperbaiki arus kasnya.

  1. Membayar tagihan terlalu cepat: Mungkin terlihat bijak untuk segera membayar tagihan saat diterima, tapi hal ini bisa membuat kas perusahaan menipis atau bahkan arus kas menjadi negatif jika tagihan belum masuk. Menunggu hingga mendekati tanggal jatuh tempo memberi ruang lebih untuk menggunakan kas, seperti untuk investasi bisnis, menyewa subkontraktor, atau melanjutkan tahap proyek berikutnya.
  2. Tidak meminta pembayaran muka: Banyak biaya bahan dan alat yang muncul sebelum proyek dimulai, sehingga penting untuk meminta uang muka dari klien agar biaya awal tersebut tidak membuat tekanan pada kas perusahaan.
  3. Penagihan yang terlambat: Semakin lama proses penagihan, semakin lama pula pembayaran diterima, yang tentu saja mengganggu arus kas, apalagi jika pembayaran dilakukan sekaligus di akhir proyek. Penagihan secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan bisa jadi solusi yang lebih baik.
  4. Pelanggan lambat membayar: Arus kas kontraktor akan terganggu jika pelanggan terlambat membayar tagihan. Apalagi, jika perusahaan harus membayar supplier atau subkontraktor terlebih dahulu, waktu tunggu bayar bisa semakin lama. Dalam industri konstruksi, kontraktor rata-rata harus menunggu sekitar 90 hari untuk mendapatkan pembayaran.
  5. Persediaan berlebihan: Membeli bahan atau barang terlalu banyak akan mengurangi kas yang tersedia secara langsung dan juga menambah biaya, seperti ongkos penyimpanan. Walau bahan tersebut akan dipakai di proyek berikutnya, biaya yang muncul harus ditanggung saat ini dan bisa mengurangi cadangan kas.
  6. Melakukan joint ventures: Dalam konstruksi, gabungan sumber daya antar kontraktor seringkali diperlukan untuk mendapatkan proyek besar yang menguntungkan. Namun, risiko timbul jika salah satu mitra gagal memenuhi tanggung jawab atau menarik diri, yang bisa mengganggu proyek dan menghentikan arus kas. Oleh karena itu, perjanjian kerjasama yang mengatur skenario dan pendanaan sangat penting.
  7. Sengketa hukum: Masalah seperti manajemen yang buruk atau permintaan klien yang tidak wajar sering mengakibatkan sengketa dan nonpembayaran. Melakukan tindakan hukum bisa jadi mahal dan bisa merugikan arus kas perusahaan. Sebaliknya, kadang klien malah menggugat kontraktor. Oleh karena itu, Anda harus membuat kontrak yang jelas dan memuat prosedur penyelesaian sengketa untuk meminimalkan risiko hukum.
  8. Waktu pembayaran piutang dan utang: Piutang adalah uang yang harus dibayar klien kepada perusahaan dan merupakan sumber kas masuk saat dibayar. Sedangkan utang adalah kewajiban perusahaan untuk membayar pengeluaran yang akan menjadi kas keluar. Jika waktu pembayaran utang lebih cepat daripada penerimaan piutang, kas bisa menjadi negatif. Penggunaan software akuntansi seperti Kledo sangat membantu mengatur ini agar prosesnya berjalan dengan baik.
  9. Retainage (penahanan pembayaran): Biasanya pelanggan menahan sekitar 5-10% dari total kontrak hingga proyek selesai sebagai bentuk jaminan. Jika perusahaan tidak mempersiapkan anggaran khusus untuk menutup periode ini, kas bisa mengalami defisit.
  10. Proyek dengan jadwal “mengambang” (floating projects): Ini adalah rentang waktu antara batas awal dan batas akhir suatu aktivitas proyek tanpa mengganggu jadwal keseluruhan. Walaupun memberikan fleksibilitas, hal ini dapat membuat arus kas sulit diprediksi karena perusahaan harus menunggu lebih lama untuk tagihan dan pembayaran berdasarkan progres kerja.
  11. Biaya awal proyek yang besar: Memulai proyek besar membutuhkan biaya besar seperti bahan dan tenaga kerja yang mungkin tidak tertutup oleh uang muka. Jika tidak dianggarkan dengan baik dan klien lambat membayar, hal ini bisa menyebabkan masalah arus kas.
  12. Kurangnya manajemen perubahan pekerjaan (change order): Setiap perubahan dalam ruang lingkup kerja, biaya, atau jadwal harus didokumentasikan dan ditagih melalui change order. Jika pengelolaan dan penagihan change order terlambat atau tidak lengkap, perusahaan berisiko tidak menerima pembayaran penuh yang berimbas pada aliran kas dan kemajuan proyek.

Baca juga: 6 Cara Untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional Bisnis

15 Strategi Mengelola dan Meningkatkan Arus Kas dalam Bisnis Konstruksi

arus kas bisnis konstruksi 1

Arus kas positif sangat penting bagi setiap perusahaan konstruksi. Dengan arus kas yang sehat, perusahaan dapat membayar kebutuhan saat ini, memulai proyek baru yang biasanya memerlukan biaya besar, serta mengembangkan bisnisnya.

Manajemen arus kas yang efektif sangat krusial. Berikut beberapa strategi yang bisa membantu memperbaiki arus kas:

1. Gunakan proyeksi arus kas

Proyeksi arus kas dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan kas. Hal ini membantu bisnis mengantisipasi dan mengelola arus kas dengan baik, menyimpan uang ekstra saat bisnis lesu.

Proyeksi arus kas juga membantu perusahaan melihat dampak investasi potensial – Seperti pembelian truk baru berkorelasi terhadap peningkatan arus kas dan berapa banyak uang kas tambahan yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran.

2. Cantumkan syarat pembayaran dalam kontrak

Semua kontrak yang Anda buat harus menyertakan syarat pembayaran, misalnya waktu pembayaran 30, 60, atau 90 hari.

Kontrak juga harus menjelaskan dokumen yang diperlukan, proses persetujuan tagihan, dan syarat pembayaran akhir agar pembayaran tidak tertunda.

3. Berikan insentif untuk pelanggan yang membayar cepat

Mendorong pelanggan membayar lebih awal dengan memberi diskon sekitar 2-5% bisa meningkatkan arus kas. Namun, perlu diperhatikan bahwa ini mengurangi keuntungan, jadi harus disesuaikan dengan kondisi bisnis.

4. Jadwalkan pembayaran berdasarkan tanggal jatuh tempo

Membuat jadwal pembayaran yang teratur untuk tagihan operasional dan bahan sangat penting. Ini membantu menghindari keterlambatan dan denda, serta menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis.

5. Sediakan berbagai metode pembayaran

Permudah pelanggan membayar dengan menyediakan pilihan pembayaran, mulai dari kartu kredit, payment gateway, transfer, hingga tunai. Ini membantu mempercepat penerimaan pembayaran.

6. Negosiasikan harga dengan pemasok

Pemasok sering bersedia memberikan diskon atau syarat pembayaran yang lebih lunak untuk proyek besar.

Membina hubungan baik dengan pemasok sebagai mitra dapat membantu menghemat biaya dan memperbaiki arus kas.

Baca juga: Pilih Download Template dan Contoh Laporan Neraca Bisnis Kontraktor

7. Buat tagihan secara konsisten

Proses penagihan yang cepat dan terjadwal menjaga arus kas tetap lancar. Gunakan sistem otomatis untuk mengirim tagihan dan pengingat agar pembayaran tepat waktu.

8. Miliki fasilitas kredit dari bank

Layanan kredit bisnis dari bank bisa membantu mengatasi kekurangan kas sementara dengan memberi akses modal kerja saat dibutuhkan. Proses pengajuan mirip dengan pinjaman biasa.

9. Gunakan pembiayaan jangka panjang

Pembiayaan jangka panjang dengan periode pelunasan bertahun-tahun biasanya dipakai untuk aset besar seperti gedung dan alat berat. Aset ini dijadikan jaminan pinjaman dan membantu pertumbuhan bisnis.

10. Gunakan leasing atau pembiayaan aset sesuai kebutuhan

Leasing biasanya lebih ringkas dari sisi kas karena tidak memerlukan modal besar di awal, tetapi aset tidak menjadi milik perusahaan.

Pembiayaan aset berarti pinjaman dengan angsuran dan bunga, setelah lunas aset dimiliki dan bisa dijual kembali.

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Kontraktor dan Templatenya

11. Hindari penagihan berlebih atau kurang

Penagihan berlebih (overbilling) kadang dipakai untuk mengurangi dampak pelanggan lambat bayar, tapi berisiko kekurangan kas di akhir proyek jika tidak dikelola baik.

Penagihan kurang (underbilling) menyebabkan arus kas negatif tanpa manfaat jangka panjang. Cara terbaik adalah menagih sesuai biaya sebenarnya dan progres proyek.

12. Kenakan biaya keterlambatan pembayaran

Pembayaran yang terlambat merugikan arus kas dan bisa membahayakan proyek lain. Kontrak harus mengatur denda atau tindakan penagihan untuk menghindari keterlambatan tanpa persetujuan.

13. Percepat proses penyelesaian proyek (closeout)

Semakin lama proyek selesai, semakin lama kontraktor harus menunggu pembayaran akhir dan retainage. Menyelesaikan administrasi dengan rapi mempercepat penerimaan kas.

14. Kelola retainage dengan baik

Selain pelanggan bisa menahan sebagian pembayaran sampai proyek selesai, kontraktor juga bisa menahan sebagian pembayaran ke subkontraktor agar arus kas tetap terkendali.

15. Rencanakan pajak dengan matang

Pembayaran pajak besar yang tidak direncanakan bisa menguras kas, terutama saat periode sepi. Perencanaan dan pemahaman pajak dapat menghindari biaya tak terduga dan memperbaiki posisi kas sepanjang tahun.

Baca juga: Ketahui Pajak Jasa Konstruksi Untuk Jadi Kontraktor yang Lebih Baik

Kelola dan Tingkatkan Arus Kas Bisnis Konstruksi dengan Software Akuntansi Kledo

Posisi kas bisnis konstruksi sering mengalami fluktuasi, sehingga pengelolaan yang tepat sangat diperlukan.

Software akuntansi seperti Kledo hadir untuk membantu pemantauan dan pengelolaan arus kas secara efektif.

Kledo menyediakan berbagai fitur, mulai dari pengelolaan faktur dan penagihan, akses laporan keuangan secara real-time, hingga pemantauan menyeluruh atas arus kas dan saldo kas perusahaan. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa mengetahui fitur Kledo untuk kontraktor.

Selain itu, modul akuntansi proyek di Kledo memudahkan otomatisasi pengelolaan faktur proyek, mengurangi keterlambatan, dan memonitor profitabilitas agar proyek selesai tepat waktu serta sesuai anggaran.

Dalam dunia konstruksi yang beroperasi dengan margin keuntungan yang tipis bisa dengan cepat mengubah arus kas bisnis dari positif menjadi negatif.

Oleh karena itu, memahami berbagai faktor yang dapat menghambat arus kas, menerapkan strategi peningkatan, serta memanfaatkan software Kledo untuk memantau dan mengelola penagihan dan arus kas sangat penting agar bisnis konstruksi dapat bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.

Jadi tunggu apalagi? Kelola arus kas bisnis konstruksi dengan lebih baik menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Komentar

2 × 4 =