Penilaian Risiko: Matrik, Contoh, dan Tahapannya dalam Bisnis

Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan timbulnya risiko pada operasional perushaaan.

Sebagian besar bisnis memiliki potensi risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan para karyawannya. Jadi, penting bagi Anda untuk menganalisis apa saja risiko yang bisa terjadi untuk menjaga keselamatan karyawan ketika bekerja.

Jika Anda merupakan pemilik atau manajer bisnis, penting bagi Anda untuk memahami cara melakukan penilaian risiko agar karyawan. Pada artikel ini, kita membahas apa itu penilaian risiko bisnis, pentingnya, dan bagaimana cara melakukannya.

Apa itu Penilaian Risiko Bisnis?

Pengertian penilaian risiko

Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi risiko keamanan dan keselamatan dalam bisnis, mengevaluasi siapa yang mungkin terkena dampak risiko ini, seberapa bahaya risiko tersebut, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan risiko. 

Di dunia industri, penilaian risiko juga sering disebut dengan istilah pengendalian risiko K3 yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang harus diawasi dengan optimal supaya keselamatan fisik dan mental terjamin ketima mereka melakukan tugasnya di tempat kerja.

Pemerintah sendiri mewajibkan agar setiap bisnis, melakukan penilaian risiko setidaknya setahun sekali. Usaha perseorangan juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan penilaian risiko untuk kesehatan dan keselamatan mereka sendiri.

Anda bisa melakukan penilaian risiko sendiri, atau dengan menyewa penilai risiko profesional untuk menyusun laporan, terutama jika bisnis Anda berada di bidang yang sangat berbahaya seperti konstruksi atau listrik. 

Diharapkan dengan adanya pengendalian risiko, semua komponen dalam perusahaan mengetahui bagaimana cara mengendalikan operasional bisnis karena sudah mengerti apa yang harus dilakukan jika ditemukan risiko yang berbahaya.

Namun, pengendalian risiko ini tidak lantas membuat semua risiko yang ada di tempat kerja hilang. Dan tidak juga bertujuan untuk menghapus operasional yang sifatnya berbahaya seperti yang sering kita jumpai pada bidang konstruksi dan pertambangan.

Pengendalian risiko ini lebih menekankan pada bagaimana cara bekerja yang aman meskipun berdampingan dengan risiko.

Baca juga: Konsolidasi Utang: Penyebab, Pro Kontra, dan Cara Mendapatkannya

Pentingnya Penilaian Risiko

Penilaian risiko sangat penting karena beberapa alasan. Tidak hanya demi persyaratan hukum, tetapi juga secara signifikan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan atau cedera di tempat kerja. 

Sebagai pemangku bisnis, tugas Anda adalah memastikan bahwa karyawan selalau aman di tempat kerja. Melakukan penilaian risiko secara teratur dapat membantu memastikan keamanan karyawan. 

Jika Anda bergerak pada bidang industri yang berisiko tinggi, Anda dapat melakukan penilaian risiko secara lebih rutin, seperti setiap kali Anda memulai proyek baru, untuk memastikan bahwa karyawan memiliki semua perlengkapan yang mereka perlukan agar tetap aman di tempat kerja.

Pengendalian risiko tidak hanya bertujuan melindungi karyawan, tetapi juga dapat melindungi bisnis dari kerugian finansial. 

Jika seorang karyawan terluka saat mereka bekerja, mereka bisa saja menuntut ganti rugi perusahaan Anda. 

Selain itu, jika pemerintah mengetahui bahwa Anda tidak melakukan penilaian risiko secara teratur, perusahaan Anda akan dikenai sanksi hukum seperti denda atau sanksi lain yang dapat merugikan bisnis Anda secara serius. Oleh karena itu, pengendalian risiko berguna untuk melindungi karyawan maupun bisnis Anda.

Banner 3 kledo

Penetapan Kriteria Penilaian Risiko

Sebelum membahas lebih jauh bagaimana cara melakukan penilaian risiko, terlebih dulu kita pahami penetapan kriteria risiko.

Kriteria penilaian risiko adalah keputusan mengenai tingkat risiko yang dapat diterima, ditoleransi, dan mana yang harus menjadi prioritas.

Dilansir dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, berikut pembagian skala pengendalian risiko:

Skala dampak risiko

Kriteria penilaian terhadap tingkat konsekuensi atau dampak risiko menggunakan skala lima dan dibuat deskripsinya untuk menjamin konsistensi dalam analisis risiko.

Jenjang dan deskripsi dampak diilustrasikan sebagai berikut:

NoKonsekuansi/DampakKualitas Pelayanan
1.Sangat kecilPada prinsipnya, defisiensi atau akibat tidak adanya pelayanan adalah sangat kecil
2.KecilDefisiensi atau akibat tidak adanya pelayanan kecil dan tanpa ada komentar
3.BesarDefisiensi atau akibat tidak adanya pelayanan adalah besar dan dengan adanya beberapa komentar
4.Sangat besarDefisiensi atau akibat tidak adanya pelayanan adalah sangat besar dan dengan banyak sekali komentar

Skala kemungkinan terjadinya risiko

Kriteria penialaian terhadap tingkat atau kemungkinan terjadinya (probabilitas) risiko harus dipilih (skala empat) dan dibuatkan deskripsinya untuk menentukan konsistensi penilaia risiko.

Skala dan deskripsi kemungkina terjadinya risiko adalah sebagai berikut:

NoKemungkinanKejadian Berulang (Frekuensi)Kejadian Tunggal (Probabilitas)Skala Nilai
1.Sangat jarangKemungkinan terjadi > 25 tahun ke depan– Dibaikan
– Probabilitas sangat kecil, mendekati nol
1
2.JarangMugkin terjadi sekali dalam 25 tahun– Kecil kemungkinan tetapi tidak diabaikan
– Probabilitas rendah, tetapi lebih besar daripada nol
2
3.SeringMungkin terjadi kira-kira sekali dalam setahunMungkin tidak terjadi atau peuang 50:503
4.Sangat seringDapat terjadi beberapa kali dalam setahunKemungkina terjadi > 50%4

Matriks risiko/skala risiko

Matriks risiko atau skala risiko berfungsi sebagao dasar/template untuk penyusunan peta risiko sekaligus sebagai sarana untuk membuat kesepakatan atas are risiko yang dapat diterima (acceptable) dan area yang tidak dapat diterima (unaccetable).

Matriks risiko dibuat sesuai dengan skala dampak dan skala konsekuensi yang diukur sebelumnya. Matriks yang dibuat berukuran 4 x4.

Penyusunan skala risiko dalam matrik tersebut akan menentukan sifat tindakan dan strategi penanganan risiko.

Dalam skala empat, matriks peta risiko terdiri dari 16 bidang yang menjadi dasar penetapa risiko yangdapat diterima dan tidak dapat diterima.

Baca juga: Mission Statement: Fungsi, Karakteristik, dan Tips Membuatnya

Bagaimana Melakukan Penilaian Risiko?

Langkah-langkah K3

Proses melakukan penilaian risiko memerlukan pemahaman dan evaluasi semua risiko K3. 

Setelah Anda menyelesaikan penilaian risiko, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keselamatan karyawan Anda. 

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk melakukan penilaian risiko:

1. Identifikasi setiap bahaya

Langkah pertama penilaian risiko adalah mengidentifikasi semua risiko. Risiko ini adalah bahaya yang mungkin dihadapi karyawan Anda saat bekerja. 

Cara mudah untuk mengidentifikasi bahaya ini adalah dengan mengecek area kerja dan mencatat setiap bahaya yang Anda lihat. Misalnya potensi bahaya dari struktur bangunan, atau bisa jadi bahaya yang Anda catat pada proyek bangunan. 

Penting untuk dicatat bahwa beberapa bisnis bekerja dengan zat yang sangat berbahaya. Dalam hal ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk mempekerjakan penilai risiko profesional untuk melakukan penilaian. Beberapa contoh bahaya adalah:

  • Kabel yang bisa membuat karyawan tersandung
  • Lantai yang licin
  • Alat berat yang dapat menyebabkan kerusakan serius jika digunakan secara tidak benar
  • Pekerjaan dari ketinggian

2. Cari tahu siapa yang terdampak risiko

Setelah Anda memahami potensi risiko yang dihadapi karyawan saat mereka sedang bekerja, Anda kemudian dapat meluangkan waktu untuk mengevaluasi siapa yang terkena dampak risiko ini dan bagaimana dampaknya terhadap mereka. 

Risiko ini bisa saja akan dialami para pekerja dan juga bisa orang luar yang ada di sekitar area kerja. Misalnya, jika Anda memiliki risiko lantai licin di area resepsionis, pastikan Anda menyertakan pelanggan sebagai orang yang mungkin berisiko.

Untuk memahami siapa yang mungkin berisiko, Anda daoat berbicara dengan setiap karyawan untuk memahami risiko apa yang mereka ketahui, karena mereka mungkin tahu risiko yang belum Anda pertimbangkan sebelumnya. 

Jika Anda memiliki perusahaan besar, pertimbangkan untuk mengelompokkan karyawan Anda ke dalam beberapa bagian, seperti orang yang bekerja di kantor dan orang yang bekerja di gudang. 

Anda juga dapat mempertimbangkan efek risiko dari waktu ke waktu. Misalnya, jika beberapa karyawan Anda bekerja dengan mesin yang keras setiap hari, mereka mungkin berisiko mengalami masalah pendengaran di kemudian hari.

Baca juga: Cara Melakukan Analisis Persaingan dalam Bisnis dan Contohnya

3. Evaluasi tingkat risiko

Setelah Anda memahami semua risiko bisnis Anda dan siapa yang mungkin terpengaruh, Anda kemudian dapat mencoba menentukan tingkat risiko atau seberapa besar kemungkinan risiko ini terjadi. 

Misalnya, risiko cedera saat mengoperasikan alat berat mungkin lebih besar daripada risiko kebakaran yang terjadi di dalam gedung. 

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menentukan risiko yang menjadi ancaman terbesar bagi karyawan Anda. Setelah Anda mengetahui risiko utama, Anda dapat menjadikannya sebagai prioritas utama untuk mengurangi atau menghilangkan risiko ini.

Misalnya, jika lantai Anda licin setelah mengepel, risiko terpelest bisa dicegah dengan menggunakan rambu untuk mencegah akses ke area ini saat basah. 

Untuk risiko yang melibatkan alat berat, salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah memastikan bahwa semua karyawan Anda benar-benar terlatih dalam cara menggunakan mesin dengan benar, yang dapat mengurangi risiko cedera.

4. Evaluasi penilaian risiko

Setelah Anda mengevaluasi risiko dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi setiap risiko dalam bisnis Anda, penting bagi Anda untuk meninjau dan memperbarui penilaian risiko secara rutin untuk memastikan bahwa Anda memantau semua risiko. 

Evaluasi penilaian risiko setidaknya sebulan sekali, memastikan bahwa Anda mematuhi semua rekomendasi dan perubahan cara bekerja.

Jika ada perubahan di tempat kerja, seperti pembukaan gedung kantor baru atau pemasangan peralatan baru, lakukan penilaian risiko baru untuk setiap perubahan. 

Ini memberi Anda kesempatan untuk mendaftar semua informasi tentang bagian baru bisnis dan segala risiko yang terkait dengannya. 

Meninjau tempat kerja Anda secara teratur adalah salah satu cara termudah untuk memastikan bahwa semua karyawan aman saat bekerja.

Baca juga: Brand Management: Definisi, Prinsip, Strategi, dan Manfaatnya

Contoh Penilaian Risiko

Proses penilaian risiko dilakukan sesuai dengan jenis dan kebutuhan industri tesebut. Berikut beberapa contoh pengendalian risiko:

Risiko kesehatan dan keselamatan

Risiko kesehatan dan keselamatan adalah jenis risiko yang digunakan oleh manajer keselamatan mengidentifikasi, menilai, dan mengelola potensi bahaya yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan individu di lingkungan kerja.

Berbagai jenis bahaya yang ada dapat terdiri dari bahaya biologi, kimia, lingkungan, energi, dan sebagainya.

Risiko tempat kerja

Pengendalilan risiko yang dilakukan manajer untuk mengurangi atau menghilangkan risiko di tempat kerja. Selain itu, pengendalian ini juga bertujuan untuk meningkatkan moral dan produktivitas karyawan.

Risiko konstruksi

Penilaian risiko konstruksi adalah proses untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi risiko yang terkait dengan proyek konstruksi, baik terkait kesehatan dan keselamatan pekerja maupun kelancaran proyek.

Dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor seperti peralatan berat yang digunakan, lokasi proyek, cuaca, dan koordinasi antar tim.

Baca juga: Pengendalian Anggaran: Tahapan, Tujuan, dan Tekniknya

Templat Sederhana Penilaian Risiko

Jika Anda ingin melakukan penilaian risiko sendiri, berikut adalah template sederhana penilaian risiko, termasuk beberapa pertanyaan yang mungkin ingin Anda pertimbangkan untuk setiap risiko:

  • Nama perusahaan: [masukkan di sini nama perusahaan]
  • Tanggal penilaian: [masukkan tanggal]
  • Nama penilai: [masukkan nama lengkap penilai]
  • Tanggal evaluasi risiko berikutnya: [masukkan tanggal]
  • Apa bahayanya? [Buat daftar semua bahaya]
  • Siapa yang terkena dampak risiko ini? [Sertakan semua orang yang mungkin terkena dampak]
  • Bagaimana risiko ini berdampak pada mereka? [Detail bagaimana bahaya akan berdampak pada mereka]
  • Apa yang Anda lakukan saat ini untuk mengendalikan risiko ini? [Detail tindakan apa pun yang diambil untuk mengendalikan risiko]
  • Tindakan lebih lanjut apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan risiko ini dengan lebih baik? [Daftar kemungkinan solusi lain]
  • Siapa yang bertanggung jawab atas tindakan lebih lanjut? [Nama orang yang bertanggung jawab atas tindakan]

Baca juga: Purchasing Management: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Tipsnya

Kesimpulan

Penilaian risiko menjadi kewajiban bisnis guna memastikan kesehatan, keselamatan, dan keamanan para pekerja dalam menjalankan tugasnya di tempat kerja. Lebih dari itu, evaluasi ini juga bermanfaat supaya bisnis dapat terhindar dari kerugian yang besar.

Selain penanganan risiko kerja, para pelaku bisnis harus bisa mengelola keuangan dengan tepat dan akurat. Guna memudahkan proses tersebut, Anda bisa menggunakan software akuntansi berbasis cloud seperti Kledo.

Dengan Kledo, Anda bisa melakukan pembukuan dan memperoleh laporan keuangan yang akurat dan tepat. Perlu diketahui, bahwa laporan keuangan sangat penting bagi bisnis karena menjadi pedoman dalam pengambilan kebijakan bisnis di masa depan.

Nah, tunggu apalagi? Mulai dari 140 ribu saja, Anda sudah bisa menggunakan fitur terlengkap dari Kledo.

Mau coba gratis? Tentu bisa, dong! Yuk, gunakan Kledo gratis selama 14 hari bahkan selamanya melalui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 − 2 =