Saat bisnis ingin menarik investor atau mencari pendanaan, penting bagi Anda untuk mengukur likuiditas bisnis. Meskipun ada banyak metode untuk menghitungnya, rasio cakupan kas adalah salah satu yang paling umum.
Mempelajari manfaat dan proses penghitungan rasio cakupan kas atau cash coverage ratio dapat membantu Anda lebih memahami likuiditas dan opsi pembiayaan bisnis Anda.
Rasio cakupan kas adalah perhitungan yang menentukan kemampuan bisnis untuk melunasi kewajibannya dengan kas yang ada.
Ini adalah cara untuk mengukur likuiditas bisnis. Rasio cakupan kas hanya mencakup kas dan setara kas. Ini tidak termasuk hal-hal seperti piutang atau persediaan.
Lebih jauh pada artikel kali ini kami akan menjelaskan cara hitung rasio cakupan kas, contoh kasus, sampai memberikan kalkulator cash coverage ratio secara gratis.
Cara Menghitung Rasio Cakupan Kas

Rasio cakupan kas atau cash coverage ratio adalah variasi dari rasio cakupan bunga, di mana beban bunga hanya mencakup komponen kas.
Untuk memperjelas, beban bunga-biaya modal pinjaman (yaitu biaya utang)-dapat disusun dalam bentuk uang tunai, bunga yang dibayarkan dalam bentuk barang atau jasa, atau campuran keduanya.
Peminjam modal utang, seperti perusahaan, harus membayar bunga kepada pemberi pinjaman secara berkala, sebagai bagian dari pengaturan pembiayaan.
Namun, bunga dalam bentuk barang dan jasa tidak dibayarkan oleh peminjam pada periode pengakuan pada laporan laba rugi. Sebaliknya, bunga bertambah pada saldo pokok.
Oleh karena itu, para praktisi seperti analis ekuitas dan pemberi pinjaman sering kali menyadari bahwa beban bunga yang dicatat pada laporan laba rugi tidak mencerminkan beban bunga yang sebenarnya.
Oleh karena itu, penyesuaian yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan komponen bunga dibayar dalam bentuk saham, sehingga beban bunga yang digunakan untuk melakukan analisis risiko kredit mencerminkan risiko kredit dari peminjam tertentu secara lebih akurat.
Meskipun bunga jarang menjadi bagian yang signifikan dari beban bunga, namun perubahan kecil pada rumus tersebut tidak memakan waktu dan relatif mudah untuk dihitung.
Proses langkah demi langkah untuk menghitung beban bunga tunai adalah sebagai berikut:
- Langkah 1 ➝ Hitung Total Beban Bunga
- Langkah 2 ➝ Kurangi Pendapatan Bunga dengan Total Beban Bunga
- Langkah 3 ➝ Kurangi Bunga PIK dari Total Beban Bunga, bersih
- Langkah 4 ➝ Bagilah EBITDA (atau EBIT) dengan Beban Bunga Tunai
Baca juga: Cash Ratio: Rumus, Contoh Kasus, dan Kalkulator Gratisnya
Rumus Rasio Cakupan Kas
Rumus cash coverage ratio membagi EBITDA dengan beban bunga tunai.
Rasio Cakupan Kas = EBITDA ÷ Beban Bunga Tunai
Dimana
- EBITDA = EBIT + D&A (Depresiasi dan Amortisasi)
- Beban Bunga Tunai = Beban Bunga Perusahaan
Sebaliknya, cash coverage ratio dapat dihitung dengan membagi EBIT (atau “Pendapatan Operasional”) dengan beban bunga kas.
Rasio Cakupan Kas = EBIT ÷ Beban Bunga Kas
Dimana:
- Pendapatan Operasional (EBIT) = Laba Kotor – Beban Operasional
- Beban Bunga Tunai = Beban Bunga Perusahaan
Cash coverage ratio di mana EBIT digunakan sebagai pengganti EBITDA dianggap lebih konversatif, karena biaya non-kas (D&A) dihilangkan.
Namun, keputusan untuk menggunakan EBIT, dan bukan EBITDA, sedikit berlawanan dengan alasan yang mendasari penggunaan rasio cakupan kas.
Mengapa? Beban non-tunai, seperti depresiasi dan amortisasi (D&A), mengurangi pendapatan operasional (EBIT), terlepas dari kenyataan bahwa beban-beban tersebut adalah item non-tunai.
EBITDA menambahkan kembali biaya non-tunai untuk menghilangkan efek dari biaya non-tunai, seperti D&A, yang sejalan dengan tujuan rasio cakupan kas.
Variasi ketiga dan terakhir yang akan kita bahas di sini menggunakan kas dan setara kas serta arus kas bebas (FCF) sebagai pembilang.
Rasio Cakupan Kas = (Kas dan Setara Kas + Arus Kas Bebas) ÷ Beban Bunga Kas
Dimana:
- Arus Kas Bebas (FCF) = EBITDA – Belanja Modal (Capex) – Pajak Kas
Berbeda dengan variasi EBITDA, arus kas bebas (FCF) jauh lebih memakan waktu untuk dihitung, dan membutuhkan lebih banyak data keuangan.
Meskipun lebih rumit, hasil yang diperoleh (dan wawasan yang didapat) biasanya tidak terlalu berbeda; oleh karena itu, variasi EBITDA lebih sering digunakan.
Selain itu, dua variasi sebelumnya yang menggunakan metrik operasi – EBITDA dan EBIT – berfokus pada kinerja operasi, sementara mengabaikan saldo kas.
Sebaliknya, cash coverage ratio yang menggunakan arus kas bebas (free cash flow – FCF) mencakup kas dan setara kas perusahaan, yang dapat menyesatkan karena kas dapat diperoleh melalui ekuitas dan penerbitan utang (yaitu digelembungkan secara artifisial).
Baca juga: Pengertian Cash Conversion Ratio, Cara Menghitung, dan Contohnya
Kalkulator Rasio Cakupan Arus Kas Gratis
Kalkulator Cash Coverage Ratio
Cash Coverage Ratio: 0
Kalkulator ini menggunakan metode pengitungan EBIT + Depresiasi dan amortisasi. Jika Anda menghitung berdasarkan total EBITDA, cukup masukan nilai EBITDA pada kolom EBIT dan lewatkan kolom beban non-kas.
Baca juga: Quality of Earnings (QoE) Ratio: Cara Hitung dan Kalkulatornya
Contoh Perhitungan Rasio Cakupan Kas

Misalkan kita ditugaskan untuk menghitung cash coverage ratio suatu perusahaan dengan data laporan laba rugi historis berikut.
Laporan laba rugi PT ABC
Tahun terakhir 2025
Keterangan | Jumlah (Juta Rupiah) |
---|---|
Pendapatan (Revenue) | 10.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | (6.000) |
Laba Kotor (Gross Profit) | 4.000 |
Beban Penjualan, Umum & Administrasi | (2.000) |
Penelitian dan Pengembangan (R&D) | (500) |
Penyusutan dan Amortisasi (D&A) | (500) |
Laba Operasi (EBIT) | 1.000 |
Beban Bunga Tunai | (500) |
Bunga Dibayar dalam Bentuk Saham | (100) |
Laba Sebelum Pajak (EBT) | 400 |
Beban Pajak Penghasilan | (100) |
Laba Bersih (Net Income) | 300 |
Pada kenyataannya, laporan laba rugi yang disusun berdasarkan PABU tidak mengakui komponen kas dan bunga dibayar dalam bentuk saham secara terpisah.
Namun, untuk tujuan ilustrasi, kami telah memisahkan beban bunga, serta penyusutan dan amortisasi (D&A).
Beban D&A dimasukkan ke dalam bagian harga pokok penjualan (HPP) dan beban operasional (Opex) pada laporan laba rugi, dan dengan demikian harus diperoleh dari laporan arus kas (CFS), di mana D&A diperlakukan sebagai tambahan non-tunai.
EBITDA sama dengan pendapatan operasional (EBIT) ditambah depresiasi dan amortisasi (D&A), yang menghasilkan Rp1,5 miliar.
EBITDA = Rp1 miliar + Rp500 juta = Rp1,5 miliar
Beban bunga tunai – selisih antara total beban bunga dan bunga bentuk saham – adalah Rp400 juta.
- Beban Bunga Tunai = Rp600 juta – Rp100 juta = Rp500 juta
- Beban Bunga Tunai = Rp1,5 miliar ÷ Rp500 juta = 3,0x
Oleh karena itu, EBITDA perusahaan cukup untuk menutupi beban bunga tunai sebesar 3,0x.
Baca juga: Cash Flow Coverage Ratio: Manfaat, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Manfaat Menggunakan Rasio Cakupan Kas

Cash coverage ratio adalah salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan ketika menghitung aset mereka. Menggunakan rasio cakupan kas memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
- Memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit: Sebagian besar kreditur menggunakan rasio cakupan kas untuk menentukan kelayakan kredit. Ini memberi mereka gambaran tentang kemampuan bisnis untuk melunasi hutang saat ini. Karena beberapa kreditur memiliki persyaratan khusus untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman, hal ini dapat membantu merek untuk mengidentifikasi apakah mereka memenuhi syarat.
- Menciptakan peluang untuk peningkatan pendapatan: Mengidentifikasi rasio cakupan kas memungkinkan bisnis untuk mengidentifikasi peluang peningkatan. Pemegang saham juga dapat menggunakan rasio ini untuk memprediksi keuangan di masa depan.
- Mengidentifikasi likuiditas perusahaan: Rasio cakupan kas tidak hanya berguna untuk menentukan kemampuan merek untuk melunasi utangnya, tetapi juga seberapa cepat merek tersebut dapat melakukannya.
- Menarik investor: Beberapa merek juga dapat menggunakan rasio cakupan kas untuk menarik investor. Dengan menunjukkan bahwa bisnis dapat menutupi hutangnya, lebih banyak investor yang mungkin bersedia untuk berinvestasi. Anda juga dapat menggunakan rasio ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pendanaan perusahaan, yang dapat membantu saat menjangkau investor.
Baca juga: Asset Coverage Ratio: Rumus, Contoh, dan Kalkulator Gratisnya
Pada Intinya…
Menghitung rasio cakupan kas atau cash coverage ratio sangat penting untuk memastikan keamanan dan kesehatan keuangan Anda. Semakin tinggi nilai rasio yang bisnis Anda dapatkan, semakin baik bisnis Anda dimata investor.
Dengan menggunakan kalkulator diatas, Anda bisa menghitung cash coverage ratio lebih mudah dan cepat. Namun perhatikan, untuk pemahaman kesehatan keuangan yang lebih baik Anda tidak bisa bergantung pada satu rasio keuangan saja.
Diperlukan data mendalam untuk menganalisis kesehatan keuangan agar Anda memiliki informasi yang lebih transparan dan valid, dan semua ini bisa Anda dapatkan dari laporan keuangan dan proses pembukuan yang sesuai standar.
Jika Anda adalah pemilik bisnis yang belum memiliki proses pembukuan harian karena alasan sulit memahami proses akuntansi, sudah saatnya Anda menggunakan software akuntansi online yang mudah digunakan dan memiliki harga terjangkau seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 80 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis.
Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Quality of Earnings (QoE) Ratio: Cara Hitung dan Kalkulatornya - 15 April 2025
- Rasio Cakupan Kas (Cash Coverage): Rumus dan Kalkulatornya - 14 April 2025
- Cash Ratio: Rumus, Contoh Kasus, dan Kalkulator Gratisnya - 14 April 2025