Cara Merencanakan Keuangan Bisnis, Wajib Dicoba!

merencanakan keuangan bisnis

Merencanakan keuangan bisnis merupakan hal yang wajib Anda lakukan dalam menjalankan bisnis.

Sebab, banyak bisnis yang akhirnya terpaksa gagal disebabkan kurangnya perencanaan keuangan. Tanpa peduli besar atau kecilnya bisnis tersebut.

Dengan memiliki perencanaan keuangan yang baik, Anda bisa meminimalkan terjadinya masalah keuangan di masa mendatang.

Sayangnya, masih banyak pelaku bisnis yang enggan membuat perencanaan keuangan yang matang. Mereka menganggap bahwa hal ini sangat sulit dilakukan dan memakan waktu yang lama.

Padahal, membuat perencanaan keuangan tidaklah sesulit yang dibayangkan.

Untuk itu, artikel ini akan membagikan panduan cara merencanakan keuangan bagi bisnis Anda.

Apa yang Dimaksud Rencana Keuangan Bisnis?

cara merencanakan keuangan bisnis

Perencanaan merupakan upaya untuk menetapkan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan dan berbagai langkah teknis yang harus dilakukan agar bisa mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.

Sementara perencanaan keuangan bisnis merupakan upaya dan proses mengelola keuangan bisnis guna mencapai kondisi finansial bisnis yang ideal.

Proses perencanaan ini akan membantu pelaku usaha untuk mengontrol keuangan bisnisnya. Dan, perencanaan akan dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek finansial bisnis.

Dalam menetapkan tujuan keuangan bisnis, sebaiknya dibuat dengan perumusan SMART yaitu:

  • Specific, yaitu penentuan tujuan harus menggunakan kalimat yang lugas dan tidak bermakna ganda.
  • Measrurable (Terukur) yakni tujuan yang Anda buat harus bisa diukur dalam bentuk angka maupun mata uang yang jelas,
  • Attainable (dapat dicapai), agar tujuan keuangan bisa dicapai, Anda harus membuat skala prioritas mana yang harus diprioritaskan sesuai dengan kondisi bisnis Anda.
  • Realistic (realistis) yaitu tujuan keuangan tidak boleh terlalu muluk-muluk dan harus mempertimbangkan kondisi bisnis Anda. Tujuan yang terlalu muluk-muluk, hanya akan membuat Anda frustasi dan terjebak dalam situasi keuangan yang buruk akibat utang.
  • Timely (jangka waktu) yaitu tujuan harus mempunyai tenggat waktu yang jelas, kapan goal tersebut harus terealisasikan.

Baca juga: Tips Mengelola Keuangan Perusahaan bagi Pemula

Apa Jadinya Jika Tidak Merencanakan Keuangan Bisnis?

Banyak pelaku usaha yang seringkali mengabaikan betapa pentingnya merencanakan keuangan bisnis sehingga cenderung menjalankan bisnis tanpa perencanaan.

Ada pepatah yang mengatakan everything won’t go as smooth as planned, artinya, semua tidak akan berjalan selancar seperti yang telah direncanakan.

Pepatah tesebut memberi kita pemahaman bahwa suatu pekerjaan yang sudah direncanakan sekalipun, belum tentu akan berjalan mulus seperti apa yang diharapkan.

Apalagi jika melakukan suatu pekerjaan tanpa perencanaan yang jelas, tentunys lebih rentan terkena risiko yang bisa berujung pada kegagalan.

Mungkin, bisa saja membuat perencanaan belum mempunyai implikasi yang signifikan bagi kegiatan berskala kecil.

Namun, untuk kegiatan berskla besar seperti bisnis, perencanaan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena tanpa perencanaan yang matang, akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Merencanakan keuangan bisnis berperan besar untuk menekan risiko terjadinya berbagai hal yang tidak Anda inginkan. Dengan membuat perencanaan, Anda bisa memprediksi kejadian yang mungkin terjadi di masa depan dan bisa melakukan antisipasi mulai sejak dini.

Perencanaan tak sekedar sebuah catatan biasa. Lebih dari itu, perencanaan keuangan bisa Anda jdaikan sebagai panduan dalam mengelola keuangan bisnis.

Baca juga: Manajemen Keuangan: Pembahasan Lengkap dan Mendalam

5 Cara Merencanakan Keuangan Bisnis

merencanakan keuangan bisnis

Tips 1: Menghitung Biaya Pendirian Bisnis

Langkah pertama yang harus Anda lakukan sebelum memulai bisnis adalah dengan menghitung semua biaya yang dibutuhkan untuk merintis bisnis.

Cobalah untuk menghitung seberapa banyak modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis. Lalu, Anda bisa mengukur kapasitas finansial Anda, apakah keuangan Anda mampu untuk membiayai modal tesebut.

Jika ternyata Anda merasa bahwa modal yang tersedia belum cukup, Anda bisa mencari sumber pembiayaan lainnya. Misalnya melalui pinjaman bank atau modal dari investor.

Adapun berbagai biaya pendirian bisnis antara lain:

Biaya Pendaftaran Izin Bisnis

Di awal pendirian bisnis, Anda diharuskan untuk mendaftarkan bisnis agar legal dan diakui keberadaannya oleh pemerintah.

Tak hanya itu, bisnis yang telah mengantongi izin yang legal, akan dengan mudah memperoleh kepercayaan dari pelanggan. Sebab, pada beberapa kasus, bisnis yang tidak mempunyai izin akan membuat pelanggan meragukan kualitas bisnis tersebut.

Hingga saat ini, proses pengajuan izin usaha di Indonesia, memerlukan berbagai persyaratan administrasi dan juga membutuhkan waktu relatif lama.

Dan juga, Anda harus mengeluarkan sejumlah biaya misalnya untuk membayar notaris, biaya administrasi pengurusan surat izin usaha, dan pengurusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Biaya Pembelian Perlengkapan dan Peralatan Awal

Banyak orang yang seringkali menyamakan perlengkapan dengan peralatan. Padahal, kedua item tersebut berbeda dan mendapat perlakuan akuntansi yang berbeda,

Perlengkapan merupakan aset yang mempunyai umur kurang dari satu tahun akuntansi dan bersifat habis pakai. Sementara peralatan merupakan aset yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun dan tidak habis pakai.

Di awal pendirian bisnis, para pelaku usaha biasanya harus mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli peralengkapan dan peralatan.

Apabila Anda membeli perlengkapan seperti pulpen, kertas, tinta, dan buku, maka Anda harus mencatatnya ke dalam pos perlengkapan.

Sedangkan, jika Anda membeli print, mesin produksi, dan mobil, maka Anda harus mencatatnya ke pos pengeluaran peralatan.

Baca juga: Administrasi Keuangan: Pengertian, Tujuan, dan Tugasnya

Biaya Pembelian Faktor Produksi Awal

Faktor Produksi merupakan segala sesuatu yang mendukung kelancaran proses produksi bisnis Anda. Ini mencakup sumber daya manusia (SDM), mesin produksi, gedung, dan lainnya.

Contohnya, apabila Anda merintis bisnis konveksi pakaian, maka Anda wajib mencatat berapa uang yang telah dihabiska untuk membeli mesin jahit, membeli kain di awal bisnis, dan menggaji karyawan untuk pertama kalinya.

Baca juga: Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Bisnis

Tips 2: Memperkirakan Keuntungan dan Kerugian Bisnis di Masa Mendatang

Setelah melakukan pencatatan modal awal, langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan yaitu membuat perkiraan tingkat penjualan dan pengeluaran bisnis untuk masa operasi selama 12 bulan ke depan.

Berikut ini merupakan cara menghitung perkiraan untung atau rugi bisnis:

Membandingkan Perkiraan Penghasilan dari Penjualan, dengan Perkiraan Pengeluaran Biaya.

Dalam menjalankan bisnis, Anda harus melakukan pembukuan yang akan mencatat setiap semua pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya. Sehingga, pada akhir bulan, Anda bisa mengetahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dengan cara menjumlahkan penghasilan dan pengeluaran.

Ini harus dilakukan secara konsisten selama 12 bulan. Dengan begitu, pada akhir tahun, Anda bisa memprediksi berapa keuntungan bersih yang akan diperoleh selama satu tahun operasi.

Menghitung Presentase Keuntungan yang Diharapkan

Dengan mencatat semua biaya pengeluaran untuk produksi, Anda bisa memperkirakan berapa persen laba yang ingin diambil. Semua akan lebih mudah apabila Anda konsisten melakukan pembukuan.

Tips 3: Memperkirakan Arus Kas

Arus kas merupakan jantung dari bisnis Anda. Sebab, arus kas merupakan unsur terpenting dalam merencanakan keuangan bisnis.

Dalam penyusunan arus kas, Anda harus memperhatikan:

Pengeluaran Biaya Marketing

Biaya marketing merupakan salah satu pos yang membutuhkan budget dalam jumlah yang besar. Oleh karenanya, Anda harus cermat saat menyusun anggaran marketing.

Untuk menghemat biaya pemasaran, Anda bisa menerapkan strategi pemasaran dengan budget yang rendah namun tetap efektif. Seperti strategi marketing media sosial dan Word of Mouth (WoM).

Anda harus pandai mengelola arus kas. Apalagi seiring berkembangnya bisnis, kebutuhan yang sifatnya mendadak akan sering terjadi. Jika Anda salah mengelola arus kas, bisa-bisa Anda tidak mempunyai kas untuk meproduksi barang atau jasa.

Kemungkinan Pelanggan Mengutang

Di kegiatan transaksi jual beli bisnis, tidak semua pelanggan akan melakukan pembelian secara tunai.

Akan ada sebagian besar pelanggan yang memilih melakukan pembelian secara kredit. Dan, sistem kredit ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah di sistem pembayaran sekarang ini.

Memberikan penawaran transaksi secara kredit memang efektif untuk menarik minat beli pelanggan. Namun, hal ini memengaruhi arus kas masuk yang semakin berkurang.

Untuk itu, Anda harus pintar mengatu piutang agar bisa tetap memegang kas.

Perbedaan Pencataan Arus Kas

Apabila Anda menemukan perbedaan pencatatan arus kas, Anda tak perlu panik. Cobalah mengecek kembali kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Kemudian, perbaiki segera.

Baca juga: Manajemen Arus Kas: Pengertian dan Kegunaannya

Tips 4: Memperkirakan Neraca Keuangan

Langkah keempat yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat perkiraan neraca keuangan bisnis selama 12 bulan ke depan yang didasarkan pada:

Total Pembelian dan Modal Pendirian Bisnis

Hitung semua biaya pembelian selama 12 bulan dan modal awal pendirian bisnis. Anda juga perlu memperhatikan bahwa nilai aset Anda akan mengalami penyusutan setiap tahunnya.

Misalnya, Anda membeli mesin jahit untuk kegiata produksi, maka nilai ekonomisnya akan turun dari tahun ke tahun.

Hasil Laporan Arus Kas

Langkah selanjutnya, Anda harus mengetahui berapa jumlah piutang dan utang selama masa operasional 12 bulan. Dari data tersebut, Anda akan mempunyai gambaran berapa uang tunai yang ada di tangan dan total keseluruhan aset bisnis Anda.

Tips 5: Perkirakan Balik Modal

Terakhir, Anda bisa menghitung berapa uang yang harus masuk ke kas bisnis supaya bisa balik modal.

Bila Anda sudah menentukan harga jual produk, maka penghitungan rencana pemasukan akan lebih mudah. Pasalnya, penghitungan ini bisa dihitung berdasarkan hasil penjualan.

Cara yang bisa Anda lakukan untuk memprediksi tingkan penjualan di antaranya:

  • Bagi industri jasa bisa menetapkan batas berdasarkan rata-rata waktu kerja per minggu.
  • Bagi bisnis lainnya, bisa menrntukan dengan melihat kondisi pangsa pasar dan peluang potensi penjualan.
  • Mempersiapkan diri untuk berbagai perkiraan baik di situasi terburuk maupun terbaik.
  • Menulis asumsi kondisi bisnis ke depannya dan alasannya. Lalu, cobalah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan untuk peningkatan kualitas bisnis Anda.

Baca juga: Strategi Pembiayaan UMKM untuk Bisnis Lebih Baik

Kesimpulan

Banner 3 kledo

Itulah panduan perencanaan keuangan bisnis yang bisa Anda lakukan. Perencanaan finasial yang baik menjadi pondasi awal agar bisnis bisa berjalan sesuai dengan yang Anda inginkan.

Kledo merupakan software keuangan yang akan memudahkan Anda dalam mengelola keuangan bisnis.

Perlu Anda ketahui, bahwa Kledo telah digunakan lebih dari 10 ribu pelaku usaha yang tersebar dari berbagai penjuru Indonesia.

Jika Anda ingin mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari Anda bisa mengunjungi link ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × five =