Contoh Laporan Laba Rugi Bisnis Kontraktor dan Templatenya

laporan laba rugi kontraktor banner

Dalam industri kontraktor atau konstruksi, laporan laba rugi memberikan gambaran kinerja keuangan selama periode waktu tertentu. Dengan menganalisis laporan laba rugi – bersama dengan dokumen akuntansi lainnya seperti neraca dan laporan arus kas – para stakeholders dapat mengevaluasi stabilitas keuangan dan kesehatan operasional perusahaan kontraktor.

Perusahaan kontraktor besar sudah pasti memiliki cara dan divisi yang khusus dalam memantau, mencatat, dan membuat laporan keuangan sesuai standar yang berlaku dan menggunakan software akuntansi kontraktor modern. Namun, bagaimana dengan perusahaan kontraktor skala kecil?

Karena keterbatasan sumber daya dan modal, biasanya perusahaan kontraktor skala kecil bahkan tidak pernah membuat laporan keuangan setiap bulannya. Hal ini membuat mereka sulit mengambil keputusan dan kesulitan dalam melakukan pengembangan bisnis.

Pada artikel ini kami akan membahas komposisi laporan laba rugi untuk bisnis kontraktor, cara penyusunannya, dan pentingnya laporan tersebut bagi manajer proyek dan pemberi pinjaman.

Perbedaan Laporan Laba Rugi Bisnis Kontraktor dengan Bisnis Lainnya

laporan laba rugi kontraktor 3

Laporan laba rugi kontraktor memiliki beberapa perbedaan signifikan dibandingkan dengan bisnis lainnya, yang mencerminkan sifat unik dari industri konstruksi.

Salah satu perbedaan utama terletak pada pengakuan pendapatan dan biaya. Kontraktor sering menggunakan metode pengakuan pendapatan berdasarkan persentase penyelesaian proyek, yang berarti pendapatan dan biaya diakui secara proporsional sesuai dengan kemajuan proyek.

Ini berbeda dengan banyak bisnis lain yang mungkin menggunakan metode pengakuan pendapatan saat penjualan terjadi atau saat layanan diselesaikan.

Selain itu, laporan laba rugi kontraktor biasanya mencakup item-item spesifik seperti biaya bahan baku proyek, biaya tenaga kerja langsung, biaya subkontraktor, dan biaya overhead proyek.

Biaya-biaya ini diatribusikan langsung ke proyek tertentu, memungkinkan kontraktor untuk melacak profitabilitas setiap proyek secara terpisah. Di sisi lain, bisnis lain mungkin memiliki kategori biaya yang lebih umum dan tidak terfokus pada proyek individual.

Retensi atau potongan pembayaran dari klien juga sering muncul dalam laporan laba rugi kontraktor. Retensi adalah sejumlah uang yang ditahan oleh klien hingga proyek selesai dengan memuaskan, dan ini perlu dicatat sebagai kewajiban atau aset tergantung pada tahap proyek. Bisnis lain mungkin tidak menghadapi situasi serupa dan oleh karena itu tidak mencantumkan retensi dalam laporan keuangan mereka.

Selain itu, kontraktor mungkin menghadapi biaya-biaya tambahan seperti klaim garansi, biaya perubahan desain, atau biaya keterlambatan yang spesifik untuk proyek konstruksi.

Semua faktor ini membuat laporan laba rugi kontraktor lebih kompleks dan terperinci dalam konteks pengelolaan proyek dibandingkan dengan bisnis lain yang operasionalnya mungkin lebih sederhana dan kurang terikat pada proyek jangka panjang.

Banner 2 kledo

Komponen Utama dari Laporan Laba Rugi Bisnis Konstruksi

Laporan laba rugi konstruksi, meskipun memiliki rincian yang berbeda-beda, biasanya mencakup:

  • Pendapatan: Semua barang dan jasa yang ditagih selama jangka waktu tertentu
  • Harga Pokok Penjualan ( HPP): Biaya operasional langsung seperti bahan, tenaga kerja, dan peralatan
  • Laba kotor: Pendapatan dikurangi HPP
  • Biaya penjualan: Biaya yang terkait dengan pemasaran dan promosi
  • Biaya Umum dan Administrasi (G&A): Biaya overhead, termasuk biaya kantor dan gaji eksekutif
  • EBITDA: Laba bruto dikurangi G&A dan biaya penjualan
  • Penyusutan dan amortisasi: Alokasi biaya aset yang besar selama beberapa periode
  • Pendapatan operasional: Juga dikenal sebagai Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) – pendapatan dari operasi bisnis sebelum bunga dan pajak
  • Bunga dan biaya lainnya: Biaya seperti bunga pinjaman yang berdampak pada profitabilitas
  • Laba sebelum pajak (EBT): Pendapatan operasional dikurangi bunga dan biaya lainnya
  • Pajak penghasilan: Pajak yang terutang untuk periode tersebut berdasarkan EBT.
  • Laba atau rugi bersih: Laba atau rugi akhir perusahaan setelah pajak

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Hotel dan Download Templatenya

Cara Mempersiapkan Laporan Laba Rugi

Mempersiapkan laporan laba rugi adalah proses multi-langkah yang mencakup pengumpulan informasi dari periode waktu tertentu, kemudian meninjau informasi tersebut untuk memastikan semua bagian yang diperlukan ada dan ditetapkan ke periode waktu yang benar.

Karena setiap bulan tidak memiliki panjang standar atau berakhir pada hari standar, perusahaan akan menentukan tanggal, seperti hari Sabtu terakhir setiap bulan, untuk digunakan sebagai akhir periode akuntansi.

Semua faktur tertanggal hari itu atau sebelumnya akan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode tersebut, sementara entri apa pun setelah tanggal tersebut akan dimasukkan dalam laporan laba rugi untuk periode berikutnya.

Setelah akuntan yakin bahwa informasi telah lengkap (biasanya dengan melakukan rekonsiliasi), mereka dapat memeriksa penyimpangan dari laporan laba rugi periode sebelumnya. Membandingkan periode-periode lain membantu mengidentifikasi apakah ada elemen yang hilang yang harus dimasukkan ke dalam dokumen.

Dengan proses komunikasi yang jelas dan pembagian dokumen, pengecekan dan penutupan laporan laba rugi mungkin hanya membutuhkan waktu beberapa hari setelah periode berakhir.

Baca juga: Sedang Mencari Software Akuntansi Kontraktor? Perhatikan Hal Ini!

Memanfaatkan Laporan Laba Rugi dalam Bisnis Konstruksi

laporan laba rugi kontraktor 1

Perusahaan sering kali membuat laporan laba rugi setiap bulan, tetapi mereka juga dapat menggabungkan laporan untuk menentukan kesehatan keuangan dalam jangka waktu yang lebih lama – seperti triwulanan atau tahunan.

Kontraktor

Kontraktor akan menggunakan laporan laba rugi untuk menentukan kinerja aktual dibandingkan dengan estimasi. Misalnya, jika kontraktor diharapkan memperoleh laba 10 persen dari semua proyek, laporan laba rugi harus mencerminkan laba 10 persen setelah semua cek masuk dan tagihan dibayar.

Manajer Proyek

Manajer proyek mungkin tidak menyadarinya, tetapi anggaran mereka pada dasarnya adalah bagian “EBITDA” dari laporan laba rugi. Dengan mengelola estimasi biaya ini terhadap jumlah kontrak utama mereka (atau Pendapatan), mereka sebenarnya mengelola laporan laba rugi operasional khusus untuk proyek mereka.

Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman dan agen obligasi akan menggunakan laporan laba rugi untuk menentukan profitabilitas kontraktor. Sebagai contoh, pemberi pinjaman akan memeriksa apakah kontraktor memiliki arus kas dari proyek untuk menutupi kewajiban tanpa berhutang dan apakah angka profitabilitas tersebut mengalami tren naik atau turun dari waktu ke waktu. Kurangnya profitabilitas dapat berarti kontraktor memiliki risiko bagi pemberi pinjaman.

Kontraktor dapat menyertakan catatan kaki dalam laporan keuangan untuk memberikan konteks pada peristiwa keuangan tertentu. Catatan kaki ini dapat mengklarifikasi perubahan yang terjadi satu kali yang tidak mewakili suatu pola, sehingga membantu pemangku kepentingan dalam membuat penilaian yang tepat.

Baca juga: Tips Untuk Membuat Bisnis Kontraktor Anda Lebih Berkembang

Ekspektasi Akuntansi dan Pengkategorian Biaya

Manajer proyek dapat memperkirakan biaya secara konservatif untuk menghindari pembicaraan yang sulit tentang kerugian yang tidak terduga. Perkiraan yang akurat dan konservatif membantu mengelola ekspektasi dan menghindari pengembalian yang diubah dari pengakuan pendapatan yang terlalu dini.

Akuntan sering meninggalkan catatan di bawah entri yang berisiko untuk menjelaskan perhitungan yang menghasilkan angka-angka, dan siapa yang menandatangani keputusan tersebut. Pencatatan dan catatan yang menyeluruh dapat sangat membantu untuk menghindari kebingungan dan kesalahpahaman saat membuat laporan laba rugi.

Banyak perusahaan memiliki kontrol internal untuk memeriksa dan memeriksa ulang alokasi biaya yang besar. Mereka mungkin menentukan bahwa setiap pengeluaran di atas ambang batas tertentu, katakanlah, nilai 50.000.000, harus disetujui oleh karayawan yang mengelola AP atau utang, manajer proyek, dan akhirnya ke eksekutif sebelum ada yang membayar tagihan.

Pengendalian internal dapat memastikan segala sesuatu masuk ke akun yang benar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan yang disepakati dalam persyaratan kontrak.

Baca juga: Ketahui Pajak Jasa Konstruksi Untuk Jadi Kontraktor yang Lebih Baik

Mengetahui Berbagai Jenis Laporan Laba Rugi dalam Bisnis Kontraktor

laporan laba rugi kontraktor 2

Berikut adalah beberapa jenis laporan laba rugi yang umum digunakan dalam bisnis kontraktor:

  1. Lapran Laba Rugi Multiple Step – Ini adalah laporan laba rugi standar yang biasanya dibuat oleh banyak bisnis kontraktor. Biasanya laporan ini dibuat secara tahunan dan bulanan dan berisi komponen lengkap untuk menghitung pendapatan dan pengeluaran bisnis secara keseluruhan.
  2. Laporan Laba Rugi Berdasarkan Metode Persentase Penyelesaian– Metode ini memungkinkan pendapatan dan biaya diakui secara proporsional sesuai dengan kemajuan proyek. Dengan demikian, laporan ini memberikan gambaran real-time tentang profitabilitas proyek yang sedang berlangsung, sangat berguna untuk proyek-proyek jangka panjang yang memerlukan pelaporan berkala.
  3. Metode Kontrak Selesai – Dalam metode ini, pendapatan dan biaya diakui hanya setelah proyek selesai sepenuhnya. Metode ini biasanya diterapkan pada proyek-proyek yang relatif pendek atau memiliki durasi yang tidak menentu, di mana sulit untuk mengukur kemajuan secara akurat selama pelaksanaan.
  4. Laporan Laba Rugi Tersegmentasi atau Berdasarkan Proyek – Laporan ini memisahkan pendapatan dan biaya untuk masing-masing proyek, memungkinkan perusahaan untuk menganalisis profitabilitas setiap proyek secara individual. Dengan demikian, kontraktor dapat mengidentifikasi proyek yang menguntungkan atau yang memerlukan perbaikan, serta mengelola sumber daya secara lebih efisien.

Contoh Laporan Laba Rugi Kontraktor Multi Step

DeskripsiNilai (Rp)
Pendapatan
Pendapatan dari Konstruksi59.099.656.000
Penyesuaian WIP2.090.660.000
Total Pendapatan61.190.316.000
Biaya Langsung Proyek
Tenaga Kerja Langsung24.741.261.000
Material8.461.832.000
Peralatan yang Dimiliki8.685.784.000
Peralatan yang Disewa5.350.682.000
Total Biaya Langsung Proyek47.239.559.000
Laba Kotor Sebelum Biaya Tidak Langsung13.950.757.000
Biaya Tidak Langsung Peralatan
Biaya Peralatan yang Diterapkan (Kontra)(8.685.784.000)
Perbaikan Peralatan – Suku Cadang1.701.336.000
Perbaikan Peralatan – Pihak Ketiga3.621.678.000
Gaji Bengkel Peralatan960.939.000
Asuransi Liabilitas 196.314.000
Penyusutan1.381.476.000
Bahan Bakar797.478.000
Total Biaya Tidak Langsung Peralatan(26.564.000)
Biaya Tidak Langsung Lainnya
Biaya Lainnya (Kontra)(4.811.610.000)
Gaji Manajer Proyek2.811.612.000
Telepon291.646.000
Asuransi701.336.000
Program Keselamatan2.201.678.000
Sewa Gudang240.000.000
Total Biaya Tidak Langsung Lainnya1.434.662.000
Total Biaya Tidak Langsung1.408.100.000
Laba Kotor12.542.657.000
Beban Umum & Administrasi (G&A)
Gaji Kantor3.516.310.000
Pengeluaran Komputer & Dukungan IT137.098.000
Iuran, Langganan & Iklan43.492.000
Tunjangan Karyawan20.240.000
Asuransi – Kesehatan/Jiwa/Disabilitas30.980.000
Makanan & Hiburan23.768.000
Alat Tulis Kantor13.646.000
Jasa Profesional – Akuntansi68.770.000
Jasa Profesional – Hukum50.914.000
Promosi & Pemasaran16.185.000
Biaya Perjalanan198.148.000
Kendaraan – Kantor53.864.000
Total Beban G&A4.173.416.000
Pendapatan Operasional8.369.241.000

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Restoran dan Templatenya

Contoh Laporan Laba Rugi Kontraktor Tersegmentasi Berdasarkan Proyek

ProyekPendapatan (Rp)Biaya Langsung (Rp)Biaya Tidak Langsung (Rp)Beban G&A (Rp)Laba/Rugi Operasional (Rp)
Proyek A15.000.000.00010.500.000.0001.500.000.0001.000.000.0002.000.000.000
Proyek B20.000.000.00014.000.000.0002.000.000.0001.200.000.0002.800.000.000
Proyek C12.000.000.0008.400.000.0001.200.000.000800.000.0001.600.000.000
Proyek D18.000.000.00012.600.000.0001.800.000.0001.200.000.0002.400.000.000
Total Keseluruhan65.000.000.00045.500.000.0006.500.000.0004.200.000.0008.800.000.000

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Contoh Laba Rugi Bisnis Konstruksi Berdasarkan Metode Persentase Penyelesaian

ProyekNilai Kontrak (Rp)Persentase Penyelesaian (%)Pendapatan Diakui (Rp)Biaya Diakui (Rp)Laba/Rugi Diakui (Rp)
Proyek A20.000.000.00050%10.000.000.0007.000.000.0003.000.000.000
Proyek B15.000.000.00070%10.500.000.0008.000.000.0002.500.000.000
Proyek C25.000.000.00040%10.000.000.0006.500.000.0003.500.000.000
Proyek D30.000.000.00060%18.000.000.00012.000.000.0006.000.000.000
Total Keseluruhan90.000.000.00048.500.000.00033.500.000.00015.000.000.000

Download Template Laporan Laba Rugi Bisnis Konstruksi

Jika Anda masih kesulitan atau merasa contoh laporan laba rugi diatas belum cocok dengan bisnis konstruksi yang saat ini Anda kelola, Anda bisa mendownload template laporan laba rugi perusahaan konstruksi di bawah ini secara gratis.

Baca juga: Contoh Laporan Laba Rugi dari Berbagai Jenis Bisnis dan Templatenya

Pada Intinya…

Bisnis konstruksi mengharuskan Anda mencatat setiap detail pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam bisnis agar Anda bisa mengambil keputusan yang tepat dan tidak terjadi pemborosan dalam bisnis.

Namun membuat laporan keuangan seperti laporan laba rugi secara manual memang memakan waktu, tapi ini harus Anda lakukan agar bisnis kontraktor Anda bisa berkembang lebih baik.

Sebagai solusi kemudahan pengelolaan pembukuan bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur konstruksi dan multi proyek seperti Kledo.

Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 80.000 pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.

Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × 5 =