Banyak bisnis merasa kesulitan untuk selalu mengontrol catatan keuangan mereka.
Proses rekonsiliasi bank secara manual memakan waktu, rentan terhadap kesalahan, dan membebani karyawan dari tugas-tugas strategis.
Rekonsiliasi otomatis pun hadir sebagai solusi. Dengan mencocokkan transaksi secara real-time, otomatisasi ini memastikan rekonsiliasi yang lebih akurat, hemat waktu, dan memberi keleluasaan bagi tim keuangan Anda untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Artikel ini akan menjelaskan apa itu rekonsiliasi otomatis, bagaimana cara kerjanya, manfaat yang ditawarkan, serta bagaimana perusahaan Anda dapat mengimplementasikannya.
Apa Itu Rekonsiliasi Otomatis?
Rekonsiliasi bank adalah proses akuntansi yang memungkinkan Anda memeriksa apakah informasi yang tercatat dalam laporan akuntansi sesuai dengan informasi yang ada di rekening bank Anda.
Praktik ini sangat penting untuk memasikan laporan keuangan Anda akurat, mencegah potensi penipuan dan kesalahan.
Sementara itu, seperti yang mungkin sudah Anda tebak dari namanya, rekonsiliasi otomatis memungkinkan proses rekonsiliasi ini berjalan secara otomatis.
Fitur ini membantu Anda mengurangi waktu, biaya, serta potensi kesalahan yang sering terjadi pada rekonsiliasi bank manual, sekaligus menurunkan risiko keuangan bisnis secara keseluruhan.
Baca Juga: Pengertian dan Tahapan Account Reconciliation dalam Proses Akuntansi
Bagaimana Rekonsiliasi Bank Dilakukan?
Proses rekonsiliasi bank secara manual memerlukan ketelitian dan perhatian terhadap detail untuk memastikan catatan keuangan dan catatan bank sama-sama akurat.
Umumnya, proses rekonsiliasi ini memerlukan serangkaian langkah yang mungkin sedikit berbeda tergantung pada praktik masing-masing perusahaan.
Namun, biasanya proses ini mengikuti beberapa elemen utama berikut:
1. Pengumpulan dokumen
Langkah pertama adalah mengumpulkan semua laporan bank dan catatan akuntansi perusahaan untuk periode yang akan direkonsiliasi, termasuk buku besar (general ledger), catatan penerimaan kas, dan catatan pembayaran, serta dokumen pendukung lainnya.
2. Pemeriksaan saldo awal
Sebelum melanjutkan, penting untuk memastikan bahwa saldo awal di pembukuan perusahaan sesuai dengan saldo awal pada laporan bank.
Selain itu, keduanya juga harus sesuai dengan saldo penutupan pada laporan hari sebelumnya.
3. Rekonsiliasi transaksi
Transaksi dalam catatan akuntansi perusahaan diperiksa satu per satu dan dibandingkan dengan pergerakan yang tercatat pada laporan bank.
Ini mencakup cek yang diterbitkan, setoran, penarikan, dan biaya bank. Transaksi yang cocok akan ditandai, sedangkan perbedaan akan dicatat untuk ditelusuri dan disesuaikan.
4. Identifikasi ketidaksesuaian
Ketidaksesuaian biasanya muncul dari transaksi yang telah tercatat di pembukuan perusahaan namun belum muncul di laporan bank (misalnya cek yang belum diuangkan).
Hal ini juga berlaku sebaliknya, untuk transaksi yang sudah tercatat di bank tetapi belum ada di pembukuan (seperti bunga bank atau biaya overdraft).
Baca Juga: Pengertian Bank Overdraft dan Pencatatannya dalam Akuntansi
5. Penyesuaian dan pencatatan jurnal
Setelah mengidentifikasi ketidaksesuaian, langkah berikutnya adalah melakukan penyesuaian melalui entri jurnal di catatan akuntansi perusahaan agar mencerminkan pergerakan kas yang sebenarnya.
6. Pemeriksaan saldo akhir
Terakhir adalah menyesuaikan saldo penutupan di pembukuan perusahaan agar sama dengan saldo penutupan pada laporan bank, memastikan sudah tidak ada lagi perbedaan.
Seperti yang terlihat dari penjelasan di atas, proses rekonsiliasi bank adalah kegiatan yang rumit dan sangat rentan terhadap kesalahan jika dilakukan secara manual.
Hal ini karena ada risiko kesalahan input data, kelalaian mencatat transaksi, maupun volume data yang terlalu besar untuk rekonsiliasi.
Selain itu, proses ini juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga dari tim keuangan, yang seharusnya dapat dialokasikan untuk tugas-tugas lain yang memberikan nilai tambah lebih besar bagi perusahaan.
Baca Juga: Cara Melakukan Rekonsiliasi Piutang, Manfaat, dan Tipsnya
Contoh Rekonsiliasi Bank
Perusahaan “X” sedang melakukan rekonsiliasi bank untuk bulan September.
Catatan akuntansi menunjukkan saldo kas sebesar Rp10.000.000, sedangkan laporan bank menunjukkan saldo sebesar Rp9.500.000.
Oleh karena itu, tim keuangan berusaha menemukan sumber perbedaan tersebut.
Selama proses rekonsiliasi, ditemukan bahwa ada cek senilai Rp600.000 yang telah diterbitkan tetapi belum dikurangkan oleh pihak bank (sudah tercatat di pembukuan, namun belum tercermin di laporan bank).
Selain itu, ada biaya layanan bank sebesar Rp100.000 yang belum dicatat di pembukuan perusahaan.
Dengan kata lain, terdapat kredit tertunda sebesar Rp600.000 dan debit bank yang belum tercatat sebesar Rp100.000.
Setelah proses rekonsiliasi selesai, dilakukan penyesuaian sebagai berikut:
- Saldo di pembukuan setelah penyesuaian: Rp10.000.000 (saldo awal) – Rp100.000 (biaya bank) = Rp9.900.000
- Saldo di laporan bank setelah penyesuaian cek yang belum dikliring: Rp9.500.000 + Rp600.000 = Rp10.100.000
Dalam kasus ini, setelah memperhitungkan kedua transaksi tersebut, proses rekonsiliasi bank dapat diselesaikan dan saldo antara laporan bank serta catatan akuntansi menjadi sesuai.
Baca Juga: Proses dan Cara Melakukan Rekonsiliasi Buku Besar
5 Risiko Tidak Menggunakan Rekonsiliasi Otomatis
Rekonsiliasi manual menggunakan software seperti Excel tidak hanya melelahkan, tetapi juga penuh risiko:
1. Potensi kesalahan dalam memasukkan nominal
Proses rekonsiliasi manual sangat rentan terhadap kesalahan manusia, terutama saat memasukkan jumlah transaksi.
Kesalahan kecil sekalipun dapat menimbulkan perbedaan besar pada catatan keuangan, yang akhirnya memengaruhi keakuratan laporan keuangan dan neraca perusahaan.
2. Duplikasi transaksi
Tanpa bantuan sistem otomatis, proses rekonsiliasi berisiko menghasilkan transaksi ganda.
Pekerjaan manual dan tidak adanya alat rekonsiliasi yang kuat dapat menyebabkan kesalahan pencatatan, sehingga mengurangi keakuratan hasil rekonsiliasi dan kualitas data keuangan.
3. Proses yang memakan waktu
Rekonsiliasi manual membutuhkan waktu lama, karena tim keuangan harus mencocokkan setiap transaksi satu per satu serta memeriksa laporan bank secara detail.
Akibatnya, waktu kerja yang seharusnya digunakan untuk analisis atau perencanaan strategis justru tersita untuk tugas administratif yang berulang.
4. Penutupan laporan bulanan yang tertunda
Proses manual sering kali menyebabkan keterlambatan dalam penutupan laporan keuangan bulanan.
Ketergantungan pada intervensi manusia dan penggunaan spreadsheet dapat memperpanjang waktu penyusunan laporan, sehingga menghambat pelaporan dan pengambilan keputusan yang tepat waktu.
5. Kesulitan merekonsiliasi berbagai format data
Mencocokkan data keuangan dari berbagai penyedia layanan pembayaran (Payment Service Providers/PSP) dengan sistem ERP atau software akuntansi sering kali menjadi tantangan tersendiri.
Proses manual sulit beradaptasi dengan format data yang beragam, sehingga menyulitkan rekonsiliasi untuk piutang usaha, transaksi kartu kredit, maupun catatan keuangan lainnya.
Baca Juga: Cara Melakukan Rekonsiliasi Kas Kecil dan Tahapannya
6 Manfaat Rekonsiliasi Otomatis

Rekonsiliasi otomatis tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga membawa 6 manfaat berikut bagi bisnis Anda:
1. Peningkatan efisiensi
Tidak ada yang menyukai hambatan kerja, terutama jika mengganggu proses keuangan yang penting.
Rekonsiliasi otomatis menghilangkan hambatan yang disebabkan oleh pekerjaan manual, memangkas waktu yang dihabiskan untuk memilah data, dan memungkinkan tim keuangan untuk fokus pada pekerjaan strategis yang berdampak besar.
2. Deteksi kecurangan
Mendeteksi aktivitas mencurigakan secara manual dalam kumpulan data besar ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
Biasanya, rekonsiliasi otomatis dapat menandai ketidaksesuaian dan anomali dengan lebih cepat dan akurat daripada pemeriksaan manual.
Dengan begitu, membantu tim keuangan mengidentifikasi pembayaran ganda atau transaksi tidak sah sebelum menimbulkan kerugian besar.
3. Akurasi yang lebih tinggi
Kesalahan manusia merupakan salah satu risiko terbesar dalam rekonsiliasi keuangan.
Sistem otomatis meminimalkan risiko ini dengan menerapkan aturan pencocokan yang konsisten, menstandarkan input data, dan menandai pengecualian secara instan.
Hasilnya adalah peningkatan akurasi dan kepercayaan dalam pelaporan keuangan.
4. Skalabilitas yang lebih baik
Proses keuangan harus mampu mengikuti pertumbuhan bisnis.
Rekonsiliasi otomatis memungkinkan tim keuangan menangani volume data yang semakin besar dan struktur akun yang kompleks tanpa perlu menambah jumlah karyawan atau beban kerja manual.
Seiring berkembangnya bisnis, alat rekonsiliasi tetap mempertahankan kinerja tanpa penurunan efisiensi atau keterbatasan sumber daya seperti yang sering terjadi pada proses manual.
5. Jejak audit yang lebih kuat
Perangkat lunak rekonsiliasi otomatis mencatat setiap langkah proses, sehingga menciptakan catatan yang transparan dan tidak dapat diubah.
Dengan dokumentasi yang terpusat dan kontrol akses yang ketat, sistem ini memudahkan auditor dalam memverifikasi keakuratan, menjaga kepatuhan, dan menemukan ketidakkonsistenan.
6. Transparansi arus kas yang lebih baik
Dengan merekonsiliasi catatan secara cepat, sistem otomatis memberikan gambaran akurat tentang posisi kas bisnis secara real-time atau mendekati real-time.
Visibilitas langsung ini membantu bisnis mengetahui berapa banyak kas yang tersedia, dari mana asalnya, dan ke mana perginya, sehingga manajemen dapat mengelola likuiditas dengan lebih efektif, merencanakan kebutuhan keuangan, serta mengambil keputusan berbasis data.
Baca Juga: Rekonsiliasi Pembayaran: Tantangan dan Tips Mengelolanya
Cara Rekonsilitasi Bank Otomatis dengan Software Akuntansi Kledo
Di titik ini, pasti Anda sudah paham pentingnya rekonsiliasi otomatis bagi bisnis. Pertanyaannya, bagaimana Anda melakukan otomatisasi ini?
Nah, Anda bisa menggunakan tool otomatisasi seperti software akuntansi Kledo. Kledo memiliki fitur rekonsiliasi bank untuk membantu bisnis Anda.
Dengan fitur ini, Anda bisa mencocokkan mutasi antara saldo yang tercatat di Bank Statement dengan transaksi yang tercatat di software akuntansi Anda.
Untuk melakukan rekonsiliasi otomatis di Kledo pun mudah sekali. Yuk, simak langkah-langkahnya di bawah ini:
1. Menyiapkan bank statement
Pertama, Anda perlu menyiapkan bank statement yang bisa Anda peroleh dari dua sumber, yaitu:
- Mengunduh mutasi per periode secara manual dari situs bank masing-masing dalam bentuk CSV dan mengimportnya ke Kledo.
- Menggunakan fitur Bank Feed Kledo, yang mengintegrasikan mutasi Bank yang berhubungan langsung dengan Kas & Bank.
2. Masuk ke tab “Rekonsiliasi”
Setelah semua dokumen siap, masuk ke “Kas & Bank” dan klik fitur “Rekonsiliasi”.
Tabel di sebelah kiri menunjukkan Bank Statement, dan Anda bisa klik tombol “Cari & Cocokkan” di sebelah kanan untuk melakukan rekonsiliasi.
Jika Anda melihat kolom warna hijau di situ, artinya antara mutasi dan transaksi sudah cocok.

3. Centang akun dari transaksi yang sesuai
Setelah Anda memilih transaksi yang ingin dicocokkan, akan muncul form “Rekonsiliasi”.
Centang opsi “transaksi keluar” bila mencari pengeluaran. Anda bisa memilih tanggal, jumlah (dari, sampai), atau keyword pencarian (meskipun tidak wajib semuanya diisi).
Setelah hasil pencarian muncul, pilih transaksi yang relevan dengan men-cek kotak di sisi transaksi.

4. Cek nominal dan selisih
Setelah memilih transaksi, sistem akan menampilkan akumulasi nominal di langkah berikutnya.
Jumlah total transaksi harus sesuai dengan nominal di Bank Statement, dan selisih yang muncul harus 0 (nol) untuk menyatakan cocok.
- Bila masih ada selisih (misalnya dari biaya administrasi bank atau kekurangan transfer), maka klik tombol “Transaksi Baru” untuk mencatat transaksi penyesuaian.
- Isikan form transaksi baru, kemudian simpan. Setelah disimpan, transaksi akan muncul dan akumulasi selisih akan menjadi nol bila sudah benar.

5. Simpan dan selesaikan rekonsiliasi
Tanggal pencatatan di pembukuan dan tanggal transaksi di bank bisa berbeda. Perbedaan ini wajar, namun harus disesuaikan menurut SOP perusahaan.
Setelah semua transaksi yang sesuai dipilih dan selisih disesuaikan, klik tombol “Rekonsiliasi” (biasanya di pojok kanan bawah) untuk menyelesaikan proses.
Transaksi yang sudah direkonsiliasi akan tampil di sisi kanan dengan warna hijau dan status “Ok”. Bila masih ada transaksi yang belum direkonsiliasi, ulangi langkah-yang sama.
Baca Juga: 7 Kesalahan Proses Rekonsiliasi Bank dan Cara Mengatasinya
Kesimpulan
Rekonsiliasi otomatis merupakan inovasi penting dalam pengelolaan keuangan modern.
Dengan menggantikan proses manual yang memakan waktu dan rentan kesalahan, sistem rekonsiliasi otomatis membantu bisnis menjaga akurasi data keuangan, mempercepat proses penutupan laporan, dan meningkatkan efisiensi kerja tim keuangan.
Dengan rekonsiliasi otomatis, perusahaan dapat menghemat waktu, meminimalkan risiko kesalahan, dan memperoleh data keuangan yang lebih transparan serta dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan strategis.
Yuk, terapkan rekonsiliasi otomatis melalui software akuntansi Kledo.
Kledo memiliki antarmuka yang sederhana dan bersih, sehingga mudah digunakan dan cocok untuk bisnis UMKM dan perusahaan kecil hingga menengah di Indonesia.
Klik tautan ini untuk mencoba Kledo gratis selama 14 hari.
- Mengenal Rekonsiliasi Bank Otomatis: Manfaat dan Caranya - 6 November 2025
- Manajemen Risiko Supplier: Mengenal Kategori dan Tipsnya - 6 November 2025
- Integrasi 3PL: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Tipsnya - 5 November 2025
