Proses rekonsiliasi bank. Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis, melakukan hal ini adalah sesuatu yang sangat membosankan. Namun proses ini adalah jal yang vital untuk dilakukan secara teratur agar melindungi diri Anda dari segala masalah pembukuan, seperti penarikan dana uang yang berlebihan dan terjadinya fraud pada bisnis.
Rekonsiliasi bank adalah tentang menemukan keseimbangan. Memastikan bahwa semua nilai kas dalam bisnis Anda sesuai dengan transaksi yang telah terjadi dalam bisnis.
Jadi pada artikel ini kita akan mengetahui apa itu rekonsiliasi laporan bank, cara kerjanya, kapan Anda perlu melakukannya, dan cara terbaik untuk mengelola tugas tersebut.
Apa itu Rekonsiliasi Bank?

Rekonsiliasi bank adalah proses pencocokan catatan transaksi keuangan perusahaan dengan laporan mutasi rekening bank dalam periode tertentu.
Tujuan utama dari rekonsiliasi bank adalah memastikan bahwa saldo kas di pembukuan perusahaan sesuai dengan saldo yang tercatat di bank, serta mengidentifikasi perbedaan yang mungkin terjadi akibat transaksi yang belum tercatat, kesalahan pencatatan, atau biaya tambahan seperti administrasi bank.
Proses ini penting untuk menjaga akurasi laporan keuangan, mencegah kesalahan pencatatan, serta mendeteksi potensi fraud atau transaksi yang mencurigakan.
Dengan melakukan rekonsiliasi bank secara rutin, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi kas yang sebenarnya.
Siapa yang bertanggung jawab atas rekonsiliasi bank?
Jika Anda melakukan pembukuan sendiri, Anda harus siap untuk merekonsiliasi laporan bank secara manual pada jadwal yang telah ditetapkan. Jika Anda bekerja dengan akuntan atau menggunakan software akuntansi, cara tersebut akan membantu Anda
Anda hanya perlu merekonsiliasi laporan bank jika menggunakan metode akrual. Sebaliknya, jika Anda menggunakan akuntansi berbasis kas, maka Anda mencatat setiap transaksi pada waktu yang sama dengan yang dilakukan bank; seharusnya tidak ada perbedaan antara pembukuan Anda dan laporan mutasi bank Anda..
Di perusahaan besar dengan akuntan profesioanl, selalu ada seseorang yang memeriksa untuk memastikan setiap kas yang keluar, dan memastikan nilai transkasi tersebut sesuai dengan kenyataan. Dalam bisnis kecil, proses ini biasanya dilakukan oleh pemiliknya.
Fungsi Penting dalam Melakukan Rekonsiliasi Bank pada Bisnis

Rekonsiliasi bank mungkin membosankan, tetapi ini adalah cara penting untuk memastikan kesehatatan keuangan bisnis selalu terkonrol.
Berikut adalah beberapa fungsi rekonsiliasi bank untuk bisnis Anda:
1. Untuk melihat bisnis Anda secara Faktual
Ketika Anda melihat pembukuan Anda, Anda ingin tahu bahwa catatan yang Anda buat itu mencerminkan kenyataan. Jika rekening bank dan pembukuan Anda tidak cocok, Anda hanya akan menghabiskan uang yang sebenarnya tidak Anda miliki. Padahal Anda bisa bisa menyimpan uang tersebut untuk investasi bisnis yang lebih penting.
2. Untuk melacak arus kas
Mengelola arus kas adalah bagian dari mengelola bisnis apa pun. Merekonsiliasi laporan bank Anda memungkinkan Anda melihat hubungan antara saat uang masuk ke bisnis Anda dan saat masuk ke rekening bank, dan merencanakan bagaimana Anda mengumpulkan dan membelanjakan uang yang sesuai.
3. Untuk mendeteksi penipuan
Merekonsiliasi laporan bank Anda tidak akan menghentikan penipuan atau fraud dalam keuangan bisnis, tetapi akan memberi tahu Anda ketika itu terjadi.
Misalnya, Anda bisa membayar vendor dengan cek, tapi mereka bisa mengutak-atiknya, membuat jumlah yang ditarik lebih besar, dan kemudian menguangkannya. Perbedaan akan muncul saat Anda merekonsiliasi laporan bank Anda.
Atau Anda mungkin berbagi rekening bersama dengan mitra bisnis Anda. Ketika mereka menarik uang dari rekening Anda untuk membayar pengeluaran bisnis, mereka bisa mengambil lebih dari yang mereka catat di pembukuan. Anda akan melihat ini segera setelah merekonsiliasi laporan bank Anda.
Sebagai pemilik bisnis, jangan sampai Anda kehilangan waktu tidur karena mengkhawatirkan penipuan, merekonsiliasi laporan bank adalah salah satu cara Anda dapat memastikan hal itu tidak terjadi.
4. Untuk mendeteksi kesalahan bank
Jarang, tetapi terkadang bank akan melakukan kesalahan. Jika ada perbedaan dalam akun Anda yang tidak dapat Anda jelaskan dengan cara lain, mungkin sudah waktunya untuk berbicara dengan seseorang di bank.
5. Memantau piutang bisins
Jika Anda menggunakan sistem akuntansi akrual, Anda mungkin “mendebit” akun kas Anda ketika Anda menyelesaikan sebuah proyek dan klien mengatakan “pembayarannya akan dikirim hari ini, saya janji!”.
Kemudian ketika Anda melakukan rekonsiliasi bank sebulan kemudian, Anda menyadari bahwa pembayaran tidak pernah Anda terima, dan uangnya tidak ada di pembukuan Anda (walaupun pembukuan Anda menunjukkan bahwa Anda telah dibayar).
Rekonsiliasi bank seperti brankas untuk memastikan piutang Anda tidak pernah lepas kendali. Dan jika Anda secara konsisten melihat perbedaan dalam piutang antara pembukuan dan akun bank, Anda tahu bahwa Anda memiliki masalah yang lebih dalam untuk diperbaiki.Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank dilakukan karena adanya perbedaan antara catatan transaksi di pembukuan perusahaan dengan laporan rekening bank. Beberapa faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cek atau Transfer yang Belum Dicairkan
Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin telah mencatat transaksi pembayaran melalui cek atau transfer di pembukuannya. Namun, jika penerima belum mencairkan cek tersebut atau proses kliring di bank belum selesai, maka transaksi ini belum tercermin dalam laporan bank.
Misalnya, pada tanggal 28 Februari, perusahaan mengeluarkan cek senilai Rp10.000.000 untuk pembayaran ke pemasok. Perusahaan langsung mencatat pengurangan saldo kas dalam pembukuannya. Namun, jika pemasok baru mencairkan cek tersebut pada 5 Maret, maka laporan rekening bank per 28 Februari masih menunjukkan saldo yang lebih tinggi dibanding catatan perusahaan.
Hal ini menyebabkan selisih sementara dalam saldo kas yang akan terselesaikan setelah transaksi tersebut benar-benar terproses di bank.
2. Setoran dalam Perjalanan
Setoran dalam perjalanan terjadi ketika perusahaan telah mencatat penerimaan uang dan menyetorkannya ke bank, tetapi transaksi tersebut belum diproses oleh bank pada tanggal laporan.
Sebagai contoh, perusahaan menerima pembayaran tunai dari pelanggan pada tanggal 30 Juni dan langsung mencatatnya sebagai pemasukan. Namun, jika uang tersebut baru disetorkan ke bank pada tanggal 1 Juli atau membutuhkan waktu proses lebih lama, maka saldo di rekening bank per 30 Juni masih lebih rendah dibandingkan dengan catatan perusahaan.
Kondisi ini sering terjadi pada bisnis yang menerima pembayaran tunai dalam jumlah besar atau yang beroperasi di lokasi dengan keterbatasan akses perbankan.
3. Biaya Administrasi Bank
Bank mengenakan berbagai biaya administrasi, seperti biaya transfer, biaya pemeliharaan rekening, atau biaya penarikan tunai. Jika perusahaan tidak secara rutin memeriksa laporan mutasi rekening bank, biaya-biaya ini mungkin belum dicatat dalam pembukuannya.
Misalnya, bank mengenakan biaya administrasi sebesar Rp50.000 setiap bulan. Jika perusahaan tidak segera mencatat pengurangan ini dalam laporan keuangannya, maka saldo kas yang dicatat dalam pembukuan akan lebih tinggi daripada yang sebenarnya ada di rekening bank.
Oleh karena itu, perusahaan perlu memperbarui pencatatan keuangannya setiap kali ada pemotongan biaya administrasi agar saldo kas tetap akurat.
4. Pendapatan Bunga atau Potongan Pajak
Bank sering memberikan bunga atas saldo rekening tertentu, tetapi pada saat yang sama juga memotong pajak atas bunga tersebut. Jika perusahaan tidak mencatat penerimaan bunga dan pemotongan pajak ini, maka saldo dalam pembukuannya tidak akan sesuai dengan laporan bank.
Sebagai contoh, jika bank memberikan bunga sebesar Rp200.000 pada saldo rekening perusahaan dan sekaligus memotong pajak sebesar Rp40.000, maka ada dua transaksi yang perlu dicatat: pendapatan bunga Rp200.000 dan pajak Rp40.000. Jika salah satu atau keduanya tidak dicatat, maka akan muncul selisih dalam rekonsiliasi bank.
5. Kesalahan Pencatatan dalam Pembukuan
Kesalahan pencatatan bisa terjadi baik di pihak perusahaan maupun di pihak bank. Kesalahan ini bisa berupa salah mencatat jumlah transaksi, memasukkan transaksi ke akun yang salah, atau bahkan mencatat transaksi yang tidak ada.
Contohnya, perusahaan mungkin salah mencatat pembayaran sebesar Rp5.000.000 sebagai Rp50.000.000. Kesalahan ini akan menyebabkan perbedaan besar dalam saldo kas yang hanya bisa ditemukan melalui rekonsiliasi bank.
Oleh karena itu, rekonsiliasi bank sangat penting untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pencatatan ini agar laporan keuangan tetap akurat.
6. Transaksi Otomatis (Auto Debit atau Kredit)
Beberapa pembayaran rutin seperti cicilan pinjaman, langganan software, atau pembayaran listrik sering dipotong langsung dari rekening bank tanpa perusahaan mencatatnya terlebih dahulu.
Misalnya, jika perusahaan memiliki langganan layanan cloud sebesar Rp1.000.000 per bulan yang dibayarkan melalui auto debit, tetapi bagian keuangan lupa mencatatnya dalam pembukuan, maka saldo di laporan bank akan lebih rendah daripada saldo di pembukuan perusahaan.
Untuk menghindari selisih ini, perusahaan perlu memastikan bahwa setiap transaksi otomatis yang terjadi di rekening bank dicatat dengan benar dalam laporan keuangan.
7. Cek Kosong atau Ditolak oleh Bank
Jika perusahaan menerima pembayaran dalam bentuk cek dari pelanggan, ada kemungkinan cek tersebut tidak dapat dicairkan karena saldo rekening pelanggan tidak mencukupi atau karena alasan lain. Jika perusahaan sudah mencatat penerimaan tersebut sebelum cek benar-benar dicairkan, maka akan terjadi perbedaan antara saldo yang dicatat dan saldo sebenarnya di bank.
Misalnya, perusahaan menerima cek senilai Rp15.000.000 dari pelanggan dan langsung mencatatnya sebagai penerimaan kas. Namun, setelah disetor ke bank, cek tersebut ditolak karena dana pelanggan tidak mencukupi. Akibatnya, perusahaan harus membatalkan pencatatan penerimaan kas tersebut agar sesuai dengan kondisi sebenarnya.
8. Fraud atau Transaksi Tidak Sah
Rekonsiliasi bank juga membantu mendeteksi adanya transaksi mencurigakan, seperti penarikan dana yang tidak dikenal atau kesalahan pencatatan oleh bank.
Misalnya, jika perusahaan menemukan transaksi debit sebesar Rp2.000.000 di laporan bank yang tidak pernah dicatat atau diotorisasi, maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut. Jika transaksi tersebut adalah kesalahan dari pihak bank, maka perusahaan dapat mengajukan koreksi atau klaim ke bank.
Komponen Rekonsiliasi Bank
Dalam proses rekonsiliasi bank, terdapat beberapa komponen utama yang harus diperiksa untuk memastikan bahwa saldo kas dalam pembukuan perusahaan sesuai dengan saldo di rekening bank. Berikut adalah komponen-komponen yang biasanya diperhitungkan dalam rekonsiliasi bank:
1. Saldo Kas Menurut Pembukuan Perusahaan
Saldo kas dalam pembukuan perusahaan adalah jumlah saldo yang dicatat berdasarkan transaksi keuangan yang telah dilakukan perusahaan, baik penerimaan maupun pengeluaran kas. Saldo ini menjadi dasar untuk dibandingkan dengan saldo yang tercatat di laporan bank.
Namun, saldo ini bisa berbeda dari saldo bank karena adanya transaksi yang belum diproses atau pencatatan yang belum dilakukan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan saldo kas ini berdasarkan hasil rekonsiliasi.
2. Saldo Kas Menurut Laporan Bank
Saldo kas menurut laporan bank adalah jumlah saldo yang tercatat dalam rekening bank perusahaan berdasarkan transaksi yang telah diproses oleh bank. Saldo ini bisa diperoleh dari laporan mutasi rekening atau rekening koran yang diberikan oleh bank.
Jika ada perbedaan antara saldo kas menurut pembukuan dan saldo menurut bank, maka perlu dilakukan analisis terhadap komponen lainnya untuk menemukan penyebab perbedaan tersebut.
3. Setoran dalam Perjalanan (Deposits in Transit)
Setoran dalam perjalanan adalah uang yang sudah dicatat sebagai penerimaan dalam pembukuan perusahaan tetapi belum tercermin dalam laporan bank karena proses penyetoran atau kliring belum selesai.
Contohnya, jika perusahaan menyetorkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 pada akhir bulan tetapi bank baru memprosesnya pada bulan berikutnya, maka saldo di bank belum mencerminkan transaksi tersebut hingga setoran tersebut benar-benar masuk ke rekening.
4. Cek yang Belum Dicairkan (Outstanding Checks)
Cek yang belum dicairkan adalah cek yang telah diterbitkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas dalam pembukuan, tetapi penerima cek belum mencairkannya sehingga belum terproses di bank.
Misalnya, perusahaan mengeluarkan cek pembayaran kepada pemasok senilai Rp5.000.000, tetapi pemasok belum mencairkan cek tersebut. Dalam laporan bank, transaksi ini belum tercermin, meskipun di pembukuan perusahaan sudah dicatat sebagai pengeluaran.
5. Biaya Administrasi Bank dan Beban Lainnya
Bank sering membebankan berbagai biaya administrasi, seperti biaya pemeliharaan rekening, biaya transfer antarbank, atau biaya penarikan tunai. Jika perusahaan tidak mencatat biaya-biaya ini dalam pembukuannya, maka saldo kas di laporan bank akan lebih rendah dibandingkan saldo di pembukuan perusahaan.
Selain biaya administrasi, ada juga kemungkinan adanya potongan otomatis untuk cicilan pinjaman atau pembayaran rutin lainnya yang belum dicatat oleh perusahaan.
6. Pendapatan Bunga dan Potongan Pajak
Jika rekening bank perusahaan menghasilkan bunga, bank akan menambahkan bunga tersebut ke saldo rekening. Sebaliknya, bank juga dapat memotong pajak atas bunga yang diterima.
Jika perusahaan tidak mencatat bunga yang diperoleh dan pajak yang dipotong dalam pembukuannya, maka akan terjadi perbedaan saldo antara pembukuan perusahaan dan laporan bank. Oleh karena itu, pendapatan bunga dan potongan pajak harus disesuaikan dalam rekonsiliasi bank.
7. Kesalahan Pencatatan (Errors in Recording)
Kesalahan pencatatan dapat terjadi baik di pembukuan perusahaan maupun di laporan bank. Kesalahan ini bisa berupa angka yang salah, transaksi yang terlewat, atau pencatatan ganda.
Sebagai contoh, jika perusahaan seharusnya mencatat penerimaan sebesar Rp8.500.000 tetapi keliru mencatatnya sebagai Rp85.000.000, maka saldo dalam pembukuan akan jauh lebih tinggi daripada yang sebenarnya ada di rekening bank.
Rekonsiliasi bank membantu mendeteksi kesalahan ini agar pembukuan perusahaan tetap akurat.
8. Transaksi yang Belum Tercatat (Unrecorded Transactions)
Beberapa transaksi mungkin sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam pembukuan perusahaan. Misalnya:
- Pembayaran otomatis (auto debit) untuk tagihan listrik atau langganan software.
- Pajak atau potongan bank yang dilakukan secara otomatis.
- Setoran yang dilakukan oleh pelanggan langsung ke rekening perusahaan tetapi belum diberitahukan ke bagian keuangan.
Semua transaksi ini perlu dicatat agar saldo kas dalam pembukuan perusahaan sesuai dengan saldo di laporan bank.
Kapan Harus Melakukan Rekonsiliasi Bank?
Rekonsiliasi bank sebaiknya dilakukan secara berkala agar perusahaan dapat memastikan bahwa saldo kas yang tercatat dalam pembukuan sesuai dengan saldo yang ada di rekening bank. Jika tidak dilakukan secara rutin, perbedaan saldo dapat menumpuk dan sulit untuk ditelusuri. Berikut adalah beberapa kondisi yang mengharuskan perusahaan melakukan rekonsiliasi bank:
1. Secara Rutin, Minimal Setiap Bulan
Umumnya, perusahaan melakukan rekonsiliasi bank setiap akhir bulan setelah menerima laporan rekening koran dari bank. Rekonsiliasi bulanan membantu memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi selama satu bulan telah dicatat dengan benar, serta mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pencatatan lebih awal sebelum menjadi masalah yang lebih besar.
Perusahaan dengan volume transaksi yang lebih tinggi, seperti bisnis ritel atau e-commerce, bahkan bisa melakukan rekonsiliasi setiap minggu atau bahkan setiap hari untuk memastikan pencatatan keuangan tetap akurat dan terkendali.
2. Saat Menemukan Perbedaan Saldo yang Tidak Wajar
Jika bagian keuangan menemukan bahwa saldo kas dalam pembukuan berbeda secara signifikan dari saldo di rekening bank, maka rekonsiliasi bank harus segera dilakukan. Perbedaan saldo ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti transaksi yang belum tercatat, kesalahan pencatatan, atau bahkan potensi kecurangan (fraud).
Misalnya, jika pembukuan perusahaan menunjukkan saldo Rp100.000.000 tetapi laporan rekening bank hanya mencatat saldo Rp80.000.000, maka perlu dilakukan pemeriksaan mendetail untuk menemukan penyebabnya.
3. Saat Mencurigai Adanya Kesalahan atau Fraud
Rekonsiliasi bank juga diperlukan ketika ada indikasi kesalahan pencatatan atau aktivitas mencurigakan dalam transaksi keuangan. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Transaksi yang tidak dikenali dalam laporan bank.
- Transaksi ganda yang seharusnya hanya terjadi sekali.
- Perbedaan besar antara saldo akhir bulan di pembukuan dan saldo rekening bank yang tidak bisa dijelaskan.
Jika ditemukan hal-hal mencurigakan, perusahaan harus segera melakukan investigasi lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan, seperti melaporkan ke pihak bank atau memperbaiki pencatatan yang salah.
4. Sebelum Menyusun Laporan Keuangan
Rekonsiliasi bank sangat penting sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan, terutama laporan keuangan bulanan, kuartalan, atau tahunan. Dengan melakukan rekonsiliasi sebelum laporan disusun, perusahaan dapat memastikan bahwa informasi keuangan yang dilaporkan akurat dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Laporan keuangan yang tidak mencerminkan saldo kas yang benar dapat menyebabkan kesalahan dalam analisis keuangan, perencanaan bisnis, dan pelaporan pajak.
5. Saat Terjadi Transaksi Besar atau Tidak Biasa
Jika perusahaan melakukan transaksi dalam jumlah besar, seperti pembayaran vendor dalam jumlah besar, penerimaan investasi, atau pinjaman bank, maka rekonsiliasi bank harus segera dilakukan setelah transaksi tersebut selesai. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa transaksi telah dicatat dengan benar dan tidak ada kesalahan dalam jumlah atau pencatatannya.
Contohnya, jika perusahaan menerima pinjaman sebesar Rp500.000.000 dari bank, maka transaksi ini harus segera dicocokkan dengan laporan bank untuk memastikan bahwa dana benar-benar masuk ke rekening dan tercatat dengan benar dalam pembukuan.
6. Jika Menggunakan Banyak Rekening Bank
Perusahaan yang memiliki lebih dari satu rekening bank, terutama jika digunakan untuk tujuan yang berbeda (misalnya satu rekening untuk operasional dan satu untuk transaksi pelanggan), perlu melakukan rekonsiliasi lebih sering untuk memastikan bahwa tidak ada transaksi yang terlewat.
Mengelola banyak rekening bisa meningkatkan risiko kesalahan pencatatan, terutama jika ada transfer antar rekening yang belum tercatat dengan benar.
7. Saat Ada Perubahan dalam Proses Keuangan atau Sistem Akuntansi
Jika perusahaan baru saja mengubah sistem akuntansi, mengganti bank, atau memperbarui prosedur pencatatan keuangan, maka rekonsiliasi bank perlu dilakukan lebih sering dalam masa transisi. Hal ini untuk memastikan bahwa tidak ada transaksi yang terlewat atau salah pencatatan selama proses perubahan berlangsung.
Bentuk Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank memiliki beberapa bentuk yang digunakan untuk mencocokkan catatan keuangan perusahaan dengan laporan rekening bank. Setiap bentuk rekonsiliasi memiliki metode penyajian informasi yang berbeda, tergantung pada kebutuhan pencatatan dan analisis keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berikut adalah beberapa bentuk utama rekonsiliasi bank:
1. Rekonsiliasi Bank Vertikal
Rekonsiliasi bank vertikal, atau dikenal juga sebagai report form, adalah bentuk rekonsiliasi yang menyajikan informasi dalam format bertingkat dari atas ke bawah. Dalam metode ini, catatan saldo kas perusahaan dibandingkan dengan saldo bank secara sistematis, dan setiap perbedaan dicatat dalam urutan tertentu.
Metode ini memudahkan pengguna untuk melihat bagaimana saldo perusahaan disesuaikan dengan saldo bank hingga mencapai kesamaan. Bentuk vertikal sering digunakan dalam laporan keuangan perusahaan karena penyajiannya yang lebih terstruktur dan mudah dianalisis.
2. Rekonsiliasi Bank Skontro
Rekonsiliasi bank skontro, atau dikenal sebagai account form, adalah bentuk rekonsiliasi yang menyajikan informasi secara horizontal atau bersisian. Dalam metode ini, catatan transaksi bank dan catatan perusahaan disusun dalam dua kolom yang bersebelahan sehingga memudahkan perbandingan langsung antara keduanya.
Metode ini sering digunakan ketika perusahaan ingin melihat setiap transaksi secara lebih detail, terutama jika terdapat banyak perbedaan antara catatan internal dan laporan bank.
3. Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Rekonsiliasi bank 4 kolom merupakan metode yang menggunakan empat kolom nominal mutasi, yang terdiri dari:
- Saldo menurut perusahaan sebelum penyesuaian
- Saldo menurut bank sebelum penyesuaian
- Penyesuaian terhadap saldo perusahaan
- Penyesuaian terhadap saldo bank
Dalam metode ini, setiap perbedaan transaksi dicatat dalam kolom yang sesuai, lalu dilakukan penyesuaian hingga saldo perusahaan dan saldo bank menjadi seimbang.
4. Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Rekonsiliasi bank 8 kolom merupakan bentuk rekonsiliasi yang lebih kompleks dibandingkan metode 4 kolom. Metode ini menggunakan delapan kolom nominal mutasi, yang mencakup:
- Saldo awal menurut perusahaan
- Saldo awal menurut bank
- Mutasi debet dan kredit menurut perusahaan
- Mutasi debet dan kredit menurut bank
- Penyesuaian terhadap saldo perusahaan
- Penyesuaian terhadap saldo bank
- Saldo akhir setelah rekonsiliasi
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan dengan transaksi yang lebih kompleks, karena memberikan detail yang lebih mendalam mengenai setiap perbedaan yang terjadi antara catatan internal dan laporan bank.
5. Rekonsiliasi Bank Staffel
Rekonsiliasi bank staffel adalah metode yang menyajikan informasi secara vertikal dengan membandingkan setiap transaksi perusahaan dengan transaksi bank secara berurutan. Dalam metode ini, setiap transaksi yang dicatat oleh perusahaan diperiksa satu per satu untuk memastikan apakah transaksi tersebut juga tercatat dalam laporan bank.
Jika terdapat perbedaan, maka akan dilakukan analisis untuk menentukan penyebabnya, seperti cek yang belum dicairkan, setoran dalam perjalanan, atau biaya administrasi yang belum dicatat oleh perusahaan.
Metode staffel sangat berguna bagi perusahaan yang memiliki banyak transaksi dan membutuhkan pencocokan secara rinci untuk memastikan tidak ada transaksi yang terlewat atau salah catat.
Cara Melakukan Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank adalah proses penting dalam memastikan kesesuaian antara catatan keuangan perusahaan dengan laporan rekening bank. Proses ini perlu dilakukan secara sistematis agar setiap perbedaan yang muncul dapat diidentifikasi dan diselesaikan dengan benar. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan rekonsiliasi bank:
1. Mempersiapkan Dokumen yang Dibutuhkan
Sebelum memulai rekonsiliasi, pastikan Anda memiliki dokumen-dokumen penting yang diperlukan, yaitu:
- Buku besar kas atau catatan transaksi perusahaan yang mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
- Rekening koran atau laporan mutasi bank dari periode yang sama.
- Bukti transaksi pendukung, seperti cek, setoran, atau bukti transfer.
Dengan memiliki dokumen-dokumen ini, proses pencocokan akan lebih mudah dilakukan.
2. Memeriksa Saldo Awal
Langkah pertama dalam rekonsiliasi adalah membandingkan saldo awal di laporan bank dengan saldo awal dalam buku kas perusahaan. Jika saldo awal sudah sesuai, maka perbedaan kemungkinan terjadi pada transaksi dalam periode berjalan. Jika saldo awal sudah berbeda, perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut terhadap pencatatan sebelumnya.
3. Menyesuaikan Transaksi yang Belum Dicatat Perusahaan
Beberapa transaksi yang muncul dalam laporan bank mungkin belum dicatat dalam buku kas perusahaan. Contoh transaksi yang sering terlewat antara lain:
- Biaya administrasi bank yang dipotong secara otomatis.
- Pendapatan bunga dari rekening perusahaan yang belum dicatat.
- Potongan pajak dari bank terhadap bunga atau transaksi tertentu.
Setiap transaksi ini perlu dicatat ke dalam buku besar perusahaan agar saldo sesuai dengan laporan bank.
4. Menyesuaikan Transaksi yang Belum Dicatat Bank
Sebaliknya, ada beberapa transaksi yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum muncul dalam laporan bank, seperti:
- Setoran dalam perjalanan, yaitu dana yang telah disetorkan tetapi belum diproses oleh bank.
- Cek yang belum dicairkan oleh penerima, sehingga belum tercatat dalam laporan bank.
Transaksi-transaksi ini akan menyebabkan selisih sementara antara catatan perusahaan dan laporan bank.
5. Mengidentifikasi dan Menyelesaikan Perbedaan
Setelah semua transaksi yang belum dicatat ditemukan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab perbedaan lainnya, seperti kesalahan pencatatan, duplikasi transaksi, atau adanya selisih akibat pembulatan nilai. Jika ditemukan kesalahan dalam pencatatan perusahaan, maka perlu dilakukan koreksi pada buku kas.
6. Membuat Laporan Rekonsiliasi Bank
Setelah semua penyesuaian dilakukan, buat laporan rekonsiliasi bank yang merinci perbedaan antara saldo awal dan saldo setelah rekonsiliasi. Laporan ini harus mencantumkan:
- Saldo menurut laporan bank.
- Saldo menurut catatan perusahaan.
- Transaksi penyesuaian.
- Saldo akhir setelah rekonsiliasi.
Laporan ini menjadi bukti bahwa rekonsiliasi telah dilakukan dengan benar dan dapat digunakan untuk audit keuangan.
7. Memperbarui Catatan Keuangan
Langkah terakhir adalah memastikan bahwa semua transaksi yang telah disesuaikan dicatat dalam sistem akuntansi perusahaan. Dengan memperbarui catatan keuangan, perusahaan dapat memastikan bahwa saldo kas yang dilaporkan dalam laporan keuangan sudah akurat dan sesuai dengan kondisi nyata.
Bagaimana Cara Melakukan Rekonsiliasi Bank?
Saat Anda melakukan rekonsiliasi bank, pertama-tama Anda harus menemukan transaksi yang menyebabkan pembukuan dan rekening bank Anda tidak sinkron.
Ini memungkinkan Anda mencocokkan saldo. Kemudian, Anda mencatat apa yang Anda lakukan untuk mencocokkan saldo.
Kami akan membahas setiap langkah proses rekonsiliasi bank secara lebih rinci, tetapi pertama-tama—apakah sistem pembukuan Anda selalu up to date? Proses ini harus realtime agar rekonsiliasi bank dapat bekerja.
Jika Anda kesulitan dalam proses rekonsiliasi bank secara manual, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo yang memiliki fitur rekonsiliasi bank yang jauh lebih mudah.
Anda juga bisa mencoba Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
Namun untuk mengetehaui langkah dan proses dalam melakukan rekonsiliasi bank, berikut adalah tahapan yang harus Anda lakukan:
Pertama, periksa dua saldo kas Anda
Anda memiliki dua saldo kas untuk diperiksa: uang tunai yang dicatat pada laporan bank Anda dan bagian “rekening kas” dari catatan pembukuan Anda.
Lebih khusus lagi, Anda ingin melihat apakah “saldo akhir” dari kedua akun ini sama selama periode tertentu (misalnya, untuk bulan Februari).
Saldo yang dicatat dalam pembukuan Anda (rekening kas) dan saldo di rekening bank Anda jarang akan sama persis, bahkan jika Anda menyimpan pembukuan yang cermat.
Salah satu alasannya adalah bank Anda mungkin mengenakan biaya layanan atau biaya bank untuk hal-hal seperti penarikan yang terlalu banyak.
Atau mungkin ada keterlambatan saat mentransfer uang dari satu akun ke akun lainnya dan mencatat jumlahnya secara normal di buku Anda, tanpa menyadari bahwa saldo tidak mencukupi dan cek gagal dicairkan:
Dua istilah penting untuk diketahui:
Outstanding check/withdrawal. Ini adalah cek atau transfer uang yang telah Anda keluarkan dan catat dalam pembukuan Anda yang belum diproses oleh bank.
Outstanding deposit/receipt. (Juga disebut deposit dalam perjalanan.) Ini adalah uang yang telah diterima oleh perusahaan Anda dan dicatat dalam pembukuan, tetapi belum diproses oleh bank.
Tidak ada masalah dari cek/penarikan yang beredar atau setoran/kwitansi yang belum dibayar, selama Anda melacaknya.
Baca juga: Pengertian Current Ratio, Rumus, dan Contohnya Pada Sebuah Bisnis
Mencatat rekonsiliasi bank
Setelah Anda mengetahui alasan mengapa laporan mutasi bank dan catatan akuntansi Anda tidak cocok, Anda perlu mencatatnya. Ada dua cara untuk melakukan ini.
Opsi 1: Membuat entri jurnal penyesuaian
Entri jurnal adalah bagaimana Anda mencatat semua transaksi Anda (kadang-kadang disebut debit dan kredit). Semua entri jurnal Anda dikumpulkan di buku besar. J
ika Anda tidak menggunakan software akuntansi, mungkin ini adalah file Excel atau dokumen tulisan tangan. Pada akhir periode saat Anda merekonsiliasi laporan bank Anda, buat catatan yang mencatat mengapa ada perbedaan antara laporan bank Anda dan buku besar Anda.
Opsi 2: Laporan rekonsiliasi bank
Ini berisi informasi yang sama seperti entri jurnal penyesuaian, tetapi disimpan dalam arsip sebagai dokumen terpisah.
Metode yang Anda pilih tergantung pada preferensi dan kebutuhan pribadi. Pertimbangkan kapan atau mengapa Anda mungkin perlu melihat kembali catatan keuangan Anda untuk rekonsiliasi bank Anda, dan metode pencatatan mana yang akan membuat tugas Anda lebih mudah berdasarkan cara Anda menyimpan catatan Anda.
Seberapa Sering Anda Harus Merekonsiliasi Laporan Bank?
Untuk sebagian besar, seberapa sering Anda merekonsiliasi laporan bank akan tergantung pada volume transaksi Anda.
Beberapa bisnis, yang memiliki uang masuk dan keluar dari akun mereka beberapa kali setiap hari, akan melakukan rekonsiliasi setiap hari.
Misalnya, restoran atau toko ritel yang memiliki banyak transaksi dan mereka mungkin melakukan rekonsiliasi setiap hari. Di sisi lain, toko online kecil—toko yang memiliki hari-hari ketika tidak ada transaksi baru sama sekali—dapat melakukan rekonsiliasi setiap minggu atau setiap bulan.
Penting untuk tetap up to date. Semakin sering Anda merekonsiliasi laporan bank Anda, semakin mudah proses itu selanjutnya.
Misalnya, jika Anda belum merekonsiliasi laporan mutasi bank Anda dalam enam bulan, Anda harus kembali dan memeriksa item baris senilai enam bulan. Apakah ini keputusan yang cerdas tergantung pada volume transaksi dan tingkat kesabaran Anda.
Yang terbaik adalah memiliki jadwal yang teratur. Putuskan seberapa sering Anda akan berdamai, lalu patuhi itu. Ini akan memastikan laporan bank Anda yang tidak direkonsiliasi tidak menumpuk menjadi tugas yang mengintimidasi dan memakan waktu. Dan itu akan membuat Anda tetap selaras dengan arus kas bisnis Anda.
Untuk mengetahui cara melakukan rekonsiliasi bank melalui software akuntansi Kledo, Anda bisa membacanya melalui tautan ini.
Contoh Melakukan Rekonsiliasi Bank
Misalkan Anda menjalankan bisnis bernama PT ABC. Saat Anda menerima laporan mutasi bank di akhir bulan, beginilah cara Anda melakukan rekonsiliasi secara manual.
Ada tiga langkah: membandingkan laporan Anda, menyesuaikan saldo Anda, dan mencatat rekonsiliasi.
Langkah pertama: Membandingkan Laporan Anda
Pertama, Anda membandingkan laporan bank Anda untuk bulan Februari dengan saldo buku kas Anda untuk akhir Februari. Mereka terlihat seperti ini:
Saldo bank: 1.081.000
Saldo buku kas: 1.200.000
Kedua, Anda memeriksa laporan mutasi bank Anda, dan menemukan item baris berikut yang tidak termasuk dalam buku kas Anda:
Biaya transfer uang, beberapa tanggal: 7.000
Biaya rekening giro pada 28 Februari: 12.000
Ketiga, Anda memeriksa buku kas Anda, dan menemukan item baris berikut yang tidak termasuk dalam laporan mutasi bank Anda:
Cek disetorkan pada 27 Februari: 8.000
Cek disetorkan pada 28 Februari: 4.000
Cek diterbitkan pada 28 Februari: 20.000
Dengan informasi itu, sekarang Anda dapat menyesuaikan saldo dari bank Anda dan saldo dari pembukuan Anda sehingga masing-masing mencerminkan berapa banyak uang yang sebenarnya Anda miliki.
Langkah kedua: Menyesuaikan saldo Anda
Penyesuaian saldo rekening bank
Saldo asli: 1.081.000
Langkah 1: Tambahkan deposit yang terutang
tanggal | Deposit | neraca |
27 Feb | 80.000 | 1.161.000 |
28 Feb | 40.000 | 1.201.000 |
Total Februari | 120.000 | 1.201.000 |
Langkah 2. Mengurangi penarikan yang beredar atau outstanding withdrawals
tanggal | Penarikan | neraca |
28 Feb | 20.000 | 1.181.000 |
Feb. total | 20.000 | 1.181.000 |
Saldo yang disesuaikan: 1.181.000
Penyesuaian jurnal penyesuaian:
Saldo asli: 1.200.000
Langkah 1: Tambahkan deposit yang terutang
tanggal | Penarikan | neraca |
N/a | N/a | 1.200.000 |
Total Februari | N/a | 1.200.000 |
Langkah 2: Kurangi outstanding withdrawals
tanggal.000tanggal | Penarikan | neraca |
3 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.199.000 |
7 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.198.000 |
19 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.197.000 |
20 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.196.000 |
22 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.195.000 |
25 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.194.000 |
27 Feb (biaya transfer) | 1.000 | 1.193.000 |
28 Feb (biaya akun) | 12.000 | 1.181.000 |
Total Februari | N/a | 1.181.000 |
Saldo yang disesuaikan: 1.181.000
Sekarang setelah laporan bank dan buku Anda memiliki saldo akhir bulan yang sama untuk Februari, Anda memiliki saldo riil: 1.181.000
Baca juga: Biaya Overhead Pabrik: Pengertian, Kompoenen dan Cara Menghitungnya
Langkah ketiga: Merekam rekonsiliasi
Saat Anda mencatat rekonsiliasi, Anda hanya mencatat perubahan saldo di pembukuan Anda. Perubahan saldo di rekening bank Anda akan terjadi “secara alami”—setelah bank memproses transaksi yang belum selesai.
Anda memiliki dua opsi untuk mencatat rekonsiliasi bank Anda. Salah satunya adalah membuat catatan di buku kas Anda (lebih cepat dilakukan, tetapi kurang rinci), dan yang lainnya adalah menyiapkan laporan rekonsiliasi bank (membutuhkan waktu lebih lama, tetapi lebih rinci).
Catatan buku kas:
Di bagian bawah spreadsheet anda untuk bulan Februari, tambahkan catatan ini, melacak perubahan pada saldo Anda.
Rekonsiliasi Bank
detail | jumlah |
Saldo buku tunai | 1.200.000 |
Tambah: Deposito yang beredar | 0 |
Subtotal | 1.200.000 |
Kurang: outstanding withdrawals (biaya) | 19.000 |
Saldo laporan bank | 1.181.000 |
Laporan rekonsiliasi bank:
Nama bisnis: PT ABC
Tanggal laporan bank: 28 Februari 2018
Rekening bank: Pengecekan Bisnis
Outstanding withdrawals
tanggal | detail | jumlah |
3 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
7 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
19 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
20 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
22 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
25 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
27 Feb | Biaya transfer | 1.000 |
28 Feb | Memeriksa biaya akun | 12.000 |
– | Total | 19.000 |
Deposito Terutang
tanggal | detail | jumlah |
tidak | N/a | 0 |
– | Total | 0 |
rekonsiliasi
detail | jumlah |
Saldo Kas | 1,200.000 |
Tambah: Deposito yang beredar | 0 |
Subtotal | 1.200.000 |
Kurang: outstanding withdrawals (biaya) | 19.000 |
Saldo laporan bank | 1.181.000 |
Kesimpulan
Bagi sebagian pengusaha, melakukan rekonsiliasi laporan bank menciptakan rasa tenang dan seimbang. Bagi yang lain, melakukan proses pembukuan secara manual merupakan hal yang menyulitkan dan memakan banyak waktu.
Jika Anda berada dalam kategori kedua, mungkin sudah waktunya untuk berpikir tentang mempekerjakan seorang akuntnasi yang akan melakukan rekonsiliasi untuk Anda atau menggunakan software akuntansi yang memilik fitur rekonsiliasi bank dengan pengoperasian termudah.
Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah dipercaya oleh lebih dari 10 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia.
Dengan menggunakan Kledo, Anda bisa melakukan proses pembukuan dengan mudah, melakukan proses rekonsiliasi bank, menangani manajemen aset dan persediaan, membuat 30 jenis laporan keuangan kapanpun dan dimanapun Anda mau, dan masih banyak lagi.
Anda juga bisa menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalaui tautan ini,
- Pembahasan PSAK 22 Tentang Kombinasi Bisnis - 12 Februari 2025
- Jurnal Pembelian Barang Dagang: Contoh dan Cara Membuatnya - 7 Februari 2025
- Social Proof dalam Marketing: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya - 6 Februari 2025