Memahami dasar-dasar akuntansi sangat penting untuk kesuksesan bisnis apa pun. Dengan akuntansi basis akrual, pencatatan pendapatan dan biaya yang ditangguhkan atau deferred revenues dan expenses dapat membantu mencocokkan pendapatan dan biaya dengan saat pendapatan dan biaya tersebut diperoleh atau dikeluarkan.
Hal ini membantu pemilik bisnis mengevaluasi laporan laba rugi secara lebih akurat dan memahami profitabilitas suatu periode akuntansi.
Di bawah ini kami akan membahas tentang apa itu deferred expenses dan juga cara penjurnalannya dalam proses akuntansi manual.
Apa itu Deferred Expenses?
Deferred expenses atau beban yang ditangguhkan merupakan pengeluaran yang arus keluar manfaat ekonominya akan terjadi di kemudian hari. Dengan kata lain, ini adalah pembayaran di muka untuk pengeluaran di masa depan.
Perusahaan dapat mengakumulasi beban ditangguhkan dari berbagai sumber. Misalnya, perusahaan membayar pemasok di muka sehingga menghasilkan beban ditangguhkan. Ini juga dikenal sebagai biaya dibayar di muka.
Perusahaan dapat mengakumulasi beban ditangguhkan dari beberapa sumber. Terkadang, pemasok mungkin meminta biaya di muka. Di lain waktu, perusahaan dapat membayar uang muka untuk mendapatkan layanan atau produk di masa depan.
Dalam kedua kasus tersebut, pembayaran terjadi sebelum konsumsi barang terkait. Sampai perusahaan mengkonsumsi atau menerimanya, uang muka tidak menjadi bagian dari laporan laba rugi.
Baca juga: Pembahasn Lengkap Equity Financing (Pembiayaan Ekuitas)
Contoh Deferred Expenses
Biaya yang termasuk dalam kategori deferred expenses atau beban ditangguhkan adalah biaya-biaya yang dibayar di muka atau dikeluarkan terlebih dahulu, tetapi manfaatnya akan diterima pada masa yang akan datang.
Berikut ini adalah beberapa contoh biaya yang termasuk dalam kategori ini:
Biaya iklan
Jika perusahaan membayar biaya iklan untuk periode yang akan datang, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai deferred expense.
Misalnya, jika perusahaan membayar biaya iklan untuk kampanye yang akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Biaya asuransi
Jika perusahaan membayar premi asuransi untuk jangka waktu yang lebih lama dari satu tahun, maka biaya asuransi tersebut dapat dianggap sebagai deferred expense.
Misalnya, jika perusahaan membayar premi asuransi untuk tiga tahun ke depan.
Biaya pengembangan software
Jika perusahaan mengeluarkan biaya untuk mengembangkan perangkat lunak yang akan digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai deferred expense.
Misalnya, jika perusahaan membayar biaya pengembangan perangkat lunak untuk proyek yang akan berlangsung selama beberapa tahun.
Biaya penelitian dan pengembangan
Jika perusahaan mengeluarkan biaya untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk baru yang manfaatnya akan diperoleh di masa depan, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai deferred expense.
Biaya lisensi
Jika perusahaan membayar biaya lisensi untuk menggunakan hak kekayaan intelektual atau hak cipta dalam jangka waktu yang lebih lama, maka biaya tersebut dapat dianggap sebagai deferred expense.
Baca juga: Pengertian Liabilitas Kontinjensi dalam Akuntansi dan Aturannya
Bagaimana Perlakuan Akuntansi untuk Deferred Expenses?
Terlepas dari namanya, deferred expenses atau beban yang ditangguhkan bukanlah biaya yang sebenarnya.
Oleh karena itu, biaya ini tidak muncul di laporan laba rugi. Sebaliknya, biaya-biaya ini adalah aset yang dimiliki perusahaan untuk periode tertentu.
Periode ini mungkin berbeda berdasarkan kontrak atau perjanjian dengan pemasok. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi awal untuk biaya yang ditangguhkan adalah sebagai aset. Aset ini dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.
Setelah perusahaan memperoleh produk atau layanan yang telah dibayar di muka, perusahaan dapat menghapus aset tersebut. Pada titik ini, aset tersebut tidak lagi menjadi aset di neraca.
Sebaliknya, aset tersebut muncul di laporan laba rugi sebagai beban. Beban yang ditangguhkan juga dapat menjadi bagian dari aset lain, misalnya, dalam kasus biaya pinjaman yang dikapitalisasi sebagai aset tetap.
Baca juga: Manajemen Pengeluaran: Pengertian, Jenis, Contoh dan Tipsnya
Apakah deferred expenses berdampak pada pajak bisnis?
Ya, deferred expenses dapat berdampak pada pajak bisnis. Dalam hal deferred expenses, perusahaan biasanya mengamortisasi biaya-biaya tersebut seiring berjalannya waktu. Dalam konteks pajak, perusahaan biasanya memiliki opsi untuk mengklaim amortisasi biaya tertunda sebagai deduksi pajak.
Peraturan pajak di Indonesia mengizinkan perusahaan untuk mengurangi pendapatan kena pajak dengan jumlah amortisasi yang diperbolehkan dari deferred expenses.
Amortisasi tersebut dianggap sebagai pengeluaran yang diakui untuk tujuan perpajakan. Dengan mengklaim deduksi pajak atas amortisasi, perusahaan dapat mengurangi jumlah pendapatan yang dikenai pajak dan akhirnya membayar jumlah pajak yang lebih rendah.
Baca juga: Beban Dibayar Dimuka: Pengertian, Manfaat, dan Contoh Jurnalnya
Contoh dan Cara Jurnal Deferred Expenses
Ayat jurnal untuk beban yang ditangguhkan atau deferred expenses terbagi dalam dua tahap. Yang pertama terjadi ketika perusahaan membayar jumlah uang muka.
Pada tahap ini, perusahaan menciptakan aset di neraca sekaligus mengurangi saldo kas atau bank. Entri jurnal untuk tahap ini adalah sebagai berikut.
Debit | Deferred expense (Aset) |
Kredit | Kas atau bank |
Setelah perusahaan mengkonsumsi atau menerima produk atau jasa dari pemasok, perusahaan dapat menghapus aset beban ditangguhkan. Di sisi lain, perusahaan harus mencatat biaya yang terjadi pada saat itu. Ayat jurnal untuk tahap ini adalah sebagai berikut.
Debit | Beban |
Kredit | Deferred expense (Aset) |
Contoh
Sebuah perusahaan, PT ABC, membayar premi asuransi sebesar 1.000.000 untuk kendaraan-kendaraan mereka melalui rekening bank.
Premi ini mencakup periode selama enam bulan ke depan. Perusahaan mencatat pembayaran ini sebagai berikut.
Debit | Premi asuransi dibayar di muka | 1.000.000 |
Kredit | Bank | 1.000.000 |
Setelah enam bulan, PT ABC. mengubah aset premi asuransi dibayar di muka menjadi beban. Ayat jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut.
Debit | Beban asuransi | 1.000.000 |
Kredit | Premi asuransi dibayar di muka | 1.000.000 |
Baca juga: Beban Bunga: Arti, Jenis Perlakuan, Rumus, dan Jurnalnya
Apakah ada Industri Spesifik atau Bisnis yang Memiliki Tingkat Deferred Expenses yang Tinggi?
Ya, ada beberapa industri atau bisnis yang cenderung memiliki tingkat deferred expenses yang lebih tinggi. Beberapa contoh industri tersebut meliputi:
Industri teknologi
Dalam industri teknologi, perusahaan seringkali melakukan pengembangan software atau produk baru yang memerlukan biaya besar dan jangka waktu yang lama sebelum manfaatnya dapat direalisasikan.
Biaya pengembangan perangkat lunak, riset, dan pengembangan produk baru seringkali termasuk dalam kategori deferred expenses.
Industri farmasi dan bioteknologi
Dalam industri farmasi dan bioteknologi, perusahaan seringkali melakukan penelitian dan pengembangan obat-obatan baru atau terapi yang membutuhkan waktu yang lama sebelum mereka dapat diperkenalkan ke pasar.
Biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi dalam industri ini seringkali termasuk dalam kategori deferred expenses.
Industri konstruksi
Dalam industri konstruksi, proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung, jalan, atau infrastruktur memerlukan biaya yang signifikan sebelum proyek tersebut selesai dan dapat menghasilkan pendapatan.
Biaya pembelian bahan, upah tenaga kerja, dan biaya overhead dalam proyek konstruksi dapat menjadi deferred expenses.
Industri perminyakan dan gas
Dalam industri perminyakan dan gas, perusahaan seringkali harus melakukan investasi awal yang besar untuk mengeksplorasi dan mengembangkan ladang minyak atau gas baru.
Biaya eksplorasi, pengeboran sumur, dan infrastruktur dalam industri ini dapat termasuk dalam kategori deferred expenses.
Baca juga: Berikut Pembahasan Lengkap Beban Penjualan, Umum, dan Administrasi
Perbedaan Deferred dan Accrued Expenses
Perbedaan antara deferred expenses dan accrued expenses adalah sebagai berikut:
Deferred expenses (beban ditangguhkan)
Deferred expenses merujuk pada biaya-biaya yang telah dibayar di muka atau dikeluarkan terlebih dahulu, tetapi manfaatnya akan diterima pada masa yang akan datang.
Biaya ini diakui secara bertahap seiring berjalannya waktu, biasanya melalui proses amortisasi. Contoh deferred expenses termasuk biaya pengembangan software yang akan digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama atau biaya iklan untuk kampanye yang akan dilakukan di masa mendatang.
Accrued expenses (biaya yang masih harus dibayar)
Accrued expenses merujuk pada biaya-biaya yang telah terjadi atau dilakukan, tetapi pembayarannya belum dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Biaya ini diakui dalam laporan keuangan seiring dengan terjadinya, meskipun pembayaran belum dilakukan.
Contoh accrued expenses termasuk biaya sewa yang jatuh tempo pada akhir bulan, tetapi pembayarannya akan dilakukan pada bulan berikutnya, atau biaya bunga pinjaman yang terus mengakumulasi seiring berjalannya waktu.
Dalam hal accrued expenses, biaya diakui berdasarkan konsep akuntansi akrual, di mana biaya diakui ketika terjadi dan terlepas dari apakah pembayaran telah dilakukan atau belum.
Sedangkan dalam deferred expenses, biaya diakui di masa depan seiring dengan berjalannya waktu.
Perbedaan lainnya adalah bahwa accrued expenses umumnya tidak memerlukan proses amortisasi, karena mereka diakui seiring terjadinya dan dihapuskan ketika pembayaran dilakukan.
Sementara itu, deferred expenses mengharuskan proses amortisasi untuk mengakui biaya secara bertahap selama periode yang ditentukan.
Kedua konsep ini memiliki pengaruh yang berbeda pada laporan keuangan perusahaan dan dapat mempengaruhi posisi keuangan dan laba bersih perusahaan dalam periode tertentu.
Baca juga: Apa Itu Beban Penyusutan? Berikut Pengertian Lengkap dan Metode Penghitungannya
Kesimpulan
Deferred expense merujuk pada pengeluaran yang belum dikeluarkan oleh perusahaan. Konsep ini berlaku dalam berbagai bidang karena prinsip akuntansi akrual.
Meskipun disebut sebagai beban ditangguhkan, pada tahap awal pengeluaran ini dianggap sebagai aset. Setelah perusahaan menggunakan layanan atau produk terkait, aset tersebut dapat dialihkan ke laporan laba rugi.
Untuk kemudahan pencatatan biaya dan beban serta membuat laporan keuangan yang lebih praktis, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi online seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online buatan Indonesia yang sudah dipercaya oleh lebih dari 50 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- 15 Kesalahan Menggunakan Software Akuntansi dalam Bisnis - 22 November 2024
- Tips Melakukan Pelatihan Software Akuntansi Agar Efektif - 22 November 2024
- Download Template dan Contoh Laporan Neraca Bisnis Kontraktor - 20 November 2024