Cara Membuat Jurnal Penyesuaian, Jenis, dan Contohnya

jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian merupakan salah satu bagian penting dalam siklus akuntansi yang berfungsi memastikan laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.

Tanpa adanya jurnal ini, ada kemungkinan saldo akun dalam laporan keuangan tidak akurat sehingga bisa menyesatkan pengambilan keputusan bisnis.

Penyebab perlunya penyesuaian bisa beragam, mulai dari adanya transaksi yang belum tercatat, kesalahan pencatatan, hingga alokasi beban atau pendapatan yang belum dilakukan.

Oleh karena itu, memahami jurnal penyesuaian tidak hanya penting bagi akuntan, tetapi juga pemilik usaha yang ingin menjaga kredibilitas laporan keuangan perusahaannya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian jurnal penyesuaian, fungsi, jenis-jenisnya, hingga contoh praktis pencatatannya dalam pembukuan.

Apa itu Jurnal Penyesuaian?

Jurnal penyesuaian 1

Jurnal penyesuaian adalah pencatatan tambahan yang dibuat untuk menyesuaikan transaksi agar sesuai dengan periode akuntansi yang benar.

Artinya, meskipun transaksi belum terjadi secara tunai, Anda tetap perlu mencatatnya supaya laporan keuangan lebih akurat.

Contohnya, pada bulan Agustus Anda menagih pelanggan Rp5.000.000 atas jasa yang sudah diberikan, tapi pembayaran baru diterima bulan September.

Pada Agustus, transaksi dicatat sebagai piutang usaha (pendapatan yang masih harus diterima). Lalu pada September, ketika pelanggan membayar, baru dicatat sebagai kas.

Dalam kasus tertentu, penyesuaian juga diperlukan jika ada perubahan pada transaksi. Misalnya, pelanggan meminta diskon 5% dari tagihan Rp5.000.000.

Maka, Anda perlu membuat jurnal penyesuaian sebesar Rp250.000 untuk mengurangi piutang dan pendapatan.

Tujuan utama jurnal penyesuaian adalah menjaga agar laporan keuangan tetap sesuai dengan prinsip pencocokan (matching principle).

Prinsip ini menegaskan bahwa pendapatan harus dicatat pada periode yang sama dengan biaya yang terkait untuk menghasilkan pendapatan tersebut.

Jika jurnal penyesuaian tidak dibuat, laporan keuangan bisa menyesatkan. Anda mungkin terlihat mengeluarkan beban lebih cepat dari seharusnya, atau sebaliknya, mencatat pendapatan sebelum waktunya.

Akibatnya, laba-rugi tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, dan keputusan bisnis yang diambil bisa salah arah.

Baca juga: Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

Siapa yang Perlu Membuat Jurnal Penyesuaian?

Jika Anda melakukan proses pembukuan dan pengelolaan akuntansi sendiri, dan Anda menggunakan sistem akuntansi akrual, Anda harus membuat ayat penyesuaian sendiri.

Jika Anda melakukan pembukuan sendiri dan menggunakan sistem cash basis, kemungkinan besar Anda tidak perlu membuat jurnal penyesuaian.

Apa pun jenis akuntansi yang Anda gunakan, jika Anda memiliki akuntan, mereka akan menangani setiap dan semua entri penyesuaian untuk Anda.

Spreadsheet vs. software akuntansi vs. akuntan

Jurnal penyesuaian akan memainkan peran yang berbeda dalam bisnis Anda tergantung pada jenis sistem pembukuan yang Anda miliki.

Jika Anda melakukan pembukuan sendiri menggunakan spreadsheet, Anda akan menangani semua ayat penyesuaian untuk pembukuan Anda.

Kemudian, Anda harus merujuk ke ayat penyesuaian tersebut saat membuat laporan keuangan atau menyimpan catatan ekstensif, sehingga akuntan Anda tahu apa yang terjadi saat mereka membuat laporan untuk Anda.

Jika Anda memiliki akuntan, Anda tidak perlu khawatir membuat jurnal penyesuaian sendiri, atau merujuknya saat menyiapkan laporan keuangan. Mereka akan melakukan keduanya untuk Anda.

Jika Anda menggunakan software akuntansi, Anda juga harus membuat ayat penyesuaian sendiri. Software akuntansi menyederhanakan proses, dibandingkan dengan menggunakan spreadsheet.

Dan itu kemungkinan akan menghasilkan laporan keuangan dengan mudah untuk dan siap untuk memastikan entri penyesuaian tersebut akurat dan selesai tepat waktu.

Untuk proses pembukuan yang lebih baik, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi seperti Kledo yang memilik fitur paling lengkap dengan harga terjangkau.

Tidak percaya? Anda bisa menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya pada gambar di bawah ini:

kledo banner 3

Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Rekonsiliasi Bank

Kapan dan Mengapa Ayat Jurnal Penyesuaian Perlu Dibuat?

Banyak pemula akuntansi yang masih bingung kapan sebenarnya jurnal penyesuaian perlu dicatat.

Padahal, tanpa jurnal ini, laporan keuangan bisa menampilkan informasi yang tidak akurat dan menyesatkan pengambilan keputusan bisnis.

Secara umum, jurnal penyesuaian dibuat pada akhir periode akuntansi sebelum laporan keuangan disusun.

Namun, ada alasan khusus mengapa jurnal penyesuaian wajib dilakukan, yaitu:

1. Agar Laporan Keuangan Mencerminkan Kondisi Riil

Tidak semua transaksi dicatat secara langsung saat terjadi. Misalnya, beban listrik baru diterima tagihannya bulan depan, padahal pemakaian sudah terjadi di bulan berjalan.

Dengan jurnal penyesuaian, beban tersebut tetap diakui agar laporan keuangan mencerminkan keadaan sebenarnya.

2. Menghindari Kesalahan Pengakuan Pendapatan dan Beban

Tanpa jurnal penyesuaian, ada kemungkinan pendapatan diakui terlalu besar atau beban justru tidak tercatat. Hal ini bisa membuat laba tampak lebih tinggi atau lebih rendah dari yang semestinya.

3. Memenuhi Prinsip Akuntansi Akrual

Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diakui saat diperoleh dan beban diakui saat terjadi, bukan ketika kas berpindah. Jurnal penyesuaian memastikan pencatatan sesuai prinsip ini.

4. Menjadi Dasar Pembuatan Laporan Keuangan

Jurnal penyesuaian adalah tahap terakhir sebelum penyusunan laporan keuangan. Tanpa langkah ini, laporan keuangan tidak bisa dianggap valid.

Baca juga: Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang: Komponen dan Contohnya

Jenis-Jenis Jurnal Penyesuaian

Penyesuaian ini sangat diperlukan agar laporan keuangan yang dihasilkan memenuhi prinsip akuntansi yang berlaku, seperti prinsip akrual, yang mengharuskan pengakuan pendapatan dan beban pada periode terjadinya, bukan saat kas diterima atau dibayar.

Berdasarkan hal tersebut, jurnal penyesuaian dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki tujuan dan penerapan yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis jurnal penyesuaian yang umumnya digunakan:

1. Transaksi akrual

Jurnal penyesuaian jenis akrual dilakukan untuk mencatat pendapatan dan beban yang sudah terjadi tetapi belum tercatat pada periode tersebut.

Hal ini sesuai dengan prinsip akuntansi akrual yang mengharuskan pendapatan dan beban diakui saat terjadi, meskipun pembayaran atau penerimaan uang belum dilakukan.

Contoh transaksi akrual adalah:

  • Pendapatan yang Masih Harus Diterima: Pendapatan yang sudah diperoleh tetapi belum tercatat dalam periode tersebut, seperti pendapatan dari jasa yang sudah diberikan namun belum ditagih.
  • Beban yang Masih Harus Dibayar: Beban yang telah terjadi namun belum dicatat dalam periode yang bersangkutan, seperti gaji yang sudah jatuh tempo namun belum dibayar.

2. Transaksi deferral (Penundaan)

Transaksi deferral digunakan ketika perusahaan menerima uang atau membayar uang untuk suatu transaksi yang akan dikenali pada periode berikutnya. Ini bertujuan untuk mencocokkan pendapatan dan beban dengan periode yang sesuai.

Contoh transaksinya seperti:

  • Beban Dibayar di Muka: Pembayaran yang telah dilakukan di muka untuk beban yang seharusnya dibebankan pada periode mendatang, seperti biaya sewa yang dibayar di muka.
  • Pendapatan Diterima di Muka: Pendapatan yang sudah diterima tetapi belum diakui karena jasa atau barang belum diserahkan pada periode tersebut.

3. Estimasi

Estimasi digunakan untuk mencatat transaksi yang perhitungannya memerlukan taksiran atau perkiraan, seperti penyusutan aset tetap atau piutang yang kemungkinan tak tertagih.

Penyesuaian ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan nilai yang realistis.

  • Penyusutan (Depresiasi): Penyusutan digunakan untuk mengalokasikan biaya perolehan aset tetap seperti bangunan atau peralatan selama umur manfaatnya.
  • Piutang Tak Tertagih
    Piutang yang sudah diperkirakan tidak akan tertagih perlu disesuaikan dengan mengurangi nilai piutang dan mengakui kerugian.

4. Koreksi

Koreksi dilakukan untuk memperbaiki entri jurnal yang salah pada periode sebelumnya, baik itu kesalahan dalam pencatatan akun atau jumlah. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun mencerminkan data yang akurat.

  • Koreksi Kesalahan dalam Entri Jurnal Awal: Kesalahan dalam pencatatan transaksi yang perlu diperbaiki untuk memastikan akun yang dicatat sesuai dengan yang sebenarnya.

Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa

5 Akun yang Membutuhkan Jurnal Penyesuaian

jurnal penyesuaian 4

Seperti yang kita bahas diatas, jurnal penyesuaian adalah bagian penting dari proses akuntansi dan biasanya dibuat pada hari terakhir periode akuntansi.

Mereka dibuat sedemikian rupa sehingga laporan keuangan mencerminkan pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi. Menyesuaikan entri berdampak pada lima akun utama.

1. Pendapatan yang masih harus dibayar

Untuk layanan apa pun yang dilakukan dalam satu bulan tetapi ditagih pada bulan berikutnya akan memiliki ayat penyesuaian yang menunjukkan pendapatan pada bulan Anda melakukan layanan tersebut. Anda membuat jurnal penyesuaian dengan mendebit piutang usaha dan mengkredit pendapatan jasa.

2. Biaya masih harus dibayar

Upah yang dibayarkan kepada karyawan adalah biaya umum yang masih harus dibayar.

Untuk membuat ayat penyesuaian untuk upah yang dibayarkan kepada karyawan pada akhir periode akuntansi, jurnal penyesuaian akan mendebit beban upah dan mengkredit hutang upah.

3. Pendapatan Diterima Dimuka

Pembayaran untuk barang yang akan dikirim di masa depan atau jasa yang akan dilakukan dianggap sebagai pendapatan diterima di muka.

Misalnya, jika Anda melakukan pemesanan online pada bulan September dan barang tersebut tidak sampai sampai bulan Oktober, perusahaan tempat Anda memesan akan mencatat biaya barang tersebut sebagai pendapatan diterima di muka.

Perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian untuk bulan September (bulan yang Anda pesan) mendebet pendapatan diterima di muka dan mengkredit pendapatan.

4. Biaya dibayar dimuka

Biaya dibayar di muka mengacu pada aset yang dibayar dan digunakan secara bertahap selama periode akuntansi.

Contoh umum dari biaya dibayar di muka adalah perusahaan yang membeli dan membayar perlengkapan kantor.

Selama periode akuntansi, perlengkapan kantor habis dan saat digunakan menjadi beban.

Ketika perlengkapan kantor dibeli dan digunakan, jurnal penyesuaian dibuat untuk mendebit beban perlengkapan kantor dan mengkredit perlengkapan kantor dibayar di muka.

5. Depresiasi

Penyusutan adalah proses pembebanan biaya suatu aset, seperti bangunan atau peralatan selama umur ekonomis atau umur pakai aset tersebut.

Jurnal penyesuaian untuk depresiasi sedikit berbeda dibandingkan dengan akun lain.

Sebuah perusahaan harus mempertimbangkan akumulasi penyusutan. Akumulasi penyusutan mengacu pada akumulasi penyusutan aset perusahaan selama umur perusahaan.

Pada neraca perusahaan, akumulasi penyusutan disebut akun kontra-aset dan digunakan untuk melacak biaya penyusutan.

Pada akun kontra aset, kenaikan dicatat setiap bulan. Aset terdepresiasi dengan jumlah tertentu setiap bulan segera setelah dibeli.

Hal ini tercermin dalam jurnal penyesuaian sebagai debit untuk beban penyusutan dan peralatan dan kredit akumulasi penyusutan dengan jumlah yang sama.

Baca juga: Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perlengkapan

Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian

JP 2

Jika membuat ayat jurnal penyesuaian terdengar rumit, terutama bagi Anda yang masih menggunakan pembukuan manual, sebenarnya tidak perlu khawatir.

Pada dasarnya, hanya ada lima jenis jurnal penyesuaian yang umum digunakan, yaitu pendapatan akrual, beban akrual, pendapatan diterima di muka, beban dibayar di muka, dan penyusutan.

Berikut penjelasan masing-masing jenis jurnal penyesuaian beserta contoh kasus dan cara pencatatannya:

1. Pendapatan Akrual

Pendapatan akrual adalah pendapatan yang sudah diperoleh pada suatu periode, tetapi pembayarannya baru diterima di periode berikutnya.

Contoh kasus:
Bisnis Anda memproduksi tote bag khusus. Pada bulan Februari, Anda menyelesaikan pesanan senilai Rp1.200.000 dan mengirimkan faktur kepada pelanggan.

Namun, pembayaran baru dilakukan pada 7 Maret.

Untuk mencatatnya secara akurat, pada Februari Anda perlu mengakui adanya piutang usaha (pendapatan yang masih harus diterima).

Kemudian, pada Maret, saat pembayaran diterima, piutang tersebut dipindahkan ke kas.

Jurnal penyesuaian (Februari):

TanggalAkunDebitKredit
27 FebPiutang Usaha1.200.000
27 FebPendapatan1.200.000

Penerimaan kas (Maret):

TanggalAkunDebitKredit
7 MarKas1.200.000
7 MarPiutang Usaha1.200.000

2. Beban Akrual

Beban akrual adalah beban yang sudah terjadi dalam suatu periode, tetapi pembayarannya dilakukan pada periode berikutnya.

Contoh kasus:
Pada Februari, Anda menyewa pekerja kontrak untuk membantu produksi dengan biaya Rp400.000. Namun, tagihan baru dikirimkan dan dibayar pada Maret.

Jurnal penyesuaian (Februari):

TanggalAkunDebitKredit
21 FebBeban Tenaga Kerja400.000
21 FebUtang Akrual400.000

Pembayaran beban (Maret):

TanggalAkunDebitKredit
1 MarUtang Akrual400.000
1 MarKas400.000

3. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan diterima di muka adalah pembayaran yang diterima sebelum jasa atau barang benar-benar diberikan.

Contoh kasus:
Anda diminta menjadi pembicara pada sebuah konferensi dengan honor Rp2.000.000. Panitia membayar pada Januari, padahal acara berlangsung Maret.

Jurnal penerimaan (Januari):

TanggalAkunDebitKredit
6 JanKas2.000.000
6 JanPendapatan Diterima di Muka2.000.000

Pengakuan pendapatan (Maret):

TanggalAkunDebitKredit
7 MarPendapatan Diterima di Muka2.000.000
7 MarPendapatan Jasa2.000.000

4. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka adalah pembayaran yang dilakukan di awal, tetapi manfaatnya baru akan diperoleh di periode berikutnya.

Contoh kasus:
Anda membayar sewa ruang produksi sebesar Rp12.000.000 untuk satu tahun penuh pada Desember.

Pencatatan awal (Desember):

AkunDebitKredit
Beban Sewa Dibayar di Muka12.000.000
Kas12.000.000

Jurnal penyesuaian (Januari):

AkunDebitKredit
Beban Sewa1.000.000
Sewa Dibayar di Muka1.000.000

5. Beban Penyusutan

Penyusutan adalah alokasi biaya aset tetap (seperti mesin, kendaraan, atau gedung) selama masa manfaatnya.

Contoh kasus:
Anda membeli mesin produksi senilai Rp24.000.000 dengan umur manfaat 4 tahun. Dengan metode garis lurus, penyusutan per bulan adalah Rp500.000.

Jurnal penyesuaian (akhir bulan):

AkunDebitKredit
Beban Penyusutan500.000
Akumulasi Penyusutan500.000

Dengan cara ini, laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih akurat dan sesuai prinsip akuntansi.

Baca juga: Ayat Jurnal Penyesuaian: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Bisnis

Dampak Jurnal Penyesuaian Terhadap Laporan Keuangan

Jurnal penyesuaian berperan penting dalam memastikan laporan keuangan yang disusun mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat pada akhir periode akuntansi.

Penyesuaian ini memiliki pengaruh langsung terhadap dua laporan keuangan utama, yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi.

1. Pengaruh ayat jurnal penyesuaian terhadap neraca dan laporan laba rugi

Neraca (Laporan posisi keuangan):

Penyesuaian yang dilakukan akan mempengaruhi akun-akun yang tercatat dalam neraca, baik itu aktiva (aset), kewajiban (liabilitas), maupun ekuitas (modal). Beberapa dampak utama adalah:

  • Aktiva (Aset): Penyesuaian terhadap piutang yang tak tertagih, akumulasi penyusutan, dan beban dibayar di muka akan mempengaruhi nilai aset yang tercatat.
    • Contoh: Penyusutan akan mengurangi nilai buku dari aset tetap, dan piutang tak tertagih akan mengurangi nilai piutang yang tercatat.
  • Kewajiban (Liabilitas): Penyesuaian terhadap pendapatan diterima di muka atau beban yang masih harus dibayar akan mempengaruhi kewajiban yang tercatat.
    • Contoh: Pendapatan diterima di muka akan meningkatkan kewajiban karena perusahaan masih memiliki kewajiban untuk memberikan barang/jasa.
  • Ekuitas (Modal): Laba atau rugi yang tercatat dalam laporan laba rugi akan mempengaruhi saldo laba ditahan dalam ekuitas.
    • Contoh: Beban penyusutan atau piutang tak tertagih yang diakui sebagai beban akan mengurangi laba bersih dan berimbas pada saldo laba ditahan di ekuitas.

Laporan laba rugi

Jurnal penyesuaian juga mempengaruhi laporan laba rugi dengan memastikan bahwa pendapatan dan beban diakui pada periode yang tepat.

Hal ini memastikan laba atau rugi yang dilaporkan mencerminkan kinerja yang sebenarnya selama periode tersebut.

  • Pendapatan: Penyesuaian untuk pendapatan yang masih harus diterima akan meningkatkan pendapatan yang diakui dalam periode tersebut, meskipun uangnya belum diterima.
    • Contoh: Pendapatan dari jasa yang telah diberikan, tetapi belum ditagih, akan diakui sebagai pendapatan pada laporan laba rugi.
  • Beban: Penyesuaian untuk beban yang masih harus dibayar (seperti gaji atau sewa) akan menambah beban yang tercatat dalam laporan laba rugi, meskipun pembayaran kas belum dilakukan.
    • Contoh: Beban yang masih harus dibayar, seperti gaji yang sudah jatuh tempo tetapi belum dibayar, akan meningkatkan total beban.
  • Laba atau Rugi Bersih: Semua penyesuaian ini akhirnya akan mempengaruhi jumlah laba atau rugi yang dilaporkan dalam periode akuntansi.
    • Contoh: Beban penyusutan, piutang tak tertagih, atau koreksi entri yang salah dapat mengurangi laba bersih yang dilaporkan.

2. Menjaga Akurasi Pelaporan dan Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi

Jurnal penyesuaian sangat penting untuk menjaga akurasi pelaporan keuangan dan memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun mematuhi standar akuntansi yang berlaku, seperti PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia dan IFRS (International Financial Reporting Standards) yang lebih luas.

Kepatuhan terhadap PSAK dan IFRS

Jurnal penyesuaian memastikan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diakui, seperti prinsip pencocokan (matching principle) dan pengakuan pendapatan.

Kegagalan dalam melakukan penyesuaian yang tepat dapat menyebabkan ketidaksesuaian dengan standar ini, yang dapat mengarah pada laporan keuangan yang tidak akurat atau tidak dapat diandalkan.

Contoh: PSAK dan IFRS mengatur bahwa pendapatan harus diakui ketika barang atau jasa telah diserahkan, bukan ketika kas diterima. Jurnal penyesuaian untuk pendapatan yang masih harus diterima membantu memastikan bahwa pengakuan pendapatan terjadi pada periode yang tepat sesuai dengan standar ini.

Transparansi dan Keandalan Laporan Keuangan

Dengan melakukan jurnal penyesuaian yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan jujur tentang kondisi keuangan mereka, yang meningkatkan transparansi dan keandalan informasi bagi pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan regulator.

Mencegah risiko audit

Jika jurnal penyesuaian tidak dilakukan dengan benar, perusahaan berisiko menghadapi temuan dari auditor eksternal yang dapat menyebabkan audit yang tidak bersih, reputasi yang buruk, atau bahkan masalah hukum.

Baca juga: 5 Contoh Jurnal Penyesuaian dalam Akuntansi dan Jenis Transaksinya

Konsep-Konsep Utama Terkait Jurnal Penyesuaian

jurnal penyesuaian 3

Jurnal penyesuaian sangat terkait dengan prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari cara perusahaan mengakui dan melaporkan transaksi keuangan. Beberapa konsep utama yang mendasari praktik jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:

1. Prinsip pencocokan (Matching principle)

Prinsip Pencocokan adalah prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa beban harus dicocokkan dengan pendapatan yang dihasilkan pada periode yang sama.

Tujuan prinsip ini adalah untuk memastikan bahwa laporan laba rugi mencerminkan kinerja perusahaan secara akurat dalam periode tertentu, dengan cara mengakui beban dan pendapatan yang terjadi secara bersamaan.

Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diakui saat diperoleh, dan beban diakui saat beban tersebut timbul untuk menghasilkan pendapatan.

Jurnal penyesuaian diperlukan untuk memastikan bahwa beban dan pendapatan yang terjadi pada periode tertentu tercatat dengan benar, bahkan jika pembayaran atau penerimaan kas belum terjadi.

Contoh dalam jurnal penyesuaian:

Misalnya, perusahaan menyediakan layanan pada bulan Desember, tetapi faktur baru dikirimkan pada Januari. Jurnal penyesuaian akan digunakan untuk mencatat pendapatan yang telah diperoleh pada bulan Desember meskipun kas belum diterima.

2. Prinsip pengakuan pendapatan (Revenue recognition principle)

Prinsip Pengakuan Pendapatan mengatur kapan pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan. Pendapatan harus diakui ketika barang atau jasa telah diserahkan kepada pelanggan, bukan saat pembayaran kas diterima.

Pengakuan pendapatan bergantung pada pemenuhan kewajiban perusahaan kepada pelanggan, yaitu ketika barang atau jasa telah dikirim atau diserahkan dan terdapat probabilitas yang tinggi bahwa kas atau setara kas akan diterima.

Contoh dalam jurnal penyesuaian:

Misalnya, perusahaan menerima pembayaran di muka untuk layanan yang akan diberikan pada periode mendatang. Penyesuaian jurnal akan diperlukan untuk memindahkan pendapatan yang diterima di muka ke pendapatan yang telah diakui saat layanan diberikan.

3. Akuntansi akrual

Akuntansi Akrual adalah metode akuntansi yang mengharuskan pendapatan dan beban diakui pada periode terjadinya transaksi, bukan saat kas diterima atau dibayar.

Misalnya, meskipun kas untuk sebuah penjualan belum diterima, perusahaan harus mencatat pendapatan pada saat barang dikirim atau layanan diberikan.

Dengan akuntansi akrual, perusahaan mencatat transaksi berdasarkan kewajiban dan hak yang timbul, terlepas dari aliran kas yang terjadi.

Contoh jurnal penyesuaian dalam akuntansi akrual:

  • Pendapatan yang Masih Harus Diterima: Jika layanan telah diberikan tetapi pembayaran belum diterima, jurnal penyesuaian akan digunakan untuk mencatat pendapatan yang masih harus diterima.
  • Beban yang Masih Harus Dibayar: Jika perusahaan telah menggunakan jasa tertentu (misalnya listrik) tetapi belum membayar, jurnal penyesuaian diperlukan untuk mencatat beban yang timbul meskipun kas belum dibayar.

4. Proses setelah penyesuaian (Saldo percobaan setelah penyesuaian)

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah menyusun saldo percobaan setelah penyesuaian.

Saldo percobaan ini digunakan untuk memastikan bahwa total debit dan total kredit masih seimbang setelah penyesuaian dilakukan.

Saldo percobaan setelah penyesuaian memastikan bahwa semua entri penyesuaian telah dilakukan dengan benar dan semua akun tercatat dengan tepat. Ini adalah langkah penting sebelum menyusun laporan keuangan akhir untuk periode tersebut.

Perbedaan Jurnal Penyesuaian dengan Jurnal Umum

Banyak orang masih bingung membedakan jurnal penyesuaian dengan jurnal umum karena keduanya sama-sama digunakan dalam pencatatan akuntansi.

Padahal, fungsi dan waktu pencatatan keduanya berbeda, sehingga pemahaman yang tepat sangat penting agar tidak salah dalam menyusun laporan keuangan.

Jurnal umum biasanya digunakan sebagai catatan awal setiap transaksi keuangan perusahaan, mulai dari transaksi sederhana hingga yang kompleks.

Sedangkan jurnal penyesuaian lebih berfokus pada penyesuaian saldo akun tertentu di akhir periode akuntansi, agar laporan keuangan yang disusun benar-benar mencerminkan kondisi sebenarnya.

Agar lebih jelas, berikut tabel perbedaan antara jurnal umum dan jurnal penyesuaian:

AspekJurnal UmumJurnal Penyesuaian
FungsiMencatat semua transaksi keuangan perusahaan secara kronologis.Menyesuaikan akun agar saldo sesuai kondisi riil pada akhir periode.
Waktu PencatatanDilakukan setiap kali ada transaksi.Dilakukan di akhir periode akuntansi.
Jenis TransaksiSemua transaksi: pembelian, penjualan, penerimaan kas, pembayaran, dll.Transaksi penyesuaian: penyusutan, beban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, dll.
TujuanSebagai catatan dasar sebelum dipindahkan ke buku besar.Menyajikan laporan keuangan yang akurat sesuai prinsip akuntansi.
ContohMencatat pembelian barang dagang tunai sebesar Rp5.000.000.Mencatat penyusutan aset tetap sebesar Rp1.000.000.

Perbedaan Jurnal Penyesuaian dengan Jurnal Pembalik

Selain jurnal umum, jurnal penyesuaian juga sering disandingkan dengan jurnal pembalik.

Keduanya memang sama-sama dibuat di akhir periode akuntansi, tetapi tujuannya berbeda.

Jurnal penyesuaian berfungsi untuk memastikan saldo akun sesuai kondisi riil perusahaan, sementara jurnal pembalik dibuat untuk memudahkan pencatatan transaksi di periode berikutnya.

Dengan kata lain, jurnal penyesuaian lebih menekankan pada penyajian laporan keuangan yang akurat, sedangkan jurnal pembalik menekankan pada efisiensi pencatatan.

Supaya lebih mudah dipahami, berikut perbedaan keduanya:

AspekJurnal PenyesuaianJurnal Pembalik
FungsiMenyesuaikan saldo akun agar sesuai kondisi sebenarnya pada akhir periode.Membalik jurnal penyesuaian tertentu untuk mempermudah pencatatan di periode baru.
Waktu PencatatanDibuat di akhir periode akuntansi sebelum laporan keuangan disusun.Dibuat di awal periode akuntansi berikutnya.
TujuanMenyajikan laporan keuangan yang wajar dan akurat.Menghindari pencatatan ganda pada transaksi yang berulang.
Jenis TransaksiBeban dibayar di muka, pendapatan diterima di muka, penyusutan, dll.Beban akrual, pendapatan akrual, atau transaksi penyesuaian yang bersifat sementara.
ContohMencatat beban sewa yang belum diakui.Membalik pencatatan beban sewa akrual agar transaksi bulan baru lebih mudah.

Kesalahan Umum dalam Membuat Jurnal Penyesuaian dan Cara Menghindarinya

Dalam praktik akuntansi, jurnal penyesuaian sering kali menjadi salah satu tahap yang paling rawan kesalahan.

Hal ini wajar, mengingat proses penyusunannya membutuhkan ketelitian dalam mencatat transaksi yang sifatnya masih “tergantung” pada periode tertentu.

Namun, jika tidak dikelola dengan baik, kesalahan kecil pada jurnal penyesuaian bisa berdampak besar terhadap laporan keuangan, mulai dari salah saji laba rugi hingga ketidaksesuaian posisi aset dan kewajiban.

Salah Mencatat Periode Akuntansi

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah pencatatan jurnal penyesuaian yang tidak sesuai dengan periode akuntansi berjalan.

Misalnya, ada beban listrik bulan Desember yang justru dicatat di Januari tahun berikutnya.

Hal ini akan membuat laporan laba rugi maupun neraca tidak lagi akurat, karena beban tidak mencerminkan kondisi periode sebenarnya.

Untuk menghindari kesalahan ini, pastikan setiap transaksi yang memerlukan penyesuaian diverifikasi tanggalnya dengan teliti.

Gunakan dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, atau bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pencatatan dilakukan tepat di periode yang benar.

Keliru Membedakan Akun Aset dan Beban

Banyak pemula dalam akuntansi yang masih keliru membedakan mana transaksi yang harus dicatat sebagai aset, dan mana yang langsung diakui sebagai beban.

Contoh klasiknya adalah pembelian alat tulis kantor dalam jumlah besar. Ada yang langsung mencatat seluruhnya sebagai beban, padahal sebagian seharusnya masuk persediaan.

Solusi dari masalah ini adalah memahami prinsip matching cost dengan pendapatan.

Aset dicatat jika manfaat ekonominya masih bisa digunakan di periode mendatang, sedangkan beban diakui jika manfaatnya sudah habis dipakai di periode berjalan.

Pemahaman konsep ini akan membantu Anda membuat jurnal penyesuaian yang lebih tepat.

Lupa Membuat Penyesuaian untuk Beban yang Masih Harus Dibayar

Beban akrual, seperti gaji karyawan yang jatuh tempo akhir bulan tetapi baru dibayarkan bulan berikutnya, sering kali terlewat dalam pencatatan.

Akibatnya, laporan keuangan menunjukkan angka beban yang lebih kecil dari kenyataan, sehingga laba tampak lebih besar.

Untuk menghindarinya, buatlah daftar beban akrual secara berkala.

Pastikan setiap akhir periode, bagian akuntansi meninjau kembali kewajiban yang sudah timbul namun belum dibayarkan.

Dengan begitu, laporan keuangan akan lebih mencerminkan kondisi riil perusahaan.

Mengabaikan Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Selain beban, kesalahan juga terjadi pada sisi pendapatan.

Contoh kasus: perusahaan sudah memberikan jasa di bulan Desember, tetapi invoice baru diterbitkan Januari.

Jika tidak ada jurnal penyesuaian, pendapatan Desember akan terlihat lebih kecil.

Solusinya adalah menyiapkan daftar piutang akrual. Catat seluruh pendapatan yang sudah dihasilkan tetapi belum tertagih pada periode tersebut.

Hal ini memastikan laporan laba rugi mencerminkan pendapatan yang sesuai dengan aktivitas bisnis sebenarnya.

Tidak Menyesuaikan Akun Penyusutan

Kesalahan lain yang sering dijumpai adalah kelalaian mencatat penyusutan aset tetap.

Padahal, penyusutan adalah bentuk alokasi biaya atas penggunaan aset selama umur manfaatnya.

Tanpa penyesuaian ini, nilai aset tetap di neraca akan terlalu tinggi, dan laba bersih juga terlihat lebih besar dari seharusnya.

Untuk mencegah kesalahan ini, buatlah jadwal penyusutan sejak awal ketika aset diperoleh. Jadwal ini menjadi pengingat otomatis bagi tim akuntansi agar penyesuaian dilakukan setiap periode tanpa terlewat.

Hal Lain yang Sering Ditanyakan Mengenai Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian?

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan catatan keuangan suatu perusahaan dengan kondisi aktualnya di akhir periode tersebut.

Tujuan dari jurnal penyesuaian adalah untuk memperbaiki dan memperbarui catatan keuangan agar mencerminkan kondisi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Jurnal penyesuaian isinya apa saja?

Jurnal penyesuaian berisi catatan penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk memperbaiki catatan keuangan perusahaan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Isi jurnal penyesuaian dapat bervariasi tergantung pada jenis usaha dan kondisi keuangan perusahaan, namun secara umum jurnal penyesuaian mencakup hal-hal berikut:

  1. Tanggal pembuatan jurnal penyesuaian.
  2. Akun-akun yang perlu disesuaikan, seperti akun piutang, utang, persediaan, beban, dan pendapatan.
  3. Nilai atau jumlah penyesuaian yang harus dilakukan pada masing-masing akun yang disebutkan di atas.
  4. Keterangan atau penjelasan mengenai alasan mengapa penyesuaian harus dilakukan, seperti pengakuan pendapatan yang belum tercatat, pengakuan biaya yang belum tercatat, atau perubahan nilai aset tetap akibat depresiasi.

Bagaimana cara mencatat jurnal penyesuaian?

Berikut adalah cara mencatat jurnal penyesuaian:

  1. Tentukan akun-akun yang perlu disesuaikan. Jurnal penyesuaian biasanya dibuat untuk akun-akun yang belum tercatat dalam buku besar pada akhir periode atau akun-akun yang perlu disesuaikan karena perubahan nilai atau statusnya pada periode tersebut. Contohnya, akun piutang yang belum tertagih, akun persediaan yang belum tercatat, akun beban yang telah dibayar di muka, dan lain sebagainya.
  2. Tentukan jumlah atau nilai penyesuaian yang harus dilakukan pada masing-masing akun yang disebutkan di atas. Penyesuaian dapat dilakukan dengan menghitung selisih antara saldo aktual akun dan saldo yang tercatat dalam buku besar.
  3. Tentukan apakah penyesuaian tersebut harus dicatat sebagai debit atau kredit pada masing-masing akun yang disebutkan di atas. Ini tergantung pada jenis akun dan jenis penyesuaian yang dilakukan.
  4. Buat catatan jurnal penyesuaian dengan format yang sesuai.
  5. Isi catatan jurnal penyesuaian dengan akun-akun dan jumlah penyesuaian yang sudah ditentukan.
  6. Pastikan total debit sama dengan total kredit pada catatan jurnal penyesuaian. Jika tidak, periksa kembali catatan jurnal penyesuaian dan perbaiki jika diperlukan.
  7. Transfer data dari catatan jurnal penyesuaian ke dalam buku besar dengan membuat entri jurnal untuk masing-masing akun yang disesuaikan.
  8. Gunakan data dari jurnal penyesuaian untuk menyusun laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.

Apa yang terjadi jika tidak ada jurnal penyesuaian?

Jika tidak ada jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi, maka catatan keuangan perusahaan tidak akan akurat dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam membuat laporan keuangan yang akurat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bisnis yang salah

Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tahap penyesuaian?

biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk memperbaiki catatan keuangan yang sudah ada, mengoreksi kesalahan, dan mengakui transaksi yang belum tercatat sebelumnya agar laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan akurat.

Kesimpulan

Itulah penjelasan lengkap mengenai jurnal penyesuaian yang akan berguna jika pemilik bisnis melakukan pembukuan secara manual. Terkadang membuat ayat jurnal penyesuaian memang memakan waktu, apalagi jika bisnis Anda memiliki banyak transaksi bisnis.

Jika Anda kesulitan dalam melakukan pembuatan ayat jurnal penyesuaian atau proses pembukuan secara keseluruhan, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo untuk membuat proses tersebut menjadi lebih baik.

Kledo adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia, yang sudah digunakan oleh lebih dari 10 ribu pengguna dari berbagai jenis bisnis di Indonesia dengan harga yang paling terjangkau.

Anda juga bisa menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.

sugi priharto

Tinggalkan Komentar

1 × 2 =