Matching principle atau prinsip pencocokan merupakan salah satu konsep dasar akuntansi yang penting. Konsep ini memerlukan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan yang diakui harus dicatat dalam periode yang sama.
Dengan kata lain, biaya harus dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkan dan diakui pada saat yang bersamaan.
Matching principle bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan mencerminkan secara lebih realistis kinerja keuangan perusahaan. Hal ini juga membantu investor dan kreditur menilai kinerja perusahaan dan membuat keputusan berinvestasi.
Dalam artikel ini, Kledo akan membahas lebih lanjut tentang Matching Principle dan implikasinya dalam akuntansi. Jadi, baca artikel ini sampai selesai, ya!
Pengertian Matching Principle Adalah:
Matching principle adalah prinsip akuntansi yang mengharuskan semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan diakui pada periode akuntansi saat pendapatan yang berkaitan dengan biaya tersebut juga diakui.
Prinsip ini juga dikenal sebagai prinsip pencocokan. Prinsip ini berbasis pada prinsip akuntansi konservatif yang berbeda dengan prinsip realisasi.
Prinsip ini menyatakan bahwa biaya harus dikaitkan dengan pendapatan selama periode akuntansi yang sama, meskipun pada akhirnya biaya dapat dibayar di masa depan atau pendapatan dapat diakui di masa lalu.
Baca juga: 10 Konsep Dasar Akuntansi Ini Wajib Dipahami, Penting!
Mengapa Matching Principle Penting bagi Bisnis?
Pentingnya prinsip pencocokan bagi bisnis adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja keuangan perusahaan
Prinsip pencocokan memastikan bahwa biaya dicatat pada periode yang sama dengan pendapatan yang dihasilkan.
Ini akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan, karena biaya dan pendapatan dicatat pada waktu yang pas.
2. Menyediakan informasi akurat untuk tujuan perencanaan dan analisis
Prinsip pencocokan menyediakan informasi yang akurat tentang aliran kas masuk dan keluar dari perusahaan.
Ini memungkinkan manajemen untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan membuat perencanaan yang lebih baik.
3. Meningkatkan transparansi
Prinsip pencocokan memastikan bahwa laporan keuangan yang akurat dibuat dan bahwa informasi tentang kinerja perusahaan tersedia untuk investor dan pemegang saham.
Ini meningkatkan transparansi dan membantu investor memahami kinerja keuangan perusahaan.
4. Meningkatkan kredibilitas
Prinsip pencocokan membantu perusahaan membangun reputasi yang baik dengan investor dan pemegang saham. Ini membantu perusahaan membangun kredibilitas dan membantu mereka menarik lebih banyak investasi.
Baca juga: Pahami Analisis Arus Kas (Cash Flow Analysis) untuk Bisnis
Tujuan Matching Principle
Berikut ini adalah tujuan penerapan prinsip pencocokan:
- Memastikan bahwa pengeluaran dan pemasukan diakumulasikan dengan benar.
- Meningkatkan akurasi dalam pelaporan keuangan.
- Meminimalkan risiko audit.
- Mengidentifikasi risiko dalam pelaporan keuangan.
- Memastikan bahwa aset dan liabilitas diakumulasikan dengan benar.
- Membantu dalam penentuan pengeluaran dan pendapatan yang sah.
- Membantu dalam menentukan tingkat laba yang tepat untuk periode tertentu.
- Membantu dalam menentukan berapa banyak aset yang harus direklasifikasi.
- Membantu dalam menilai kinerja perusahaan.
- Membantu dalam menentukan berapa banyak arus kas yang diharapkan.
Baca juga: Panduan Belajar Akuntansi Dasar bagi Pemula
Konsep Matching Principle
Matching principle adalah prinsip akuntansi yang memerintahkan bahwa biaya harus dikaitkan dengan pendapatan yang terkait pada periode yang sama.
Prinsip ini mengharuskan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut harus dibebankan pada periode yang sama. Artinya, suatu biaya harus diakui pada saat pendapatan yang terkait dengan biaya tersebut juga diakui.
Misalnya, biaya mengiklankan produk perusahaan harus dibebankan pada periode yang sama ketika pendapatan dari produk tersebut diakui.
Matching principle menganjurkan bahwa biaya dan pendapatan, atau pendapatan dan pembelanjaan, harus diakui pada periode yang sama.
Prinsip ini diterapkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan jujur yang menggambarkan situasi keuangan perusahaan secara realistis. Prinsip ini juga bertujuan untuk menghindari potensi bias dalam penyajian laporan keuangan.
Dengan mengikuti prinsip pencocokan, perusahaan dapat menghindari penyajian laporan laba rugi yang tidak akurat. Prinsip pencocokan ini juga digunakan untuk menentukan berapa banyak pendapatan yang harus diakui pada suatu periode.
Ketika mengakui pendapatan, perusahaan harus memastikan bahwa semua biaya yang terkait dengan pendapatan tersebut telah diakui pada periode yang sama.
Dengan kata lain, perusahaan harus memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut telah diakui pada periode yang sama ketika pendapatan diakui.
Misalnya, jika perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk pada bulan Januari, maka biaya iklan yang dikeluarkan untuk mempromosikan produk tersebut harus juga diakui pada bulan Januari.
Baca juga: Rasio Perputaran Piutang: Manfaat, Rumus, dan Cara Hitungnya
Prinsip Pengakuan Pendapatan dan Hubungannya dengan Matching Principle
Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) adalah prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat produk atau jasa telah diserahkan kepada konsumen.
Prinsip ini juga menyatakan bahwa pendapatan harus diukur secara obyektif, dan pengakuan pendapatan harus terkait dengan pengakuan biaya yang relevan.
Prinsip ini berfungsi untuk menjamin bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya dan akurat.
Hubungan antara prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pencocokan adalah bahwa prinsip pencocokan mengharuskan pengakuan pendapatan dan biaya yang relevan pada periode akuntansi yang sama.
Prinsip ini berimplikasi bahwa jika pendapatan diakui, maka biaya yang terkait dengan pendapatan tersebut juga harus diakui. Prinsip ini mengharuskan agar biaya yang terkait dengan pendapatan tersebut harus dikaitkan dengan periode akuntansi yang tepat.
Dengan demikian, prinsip pengakuan pendapatan dan prinsip pencocokan saling terkait dan sangat penting untuk menjamin laporan keuangan yang akurat.
Baca juga: Pengertian Purchase Requisition dan Bedanya dengan Purchase Order (PO)
Kapan Harus Menggunakan Matching Principle?
Matching principle biasanya digunakan dalam penyusunan laporan keuangan untuk menghitung arus kas dan net income. Prinsip ini juga digunakan dalam menghitung pendapatan yang diakui selama suatu periode akuntansi.
Prinsip pencocokan ini mengharuskan para akuntan untuk mengaitkan biaya dengan pendapatan yang terkait dengan periode akuntansi yang sama.
Ini membantu dalam menghindari distorsi dalam laporan keuangan. Dengan menggunakan prinsip pencocokan, para akuntan dapat mengukur pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi yang ditentukan.
Baca juga: Equipment Adalah: Pembahasan Lengkan dan Perbedaannya dengan Supplies
Contoh Penerapan Matching Principle
Contoh dari matching principle adalah ketika sebuah perusahaan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksi, maka biaya pembelian mesin tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan pada periode akuntansi yang sama dengan pendapatan yang dihasilkan oleh mesin tersebut.
Dengan demikian, laporan laba rugi dari perusahaan akan lebih tepat dan akurat.
Contoh lainnya, pada bulan April, perusahaan membayar sejumlah biaya sewa pada renter untuk menyewa sebuah kantor. Biaya sewa yang dibayarkan adalah 10 juta. Berdasarkan prinsip pencocokan, biaya sewa tersebut harus diakui sebagai beban biaya pada bulan April.
Prinsip ini juga dapat diimplementasikan untuk biaya operasional lain seperti biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan biaya lainnya yang dapat dikaitkan dengan pendapatan yang dihasilkan.
Dengan menggunakan prinsip pencocokan, laporan keuangan akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan selama periode akuntansi.
Baca juga: Memahami Jurnal Penyesuaian Piutang Tak Tertagih dan Contoh Kasusnya
Kendala Penerapan Matching Principle
1. Kesulitan mengevaluasi aset dan liabilitas
Salah satu kendala utama dalam menerapkan prinsip pencocokan adalah kesulitan mengevaluasi aset dan liabilitas.
Pengukuran aset dan liabilitas yang berasal dari transaksi berbeda dapat menjadi sangat kompleks. Dengan demikian, sangat penting untuk memastikan bahwa aset dan liabilitas dicatat pada nilai yang tepat dan setara.
2. Pemahaman yang salah
Penerapan prinsip pencocokan sering kali menimbulkan masalah karena adanya pemahaman yang salah mengenai hal itu.
Untuk menghindari masalah ini, penting untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memahami dengan benar prinsip pencocokan dan cara kerja yang terlibat di dalamnya.
Baca juga: Beban Bunga: Arti, Jenis Perlakuan, Rumus, dan Jurnalnya
3. Kesulitan untuk melacak jumlah akurat
Prinsip pencocokan memerlukan kesetaraan antara aset dan liabilitas. Ini berarti bahwa semua aset dan liabilitas harus dilacak dengan jumlah yang tepat.
Namun, ini bisa menjadi kendala dalam penerapannya karena sebagian besar perusahaan tidak memiliki sistem pelacakan yang tepat untuk melacak aset dan liabilitas.
4. Dampak akuntansi sementara
Prinsip matching dapat menimbulkan masalah akuntansi sementara. Hal ini terjadi ketika aset dan liabilitas dicatat pada nilai yang berbeda di laporan keuangan.
Ini menyebabkan kesenjangan antara nilai aset dan liabilitas yang dicatat sehingga perusahaan harus menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk menyelesaikan masalah ini.
Baca juga: Biaya Standar (Standard Costing): Pengertian, Cara Hitung, & Bedanya dengan Actual Costing
Kesimpulan
Matching principle adalah prinsip akuntansi yang mengharuskan biaya dikaitkan dengan pendapatan yang diterima pada periode yang sama.
Prinsip ini membantu dalam menentukan pendapatan yang benar dan memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan adalah akurat dan dapat diandalkan.
Dengan menggunakan prinsip ini, perusahaan dapat mengetahui pendapatan yang sebenarnya dan mengambil keputusan yang tepat untuk keuntungan yang diinginkan.
Untuk proses pengelolaan akuntansi dan keuangan bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi seperti Kledo.
Kledo adalah solusi yang tepat untuk kebutuhan keuangan dan akuntansi bisnis Anda. Dengan Kledo, Anda dapat mengelola akun keuangan dan akuntansi bisnis Anda dengan lebih mudah dan efisien.
Mulai dari 139 ribu per bulan, Anda sudah bisa menikmati layanan dengan fitur terlengkap seperti otomatisasi 30 jenis laporan keuangan, invoice generator, software inventory, pajak, dan masih banyak lagi.
Jadi, tunggu apalagi? Jangan lewatkan kesempatan free trial Kledo selama 14 hari melalui tautan ini.
- Proyeksi Utang Usaha: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya - 12 September 2024
- Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya - 2 September 2024
- 10 Strategi Manajemen Arus Kas untuk Stabilitas Keuangan Bisnis - 31 Agustus 2024