Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat perubahan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang.
Jurnal penyesuaian sendiri biasanya dibuat menjelang akhir periode akuntansi setelah dilakukan pencocokan antara pendapatan dan beban. Dalam artikel ini, Kledo akan mengulas mengenai jurnal penyesuaian persediaan barang dagang dan contohnya yang perlu Anda ketahui.
Apa yang Dimaksud Penyesuaian Persediaan Barang Dagang?
Penyesuaian persediaan barang dagang adalah peningkatan atau penurunan inventaris perusahaan yang bisa terjadi karena penjualan, pencurian, produk rusak, kehilangan atau kesalahan lainnya.
Terkadang, perusahaan dapat melihat perubahan ini selama penghitungan persediaan tahunan atau melalui catatan jurnal akuntansi berkala. Penyesuaian persediaan juga bisa terjadi karena faktor lain selain penjualan, seperti:
- Pemborosan, misalnya produk kadaluarsa
- Kerusakan, misalnya produk rusak
- Penggunaan internal, misalnya produk yang digunakan di perusahaan
Penyesuaian persediaan biasanya merinci produk mana yang hilang, berapa harganya, dan berapa banyak perusahaan yang hilang.
Tim akuntansi dapat menggunakan penyesuaian ini untuk menghitung persediaan awal dibandingkan persediaan akhir Anda saat menyelesaikan laporan akuntansi untuk tahun berjalan.
Baca juga: Continuous Advertising: Hal Penting yang Harus Ada dalam Strategi Pemasaran Anda
Mengapa Penyesuaian Persediaan Itu Penting?
Penyesuaian persediaan penting karena dapat membantu perusahaan mengetahui perubahan yang mungkin tidak ada dalam pembukuan.
Penyesuaian ini menjaga harga yang akurat pada produk, seperti memastikan biaya suatu barang tidak naik atau turun karena kesalahan perhitungan stok barang.
Representasi stok persediaan yang akurat dapat membantu perusahaan Anda memiliki pandangan yang tepat tentang laba kotor dan bersih, laporan laba rugi, dan kesejahteraan perusahaan secara keseluruhan.
Menghitung penyesuaian persediaan juga dapat membantu menghitung laba kotor. Harga pokok penjualan (HPP) terdiri dari biaya dan upaya yang digunakan untuk menjual inventaris selama jangka waktu tertentu.
Anda kemudian akan mencatat ini pada laporan laba rugi dan menggunakannya untuk menghitung laba kotor perusahaan Anda.
Baca juga: Pengertian Jurnal Koreksi, Cara Membuat, dan Contoh Kasusnya
Apa yang Dimaksud Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang?
Ayat jurnal penyesuaian mencerminkan aktivitas ekonomi yang telah terjadi tetapi belum dicatat karena lebih mudah menunggu hingga akhir periode untuk mencatat aktivitas tersebut.
Atau karena belum ada sumber dokumen mengenai aktivitas tersebut yang menjadi perhatian akuntan. Selain itu, pelaporan berkala dan prinsip pencocokan memerlukan persiapan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang sendiri adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat total persediaan yang telah disesuaikan. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mencocokkan informasi yang ada di catatan akuntansi dan jumlah aktual yang tersedia di gudang.
Baca juga: Pahami Pentingnya Work Order dalam Industri Manufaktur
Tujuan Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang
Setiap ayat jurnal penyesuaian memiliki tujuan ganda yaitu:
- membuat laporan laba rugi dengan cara melaporkan pendapatan atau beban yang tepat dan
- membuat laporan neraca yang berisi informasi aset atau kewajiban yang tepat.
Jadi, setiap ayat jurnal penyesuaian mempengaruhi setidaknya satu akun laporan laba rugi dan satu akun neraca. Jurnal penyesuaian dibagi menjadi dua macam: item yang masih harus dibayar dan item yang ditangguhkan.
Selanjutnya, jurnal penyesuaian dapat dibagi lagi menjadi pendapatan akrual, biaya akrual, pendapatan diterima di muka dan biaya dibayar di muka.
Untuk perusahaan dagang, persediaan barang dagang termasuk kategori biaya dibayar di muka sebab perusahaan sudah membeli persediaan namun belum menggunakan atau menjualnya.
Maka, akuntan akan mencatatnya sebagai aset (persediaan barang dagangan) dan mencatat biaya (harga pokok penjualan) saat mereka digunakan atau dijual.
Entri jurnal penyesuaian yang dicatat bergantung pada metode persediaan tetapi masing-masing dimulai dengan persediaan fisik atau periodik.
Persediaan fisik biasanya dilakukan setahun sekali dan berarti jumlah aktual item inventaris dihitung secara manual di gudang. Persediaan fisik digunakan untuk menghitung jumlah penyesuaian.
Baca juga: Persediaan Barang: Pengertian, Jenis, dan Metode Penilaiannya
Bagaimana Membuat Penyesuaian Persediaan?
Rumus dasar untuk menghitung harga pokok penjualan adalah:
Persediaan awal + pembelian – persediaan akhir = Harga pokok penjualan (HPP)
Berikut cara menggunakan rumus ini untuk menghitung penyesuaian persediaan Anda sendiri:
- Tentukan jumlah persediaan awal perusahaan Anda untuk periode yang Anda hitung. Anda mungkin harus berkolaborasi dengan departemen akuntansi untuk mendapatkan informasi untuk perhitungan ini.
- Temukan jumlah biaya dari semua pembelian untuk periode itu dan tambahkan ke total persediaan Anda.
- Tentukan jumlah biaya persediaan di perusahaan Anda untuk akhir periode waktu ini.
- Kurangi jumlah total persediaan akhir dari total persediaan awal dan total pembelian Anda.
- Jumlahnya adalah harga pokok penjualan, yang akan memberi tahu Anda apakah persediaan Anda terlalu tinggi atau rendah dalam catatan Anda.
Selain itu, Anda juga harus melakukan stock opname untuk mencocokkan nilai persediaan yang ada di gudang dengan data yang tercatat di neraca saldo sebelum penyesuaian.
Baca juga: Jurnal Penutup Perusahaan Manufaktur: Komponen dan Contohnya
Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang
Ada dua jenis metode pencatatan penyesuaian persediaan di perusahaan dagang yaitu metode perpetual dan periodik yang dijelaskan sebagai berikut:
Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode perpetual
Perusahaan yang menggunakan metode perpetual akan membandingkan hasil perhitungan persediaan fisik dengan jumlah persediaan yang tercatat di neraca saldo sebelum penyesuaian.
Apabila terjadi perbedaan jumlah persediaan, maka perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian persediaan.
Jika persediaan fisik kurang dari jumlah persediaan neraca saldo yang belum disesuaikan, ini disebut kekurangan persediaan yang menjadi alasan paling umum untuk entri jurnal penyesuaian.
Baca juga: Manajemen Persediaan: Pengertian, Fungsi, Jenis, Teknik, dan Rumus Menghitungnya
Contoh penyesuaian metode perpetual
PT. Abadi memiliki nilai persediaan di neraca saldo yang belum disesuaikan sebesar Rp. 45.000.000 dan HPP sebesar Rp. 150.000.000. Setelah dilakukan perhitungan fisik, ditemukan bahwa total persediaan di gudang sebesar Rp. 43.000.000.
Jadi, ada selisih perbedaan jumlah persediaan yang tercatat di neraca saldo sebelum penyesuaian dengan jumlah persediaan yang ada digudang sebesar Rp. 2.000.000 (Rp. 45.000.000 – Rp. 43.000.000).
Kurang persediaan tersebut harus disesuaikan dengan membuat jurnal penyesuaian seperti berikut:
Akun | Debit | Kredit |
Harga pokok penjualan | 2.000.000 | |
Persediaan barang dagangan | 2.000.000 | |
Untuk menyesuaikan inventaris agar sesuai dengan hitungan fisik. |
Setelah membuat jurnal penyesuaian, maka pelaporan akun persediaan barang dagang dan HPP di neraca akan berubah seperti ini:
Akun: Persediaan Barang Dagangan | Debit | Kredit | Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 45.000.000 | ||
Saldo setelah penyesuaian | 2.000.000 | 43.000.000 |
Akun: Harga pokok penjualan | Debit | Kredit | Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 150.000.000 | ||
Saldo setelah penyesuaian | 2.000.000 | 152.000.000 |
Namun, bagaimana jadinya jika jumlah persediaan barang dagang di gudang lebih besar daripada catatan yang ada di neraca sebelum penyesuaian?
Sebenarnya, hal ini sangat jarang terjadi. Kendati begitu, jika perusahaan mengalami kasus tersebut, maka perusahaan hanya perlu membuat jurnal pembalik.
Caranya dengan menambah total persediaan di sisi debit dan mengurangi saldo HPP di sisi kredit sesuai dengan nilai selisihnya.
Baca juga: Contoh dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang
Jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode periodik
Perusahaan yang menggunakan metode periodik akan mencatat transaksi pembelian maupun penjualan langsung ke akun persediaan.
Pada neraca saldo sebekum penyesuaian, perusahaan hanya akan mencatat akun persediaan yang mewakili saldo akhir periode sebelumnya dan tidak memasukkan saldo untuk periode saat ini. Selain itu, perusahaan juga akan mencatat saldo HPP selama periode berjalan.
Perusahaan melakukan perhitungan secara fisik, hanya untuk menghitung jumlah persediaan yang harus disesuaikan.
Untuk menentukan harga pokok penjualan, perusahaan harus mengetahui:
- Persediaan awal
- Biaya pembelian bersih selama periode tersebut (pembelian + biaya angkut pembelian – diskon pembelian – retur pembelian)
- Persediaan akhir (saldo akhir persediaan yang belum terjual).
Baca juga: Ayat Jurnal Penyesuaian: Pengertian, Jenis, dan Contohnya dalam Bisnis
Contoh penyesuaian metode periodik
Sebagai ilustrasi, PT. Abadi memiliki informasi neraca saldo yang belum disesuaikan sebagai berikut:
Akun Neraca Percobaan | Debit | Kredit |
Persediaan awal | 24.000.000 | |
Pembelian | 167.000.000 | |
Diskon pembelian | 3.000.000 | |
Retur dan potongan pembelian | 1.000.000 | |
Biaya angkut pembelian | 10.000.000 |
Jumlah neraca saldo yang belum disesuaikan untuk persediaan mewakili persediaan akhir dari periode lalu.
Dalam jurnal penyesuaian awal, perusahaan akan menutup akun terkait pembelian ke dalam persediaan untuk mencerminkan transaksi persediaan untuk periode ini.
Ingat, jurnal berarti membuat saldo menjadi nol dan Anda melakukannya dengan memasukkan entri yang berlawanan dengan saldo di neraca percobaan.
Akun | Debit | Kredit |
Persediaan tersedia* | 173.000.000 | |
Diskon pembelian | 3.000.000 | |
Retur dan potongan pembelian | 1.000.000 | |
Pembelian | 167.000.000 | |
Biaya angkut pembelian | 10.000.000 | |
Untuk menutup pembelian bersih ke dalam persediaan. |
*Pembelian + biaya angkut pembelian – diskon pembelian – retur pembelian = persediaan tersedia
Selanjutnya, perusahaan bisa melakukan pencatatan harga pokok penjualan. Persediaan awal adalah jumlah saldo percobaan yang belum disesuaikan sebesar Rp. 24.000.000.
Persediaan tersedia bersih untuk tahun ini adalah Rp. 174.000.000(dihitung sebagai Pembelian Rp. 167.000.000 + biaya angkut pembelian Rp. 10.000.000 – Diskon pembelian Rp. 3.000.000 – Retur dan potongan pembelian Rp. 1.000.000).
Pada tanggal 31 Desember, perhitungan fisik persediaan barang dagangan adalah Rp. 31.000.000, yang berarti jumlah persediaan tersebut tidak terjual.
Maka ,perusahaan akan menghitung harga pokok penjualan sebagai berikut:
HPP = Persediaan awal + persediaan tersedia – persediaan akhir
HPP = 24.000.000 + 174.000.000 – 31.000.000
HPP =Rp. 167.000.000
Setelah menghitung HPP, perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian kedua yang akan meningkatkan (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan dan akan terlihat seperti:
Akun | Debit | Kredit |
Harga pokok penjualan | 167.000.000 | |
Persediaan barang dagangan | 167.000.000 | |
Untuk mencatat harga pokok penjualan untuk periode tersebut. |
Selanjutnya perusahaan akan memposting entri jurnal penyesuaian ini. Perusahaan akan melihat bagaimana akun inventaris barang dagangan berubah berdasarkan transaksi ini.
Jumlah persediaan fisik sebesar Rp. 31.000.000 harus sesuai dengan saldo persediaan akhir yang dilaporkan.
Akun: Persediaan Barang Dagangan | Debit | Kredit | Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 24.000.000 | ||
(1) Menutup pembelian bersih | 174.000.000 | 198.000.000 | |
(2) Harga pokok penjualan | 167.000.000 | 31.000.000 |
Perhatikan bagaimana saldo persediaan akhir sama dengan persediaan fisik sebesar Rp. 31.000.000 (saldo yang belum disesuaikan 24.000.000 + pembelian bersih 174.000.000 – harga pokok penjualan 167.000.000).
Baca juga: Jurnal Pembelian: Definisi, Format, dan Contohnya
Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Membuat Jurnal Penyesuaian Barang Dagang
Dalam membuat jurnal penyesuaian persediaan, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi. Berikut penjelasan lengkapnya:
Kesalahan dalam perhitungan persediaan awal
Salah menghitung nilai persediaan awal bisa menjadi kesalahan fatal. Hal ini dapat berdampak pada keseluruhan proses penyesuaian.
Penghitungan yang tidak akurat akan membawa konsekuensi besar terhadap laporan keuangan, termasuk laba rugi.
Tidak mencatat transaksi penjualan dengan tepat
Terkadang, penyesuaian persediaan tidak mencakup transaksi penjualan barang dagang yang sudah terjadi sebelum periode penyesuaian. Ini menyebabkan ketidaksesuaian antara nilai yang tercatat dalam jurnal dengan persediaan sebenarnya yang sudah terjual.
Baca juga: Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa
Keliru dalam memperhitungkan biaya-biaya tambahan
Biaya tambahan seperti biaya pengiriman atau biaya penyimpanan sering diabaikan dalam jurnal penyesuaian. Ini bisa membuat nilai persediaan dalam jurnal tidak mencerminkan nilai sebenarnya.
Tidak memperhitungkan diskon atau potongan harga
Diskon atau potongan harga yang diberikan kepada pembeli harus diperhitungkan secara cermat dalam nilai persediaan. Kegagalan dalam mengakomodasi diskon ini bisa menyebabkan ketidakakuratan pada nilai persediaan yang tercatat.
Kesalahan dalam pemilihan metode penilaian persediaan
Penggunaan metode penilaian yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku seperti FIFO, LIFO, atau metode rata-rata bisa menjadi kesalahan fatal. Prinsip ini harus dipatuhi untuk menjaga konsistensi dan keakuratan laporan keuangan.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini sangat penting dalam membuat jurnal penyesuaian barang dagang yang akurat.
Perhitungan yang tepat, pencatatan transaksi yang teliti, dan memperhatikan semua elemen biaya dan diskon akan membantu menjaga keakuratan laporan keuangan terkait persediaan barang dagang.
Baca juga: Memahami Jurnal Penyesuaian Piutang Tak Tertagih dan Contoh Kasusnya
Kesimpulan
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan metode perpetual hanya membuat satu jurnal penyesuaian persediaan barang dagang. Caranya dengan membandingkan data persediaan akhir di neraca sebelum penyesuaian dengan hasil stock opname.
Sementara perusahaan yang menggunakan metode periodik, membuat dua jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang pertama berfungsi untuk membalik akun pembelian ke persediaan. Sedangkan jurnal penyesuaian yang kedua, mencatat selisih antara saldo persediaan di neraca sebelum penyesuaian dengan hasil stock opname.
Namun, terlepas dari metode persediaan mana yang Anda gunakan, menghitung persediaan sangat penting agar bisa mengetahui berapa total persediaan yang sebenarnya dimiliki perusahaan. Selain itu, ini juga digunakan untuk menetapkan harga jual produk Anda.
Proses penyesuaian tersebut tentu menjadi lebih mudah dengan menggunakan software akuntansi seperti Kledo yang memiliki fitur software inventory.
Dengan menggunakan Kledo, total persediaan di gudang akan dicatat secara otomatis dan Anda bisa memantau total persediaan lebih dari satu gudang secara real time darimana saja dan kapan saja.
Tertarik mencoba? Jangan lewatkan mencoba paket gratis selamanya dari Kledo melalui tautan ini.
- Proyeksi Utang Usaha: Definisi, Manfaat, dan Cara Melakukannya - 12 September 2024
- Pengertian Digital Payment, Manfaat, dan Jenisnya - 2 September 2024
- 10 Strategi Manajemen Arus Kas untuk Stabilitas Keuangan Bisnis - 31 Agustus 2024