Ketika Anda menjalankan bisnis kecil, setiap biaya yang Anda keluarkan sangat berarti. Membuat keputusan pembelian yang buruk dapat membebani bisnis Anda dan menurunkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Sebelum Anda membeli aset baru untuk bisnis Anda, praktikkan life cycle costing.
Mengetahui life cycle costing dari sebuah aset berdampak pada penganggaran bisnis, penetapan harga produk, dan pengambilan keputusan.
Pada artikel kali ini kami akan membahas apa itu life cycle costing, beserta tahapan, manfaat, dan contoh kasus yang membantu Anda untuk memahami life cycle costing secara lebih baik.
Apa itu Life Cycle Costing?
Life cycle costing atau biasa disingkat LCC adalah metode penjumlahan semua biaya yang terkait dengan aset mulai dari biaya awal hingga akhir masa pakainya. Metode ini tidak memperhitungkan nilai sisa atau nilai residu aset.
Life cycle costing memberikan estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh suatu aset selama masa pakainya. Perhitungan siklus ini pada umumnya melibatkan penjumlahan enam jenis biaya; biaya pembelian, biaya pemeliharaan, biaya operasional, biaya pembiayaan, biaya penyusutan, dan biaya akhir masa pakai.
Penjumlahan biaya-biaya ini memberikan nilai siklus. Dalam beberapa kasus, biaya-biaya tersebut tidak berlaku untuk aset yang bersangkutan sehingga tidak menjadi bagian dari perhitungan.
Life cycle costing dapat sangat bermanfaat bagi bisnis dari semua jenis dan ukuran. Metode ini memberikan perkiraan biaya yang realistis selama masa pakai produk.
Umumnya, bisnis memiliki kecenderungan untuk membeli produk yang memiliki biaya di muka yang lebih rendah. Namun, seiring berjalannya waktu, biaya pemeliharaan, biaya operasional, dan biaya berulang dapat bertambah.
Ketika semua ini ditambahkan, produk tersebut bisa menjadi jauh lebih mahal daripada produk yang memiliki biaya di muka yang lebih tinggi tetapi biaya berulang yang lebih rendah.
Perhitungan nilainya mungkin merupakan proses yang memakan waktu tetapi dapat mengungkap biaya yang dapat memudahkan proses pengambilan keputusan.
Baca juga: Pengertian Liquid Asset, Contoh, dan Bedanya dengan Non Liquid Asset
Proses Penetapan Life Cycle Costing
Melakukan penilaian life cycle costing membantu Anda memprediksi dengan lebih baik berapa biaya yang akan dibayarkan bisnis Anda ketika Anda memperoleh aset baru.
Untuk menghitung life cycle costing dari sebuah aset, perkirakan biaya-biaya berikut ini:
- Pembelian
- Instalasi
- Pengoperasian
- Pemeliharaan
- Pembiayaan (misalnya, bunga)
- Penyusutan
- Pembuangan atau dispossal
Jumlahkan biaya untuk setiap tahap siklus hidup untuk mendapatkan total biaya.
Anda dapat menggunakan data masa lalu untuk membantu Anda membuat prediksi biaya yang lebih akurat. Untuk menyederhanakan prosesnya, mulailah dengan biaya tetap Anda.
Biaya tetap untuk bisnis adalah pengeluaran yang tetap sama dari bulan ke bulan. Kemudian, perkirakan biaya variabel, yaitu biaya yang berubah-ubah.
Lalu bagaimana proses penetapan life cycle costing untuk aset tidak berwujud?
Tidak hanya untuk aset berwujud, Anda juga dapat menggunakan life cycle costing untuk menentukan berapa biaya aset tak berwujud dalam bisnis. Aset tak berwujud adalah properti non-fisik, seperti paten, merek bisnis Anda, dan reputasi Anda.
Meskipun lebih sulit untuk menjumlahkan semua biaya dalam aset tak berwujud daripada aset berwujud (properti fisik), hal ini masih mungkin dilakukan. Pertimbangkan total biaya untuk memperoleh dan memelihara aset tak berwujud.
Misalnya, paten membutuhkan biaya jutaan rupiah. Anda mungkin juga perlu menyewa pengacara untuk membantu Anda mendapatkannya. Dan, Anda perlu membayar biaya untuk mempertahankan paten Anda.
Atau, pertimbangkan merek bisnis Anda. Anda mungkin menghabiskan uang untuk semua hal yang digunakan untuk mengembangkan dan proses branding merek Anda, seperti mengembangkan logo, mendaftarkan nama Anda, dan menyiapkan website bisnis. Selanjutnya, Anda akan mengeluarkan uang untuk memasarkan dan mempertahankan merek Anda.
Baca juga: Incremental Cost: Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya
Bagaimana Cara Menggunakan Perhitungan Life Cycle Costing?
Penetapan life cycle costing dalam akuntansi memungkinkan Anda merencanakan secara efisien dan memangkas biaya sepanjang prosesnya. Ini digunakan oleh bisnis yang terlibat dalam perencanaan jangka panjang.
Penetapan LCC memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik sehubungan dengan investasi mereka. Jika ada dua aset yang Anda pertimbangkan, menghitung life cycle costing kedua aset tersebut dapat mengungkap aset mana yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Dengan cara ini, Anda dapat membelanjakan uang Anda di tempat yang tepat.
Hal ini juga akan membuat proses penganggaran menjadi lebih mudah. Misalnya, jika Anda tidak mengetahui pengeluaran yang akan dikeluarkan, Anda tidak akan bisa membuat anggaran yang andal.
Metode ini juga sering digunakan di berbagai bidang dan industri. Dalam industri teknik, penetapan life cycle costing membantu dalam pengembangan dan proses pembuatan produk.
Produk-produk ini dibuat sedemikian rupa sehingga berfungsi dengan baik tetapi juga tidak terlalu mahal bagi pelanggan. Artinya total lifetime value produk tidak menjadi beban bagi pelanggan.
Di bidang pengadaan, bisnis akan menggunakan metode ini untuk menentukan produk mana yang harus mereka beli dan mana yang harus mereka hindari.
Mereka akan mencari barang yang murah perawatan dan pengoperasiannya. Dalam penganggaran modal, penetapan LCC dapat digunakan untuk mengetahui ROI yang membantu dalam keputusan pembelian.
Seperti yang sudah kami bahas diatas, sebagian besar metode LCC digunakan untuk aset berwujud. Namun, hal ini juga berlaku untuk aset tidak berwujud.
Misalnya saja paten bisnis. Meskipun biayanya mungkin lebih sulit untuk dijumlahkan dalam kasus aset tidak berwujud, namun dimungkinkan untuk menghitung nilai life cycle costing. Misalnya, paten memerlukan biaya. Mereka mengharuskan Anda mempekerjakan individu yang berpengetahuan luas seperti pengacara.
Anda perlu membayar untuk pemeliharaan paten dan sebagainya. Saat Anda menjumlahkan semua biaya ini, Anda dapat memperoleh nilai LCC. Dengan cara ini, penetapan life cycle costing mempunyai banyak penerapan dalam semua aspek pengeluaran bisnis.
Baca juga: Siklus Operasional: Pengertian, Pentingnya, Cara Hitung, dan Contohnya
Apa Tujuan Analisis Life Cycle Costing?
Analisis life cycle costing memiliki tujuan utama sebagai berikut.
Identifikasi biaya
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi semua jenis biaya yang mungkin tidak terpikirkan oleh bisnis pada tahap awal. Bisnis mungkin tergoda dengan tawaran yang menguntungkan tanpa menyadari bahwa seiring berjalannya waktu, biayanya akan melampaui tawaran tersebut dengan cukup cepat.
Analisis LCC menyoroti apakah keuntungan dapat memulihkan biaya yang timbul pada berbagai tahap siklus hidup suatu produk. Daripada membandingkan biaya individual, perbandingan kumulatif opsi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi semua biaya yang terkait dengan aset atau produk.
Melakukan perbandingan biaya
Tujuan utama lainnya dari penetapan life cycle costing adalah perbandingan biaya untuk membuat keputusan efektif yang terbukti bermanfaat dalam jangka panjang.
Bisnis dapat memilih untuk berinvestasi sesuai keinginan mereka tergantung pada seberapa banyak mereka bersedia mengeluarkan uang. Ketika mereka mempunyai pilihan yang berbeda, masuk akal untuk membandingkan biaya yang akan dikeluarkan untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas.
Katakanlah produk A memiliki LCC sebesar 500.000 sedangkan produk B memiliki nilai LCC sebesar 650.000. Meskipun keduanya menjalankan fungsi yang sama, membandingkan biaya memungkinkan bisnis memutuskan opsi mana yang lebih hemat biaya dari opsi yang tersedia. Hal ini dapat memaksimalkan keuntungan.
Baca juga: Siklus Akuntansi Bisnis Manufaktur dan Bedanya dengan Bisnis Lain
Menghadirkan perencanaan yang efektif
Life cycle costing membantu dalam perencanaan. Sebuah bisnis dapat membuat perencanaan secara efektif ketika menyadari berbagai biaya yang terlibat.
Misalnya, biaya awal suatu produk sangat tinggi, masa pakainya 10 tahun, dan biaya pemeliharaannya rendah. Dengan penetapan dan analisis LCC, bisnis mengetahui semua biaya ini sehingga dapat merencanakan alokasi anggaran yang sesuai.
Selain itu, ini mengungkap kapan suatu produk membutuhkan investasi yang lebih tinggi dibandingkan.
Misalnya, jika suatu produk memerlukan investasi yang lebih tinggi selama fase operasional, maka bisnis lebih siap untuk berinvestasi dan membelanjakan uangnya pada saat itu.
Tanpa penetapan LCC perencanaan pengeluaran menjadi lebih sulit meskipun mungkin.
Baca juga: Biaya Standar (Standard Costing): Pengertian, Cara Hitung, & Bedanya dengan Actual Costing
Contoh Kasus Penilaian Life Cycle Costing
Contoh 1
Katakanlah Anda ingin membeli mesin printer baru untuk bisnis Anda.
- Pembelian: Harga pembelian adalah 2.500.000.
- Instalasi: Anda menghabiskan tambahan 75.000 untuk pengaturan dan pengiriman.
- Pengoperasian: Anda perlu membeli kartrid tinta dan kertas untuk itu, jadi Anda memperkirakan Anda akan menghabiskan 1.000.000 untuk persediaan ini selama masa pakainya. Dan, Anda memperkirakan total listrik yang akan digunakan mesin printer adalah 300.000.
- Pemeliharaan: Jika mesin printer rusak, Anda memperkirakan total perbaikannya adalah 450.000.
- Pembiayaan: Anda membeli mesin printer dengan kartu kredit toko Anda, yang memiliki tingkat bunga 3,5% per bulan. Anda melunasi printer bulan berikutnya, artinya Anda berhutang bunga 87.500 (2.500.000 X 3,5%).
- Penyusutan: Anda memperkirakan mesin printer akan kehilangan nilainya sebesar 150.000 setiap tahun.
- Pembuangan atau disposal: Anda memperkirakan biayanya 100.000 untuk menyewa tukang angkut untuk membuang atau menjual mesin printer dari bisnis Anda jika nanti sudah tidak terpakai.
Meskipun harga pembelian mesin printer adalah 2.500.000, life cycle costing mesin fotokopi dapat menyebabkan LCC bagi bisnis Anda lebih dari 4.500.000.
Contoh 2
Bertikut adalah pehitungan LCC untuk pembelian mesin cetak plastik pada PT ABC
Keterangan | Nilai |
Biaya pembeliaan | 10.000.000 |
Biaya instalasi | 500.000 |
Biaya operasi | 3.000.000 |
Biaya pemeliharaan | 1.000.000 |
Biaya penyusutan | 500.000 |
Biaya dispossal | 1.000.000 |
LCC | 16.000.000 |
Investasi awal untuk membeli mesin cetak plastik PT ABC adalah 10.000.000 untuk pembelian sedangkan life cycle costingnya ternyata 16.000.000.
Baca juga: Absorption Costing Adalah: Manfaat, Komponen, Cara Hitung, dan Contohnya
Bagaimana Software Akuntansi Membantu Anda Memantau Keuangan Anda?
Saat Anda menjalankan bisnis, melacak biaya dan pendapatan adalah hal yang sangat penting. Tanpa adanya software akuntansi bisnis seperti Kledo, pelacakan biaya dapat menjadi tantangan dan memakan waktu.
Bisnis harus membiasakan menggunakan software akuntansi sejak hari pertama didirikan karena dapat menyederhanakan tugas akuntansi.
Kledo adalah software akuntansi online buatan Indonesia yang membantu bisnis untuk mengelola arus kas, melakukan perhitungan akuntansi, menghasilkan laporan yang mendalam, mengakses data dengan aman, dan mengelola persediaan secara efektif.
Pada akhirnya, Anda akan mendapatkan data keuangan bisnis secara efisien sehingga Anda dapat mengambil keputusan terkait investasi dan biaya.
Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
Baca juga: Variabel Costing: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya
Kesimpulan
Penetapan life cycle costing atau LCC lebih banyak digunakan oleh bisnis yang menekankan perencanaan jangka panjang, sehingga keuntungan multi-tahun mereka dapat dimaksimalkan.
Sebuah organisasi yang tidak memperhatikan life cycle costing cenderung mengembangkan barang dan memperoleh aset dengan biaya langsung yang paling rendah, dan tidak memperhatikan peningkatan biaya pemeliharaan barang-barang tersebut di kemudian hari dalam masa manfaatnya – akibatnya adalah keuntungan yang terus menurun karena meningkatnya biaya servis yang dikeluarkan.
Jadi, pastikan Anda mencatat biaya dan setiap pembelian aset dalam proses pembukuan terintegrasi Kledo yang bisa Anda coba secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Rumus Biaya Variabel dan Kalkulator Biaya Variabel Gratis - 20 Desember 2024
- Cara Menggunakan Aplikasi SIAPIK dari BI dan Download PPTnya - 19 Desember 2024
- Monthly Recurring Revenue (MRR): Rumus dan Cara Menghitungnya - 19 Desember 2024