Overstock: Penyebab, Tips Mencegah, dan Cara Mengatasi

overstock adalah banner

Menyimpan stok barang dengan jumlah yang akurat adalah tugas menantang bagi pemilik toko retail mana pun.

Mungkin, beberapa pemilik toko retail merasa lebih baik menyimpan banyak stok barang sekaligus, daripada harus mengecewakan pembeli karena kehabisan barang.

Namun, keputusan ini justru berakibat overstock yang berpotensi sama merugikannya untuk bisnis Anda.

Karena sisa inventaris yang berlebih, mungkin Anda tidak akan punya ruang lagi untuk menyimpan barang baru yang lebih laku.

Berikut ini, kami akan membahas penyebab overstock, tips mencegahnya, serta cara mengatasinya bila sudah telanjur terjadi.

Pengertian dan Penyebab Overstock

overstock adalah 3

Overstock atau surplus stok terjadi ketika toko membeli lebih banyak produk dari yang mereka jual.

Karena itu, toko sekarang memiliki stok terlalu banyak, dan kelebihan stok tersebut hanya menganggur di rak atau gudang, mengurangi profitabilitas.

Ada banyak penyebab overstock, tapi umumnya karena beberapa alasan ini:

1. Salah memperkirakan permintaan pelanggan

Banyak pemilik toko yang kekurangan informasi terkait perilaku pelanggan mereka, sehingga mereka kesulitan merencanakan permintaan pelanggan.

Mereka tidak tahu siapa saja pelanggan mereka, dan apakah mereka pelanggan tetap apa bukan.

Jika Anda tidak bisa membedakan antara pelanggan baru dan pelanggan yang kembali serta riwayat pembeliannya, maka Anda akan kesulitan menentukan berapa stok barang yang Anda butuhkan.

Kesalahan dalam memperkirakan permintaan pelanggan terhadap produk Anda dapat menyebabkan kelebihan stok barang yang mahal dan tidak laku, sehingga memenuhi rak dan menghambat masuknya produk baru serta peluang penjualan lainnya.

2. Takut kehabisan stok (out-of-stock)

Wajar untuk takut kehabisan stok (out-of-stock atau OOS). Hal ini bisa menyebabkan hilangnya penjualan dan juga kerugian jangka panjang seperti mengecewakan pelanggan serta menurunnya reputasi bisnis.

Namun demikian, Anda juga harus berhati-hati agar tidak menyetok barang berlebihan.

Baik understock maupun overstock sama-sama merugikan dan dapat dihindari jika Anda menerapkan praktik pengelolaan inventori yang baik, yang akan kami bahas lebih lanjut nanti.

3. Pemasaran yang tidak efektif

Pemasaran dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Namun, jika Anda terlalu mengandalkan promosi untuk menggerakkan penjualan produk, hal ini bisa berujung pada masalah.

Jika Anda membeli produk dalam jumlah besar dari pemasok, jangan langsung berasumsi bahwa pelanggan pasti akan membelinya hanya karena Anda telah menjalankan kampanye promosi yang menarik.

Inilah yang sering menyebabkan toko berakhir dengan kelebihan stok yang sulit dijual.

Perilaku pelanggan dan data penjualan sebelumnya seharusnya menjadi dasar dalam mengambil keputusan pembelian kepada pemasok, bukan berdasarkan tebakan atau asumsi.

Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Forecast Barang Kebutuhan Dagang?

4. Pengelolaan inventori yang buruk

Kurangnya pemahaman terhadap biaya penyimpanan dapat menjadi penyebab terjadinya kelebihan stok.

Biaya penyimpanan meliputi pengeluaran untuk menyimpan inventori Anda, seperti gaji karyawan, ongkos kirim, biaya sewa gudang, kerugian karena depresiasi, hingga opportunity cost (biaya peluang).

Jika Anda tidak memahami rincian biaya-biaya ini, berarti Anda menambah stok barang tanpa memiliki data akurat tentang margin keuntungan dan harga pokok penjualan.

Informasi ini sangat penting untuk memulai pengelolaan inventori yang benar dan menghindari overstock.

5. Tren musiman

Hampir semua industri dipengaruhi oleh musim, baik itu Natal yang berdampak besar pada ritel, musim pajak bagi industri keuangan, maupun musim tanam dan panen bagi bisnis pertanian.

Pertanyaannya, apakah Anda tahu musim apa saja yang memengaruhi toko Anda, dan apakah Anda sudah mempersiapkan strategi stok menghadapi lonjakan pembelian musiman?

Toko yang tidak siap, tidak menerapkan strategi harga selama musim ramai, dan tidak memanfaatkan berbagai saluran penjualan akan berisiko memiliki overstock dalam jumlah besar setelah musim berlalu.

6. Tantangan khusus industri

Tergantung pada jenis industri Anda, toko ritel bisa menghadapi tantangan overstock yang spesifik.

Fashion dan pakaian

Overstock pakaian merupakan masalah berkelanjutan, terutama bagi toko yang kesulitan memprediksi tren musiman dan komposisi ukuran yang tepat.

Banyak distributor menjual dengan distribusi ukuran yang merata, padahal tidak mencerminkan permintaan sebenarnya.

Data penjualan Anda mungkin menunjukkan bahwa 50% pembelian berasal dari ukuran M, 30% dari ukuran L, dan sisanya 20% terbagi untuk ukuran lainnya.

Bekerja sama dengan distributor untuk menyesuaikan jumlah berdasarkan ukuran dan menggunakan data historis penjualan sangat penting untuk mencegah overstock.

Produk mudah rusak (perishable goods)

Toko yang menjual barang dengan masa simpan pendek menghadapi tantangan berbeda, karena Anda harus menjualnya sebelum kedaluwarsa.

Kemampuan untuk membuat perkiraan permintaan yang akurat menjadi semakin penting agar toko tetap untung, karena kesempatan menjual produk overstock dengan harga diskon sangat terbatas.

pos banner 3

Baca Juga: Apa itu Stock Out? Pengertian dan Cara Mencegahnya

Tips Mencegah Overstock Inventaris

Pertimbangkan lima tips berikut untuk mengurangi risiko overstock dan menerapkan praktik pengelolaan stok yang lebih baik.

1. Berinvestasi pada software manajemen inventori

Software manajemen inventori yang mampu menyajikan data, analisis, dan perhitungan inventori secara real-time sangatlah berharga.

Saat ini, tersedia berbagai pilihan software terjangkau yang dapat membantu Anda memahami apa, kapan, dan berapa banyak produk yang perlu Anda stok agar terhindar dari overstock.

2. Pantau penjualan dengan aplikasi kasir (POS)

Pilihlah aplikasi kasir yang mampu menyediakan informasi seperti jenis penjualan, profil pelanggan, kategori produk, jumlah stok tersisa, hingga notifikasi titik pemesanan ulang barang.

Kledo POS memiliki fitur manajemen inventaris di atas dan juga terhubung dengan software akuntansi Kledo, sehingga Anda bisa mengakses laporan penjualan dan pembukuan dengan mudah.

Dengan begitu, Anda tidak perlu menebak-nebak lagi dalam mengambil keputusan pembelian dan dapat mengelola pengisian ulang stok dengan lebih mudah.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Software Kasir untuk Toko Grosir

3. Gunakan analisis ABC untuk mencegah overstock

Manfaatkan kekuatan ABC analysis (always better control) untuk mengklasifikasikan inventori berdasarkan tingkat kepentingan, dari yang paling hingga paling tidak penting.

Analisis ini didasarkan pada prinsip 80/20, di mana 20% produk Anda berkontribusi pada 80% pendapatan.

  • A = Produk prioritas tertinggi. Produk-produk ini paling laris dan memberikan keuntungan terbesar. Fokuskan upaya penjualan dan pengisian ulang pada kategori ini karena memiliki pengaruh terbesar dalam perputaran inventori.
  • B = Produk prioritas menengah. Produk ini cukup konsisten terjual dan biasanya dipesan secara berkala, meskipun tidak sesering kategori A.
  • C = Produk prioritas rendah, biasanya disimpan dalam jumlah besar agar tidak perlu sering dipesan ulang.

Klasifikasi ini akan membantu Anda mengoptimalkan ruang penyimpanan dan menyederhanakan proses pengelolaan, dengan memusatkan perhatian pada produk kategori A yang paling menguntungkan bagi bisnis.

4. Analisis tren ekonomi dan pasar

Memantau tren ekonomi dan pasar merupakan bagian penting dalam mengantisipasi fluktuasi rantai pasok agar Anda bisa mengurangi risiko overstock.

Ada berbagai cara untuk mengetahui faktor apa saja yang akan memengaruhi permintaan sehingga Anda dapat bersiap dengan lebih baik.

Misalnya, menggunakan Google Trends untuk mengukur minat terhadap suatu produk dari waktu ke waktu.

5. Audit inventori

Ini adalah proses menghitung dan memverifikasi jumlah inventori secara fisik, kemudian membandingkannya dengan data inventori yang tercatat dalam sistem manajemen inventori bisnis.

Audit inventori yang dilakukan secara rutin membantu bisnis mengidentifikasi perbedaan antara jumlah stok fisik dan jumlah yang tercatat.

Untuk melakukan audit inventori, tetapkan prosedur yang jelas dalam proses penghitungan dan verifikasi inventori, serta pastikan seluruh anggota tim yang terlibat telah mendapatkan pelatihan yang memadai.

Sebaiknya, lakukan audit secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap kuartal, tergantung pada ukuran bisnis dan kompleksitas sistem manajemen inventori yang digunakan.

Baca Juga: Tahapan dan Prosedur Audit Persediaan yang Harus Anda Ketahui

Cara Efektif Menangani Overstock atau Stok Berlebih

Kabar baiknya, stok berlebih tidak langsung berarti kerugian. Masih ada berbagai cara untuk mendapatkan nilai atau keuntungan dari barang yang belum terjual ini.

1. Ubah cara menampilkan dan menetapkan harga produk overstock

Tata letak toko sangat memengaruhi apakah pelanggan akan melihat suatu produk atau tidak.

Coba pindahkan produk overstock ke lokasi yang lebih strategis di toko fisik atau tampilkan lebih menonjol di toko online Anda.

Anda juga bisa menghubungkannya dengan produk lain di halaman produk yang relevan untuk meningkatkan visibilitas.

Buat tampilan produk overstock menjadi terlihat baru, ganti label harganya, dan ubah susunannya.

2. Beri diskon pada produk yang lambat terjual

overstock adalah 1

Jika penyegaran tampilan dan strategi pemasaran ulang belum membuahkan hasil, pertimbangkan untuk menurunkan harga barang overstock.

Anda bisa memaksimalkan strategi ini melalui event diskon, misalnya dengan mengadakan flash sale yang menciptakan rasa urgensi bagi pelanggan.

Atau, jika stok Anda cukup banyak, adakan acara diskon besar-besaran di seluruh toko untuk menarik perhatian.

3. Gunakan promo beli banyak

Salah satu strategi promosi yang efektif adalah penawaran multi-buy, seperti “Beli 1 Gratis 1 (BOGO)” atau “Beli 3 Gratis 1”.

Promo seperti ini sangat efektif untuk barang kebutuhan harian atau produk yang biasanya dibeli dalam set, seperti pakaian.

Anda juga bisa menerapkan diskon tertentu jika pelanggan membeli beberapa produk obral, seperti diskon 15% untuk pembelian 3 barang obral.

Baca Juga: 12 Strategi Dalam Menerapkan Diskon Pada Bisnis

4. Tawarkan produk overstock sebagai hadiah

Beberapa produk yang sudah terlalu lama di rak mungkin sulit terjual, namun bukan berarti tidak bernilai.

Anda bisa memanfaatkannya sebagai hadiah untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, misalnya, sebagai bonus pembelian.

Memang, Anda mungkin tidak mendapatkan kembali nilai uang dari produk tersebut, tetapi Anda menciptakan kesan positif di mata pelanggan.

Strategi ini paling efektif digunakan pada barang bernilai rendah.

Anda juga bisa menjadikannya sebagai insentif untuk meningkatkan jumlah belanja. Misalnya, “Belanja minimal Rp750.000 dan dapatkan tas gratis.”

5. Gabungkan produk laris dengan produk lambat terjual

Jika ada produk yang terus-menerus tidak bergerak, coba gabungkan produk tersebut dengan barang populer yang lebih cepat terjual.

Menawarkan bundling dengan harga khusus akan menciptakan nilai lebih di mata pelanggan.

Paket bundling seperti seasonal kit atau starter pack bisa memberi napas baru bagi produk lama Anda.

Selain membantu mengurangi stok berlebih, bundling juga memberi kesempatan bagi pelanggan untuk mencoba produk baru yang mungkin sebelumnya tidak mereka pertimbangkan.

Jangan ragu untuk berkreasi, karena kombinasi produk yang tidak biasa justru bisa menarik perhatian dan mendorong penjualan.

Baca Juga: Safety Stock: Apa dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

6. Donasikan stok berlebih untuk kegiatan sosial

overstock adalah 2

Jika produk overstock Anda tidak cukup menarik minat pelanggan, pertimbangkan untuk menyumbangkannya ke organisasi atau komunitas lokal.

Tergantung pada jenis produk yang Anda jual, Anda bisa mendonasikan barangan ke komunitas sosial atau organisasi yang membutuhkan.

Menyumbangkan stok berlebih menunjukkan kepedulian toko Anda terhadap lingkungan sekitar.

Selain berdampak positif secara sosial, beberapa jenis donasi juga dapat diklaim sebagai pengurang pajak, menjadikannya langkah yang menguntungkan bagi bisnis dan masyarakat.

7. Daur ulang produk overstock

Jika semua upaya sudah dilakukan dan produk tetap tidak terjual, opsi terakhir adalah mendaur ulang barang tersebut.

Memang, langkah ini tidak menghasilkan uang kembali maupun memberikan manfaat langsung bagi pelanggan atau komunitas.

Namun jika tidak ada cara lain yang berhasil, membersihkan gudang dari barang lama tetap penting untuk memberi ruang bagi stok baru yang lebih potensial.

8. Coba kembalikan atau tukarkan ke pemasok

Sebelum membuang atau mendaur ulang stok berlebih, periksa apakah Anda bisa mengembalikan atau menukarkannya ke pemasok.

Jika Anda memiliki hubungan kerja sama yang baik, mereka mungkin bersedia menawarkan pengembalian dalam bentuk kredit atau penukaran dengan barang lain.

Pemasok yang profesional biasanya ingin menjaga hubungan baik dengan kliennya.

Jika produk masih dalam kondisi baik dan kemasan utuh, jangan ragu untuk mengajukan permintaan retur atau tukar barang.

Baca Juga: 7 Tips Mengurangi Barang Return yang Efektif untuk Bisnis

Kesimpulan

Overstock adalah ketika bisnis membeli lebih banyak dari yang mereka jual, sehingga terjadi penumpukan barang di rak atau gudang.

Overstock bisa mengurangi profitabilitas karena barang-barang tersebut memenuhi rak dan Anda kesulitan untuk mengisinya dengan produk lain, dan uang yang seharusnya bisa digunakan untuk keperluan lain hanya mengendap di inventaris.

Kunci dari manajemen inventaris untuk mencegah overstocking adalah memanfaatkan alat yang ada untuk membantu Anda membuat keputusan pembelian yang lebih baik.

Misalnya, dengan aplikasi kasir Kledo POS yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan laporan penjualan, sehingga Anda tahu produk mana yang laris dan mana yang membutuhkan dorongan.

Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan fitur diskonnya untuk menerapkan potongan harga kepada barang-barang yang pergerakannya lambat untuk mengurangi inventaris yang menumpuk.

Jika Anda tertarik, Anda bisa klik tautan ini untuk mencoba Kledo POS.

salsabilanisa

Tinggalkan Komentar

sixteen − three =