Dalam proses pencatatan akuntansi, pencatatan persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi perusahaan. Dua metode yang umum digunakan dalam pencatatan persediaan adalah metode akuntansi perpetual dan periodik.
Masing-masing metode memiliki karakteristik dan perbedaan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan dan pengambilan keputusan manajerial.
Memahami perbedaan antara metode perpetual dan periodik sangat penting bagi akuntan dan manajer untuk memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai perbedaan antara metode pencatatan persediaan perpetual dan periodik, termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing metode.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kedua metode ini, diharapkan pembaca dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan persediaan dan akuntansi perusahaan mereka.
Apa itu Metode Pencatatan Perpetual?
Metode pencatatan perpetual merupakan metode dimana pencatatan dilakukan setiap waktu secara terus menerus berdasarkan transaksi pemasukan dan pengeluaran persediaan barang serta retur atas pembelian barang yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Metode pencatatan perpetual disebut juga sebagai metode buku yaitu dimana setiap persediaan barang masuk dan keluar selalu dicatat dalam pembukuan.
Dengan menggunakan metode pencatatan persediaan perpetual maka suatu perusahaan akan menjadi lebih mudah dalam menyusun laporan neraca dan laporan laba rugi karena dengan dilakukannya pencatatan secara berkala dalam penjurnalan maka perusahaan dapat dengan mudah mengetahui persediaan yang sebenarnya sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan barang akhir.
Perusahaan juga tidak perlu melakukan perhitungan fisik atau stock opname pada persediaan yang tersisa atau jika ingin menjamin keakuratan pada pencatatan, perusahaan dapat melakukan perhitungan fisik pada jumlah persediaan barang akhir yang dilakukan sekali dalam setahun.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Sistem Persediaan Perpetual untuk Pemilik Bisnis
Ciri-ciri dari metode pencatatan persediaan perpetual adalah:
- Pembelian atas barang dagang atau bahan baku yang akan diproduksi kemudian akan dicatat dengan mendebet akun persediaan dan akun kas/utang dicatat dalam kredit.
- Retur pembelian, biaya transportasi masuknya barang, diskon atas pembelian barang, dan pengurangan harga barang dicatat dengan mendebet akun persediaan.
- Harga pokok penjualan (HPP) langsung dihitung untuk setiap transaksi yang dilakukan dan pencatatan dilakukan dengan mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkreditkan dalam persediaan.
- Persediaan adalah akun pengendalian yang dilengkapi dengan buku besar pembantu. Buku besar pembantu tersebut berisikan catatan persediaan yang berbeda-beda sesuai dengan tiap jenis persediaannya. Catatan dalam buku besar pembantu yaitu berupa catatan kuantitas dan harga dari setiap jenis persediaan yang ada dalam persediaan tersebut.
Metode Pencatatan Periodik (Periodic Inventory Method)
Metode pencatatan periodik merupakan metode pencatatan yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Dalam metode ini, pencatatan atas pembelian dan penjualan dibedakan satu sama lain.
Pencatatan atas pembelian akan dicatat dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas atau utang.
Sedangkan untuk pencatatan atas penjualan akan dicatat dengan mendebet akun kas atau piutang dan mengkredit akun penjualan.
Perusahaan yang menerapkan metode pencatatan periodik akan lebih sulit untuk mengetahui jumlah persediaan dalam waktu tertentu.
Perusahaan hanya dapat mengetahui jumlah persediaan di akhir periode yang disebut juga jumlah persediaan barang akhir dengan melakukan perhitungan fisik atau stock opname pada jumlah persediaan barang akhir.
Pada metode ini, penyesuaian akhir periode dilakukan dengan menutup persediaan barang awal dan kemudian mencatat persediaan barang akhir yang telah dilakukan perhitungan fisik sebelumnya.
Untuk menentukan saldo akhir pada metode pencatatan periodik dapat dilakukan perhitungan nilai fisik persediaan atau stock opname yang dikalikan dengan harga pokok penjualan pada satuan barang.
Harga pokok penjualan dapat diperoleh dari data persediaan barang awal dan data persediaan barang akhir.
Baca juga: Metode Perpetual dan Periodik dalam Manajemen Persediaan: Pembahasan Lengkap
Pencatatan Transaksi dan Jurnal dalam Pencatatan Metode Perpetual dan Periodik
Berikut adalah beberapa contoh ayat jurnal dengan metode perpetual maupun periodik
Transaksi pembelian
Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan periodik
Pembelian | xxx | |
Kas | xxx |
Pembelian secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan perpetual
Persediaan Barang Dagang | xxx | |
Kas | xxx |
Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan periodik
Pembelian | xxx | |
Utang Usaha | xxx |
Pembelian secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan perpetual:
Persediaan Barang Dagang | xxx | |
Utang Usaha | xxx |
Transaksi penjualan
Penjualan secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan periodik
Kas | xxx | |
Penjualan | xxx |
Penjualan secara tunai dengan pencatatan sistem persediaan perpetual
- Mencatat Penjualan
Kas | xxx | |
Penjualan | xxx |
- Mencatat HPP
Beban Pokok Penjualan/Harga Pokok Penjualan | xxx | |
Persediaan Barang Dagang | xxx |
Penjualan secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan periodik
Piutang Usaha | xxx | |
Penjualan | xxx |
Penjualan secara kredit dengan pencatatan sistem persediaan perpetual
- Mencatat Penjualan
Piutang Usaha | xxx | |
Penjualan | xxx |
- Mencatat HPP
Harga Pokok Penjualan | xxx | |
Persediaan Barang Dagang | xxx |
Pada sistem perpetual, pencatatan penjualan ada dua buah jurnal yang harus dibuat. Yaitu jurnal untuk mencatat penjualan dan jurnal untuk mencatat harga/beban pokok penjualan.
Hal ini dikarenakan sistem perpetual yang pencatatannya langsung terhubung ke akun persediaan.
Baca juga: Tips Melakuan Inventory Monitoring, Metode, dan Tahapannya
Diskon (potongan) dan retur
Terkadang pada situasi tertentu seperti akhir tahun, atau jika ada perayaan, perusahaan biasanya mengadakan diskon.
Selain itu, ada pula pengembalian barang yang biasanya dilakukan oleh para pembeli karena barang yang dibeli terdapat cacat atau ada ketidaksesuaian barang.
Pengembalian barang dagangan itu biasanya disebut dengan istilah retur.
Adanya diskon dan retur yang diberikan juga harus dicatat dalam jurnal. Berikut ini jurnal pencatatan untuk diskon dan retur:
Mencatat diskon penjualan (Sistem periodik dan perpetual)
Diskon Penjualan | xxx | |
Piutang Usaha | xxx |
Mencatat diskon pembelian (Sistem periodik)
Kas | xxx | |
Potongan Pembelian | xxx |
Mencatat diskon pembelian (Sistem perpetual)
Kas | xxx | |
Persediaan Barang Dagang | xxx |
Mencatat retur penjualan (Sistem perpetual)
Retur Penjualan | xxx | |
Piutang Usaha | xxx | |
Persediaan Barang Dagang | ||
Beban Pokok Penjualan |
Mencatat retur penjualan (Sistem periodik)
Retur Penjualan | xxx | |
Piutang Usaha | xxx |
Mencatat retur pembelian (Sistem persediaan perpetual)
Utang Usaha | xxx | |
Persediaan Barang Dagang | xxx |
(Persediaan barang dagang dicatat pada kredit karena retur dan potongan pembelian secara langsung mengurangi jumlah persediaan barang dagangan).
Mencatat retur pembelian (Sistem persediaan periodik)
Utang Usaha | xxx | |
Retur Pembelian | xxx |
Baca juga: Pengertian Average Inventory, Cara Hitung, dan Penggunaannya
Perbedaan Sistem Perpetual dan Periodik dalam Pencatatan Ayat Jurnal Akuntansi
Transaksi | Metode Perpetual | Metode Periodik |
---|---|---|
Pembelian | Debet: Persediaan Barang Dagang | Debet: Pembelian |
Kredit: Kas atau Utang Usaha | Kredit: Kas atau Utang Usaha | |
Penjualan | Debet: Kas atau Piutang Usaha | Debet: Kas atau Piutang Usaha |
Kredit: Penjualan | Kredit: Penjualan | |
Debet: Beban Pokok Penjualan | – | |
Kredit: Persediaan Barang Dagang | – | |
Penyesuaian Akhir Periode | – | Menutup Persediaan Barang Awal dan mencatat Persediaan Barang Akhir berdasarkan perhitungan fisik |
Catatan | Pencatatan dilakukan secara real-time | Pencatatan dilakukan di akhir periode |
Metode Perpetual dan Periodik, Mana yang Lebih Baik?
Metode pencatatan perpetual lebih unggul dalam hal ketepatan informasi dan kontrol persediaan dibandingkan metode periodik.
Pada metode perpetual, pencatatan dilakukan secara real-time setiap kali terjadi transaksi seperti pembelian, penjualan, atau retur barang.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengetahui jumlah persediaan yang akurat kapan saja tanpa harus melakukan perhitungan fisik secara rutin.
Dengan demikian, metode ini sangat cocok untuk perusahaan yang memiliki volume transaksi tinggi dan memerlukan informasi persediaan yang terkini untuk mendukung keputusan bisnis.
Sebaliknya, metode pencatatan periodik lebih sederhana dan mudah diterapkan, terutama untuk perusahaan kecil atau yang memiliki volume transaksi rendah.
Dalam metode ini, pembelian dan penjualan dicatat secara terpisah, dan jumlah persediaan hanya diperbarui pada akhir periode setelah dilakukan perhitungan fisik atau stock opname.
Meski lebih sederhana, metode ini memiliki kelemahan, yaitu keterbatasan dalam menyediakan informasi persediaan secara langsung, yang dapat mempersulit manajemen dalam merespons kebutuhan operasional.
Keunggulan metode perpetual terletak pada kemampuannya untuk memberikan data yang lebih terperinci, termasuk informasi tentang Harga Pokok Penjualan (HPP) untuk setiap transaksi.
Hal ini memudahkan pembuatan laporan keuangan yang akurat dan membantu mendeteksi penyimpangan atau kehilangan barang secara lebih cepat.
Namun, penerapan metode ini membutuhkan investasi yang lebih besar, terutama dalam hal perangkat lunak dan sistem manajemen persediaan yang canggih.
Di sisi lain, metode periodik lebih hemat biaya karena tidak memerlukan sistem yang kompleks. Namun, pendekatan ini kurang efisien bagi perusahaan yang memerlukan informasi persediaan yang cepat dan akurat untuk mendukung operasional harian.
Pemilihan metode yang tepat sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan operasional, skala bisnis, dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, perusahaan dapat menentukan sistem pencatatan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.
Baca juga: Rumus Menghitung Inventory Turnover dan Contoh Kasusnya
Kesimpulan
Metode pencatatan akuntansi persediaan perpetual dan periodik sangat bergantung pada kebutuhan dan karakteristik perusahaan.
Metode perpetual menawarkan keakuratan dan kemudahan dalam pengelolaan persediaan secara real-time, sehingga perusahaan dapat dengan cepat menyusun laporan keuangan.
Di sisi lain, metode periodik, meskipun lebih sederhana, memerlukan perhitungan fisik di akhir periode untuk mengetahui jumlah persediaan.
Manapun proses pencatatan persediaan yang Anda pilih, yang terpenting adalah Anda melakukan proses pencatatan persediaan yang sesuai dengan karakteristik bisnis Anda.
Jika selama ini Anda belum memiliki sistem manajemen persediaan yang terintegrasi dan belum sesuai dengan kebutuhan bisnis, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi seperti Kledo.
Kledo adalah software akuntansi online yang terintegrasi dengan manajemen persediaan, pembuatan laporan keuangan instan, manajemen aset, pengelolaan multi gudang, sampai pencatatan transaksi multi mata uang.
Kledo juga bisa digunakan baik melalui PC maupun smartphone, sehingga memberikan Anda fleksibilitas dalam proses pencatatan pembukuan dan manajemen persediaan pada bisnis Anda.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Perbedaan Perpetual dan Periodik dalam Pencatatan Akuntansi - 14 Januari 2025
- Cara Menghitung Bea Masuk dan Pajak Bea Cukai Beserta Contohnya - 13 Januari 2025
- Pembahasan PSAK 5 Tentang Segmentasi Operasi pada Akuntansi - 10 Januari 2025