Dalam dunia skincare marketing yang kompetitif, menjadi brand yang menonjol di antara banyaknya pilihan lain bukanlah hal yang mudah.
Namun, dengan menerapkan strategi skincare marketing yang tepat, bisnis kecantikan Anda bisa berkembang pesat.
Mulai dari membangun identitas brand, mengoptimalkan kehadiran digital, hingga membentuk pelanggan loyal sebagai pendukung brand—panduan ini membahas taktik-taktik penting yang dapat membuat produk Anda bersinar di pasar.
Pada artikel ini, kami akan membahas 6 langkah lengkap skincare marketing untuk brand baru yang siap mengejar kesuksesan.
6 Langkah Skincare Marketing
1. Lakukan riset pasar
Langkah pertama dalam kampanye pemasaran apa pun adalah riset pasar. Sebab, Anda memerlukan analisis mendalam terhadap konsumen dan pesaing.
Riset pasar di awal ini sangat berharga untuk membuat brand message yang tepat, memosisikan produk Anda, serta memperoleh informasi yang bisa Anda tindak lanjuti.
Anda bisa menggunakan alat seperti SEMrush, BuzzSumo, dan GoogleAnalytics untuk membantu Anda.
Riset pasar Anda juga harus mencakup analisis kompetitor, penjelasannya sebagai berikut:
Analisis kompetitor
Identifikasi tema yang digunakan brand skincare dengan kinerja terbaik di niche Anda.
Misalnya, buat spreadsheet untuk melacak dan menganalisis strategi skincare marketing, peluncuran produk, keterlibatan media sosial, tema kampanye, dan ulasan pelanggan mereka dengan cermat.
Mulailah dengan menganalisis 10-15 pesaing utama Anda dalam parameter seperti:
- Rangkaian produk dan harga
- Persona dan pesan merek
- Desain situs web dan strategi konten
- Kampanye media sosial
- Iklan dan kemitraan
- Peringkat, ulasan, dan keluhan
Analisis kualitatif dan kuantitatif
Setelah melewati langkah di atas, gabungkan analisis kompetitif dengan riset primer dan sekunder Anda sendiri.
Anda bisa melaksanakan survei, memantau media sosial, dan menganalisis pola perilaku konsumen.
Dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, Anda dapat membentuk pemahaman yang lebih komprehensif tentang lanskap pasar, mengidentifikasi tren yang muncul, dan mengungkap kesenjangan dalam penawaran kompetitif.
Anda bisa mempertimbangkan metode berikut dalam riset ini:
- Survei pelanggan untuk menanyakan preferensi pembel, nilai, brand loyalty, dan kepuasan
- Focus group, di mana Anda merekrut pelanggan dan calon pelanggan untuk berdiskusi
- Wawancara individu dengan influencer, mitra, dan pakar industri
- Analisis interaksi di saluran digital seperti ulasan, komentar sosial, dan diskusi forum
Contoh riset pasar

Riset pasar dari Fenty Beauty menunjukkan adanya permintaan signifikan yang belum terpenuhi untuk warna foundation yang inklusif bagi berbagai warna kulit di luar kategori terang.
Kemudian, Fenty Beauty pun meluncurkan 40 warna foundation dalam spektrum warna yang sangat luas, termasuk berbagai warna dasar tertentu.
Fenty Beauty pun segera menerima permintaan yang sangat besar dari audiens yang sebelumnya kurang terlayani. Selain itu, aksi Fenty Beauty ini pun mempercepat kesadaran akan keragaman dalam dunia kecantikan.
Buat user persona
Setelah menyelesaikan riset pasar, buat user persona untuk membantu Anda membuat target demografis yang jelas dan menyusun strategi skincare marketing yang sesuai kebutuhan dan selera setiap persona.
Misalnya, pertimbangkan:
- Identitas gender, rentang usia, dan lokasi
- Konsumsi media dan kebiasaan berbelanja
- Nilai, prioritas, dan masalah
- Rutinitas perawatan kulit dan preferensi produk yang umum
- Merek dan influencer yang disukai
- Motivasi untuk pembelian dan pemilihan merek
Perjalanan pengguna ini memanusiakan kelompok sasaran Anda di luar demografi dasar.
Perjalanan ini juga membantu mengidentifikasi dengan tepat bagaimana dan di mana produk Anda cocok dengan kehidupan sehari-hari konsumen.
Jangan lupa untuk rutin menyesuaikan persona saat menerima data pelanggan baru.
Baca Juga: 20 Tips Bisnis Skincare Agar Sukses dan Terkenal
2. Bangun brand identity dan value proposition Anda
Langkah kedua setelah melakukan riset pasar dan membuat persona adalah membangun identitas merek yang konsisten.
Jika Anda konsisten dan selalu bisa mengomunikasikan nilai-nilai yang Anda inginkan, maka brand image Anda bisa terlihat menarik dan bertahan dalam jangka panjang.
Untuk membuat identitas yang unik dan berbeda, Anda bisa melakukannya dengan brand persona dan value proposition yang tepat.
Brand persona
Brand persona adalah karakter semi-fiksi yang memiliki karakteristik yang mencerminkan brand Anda.
Berikut ini adalah langkah-langkah membuatnya:
- Latar Belakang: Sejarah singkat dan asal-usul merek.
- Visi: Masa depan seperti apa yang ingin diciptakan oleh merek?
- Nilai: Prinsip inti yang memandu tindakan dan keputusan merek.
- Kepribadian: Karakteristik manusia yang dikaitkan dengan merek (misalnya ramah, profesional, inovatif).
- Suara: Bagaimana merek berkomunikasi (misalnya nada, bahasa, gaya).
- Identitas Visual: Logo, skema warna, tipografi, dan citra yang mewakili merek secara visual.
Contoh:
The Ordinary telah menciptakan persona merek yang mengutamakan kesederhanaan dan transparansi, dengan fokus pada produk yang hanya menggunakan satu bahan.
Gaya komunikasi mereka yang lugas dan kemasan yang sederhana telah menarik minat konsumen yang menomorsatukan khasiat skincare.
Value proposition
Sekarang, buatlah proposisi nilai yang menyatakan bagaimana Anda memecahkan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada alternatif lainnya.
Susun proposisi nilai agar sejelas, seringkas, dan sepersuasif mungkin. Sebab, ini adalah janji kepada pelanggan dan yang membedakan Anda dari pesaing.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa Anda gunakan untuk menyusun value proposition:
1: Alasan di balik brand Anda
- Apa yang menginspirasi terciptanya merek perawatan kulit Anda?
- Masalah perawatan kulit apa yang ingin dipecahkan oleh merek Anda?
- Mengapa pelanggan harus memilih produk Anda daripada yang lain?
2: Mengidentifikasi Unique Selling Points (USP)
- Buat daftar fitur dan manfaat produk Anda. Bagaimana produk tersebut meningkatkan kehidupan pelanggan?
- Apakah produk Anda dibuat dengan bahan-bahan unik atau melalui proses inovatif?
- Pengalaman apa yang Anda tawarkan yang tidak dapat pelanggan temukan di tempat lain?
3: Memahami pelanggan
- Siapa pelanggan ideal Anda, dan apa masalah dan keinginan kulit mereka? Bagaimana merek Anda selaras dengan gaya hidup dan nilai-nilai audiens target Anda?
- Dengan cara apa saja produk Anda dapat berkontribusi pada rutinitas skincare harian mereka?
Contoh:

Cetaphil terkenal dengan formula perawatan kulitnya yang lembut, yang ditujukan bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau kering.
Proposisi nilai mereka dibangun berdasarkan kesederhanaan dan kepercayaan, menyediakan produk yang mudah digunakan dan direkomendasikan oleh dokter kulit untuk penggunaan sehari-hari.
Baca Juga: 50 Contoh Kata Promosi Skincare yang Efektif dan Menarik Pembeli
3. Tingkatkan pengalaman pengguna (UX) di website Anda
Bayangkan seorang pecinta skincare bernama Sarah. Ia sudah mencoba hampir semua produk dari The Ordinary dan kini ingin mencoba brand indie dengan konsep clean beauty.
Ia mengunjungi situs Anda. Nah, apa yang seharusnya ia lihat dalam 10 detik pertama agar tidak langsung pergi?
Daftar cek optimasi website
Agar Sarah dan calon pelanggan lainnya mendapatkan pengalaman terbaik saat mengunjungi website Anda, pastikan poin-poin berikut ini terpenuhi:
- Konsistensi Brand: Jaga agar elemen-elemen brand (warna, font, tone of voice) tetap konsisten di seluruh bagian situs.
- Kecepatan Muat Halaman: Gunakan alat seperti Google PageSpeed Insights untuk mengukur dan meningkatkan waktu muat halaman.
- Responsif di Mobile: Uji tampilan website Anda di berbagai perangkat menggunakan Google Mobile-Friendly Test.
- Navigasi yang Mudah: Pastikan struktur menu intuitif dan alur menuju pembelian jelas.
- Standar Aksesibilitas: Terapkan panduan WCAG agar website Anda dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas.
- CTA yang Jelas: Tempatkan tombol call-to-action secara strategis untuk memandu pengunjung melakukan aksi yang Anda inginkan.
- Konten Berkualitas: Sajikan konten yang menarik, informatif, dan mudah dibaca.
- Visual Hierarchy: Gunakan tata letak yang menonjolkan informasi terpenting terlebih dahulu.
Personalisasi
Saat Sarah menjelajahi situs web Anda, sentuhan personal dalam desain pengalaman pengguna (UX) seharusnya langsung terasa.
Pendekatan yang dipersonalisasi ini tidak hanya membuat Sarah dan pengguna lainnya merasa dihargai dan didengarkan, tetapi juga dapat secara signifikan meningkatkan loyalitas serta keterlibatan mereka terhadap brand Anda.
Contoh:
Paula’s Choice menggunakan personalisasi on-site untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mempersingkat customer journey.

Dengan menawarkan saran perawatan kulit yang dipersonalisasi melalui kuis dan konsultasi ahli, merek tersebut memastikan bahwa setiap pengunjung menerima rekomendasi produk yang disesuaikan.
Pendekatan ini membantu pengguna memilah-milah pilihan produk dan menemukan solusi yang sesuai dengan kondisi kulit mereka yang unik.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Kasir Bisnis Skincare
4. Terapkan strategi content marketing multi-channel
Meskipun situs web Anda adalah pusat utama, menghidupkan ekosistem digital Anda dengan konten bernilai di berbagai saluran adalah hal yang sangat penting.
Content marketing bukan hanya soal menjual produk, tapi juga mengedukasi, membangun keterlibatan, dan menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan konsumen.
Berikut beberapa ide dan tema konten yang umumnya sangat efektif untuk audiens pecinta skincare:
- Sorotan Bahan Aktif: Penjelasan mendalam mengenai manfaat dan sains di balik bahan tertentu, seperti artikel blog “Kekuatan Hyaluronic Acid untuk Menghidrasi Kulit” atau video mengenai proses sourcing bahan alami.
- Mitos Skincare: Mengedukasi konsumen dengan meluruskan kesalahpahaman umum di dunia kecantikan. Misalnya, “Benarkah Harus Minum 8 Gelas Air per Hari agar Kulit Sehat?”
- Transformasi Sebelum & Sesudah: Menampilkan testimoni pelanggan dan foto transformasi nyata untuk membuktikan efektivitas produk.
- Cerita di Balik Brand: Menunjukkan sisi manusiawi dari bisnis Anda, seperti siapa yang ada di balik produk dan nilai-nilai apa yang brand Anda usung.
- Konten dari Pengguna (User-Generated Content): Menampilkan foto, review, dan cerita dari pengguna nyata untuk membangun rasa percaya dan komunitas.
- Tantangan Skincare: Mengajak audiens mengikuti tantangan 30 hari, mencoba produk baru, dan membagikan progres mereka.
- Tren Kecantikan & Skincare Terkini: Menyajikan informasi terkini, seperti tren K-beauty atau penggunaan CBD dalam produk skincare.
- Wawancara & Tanya Jawab dengan Ahli: Menyediakan sesi bersama dermatolog, estetikawan, atau pakar kecantikan untuk menjawab pertanyaan umum dan memberi insight profesional.
- Perspektif Budaya tentang Skincare: Mengeksplorasi rutinitas dan filosofi skincare dari berbagai budaya di seluruh dunia.
Metrik untuk mengukur keefektifan strategi
Untuk mengukur efektivitas upaya content marketing skincare Anda, tentukan KPI untuk setiap saluran:
- Tingkat Engagement: Lacak suka, komentar, bagikan, dan waktu yang pembaca habiskan untuk konten.
- Tingkat Konversi: Ukur persentase pemirsa konten yang mengambil tindakan yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau mendaftar untuk buletin.
- ROI: Nilai laba atas investasi dengan membandingkan pendapatan yang dihasilkan dari pemasaran konten dengan biaya produksi dan distribusi konten.
Tinjau metrik ini secara berkala untuk menyempurnakan strategi Anda, dengan fokus pada jenis konten dan saluran yang menghasilkan hasil terbaik untuk merek perawatan kulit Anda.
Baca Juga: Analisis ROI: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
5. Kelola ulasan pelanggan secara aktif
Rating dan ulasan produk memainkan peran penting dalam skincare marketing. Mayoritas konsumen akan melihat ulasan terlebih dahulu sebelum membeli.
Karena itu, pengelolaan feedback ini sangat krusial untuk meningkatkan penjualan dan menjaga reputasi brand Anda.
Untuk memaksimalkan potensi dari umpan balik pelanggan, terapkan strategi manajemen ulasan yang mencakup hal-hal berikut:
- Mendorong Ulasan Positif: Ucapkan terima kasih dan minta ulasan dari pelanggan setelah mereka selesai membeli. Tawarkan insentif seperti diskon atau poin loyalitas sebagai bentuk apresiasi atas waktu mereka. Libatkan pelanggan di media sosial dan dorong mereka untuk membagikan pengalaman menggunakan hashtag brand Anda.
- Menyoroti Ulasan Positif: Tampilkan testimoni terbaru yang positif di halaman produk Anda. Gunakan ulasan ini dalam iklan retargeting dan tampilkan di halaman utama maupun saat proses checkout untuk memberikan social proof yang meyakinkan calon pembeli.
- Melatih Tim Layanan Pelanggan: Bekali tim customer service Anda dengan alat dan pelatihan yang memadai untuk merespons semua ulasan secara cepat dan profesional, terutama ulasan negatif.
Gunakan ulasan sebagai alat skincare marketing
Manfaatkan ulasan positif untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas:
- Social Proof: Buat halaman Testimoni khusus di situs Anda dan bagikan ulasan pelanggan di media sosial. Gunakan konten buatan pengguna (user-generated content) yang menunjukkan antusiasme mereka terhadap produk Anda dengan kata-kata mereka sendiri.
- Halaman Produk: Tampilkan ulasan terbaik yang relevan langsung di halaman produk sebagai bukti efektivitas produk Anda.
- Email Marketing: Sisipkan bagian “Ulasan Terbaik Bulan Ini” dalam newsletter yang menampilkan kisah pelanggan dan pengalaman positif mereka menggunakan produk Anda.
Tips menangani umpan balik negatif
Dalam mengelola ulasan negatif, penting untuk tetap menjaga pendekatan yang profesional dan penuh empati.
Meskipun kritik bisa terasa mengecewakan, umpan balik ini sesungguhnya adalah peluang berharga untuk belajar dan berkembang.
- Tanggapi dengan cepat: Segera tanggapi ulasan negatif dengan mengakui permasalahan secara langsung. Lalu, berikan respons yang personal dan tunjukkan bahwa Anda bersedia membantu menyelesaikan masalah mereka.
- Tawarkan solusi: Jika memang perlu, tawarkan solusi seperti penggantian produk, pengembalian dana, atau diskon untuk pembelian berikutnya. Ini menunjukkan komitmen Anda terhadap kepuasan pelanggan dan membantu memulihkan kepercayaan mereka terhadap brand Anda.
- Tindak lanjut: Setelah menyelesaikan masalah, lakukan follow-up kepada pelanggan untuk memastikan mereka puas dengan solusi Anda. Pendekatan ini dapat mengubah pelanggan yang kecewa menjadi pendukung loyal brand Anda.
- Analisis dan perbaikan: Gunakan umpan balik negatif sebagai bahan evaluasi internal. Identifikasi pola permasalahan untuk perbaikan produk atau peningkatan layanan pelanggan. Teruskan ke tim terkait agar dapat menjadi dasar perubahan positif ke depannya.
Baca Juga: 20 Cara Untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
6. Bangun komunitas brand yang aktif dan terlibat

Komunitas brand yang kuat dan hidup adalah jantung dari kesuksesan sebuah brand skincare.
Di sinilah pelanggan paling setia berubah menjadi advokat, percakapan berkembang menjadi konversi, dan nilai serta kepribadian brand Anda benar-benar hidup.
Pada langkah ini, kita akan membahas strategi untuk membangun komunitas yang loyal dan aktif:
Taktik untuk meningkatkan keterlibatan komunitas
Agar komunitas terasa hidup dan bermakna, terapkan strategi interaktif berikut:
- Sesi Q&A Live Secara Berkala: Selenggarakan live streaming di mana anggota komunitas dapat bertanya dan mendapatkan jawaban langsung dari tim brand atau pakar tamu. Ini membangun koneksi yang lebih dalam dan rasa keterlibatan yang nyata.
- Program Brand Ambassador: Identifikasi pelanggan yang antusias dan beri mereka peran sebagai duta brand. Berikan akses eksklusif ke produk baru, informasi dalam, dan keuntungan khusus yang bisa mereka bagikan ke komunitas.
- Tantangan dan Kontes Komunitas: Buat tantangan tematik yang seru, seperti “30 Hari Skincare Challenge”, dan ajak anggota untuk membagikan rutinitas serta progres mereka. Berikan hadiah menarik untuk meningkatkan partisipasi.
Mengukur kesehatan komunitas Anda
Untuk memastikan komunitas Anda terus berkembang dan aktif, pantau metrik-metrik berikut:
- Tingkat Partisipasi Aktif: Ukur persentase anggota yang aktif berkontribusi dibanding total anggota. Semakin tinggi tingkat ini, semakin kuat interaksi dalam komunitas Anda. Aktivitas bisa berupa posting, komentar, berbagi konten, atau ikut polling dan event.
- Pertumbuhan Anggota: Amati laju pertambahan anggota komunitas dari waktu ke waktu. Pertumbuhan yang stabil menandakan bahwa komunitas Anda menarik, mampu menjangkau audiens baru, dan mempertahankan mereka.
- Analisis Sentimen: Ini membantu Anda memahami kepuasan anggota dan area yang bisa diperbaiki. Sentimen positif menunjukkan komunitas yang sehat, sementara deteksi dini terhadap sentimen negatif bisa mencegah krisis reputasi.
Dengan membangun dan menjaga komunitas yang aktif, Anda tidak hanya menciptakan loyalitas, tetapi juga menjadikan pelanggan sebagai bagian penting dari perjalanan dan pertumbuhan brand skincare Anda.
Baca Juga: Cara Memulai Toko Kosmetik dan Modal yang Diperlukan
Kesimpulan
Membangun dan memasarkan brand skincare dari nol bukanlah hal yang mudah. Namun dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa meningkatkan kemungkinan kesuksesan Anda.
Agar upaya skincare marketing Anda lancar, tentunya Anda membutuhkan pengelolaan transaksi yang akurat. Karena itu, gunakanlah aplikasi kasir Kledo POS.
Kledo POS bisa membantu Anda menerima transaksi melalui berbagai pembayaran, mengelola inventaris, membuat laporan penjualan, dan mengimplementasikan diskon skincare sesuai keinginan Anda.
Jika Anda tertarik, Anda bisa klik tautan ini untuk mencoba Kledo POS sekarang juga.
- 6 Langkah untuk Evaluasi Strategi Pemasaran Digital - 4 Juni 2025
- 12 Ide Bisnis dengan AI yang Menjanjikan di Tahun 2025 - 3 Juni 2025
- 6 Peluang Franchise Es Krim Menjanjikan + Tipsnya - 2 Juni 2025