Apakah Anda pernah mendengar isitilah bisnis B2B? Bagi Anda yang berkecimpung di dunia bisnis mungkin sudah mengetahui apa arti B2B. Jadi, apa arti B2B?
Business to business atau B2B adalah transaksi yang terjadi ketika perusahaan menjual produk atau layanannya ke perusahaan lain. Yuk, simak penjelasan di bawah ini untuk memahami lebih lanjut ciri-ciri B2B, jenisnya, contoh, dan pembahasan penting lainnya.
Apa yang dimaksud dengan B2B?
B2B merupakan singkatan untuk business to business, di mana perusahaan menjual produk dan jasa mereka ke bisnis lain, bukan customer perorangan.
Mayoritas perusahaan B2B menjalankan aktivitas penjualan produk atau jasa yang membantu bisnis lain agar dapat beroperasi dengan lancar seperti menjual bahan baku ke perusahaan lain yang untuk memproduksi produk mereka sendiri.
Misalnya, perusahaan B2B di industri otomotif. Beberapa suku cadang kendaraan diproduksi secara terpisah oleh perusahaan lain. Dengan begitu, pabrikan mobil harus membeli suku cadang dari perusahaan lain agar bisa merakit kendaraan.
Komponen mulai dari ban, jok, sistem navigasi, jendela, kunci pintu, dan cat biasanya dibuat dan diproduksi di tempat lain. Perusahaan-perusahaan ini kemudian akan menjual langsung ke pabrikan mobil dan tidak akan menjual ke konsumen individu.
Baca juga: Laporan Keuangan Proforma: Pengertian, Manfaat, dan Jenisnya
Karakteristik Perusahaan B2B
Dalam lingkungan bisnis B2B, terdapat lima ciri utama yang mempengaruhi cara perusahaan beroperasi. Mari kita bahas lebih mendalam kelima ciri tersebut:
Menjadikan perusahaan lain sebagai target pelangan
Salah satu ciri utama bisnis B2B adalah menargetkan perusahaan sebagai pelanggan. Dalam transaksi B2B, kebutuhan dan permintaan produk atau layanan ditujukan untuk mendukung operasional, produksi, dan proses bisnis dari perusahaan lain.
Oleh karena itu, bisnis B2B menyediakan solusi yang sesuai dan bermanfaat bagi pelanggan bisnis mereka.
Proses jual beli memakan waktu lama
Proses transaksi B2B umumnya lebih lama dibanding B2C dikarenakan pelanggan mengambil keputusan pembelian berdasarkan pada analisis rasional, melibatkan banyak pihak dan tahapan.
Hal ini dilakukan karena transaksi B2B berbiaya mahal, sehingga keputusan harus dipertimbangkan dengan hati-hati dengan menganalisis berbagai aspek bisnis.
Hubungan jangka panjang
Salah satu kunci kesuksesan bisnis B2B adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hubungan yang kuat dan saling percaya dengan pelanggan merupakan hal krusial.
Dengan hubungan yang kuat, perusahaan B2B bisa menciptakan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
Strategi pemasaran khusus
Strategi pemasaran bisnis B2B berbeda dari B2C (business to consumer). Perusahaan B2B harus menggunakan strategi pemasaran khusus untuk menjangkau calon klien bisnis mereka.
Melalui konten pemasaran yang relevan, perusahaan dapat menarik minat dan membangun brand awareness di kalangan pelanggan potensial.
Berorientasi pada nilai dan solusi
Perusahaan B2B harus dapat memberi nilai tambah dan solusi bagi pelanggan. Paslanya, keputusan pembelian pelanggan didasarkan pada manfaat jangka panjang dan analisis rasional, bukan sekedar faktor impuls atau emosi.
Oleh karena itu, perusahaan B2B harus dapat mengkomunikasikan nilai produk atau layanan mereka secara efektif dan menggambarkan bagaimana solusi tersebut akan mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jenis-Jenis Model B2B
Ada berbagai jenis bisnis B2B yang mendominasi berbagai industri. Berikut adalah jenis model bisnis B2B yang sering kita jumpai saat ini:
Bisnis B2B berbasis produk
Model B2B berbasis produk adalah bisnis yang berfokus pada penjualan barang fisik atau produk yang dapat dilihat dan dipegang.
Contoh model B2B produk dapat berupa perusahaan peralatan kantor yang memasok kebutuhan printer, alat tulis, dan komputer ke perusahaan besar untuk menjalankan tugas sehari-hari mereka.
Bisnis berbasis produk dapat berbentuk secara fisik (toko) atau bisnis online yang tidak terbatas pada lokasi tertentu.
Perusahaan B2B ini biasanya memiliki biaya overhead yang lebih tinggi daripada perusahaan lain karena harus mengeluarkan biaya untuk pembuatan, penyimpanan, dan pengiriman produk.
Selain itu, B2B berbasis produk ini juga mempunyai risiko yakni hilangnya pendapatan jika barang rusak.
Bisnis B2B berbasis layanan
Model B2B berbasis layanan adalah model di mana bisnis menawarkan solusi dan saran kepada bisnis lain. Berikut adalah beberapa contoh perusahaan dan individu yang menjalani model bisnis ini:
- akuntan publik
- petugas keamanan kantor
- pengacara bisnis
- desainer grafis
- agen pemasaran atau pemasar
- customer service
Model bisnis B2B berbasis layanan ini dapat dijalankan secara offline maupun online. Misalnya pengacara dan akuntan publik dapat bekerja sebagai staff kantr dan bisa juga menawarkan jasa mereka secara online.
B2B berbasis layanan umumnya memiliki biaya overhead yang lebih rendah karena biaya operasionalnya lebih rendah daripada model B2B lainnya.
Bisnis B2B berbasis software
Perusahaan B2B berbasis software menyediakan layanan berlangganan berupa program komputer yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Contoh yang paling umum adalah:
- Software as a service (SaaS) adalah perusahaan yang menyediakan software berbasis web sesuai permintaan
- Customer relationship management (CRM) yaitu software untuk manajemen hubungan pelanggan.
Baca juga: Memahami Audit Forensik, Contoh, dan Bedanya dengan Audit Internal
Perbedaan B2B vs B2C
Model B2B dan B2C adalah dua jenis strategi pemasaran yang digunakan bisnis untuk menjual produk atau layanan mereka.
Meskipun kedua strategi tersebut sama-sama bertujuan untuk mencari keuntungan, namun ada perbedaan di antara keduanya yang perlu dipertimbangkan saat mengembangkan rencana pemasaran.
Perbedaan utama antara B2B dan B2C adalah target audiens. Pemasaran B2B difokuskan pada penjualan ke bisnis lain, sedangkan pemasaran B2C difokuskan pada penjualan kepada konsumen individu.
Perbedaan signifikan lainnya adalah proses pembelian. Di B2B, proses pembelian biasanya lebih lama dan lebih kompleks daripada B2C.
Hal ini disebabkan pembuat keputusan pembelian B2B ialah para pimpinan perusahaan. Selain itu, produk dijual umumnya lebih mahal sehingga membutuhkan lebih banyak analisis dan evaluasi.
Selain itu, pemasaran B2B cenderung lebih fokus untuk membangun hubungan jangka panjang dengan klien, sedangkan pemasaran B2C lebih fokus untuk menciptakan hubungan emosional dengan konsumen individu.
Pesan pemasaran B2B biasanya lebih rasional dan berdasarkan data, sedangkan pesan pemasaran B2C lebih emosional agar bisa meraih simpati audiens.
Secara keseluruhan, strategi pemasaran B2B dan B2C memiliki tantangan dan keunikan masing-masing. Sangat penting bagi bisnis untuk memahami perbedaan antara keduanya supaya bisa memilih strategi yang paling sesuai dengan tujuan dan audiens target mereka.
Baca juga: 19 Jenis Pemasaran, Tujuan, Fungsi, dan Strateginya
Apa Saja Contoh Bisnis B2B?
Contoh berikut memberikan informasi mendalam tentang bagaimana bisnis B2B beroperasi dan melakukan transaksi:
Slack
Slack adalah singkatan dari ‘Searchable Log of All Conversation and Knowledge‘ merupakan platform online yang berfungsi sebagai ruang chat untuk mempermudah proses komunikasi dan berbagi file.
Slack adalah bisnis yang menyediakan layanan platform komunikasi untuk bisnis lain.
LinkedIn merupakan perusahaan B2B dalam bentuk media sosial. Memang, saat ini banyak sekali media sosial yang bermunculan dan menjadi trend di kalangan umum.
Akan tetapi LinkedIn masih menjadi pusat bagi kebanyakan perusahaan untuk terus mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi dunia bisnis.
LinkedIn membantu menginformasikanke bisnis lain tentang masalah pasar dan menjadi ruang untuk belajar secara digital.
IBM
International Business Machine (IBM) adalah perusahaan informasi dan teknologi global yang menyediakan hardware, software, dan layanan berbasis cloud kepada perusahaan lain.
Meskipun IBM telah berkecimpung di pasar konsumen, namun operasional utamanya tetap menyediakan layanan untuk perusahaan lain, yang menjadikannya sebagai salah satu perusahaan B2B terbesar di dunia.
Baca juga: 5 Laporan Keuangan, Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Analisisnya
Tantangan B2B
B2B hadir dengan serangkaian tantangan yang harus diatasi oleh para pelakunya supaya berhasil. Berikut adalah beberapa tantangan yang paling umum dihadapi perusahaan B2B:
- Siklus penjualan panjang: Siklus penjualan B2B lebih panjang dari siklus penjualan B2C. Hal ini karena transaksi B2B melibatkan banyak pihak dan keputusan pembelian memerlukan pertimbangan serta perencanaan yang cermat
- Proses penjualan yang kompleks: Penjualan B2B juga lebih kompleks daripada penjualan B2C. Karena transaksi B2B memerlukan penyesuaian, negosiasi, dan dukungan berkelanjutan
- Kesulitan menemukan pasar yang tepat: Bisnis B2B harus mengidentifikasi dan menargetkan pasar yang tepat agar berhasil menjual produknya. Proses ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang audiens, kebutuhan mereka, dan analisis kompetitor
- Memilih teknologi yang tepat: Bisnis B2B wajib memilih teknologi yang tepat untuk mendukung upaya penjualan dan pemasaran mereka.
- Mengikuti perubahan tren: Bisnis B2B harus tetap up to date dengan perubahan tren di industri mereka agar tetap kompetitif, misalnya mengikuti teknologi baru, peraturan, dan preferensi pelanggan.
Tips Meningkatkan Penjualan B2B
Di bawah ini adalah lima tips bermanfaat yang dapat membantu Anda meningkatkan penjualan B2B:
Menemukan target audiens
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan target audiens dan pelajari bagaimana karakteristik mereka.
Ada baiknya, persuahaan berfokus pada basis konsumen tertentu agar dapat membuat produk atau layanan yang bisa memenuhi kebutuhan target audiens.
Selanjutnya, temukan cara promosi yang tepat. Misalnya, bisnis yang memproduksi suku cadang mobil biasanya akan mempromosikan produknya ke sektor industri otomotif, dari bengkel kecil hingga perusahaan multinasional.
Membuat konten yang relevan
Sangat penting untuk membuat konten yang relevan dan menyampaikan informasi penting kepada audiens.
Untuk itu, Anda harus melacak preferensi audiens dan perubahan trend, sehingga Anda dapat melakukan promosi dengan cara terbaik serta mengetahui kapan harus mengubah strategi bila diperlukan.
Desain postingan yang menarik bisnis lain dan bantu mereka memahami bagaimana perusahaan Anda dapat memberikan solusi untuk masalah yang mereka hadapi.
Pastikan bahwa konten promosi yang Anda buat relevan dengan kebutuhan dan kebutuhan mereka.
Mengutamakan kualitas dan nilai
Jika audiens tidak mengetahui produk Anda, bagaimana mungkin mereka akan tertarik membeli produk Anda. Kunci promosi yang efektif adalah membuat konten berkualitas yang kepada target audiens.
Untuk menjangkau bisnis lain, Anda bisa menggunakan pemasaran konten seperti blogging dengan membuat konten seperti berikut:
- infografis, artikel, atau tutorial yang dipublikasikan di situs web perusahaan
- testimonial dari pelanggan
- ulasan produk
Dengan cara ini, Anda dapat menjangkau bisnis lain untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang produk atau layanan Anda.
Gunakan media sosial
Manfaatkan media sosial ke dalam strategi pemasaran Anda untuk mengembangkan citra dan merek.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa hampir semua perusahaan menggunakan media sosial seperti Facebook atau Instagram, aga dapat berinteraksi langsung dengan audiens.
Pertimbangkan beberapa pertanyaa ini untuk membantu mengembangkan strategi media sosial:
- Apa ciri khas merek Anda dan faktor uniknya?
- Di mana basis target audiens?
- Platform sosial mana yang memiliki engagement tertinggi?
- Apa tujuan pemasaran?
- Strategi apa yang digunakan oleh pesaing untuk menarik bisnis lain?
SEO
Strategi pemasaran terus berubah mengikuti perkembangan waktu. Jadi merupakan tanggung jawab perusahaan agar mampu beradaptasi dengan perubahan tersebur.
Saat ini, strategi pemasaran sangat didominasi oleh search engine optimalization atau SEO. Dengan mengetahui dasar-dasar SEO, Anda dapat meningkatkan visibilitas bisnis dan membuat audiens mudah menemukan merek Anda.
Baca juga: Customer Churn: Penyebab, Analisis dan Cara Menguranginya
Kesimpulan
Demikian pembahasan mengenai bisnis B2B mulai dari pengertian, contoh, hingga tips pemasarannya. Perlu diketahui bahwa B2B memainkan peran besar dalam perekonomian global. Sebab, B2B merupakan rantai pasokan penting untuk menghasilkan berbagai produk yang kita butuhkan sebagai konsumen individu.
Dalam menjalankan bisnis, keuangan menjadi aspek bisnis yang harus dikelola dengan baik. Oleh karenanya, Anda membutuhkan solusi pencatatan keuangan bisnis seperti software akuntansi Kledo.
Kledo sudah digunakan lebih dari 45 ribu pengguna dan menghadirkan fitur lengkap, untuk mempermudah pencatatan keuangan bisnis Anda. Mulai dari invoice, manajemen persediaan, hingga laporan keuangan, dapat dikelola cukup dengan satu aplikasi saja.
Jadi, tunggu apalagi? Anda bisa mencoba Kledo gratis selama 14 hari atau bahkan selamanya melalui tautan ini.
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024