Memahami Audit Forensik, Contoh, dan Bedanya dengan Audit Internal

Audit forensik

Audit forensik adalah proses pemeriksaan atas catatan keuangan perusahaan untuk menentukan apakah telah terjadi pelanggaran/penyalahgunaan kuasa.

Proses ini penting dilakukan untuk menemukan bukti yang bisa digunakan dalam proses hukum serta menjaga reputasi baik perusahaan.

Tugas audit forensik dilakukan oleh pihak eksternal dan poin inilah yang membedakannya dengan audit internal. Di mana pada audit internal, pihak yang melakukan investigasi merupakan karyawan perusahana itu sendiri.

Pada artikel ini, kami akan membahas apa itu audit forensik, kapan harus melakukannya, contoh kasus, serta bedanya dengan audit internal.

Apa itu Audit Forensik?

pengertian audit forensik

Audit forensik adalah proses pemeriksaan atas catatan laporan keuangan perusahaan untuk menemukan bukti terjadinya pelanggaran/penyalahgunaan kuasa. Yang nantinya bukti tersebut digunakan selama proses hukum di pengadilan.

Proses ini dilaksanakan oleh pihak eksternal yang disebut sebagai auditor forensik. Dalam menjalankan tugasnya, auditor akan memeriksa semua laporan keuangan bisnis, kwitansi, mutasi bank, dan dokumen transaksi lainnya.

Jika ditemukan adanya perbedaan antara pendapatan dan pengeluaran, mereka akan menyelidiki lebih mendalam untuk kemudian dibawa ke prosek penyelidikan keuangan.

Baca juga: 6 Jenis Analisis Pendapatan dalam Bisnis dan Tips Mengelolanya

Apa Tujuan Audit Forensik?

Tujuan utama dari audit forensik adalah untuk mendukung penyelidikan hukum dan investigasi internal terkait pelanggaran yang terjadi di tubuh perusahaan.

Berikut adalah lima tujuan utama dari audit forensik:

Mengidentifikasi dan mencari bukti pelanggaran

Audit forensik bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari bukti-bukti tentang kecurangan, manipulasi, atau tindakan ilegal lainnya yang dapat merugikan perusahaan.

Bukti tersebut dapat berupa bukti fisik, dokumen, dan data elektronik yang berkaitan dengan kegiatan yang mencurigakan.

Menyajikan bukti di pengadilan

Salah satu tujuan utama audit forensik adalah untuk mengumpulkan bukti yang sah dan dapat diterima secara hukum agar dapat digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.

Bukti yang diperoleh dari audit harus memiliki integritas dan relevan untuk mendukung proses hukum.

Mengidentifikasi penyebab kecurangan

Audit forensik tidak hanya mengungkapkan tindakan kecurangan yang terjadi, tetapi juga mencoba untuk memahami akar penyebabnya.

Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan kecurangan terjadi, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya di masa depan.

Memastikan kepatuhan dan kendali intern

Audit forensik membantu memastikan bahwa kendali intern dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan telah diikuti dan berfungsi dengan baik.

Jika kelemahan dalam kendali intern ditemukan, tindakan perbaikan dapat diambil untuk memperkuat sistem dan mencegah kecurangan.

Mendukung proses penegakan hukum dan pemulihan kerugian

Melalui audit forensik, bukti-bukti yang ditemukan dapat digunakan untuk mendukung proses penegakan hukum terhadap pelaku kecurangan.

Selain itu, hasil audit juga dapat membantu perusahaan dalam melakukan tuntutan hukum terhadap pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan akibat kecurangan.

Banner 1 kledo

Kapan Harus Melakukan Audit Forensik?

Audit forensik harus dilakukan ketika ada dugaan atau kecurigaan adanya tindakan yang tidak sah, curang, atau kejahatan yang terjadi dalam pengelolaan perusahaan.

Berikut adalah beberapa situasi di mana perusahaan perlu melakukan audit forensik:

Konflik kepentingan

Konflik kepentingan adalah situasi di mana seseorang mempunyai dua atau lebih kepentingan yang berbeda, dan berbagai kepentingan tersebut saling bertentangan.

Sehingga, pihak yang berada pada situasi tersebut, akan kesulitan membuat keputusan yang adil dan objektif.

Misalnya, seorang manajer harus memilih antara dua perusahaan untuk menjadi pemasok utama di perusahaan tempatnya bekerja, yakni perusahaan A dan perusahaan B.

Perusahaan A merupakan bisnis milik teman dekatnya, sementara perusahaan B adalah perusahaan yang menawarkan harga lebih murah dengan kualitas produk yang lebih baik.

Di sinilah terjadi konflik kepentingan karena manajer memiliki kepentingan untuk membantu temannya atau memilih perusahaan yang menawarkan harga dan kualitas terbaik untuk perusahaannya.

Apabila manajer memilih perusahaan A dan mengabaikan kepentingan perusahaan tempatnya bekerja, hal ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran.

Korupsi

Perusahaan dapat melakukan audit forensik untuk menyelasaikan tuduhan korupsi yang ditujukan kepada perusahaan tersebut. Berikut adalah dua contoh korupsi:

Suap

Suap adalah tindakan memberi dan menerima hadiah, imbalan, atau uang dengan tujuan mempengaruhi keputusan agar memperoleh keuntungan ilegal dalam lingkungan bisnis.

Misalnya memberi hadiah kepada pejabat pemerintahan agar memperoleh perizinan bisnis.

Pemerasan

Pemerasan adalah tindakan mengintimidasi pihak tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi. Misalnya, seorang manajer meminta uang dari karyawan sebagai imbala karena telah memberikan promosi jabatan.

Penyalahgunaan aset

Penyalahgunaan aset adalah bentuk penipuan yang paling umum. Beberapa contoh penyalahgunaan aset antara lain:

  • Pembuatan invoice palsu
  • Pencurian inventaris perusahaan
  • Pembayaran kepada pemasok atau karyawan palsu

Perusahaan perlu melakukan audit untuk mengidentifikasi siapa dalang di balik kegiatan ini. 

Salah satu bentuk penyelewengan aset yang sering dilakukan adalah penggelapan dana, yaitu ketika seorang karyawan menyalahgunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Manipulasi laporan keuangan

Manipulasi laporan keuangan adalah tindakan tidak etis dan ilegal di mana informasi keuangan perusahaan disajikan secara salah untuk menunjukkan kondisi keuangan yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang sebenarnya.

Manipulasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi persepsi investor, kreditor, regulator, atau pihak-pihak lain terhadap kinerja perusahaan keuangan.

Contohnya menggembungkan nilai pendapatan dalam laporan keuangan untuk menciptakan kesan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang bagus.

Dengan begitu, investor tidak akan ragu untuk berinvestasi di perusahaan, dan pemberi pinjaman akan memberi pinjaman dengan tingkat bunga rendah.

Baca juga: Akuntansi Investasi: Pengukuran dan Pelaporannya

Langkah-langkah Audit Forensik

prosedur

Berikut adalah langkah-langkah audit forensik yang umum dilakukan:

Langkah 1. Merencanakan audit

Langkah pertama yang perlu dilakukan auditor adalah melakukan perecanaan supaya tujuan audit dapat tercapai. Berikut adalah beberapa hal yang perlu auditor telusuri ketika melakukan perencanaan audit:

  • Mengidentifikasi tindak kecurangan yang dilakukan
  • Kapan kecurangan dilakukan
  • Alasan atau akar penyebab tindak kecurangan
  • Mencari tahu pihak yang terlibat dalam penipuan
  • Kerugian yang diderita perusahaan karena kecurangan tersebut, baik finansial maupun non finansial
  • Menetapkan pengumpulan bukti dan memberi salinan bukti dalam proses pengadilan.
  • Menyarankan tindakan untuk mencegah jenis penipuan ini di masa mendatang

Langkah 2. Mengumpulkan bukti

Pengumpulan bukti adalah bagian penting dari audit. Setelah mengidentifikasi kecurangan, auditor akan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat dibuktikan dan diterima di pengadilan. 

Dokumen-dokumen ini harus menunjukkan bagaimana penipuan itu terjadi, siapa yang melakukannya, dan berapa kerugian yang diderita perusahaan.

Misalnya, vendor telah menyelesaikan pembelian bahan baku. Jika mencurigai bahwa kecurangan terjadi dalam proses transaksi, auditor akan memeriksa hal-hal berikut:

  • Siapa yang telah menyetujui vendor
  • Apakah penyelesaian kontrak sesuai dengan ketentuan perusahaan
  • Proposal dari 3-4 vendor lain turut diperiksa atau tidak
  • Jika diperiksa, apakah semua proposal ini dibandingkan satu sama lain dalam hal harga dan kualitas
  • Setelah finalisasi, apakah vendor memberi bahan baku dengan kualitas yang sama seperti yang ditunjukkan pada saat pemilihan vendor

Langkah 3. Pelaporan

Setelah menyelesaikan proses di atas, auditor forensik akan menyiapkan laporan ringkasan dan mempresentasikannya kepada manajemen/klien. 

Laporan tersebut memuat poin-poin di bawah ini:

  • Pengamatan/temuan selama audit
  • Bukti yang menjadi petunjuk kuat terjadinya penipuan
  • Berapa banyak kerugian yang diderita perusahaan
  • Bagaimana penipuan dilakukan
  • Langkah apa yang harus diambil untuk menghentikan jenis penipuan ini

Berdasarkan laporan tersebut, manajemen dapat memutuskan apakah akan menempuh jalur hukum atau tidak.

Langkah 4. Proses pengadilan

Misalkan manajemen memutuskan untuk mengambil tindakan hukum berdasarkan laporan audit forensik. 

Dalam hal ini, auditor juga harus hadir di pengadilan untuk menjelaskan bagaimana kecurangan itu dilakukan dan bagaimana bukti yang akan mendukung laporan tersebut. 

Auditor forensik juga akan menyederhanakan kecurangan akuntansi dalam bahasa yang sederhana sehingga semua orang dapat memahaminya.

Baca juga: Manajemen Likuiditas: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Tips Mengelolanya

Perbedaan Audit Forensik vs Audit Internal

  • Audit forensik dilakukan untuk menemukan kecurangan yang terjadi di perusahaan, sedangkan audit internal dilakukan untuk menemukan penyimpangan dalam akuntansi atau kebijakan perusahaan.
  • Auditor forensik harus memiliki pengetahuan ahli tentang hukum, sedangkan auditor internal tidak wajib memiliki pengetahuan tersebut.
  • Audit forensik dapat digunakan untuk proses hukum, sedangkan bukti yang dikumpulkan dalam audit internal tidak dapat diterima dalam proses hukum.
  • Audit forensik diperlukan ketika ada kecurigaan bahwa seorang karyawan dengan sengaja melakukan penipuan untuk keuntungan pribadi. Sebaliknya, audit internal dilakukan secara teratur untuk memeriksa apakah operasional berjalan sesuai kebijakan akuntansi dan standar akuntansi telah diikuti, meskipun tidak terjadi kesalahan.

Perbedaan Audit Forensik vs Audit Investigasi

Audit forensik dan audit investigasi merupakan dua jenis audit yang memiliki tujuan dan pendekatan yang berbeda, meskipun keduanya berfokus pada penyelidikan dan analisis kasus tertentu.

Berikut adalah perbedaan utama antara audit forensik dan audit investigasi:

Tujuan

Tujuan utama dari audit forensik adalah untuk mendeteksi dan mengumpulkan bukti tentang potensi kecurangan, pelanggaran hukum, atau tindakan tidak sah dalam perusahaan.

Audit ini bertujuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung atau membantah dugaan kecurangan atau tindakan ilegal.

Sedangkan tujuan dari audit investigasi adalah untuk menyelidiki masalah atau insiden tertentu yang telah terjadi dalam suatu perusahaan.

Audit investigasi bertujuan untuk memahami penyebab, dampak, dan tanggung jawab terkait masalah yang sedang diselidiki.

Cakupan waktu

Audit forensik umumnya lebih berfokus pada transaksi atau kejadian masa lalu yang telah terjadi. Biasanya dilakukan setelah adanya indikasi atau dugaan kecurangan atau tindakan ilegal.

Audit investigasi dapat mencakup transaksi atau kejadian masa lalu, tetapi juga dapat meliputi investigasi terhadap masalah yang sedang berlangsung atau baru-baru ini terjadi.

Sifat temuan

Audit forensik menghasilkan bukti dan temuan yang digunakan dalam proses hukum yang digunakan sebagai bukti dalam tuntutan hukum.

Audit investigasi lebih menghasilkan temuan yang digunakan untuk pemahaman internal dan perbaikan masalah. Hasil investigasi ini mungkin selalu digunakan dalam proses hukum.

Tim auditor

Audit forensik memerlukan tim auditor yang memiliki keahlian khusus dalam bidang forensik, seperti ahli investigasi, ahli digital forensik, atau ahli hukum.

Tim auditor investigasi tidak harus memiliki keahlian forensik khusus, tetapi perlu memahami cara melakukan penyelidikan dan analisis secara menyeluruh.

Baca juga: Manajemen Administrasi: Pengertian, Teori, Strategi dan Tips Mengelolanya

Kesimpulan

Proses audit forensik tidak hanya berfokus pada pengungkapan kecurangan yang telah terjadi, tetapi juga bertujuan untuk memahami akar penyebabnya.

Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil tindakan perbaikan untuk memperkuat kendali intern dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dalam menghadapi tantangan pengelolaan keuangan bisnis, kebutuhan terhadap software akuntansi menjadi semakin penting.

Di sinilah Kledo hadir sebagai solusi yang tepat untuk membantu bisnis Anda. Dengan fitur lengkap dan mudah digunakan, Kledo akan mempermudah pencatatan transaksi dan menyajikan laporan keuangan yang lengkap secara real time.

Tertarik mencoba? Anda bisa mencoba Kledo gratis selama 14 hari ata selamanya melaui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 4 =