9 Langkah Mudah Memulai Bisnis Ghost Commerce

ghost commerce banner

Jika Anda ingin membuka usaha jualan online namun tidak ingin repot mengirim barang dan mengurus persediaan, ghost commerce adalah jawabannya.

Dengan ghost commerce, Anda bisa fokus pada marketing dan branding saja, tanpa perlu pusing memikirkan logistik.

Konsep ghost commerce memang bukan hal yang baru, tapi popularitasnya sudah meroket dengan pasar e-commerce yang terus menanjak.

Artikel ini akan menjelaskan apa itu ghost commerce, perbedaannya dengan ecommerce, kelebihan dan kekurangan, serta langkah mudah memulainya.

Apa itu Ghost Commerce?

Ghost commerce adalah model bisnis ritel online di mana produk dipromosikan dan dijual tanpa perlu menyimpan stok fisik atau menjalankan toko online tradisional.

Dalam model ini, pelaku bisnis tidak memiliki barang secara langsung, melainkan memanfaatkan keberadaan online merekai melalui konten, media sosial, atau kerja sama dengan influencer untuk mengarahkan audiens membeli produk dari pihak ketiga atau platform eCommerce.

Berikut adalah beberapa ciri utama dari ghost commerce:

  • Fokus pada Pemasaran: Bisnis ghost commerce dapat lebih fokus pada strategi pemasaran dan branding tanpa perlu repot mengurus logistik atau operasional produk.
  • Tanpa Inventori: Pelaku ghost commerce hanya mengarahkan calon pembeli ke tempat pembelian produk. Ini berarti bisnis dapat menghemat biaya penyimpanan dan pengelolaan stok.
  • Hubungan Afiliasi: Pendapatan biasanya diperoleh dari komisi atas penjualan yang berasal dari tautan atau referensi yang dibagikan.
  • Online Presence: Keberhasilan sangat bergantung pada kekuatan eksistensi digital, baik lewat blog, media sosial, YouTube, atau platform lain yang dapat menjangkau audiens luas.
  • Kepercayaan dan Kredibilitas: Pelaku ghost commerce perlu membangun dan menjaga hubungan yang dipercaya oleh audiens agar bisa bertahan dalam jangka panjang.
kledo pos 2

Baca Juga: 10 Cara Membuat Toko Online Sendiri bagi Pemula

Perbedaan Ghost Commerce dengan eCommerce

Meski ghost commerce masih termasuk dalam kategori e-commerce, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakannya dari model e-commerce konvensional.

AspekeCommerceGhost Commerce
Manajemen InventoriMembutuhkan pembelian dan pengelolaan stok barangTidak memerlukan manajemen inventori; produk diperoleh dari supplier/pemasok saat pesanan masuk
Pengiriman dan Pemenuhan PesananPelaku bisnis bertanggung jawab atas penyimpanan, pengemasan, dan pengirimanSemua ditangani oleh pemasok, langsung dikirim ke pelanggan
Modal AwalUmumnya memerlukan modal besar untuk stok dan gudangModal lebih kecil; fokus pada pembuatan toko online dan pemasaran
Margin KeuntunganBervariasi menurut model:
– Reseller: margin sedang
– Private label: margin lebih tinggi
– Produsen: margin tertinggi
Margin sedang; produk dibeli dari pemasok dengan harga grosir
Kontrol atas Produk Lebih banyak kendali atas kualitas, kemasan, dan branding Kontrol lebih terbatas; produk langsung dari pemasok
RisikoRisiko lebih tinggi karena investasi pada stokRisiko lebih rendah karena tidak ada biaya awal untuk inventori
SkalabilitasPerlu investasi besar untuk stok dan infrastruktur Lebih mudah ditingkatkan karena pemasok menangani peningkatan volume
Pengetahuan Produk Perlu pemahaman mendalam soal manajemen stok, kontrol kualitas, dan layanan pelangganPerlu pemahaman kuat soal pemasaran, layanan pelanggan, dan pemilihan pemasok

Mengetahui perbedaan ini akan membantu Anda menentukan model e-commerce mana yang paling sesuai dengan tujuan dan sumber daya bisnis Anda.

Baca Juga: Perbedaan E-commerce dan Marketplace yang Harus Anda Tahu

Kelebihan dan Kekurangan Ghost Commerce

ghost commerce 1

Seperti halnya model bisnis lainnya, ghost commerce memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Mari kita bahas secara lebih mendalam agar Anda mendapatkan gambaran mengenai apa saja yang bisa Anda harapkan jika ingin terjun ke dunia Ghost Commerce.

Kelebihan ghost commerce:

  1. Biaya Awal Rendah: Salah satu keuntungan terbesar dari Ghost Commerce adalah modal awal yang rendah. Tanpa perlu membeli stok barang terlebih dahulu, Anda dapat memulai bisnis dengan dana yang lebih kecil.
  2. Risiko Finansial Lebih Rendah: Karena tidak perlu membeli produk di muka, risiko keuangan pun lebih kecil. Anda tidak perlu khawatir jika ada produk yang ternyata tidak laku.
  3. Fleksibilitas Lokasi: Bisnis ghost commerce dapat berjalan dari mana saja selama ada koneksi internet, sehingga Anda bebas bekerja dari rumah atau saat bepergian.
  4. Mudah Mencoba Ide Produk Baru: Dengan ghost commerce, Anda bisa menambahkan produk baru ke toko tanpa komitmen finansial besar. Ini memudahkan Anda untuk menguji pasar dan menyesuaikan dengan tren.
  5. Tidak Perlu Mengelola Stok: Anda tidak perlu repot menyimpan barang, mengecek jumlah stok, atau mengurus produk yang tidak terjual.
  6. Pilihan Produk Lebih Luas: Tanpa batasan stok fisik, Anda bisa menawarkan lebih banyak variasi produk kepada pelanggan.
  7. Mudah untuk Dikembangkan: Bisnis ghost commerce relatif mudah untuk ditingkatkan seiring bertambahnya pesanan, tanpa perlu memikirkan ruang gudang atau pengelolaan inventaris.
  8. Fokus pada Aktivitas Inti Bisnis: Karena pengiriman ditangani oleh pemasok, Anda bisa lebih fokus pada pemasaran, layanan pelanggan, dan pengembangan bisnis.

Kekurangan ghost commerce:

  • Risiko Kehabisan Stok: Jika pemasok kehabisan produk yang sedang populer, Anda mungkin tidak bisa memenuhi pesanan, yang bisa mengecewakan pelanggan.
  • Margin Keuntungan Lebih Rendah: Model bisnis ini biasanya memiliki margin keuntungan yang lebih kecil karena Anda tidak mengontrol harga dan biaya produksi. Anda membeli produk dari pemasok dengan harga grosir yang sudah ditentukan. Persaingan yang ketat dan biaya pemasaran juga bisa menekan keuntungan.
  • Kontrol Rantai Pasok Terbatas: Anda bergantung pada pemasok dalam hal kualitas dan pengiriman produk. Hal ini bisa menimbulkan masalah yang di luar kendali Anda dan berdampak pada kepuasan pelanggan.
  • Kemungkinan Masalah Pengiriman: Karena Anda tidak menangani pengiriman secara langsung, bisa saja terjadi keterlambatan atau kesalahan yang sulit Anda atasi dengan cepat.
  • Persaingan Tinggi: Hambatan masuk yang rendah membuat banyak orang terjun ke pasar ini, terutama di kategori produk yang populer.
  • Ketergantungan pada Pemasok: Keberhasilan bisnis Anda sangat bergantung pada keandalan dan efisiensi pemasok. Jika mereka mengalami masalah, bisnis Anda juga akan terkena dampaknya.
  • Tantangan dalam Layanan Pelanggan: Karena Anda tidak menangani produk secara langsung, menjawab pertanyaan atau keluhan pelanggan bisa menjadi lebih rumit.
  • Keterbatasan dalam Branding: Sulit untuk membangun identitas brand yang unik jika Anda tidak mengontrol proses produksi atau kemasan produk.

Baca Juga: 22 Strategi Promosi Toko Online Beserta Contohnya

9 Langkah Memulai Bisnis Ghost Commerce

Berikut adalah langkah-langkah utama untuk memulai dan menjalankan bisnis ghost commerce secara efektif.

1. Pilih niche dan target audiens

ghost commerce 2

Langkah pertama adalah menentukan niche atau segmen pasar yang ingin Anda fokuskan. Pilih produk atau industri yang Anda minati, pahami, dan bisa Anda pasarkan dengan baik.

Selanjutnya, kenali siapa target audiens Anda dan apa minat mereka.

Ini akan membantu Anda menyusun konten dan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.

2. Membangun toko online

Untuk menjalankan bisnis ghost commerce, Anda perlu membuat toko online.

Gunakan platform eCommerce seperti Shopee atau Tokopedia untuk membuat situs web, menambahkan daftar produk, dan menciptakan pengalaman belanja yang nyaman bagi pelanggan.

3. Menentukan pemasok

Dalam ghost commerce, Anda tidak perlu menyimpan atau mengelola stok barang.

Anda hanya perlu menjalin kerja sama dengan pemasok atau retailer yang menyediakan layanan dropshipping.

Mereka yang akan menyimpan stok dan mengurus pengiriman produk.

4. Menampilkan dan mempromosikan produk

Setelah memiliki pemasok, Anda bisa menampilkan produk dari katalog mereka ke toko online Anda.

Sesuaikan deskripsi, gambar, dan strategi harga agar sesuai dengan identitas brand Anda.

Anda bisa mempromosikan produk melalui media sosial, email marketing, atau kerja sama dengan influencer.

Baca Juga: Strategi Penjualan Ecommerce Terbaik di Tahun 2025

5. Membuat sistem pemesanan

Buatlah proses penerimaan pesanan dan bagaimana Anda bisa meneruskannya ke pemasok. Anda bisa menggunakan alat-alat otomatisasi untuk meminimalisir kerja manual.

Misalnya, ketika pelanggan melakukan pembelian di toko online Anda, situs web akan mencatat semua detail penting seperti alamat pengiriman dan informasi pembayaran.

Lalu, integrasikan sistem antara toko online Anda dengan sistem milik pemasok. Agar setelah menerima pesanan, pesanan tersebut akan otomatis diteruskan ke pemasok.

6. Buat saluran customer service

Buatlah channel di mana Anda bisa menerima pertanyaan pelanggan dan membantu mereka.

Selain itu, buat peraturan mengenai retur barang dan FAQ juga.

7. Kembangkan strategi pemasaran

ghost commerce 3

Tentukan siapa target audiens Anda dan saluran terbaik untuk menjangkau mereka. Selain itu, terapkan strategi SEO untuk meningkatkan visibilitas toko Anda di hasil pencarian.

SEO adalah usaha mengoptimalkan toko online dan daftar produk Anda untuk meningkatkan traffic-nya di mesin pencari.

Fokuslah pada keyword long-tail yang terkait produk dan niche Anda, lalu buat deskripsi produk yang mengandung kata kunci relevan.

Pertimbangkan juga penggunaan media sosial, content marketing, dan email marketing untuk menjangkau dan mempertahankan pelanggan.

Menerapkan strategi ini bisa membantu Anda meningkatkan visibilitas, traffic, dan juga penjualan.

Yang penting, Anda terus menguji, menganalisis, dan memperbaiki strategi Anda berdasarkan data dan umpan balik pelanggan.

8. Luncurkan dan pantau

Setelah semuanya siap, luncurkan toko online Anda. Pantau terus penjualan, umpan balik pelanggan, serta kinerja pemasok untuk memastikan semua berjalan lancar.

9. Optimalkan dan kembangkan

Analisis data penjualan dan umpan balik pelanggan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Lakukan uji coba produk dan strategi pemasaran baru secara berkala.

Seiring pertumbuhan bisnis, pertimbangkan untuk menambah varian produk atau menjangkau pasar baru.

Baca Juga: Pengertian Diversifikasi Produk, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya

Kesimpulan

Ghost commerce adalah salah satu pilihan usaha di mana Anda bisa menjalankan toko online tanpa perlu mengelola inventaris atau mengkhawatirkan pengiriman barang.

Metode yang inovatif ini merupakan strategi baru untuk bergabung dalam pasar e-commerce yang membludak.

Untuk menjalankan ghost commerce Anda dengan lebih efisien, gunakan alat otomatisasi seperti aplikasi kasir Kledo POS.

Kledo POS dapat membantu Anda mencatat transaksi secara akurat, menerapkan promo dan diskon, serta membuat laporan penjualan.

Jika Anda tertarik menggunakan Kledo POS, Anda bisa klik tautan ini untuk mencobanya.

salsabilanisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − 1 =