Joint Cost Adalah: Rumus, Metode, dan Contoh Perhitungannya

Joint Cost

Dalam dunia produksi, joint cost adalah biaya yang digunakan untuk membuat beberapa produk sekaligus dalam satu proses. Biaya ini meliputi biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead.

Jadi, jika Anda pernah bertanya-tanya bagaimana biaya dibagi di antara beberapa produk yang dihasilkan dalam satu proses produksi, maka joint cost adalah kunci jawabannya.

Pada artikel ini, kami akan membahas lebih dalam apa itu joint cost, bagaimana fungsi dan rumusnya, dan metode alokasi joint cost yang disertai dengan contoh perhitungannya.

Apa yang Dimaksud Joint Cost?

Pengertian joint cost

Joint cost atau biaya bersama adalah biaya produksi yang dikeluarkan saat dua atau lebih produk yang berbeda diproduksi bersamaan dalam suatu proses produksi yang sama.

Biaya ini umumnya meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang diperlukan untuk menciptakan produk-produk tersebut dalam satu langkah produksi yang sama.

Biaya bersama ini menjadi relevan ketika produk-produk yang dihasilkan dari proses produksi bersamaan tersebut memiliki nilai yang berbeda atau digunakan untuk tujuan yang berbeda.

Misalnya, dalam industri susu, saat memproses susu, Anda dapat menghasilkan berbagai produk seperti susu cair, mentega, krim, dan keju dalam satu proses produksi.

Biaya bersama mencakup biaya yang terkait dengan semua produk-produk ini.

Nah, pemisahan biaya bersama menjadi biaya yang terkait dengan masing-masing produk (biasanya menggunakan metode alokasi) penting dilakukan ketika Anda ingin menentukan harga jual masing-masing produk atau mengevaluasi profitabilitasnya.

Jadi, dalam konteks yang lebih mendalam, biaya bersama adalah biaya produksi yang terjadi ketika dua atau lebih produk diproduksi bersamaan dalam satu proses produksi yang sama.

Maka tak mengherankan jika biaya bersama dapat menjadi topik yang penting dalam akuntansi biaya maupun dalam pengambilan keputusan bisnis.

Baca juga: PSAK 46: Pengertian dan Hubungannya Pada Akuntansi dan Perpajakan

Apa Fungsi Joint Cost dalam Proses Pengambilan Keputusan Bisnis?

Joint cost memiliki peran yang penting dalam proses pengambilan keputusan bisnis.

Fungsinya terutama berguna terkait pengelolaan biaya produksi dan alokasi sumber daya.

Di bawah ini, kami akan menjelaskan apa saja fungsi utama joint cost dalam pengambilan keputusan bisnis:

Penentuan harga jual

Salah satu fungsi utama dari joint cost adalah dalam menentukan harga jual produk-produk yang dihasilkan dari satu proses produksi bersama.

Sebagai contoh, dalam pabrik susu, joint cost harus dipecah menjadi biaya per unit untuk susu cair, mentega, krim, dan keju.

Sehingga ini akan membantu dalam menetapkan harga jual yang kompetitif untuk setiap produk. Alhasil, keputusan ini berdampak langsung pada profitabilitas bisnis.

Evaluasi profitabilitas

Dengan memahami joint cost, perusahaan dapat mengevaluasi profitabilitas masing-masing produk.

Proses evaluasi ini membantu dalam menentukan produk mana yang paling menguntungkan dan produk mana yang mungkin memerlukan penyesuaian strategi produksi atau harga.

Penyusunan anggaran

Joint cost juga membantu dalam menyusun anggaran dan merencanakan keuangan perusahaan.

Dengan mengetahui berapa banyak biaya yang harus dialokasikan ke setiap produk, perusahaan dapat merencanakan sumber daya dan anggaran yang lebih efisien.

Pengambilan keputusan investasi

Saat perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan investasi dalam proses produksi baru atau menghentikan produksi suatu produk, pemahaman yang mendalam tentang joint cost sangat penting.

Analisis tersebut membantu perusahaan mengevaluasi apakah investasi tersebut akan menghasilkan keuntungan yang memadai untuk menutupi biaya bersama.

Manajemen persediaan

Joint cost juga memainkan peran dalam manajemen persediaan. Dengan mengetahui berapa banyak produk yang dihasilkan dari satu proses produksi, perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih efisien dan menghindari overproduction atau underproduction.

Baca juga: Laporan Biaya Produksi: Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya

Memahami Rumus Joint Cost

Selanjutnya, kita akan membahas bagaimana rumus joint cost melalui metode biaya satuan rata-rata.

Dalam metode ini, total biaya seluruh produk yang diproduksi bersama dibagi dengan total unit yang diproduksi. Oleh karena itu, rumusnya adalah:

Joint Cost = Total biaya produk gabungan : Jumlah unit yang diproduksi

Metode lain untuk menghitung fungsi biaya gabungan adalah metode survei. 

Dalam metode ini, faktor lain seperti kualitas bahan, pemasaran, dan harga jual juga dipertimbangkan. 

Secara keseluruhan, baik indikator kualitatif maupun kuantitatif dipertimbangkan sehingaa memperoleh rumus berikut:

Joint Cost = Total Biaya : Total unit tertimbang

Banner 1 kledo

Metode Alokasi Joint Cost dan Contoh Perhitungannya

Metode alokasi dan contoh perhitungan joint cost

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama. Metode-metode tersebut adalah:

  • Metode kuantitatif (atau metode satuan fisik) yang didasarkan pada satuan pengukuran fisik seperti berat
  • Metode rata-rata tertimbang : Metode ini didasarkan pada standar kualitas atau indeks produksi yang telah ditentukan
  • Metode nilai pasar (atau metode nilai penjualan): Metode ini didasarkan pada nilai pasar relatif dari masing-masing produk

Metode kuantitatif (satuan fisik)

Metode ini dilakukan dengan membagi semua biaya total produksi dengan jumlah total unit produk yang diproduksi.

Selama seluruh unit yang diproduksi diukur dalam satuan yang sama dan tidak berbeda secara substansial, maka metode ini efektif digunakan karena sederhana dan mudah diterapkan.

Namun, jika unit yang diproduksi tidak diukur dengan satuan yang sama, maka metode ini tidak dapat diterapkan.

Contoh

Produk gabungan A, B, C, dan D diproduksi dengan total biaya produksi gabungan sebesar 120.000.000. 

Adapun jumlah produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

  • A: 20.000 unit
  • B: 15.000 unit
  • C: 10.000 unit
  • D: 15.000 unit

Diminta: Menghitung alokasi biaya produksi bersama dengan menggunakan metode kuantitatif:

Jawaban

Biaya Per Unit = Total biaya produk gabungan : Jumlah unit yang diproduksi

ProdukUnitAlokasi Biaya Produksi Bersama (Rp)
A20.00020.000 x 2.000 = 40.000.000
B15.00015.000 x 2.000 = 30.000.000
C10.00010.000 x 2.000 = 20.000.000
D15.00015.000 x 2.000 = 30.000.000
Total60.000120.000.000

Alokasi biaya produksi bersama dihitung dengan cara: Total unit produksi x biaya produksi per unit

Perusahaan yang menggunakan metode ini berpednapat bahwa semua produk yang diproduksi dengan proses yang sama.

Jadi, semua produk harus menerima bagian yang proporsional dari total biaya produksi bersama (berdasarkan jumlah unit yang diproduksi).

Baca juga: Sistem Produksi Massal: Pengertian, Tahapan, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

Metode rata-rata tertimbang (survei)

Di banyak industri, metode kuantitatif dirasa tidak memberikan jawaban yang memuaskan terhadap masalah pembagian biaya gabungan.

Oleh karena itu, faktor seperti ukuran unit, kesulitan produksi, waktu produksi, perbedaan jenis tenaga kerja yang digunakan dan jumlah bahan yang digunakan menjadi bahan pertimbangan alokasi biaya gabungan.

Setiap jenis produksi barang jadi dikalikan dengan faktor bobot untuk membagi total biaya gabungan ke masing-masing unit.

Penilaian tersebut berbentuk nilai nominal atau persentase untuk masing-masing produksi yang disesuaikan dengan proporsi penialaiannya.

Contoh

Dengan menggunakan angka dari contoh sebelumnya, poin alokasi berikut telah ditetapkan ke empat produk sebagai berikut:

  • Produk A: 3 poin
  • Produk B: 12 poin
  • Produk C: 13,5 poin
  • Produk D: 15 poin

Diminta: Hitung alokasi biaya produksi bersama dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang.

Jawaban

Alokasi biaya produksi bersama akan menghasilkan nilai sebagai berikut:

Biaya per unit = Total biaya produksi gabungan : Total unit produksi tertimbang

Biaya per unit = 120.000.000 : 600.000 = 200

ProdukUnitPoin AlokasiUnit Tertimbang* (Unit x Poin Alokasi)Biaya per UnitBiaya Produksi Gabungan** (Unit Tertimbang x Biaya per Unit)
A20.000360.00020012.000.000
B15.00012180.00020036.000.000
C10.00013,5135.00020027.000.000
D15.00015225.00020055.000.000
Total600.000120.000.000

Baca juga: Faktor Produksi: Pengertian, Jenis, Kepemilikan, dan Contohnya di Keseharian

Metode nilai pasar (market value)

Metode ini populer digunakan karena adanya pendapat bahwa nilai pasar suatu produk mencerminkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya.

Namun yang menjadi perdebatan adalah jika suatu produk terjual lebih mahal dari produk lain, bisa jadi disebabkan karena biaya produksinya yang lebih mahal.

Oleh karena itu, cara mengalokasikan biaya gabungan didasarkan pada nilai pasar masing-masing barang yang diproduksi.

Caranya benar-benar berbasis nilai pasar tertimbang dengan menggunakan total nilai pasar atau penjualan setiap unit (jumlah terjual dikalikan harga jual satuan).

Contoh:

Produk gabungan A, B, C, dan D diproduksi dengan total biaya produksi gabungan sebesar 120.000.000.

Adapun jumlah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

  • A: 20.000 unit
  • B: 15.000 unit
  • C: 10.000 unit
  • D: 15.000 unit

Selain itu, produk A dijual seharga 250, B seharga 3.000, C seharga 3.500, dan D seharga 5.000. 

Harga-harga ini merupakan nilai pasar atau nilai penjualan produk pada titik BEP (yaitu, diasumsikan bahwa produk-produk tersebut dapat dijual pada titik tersebut).

Namun manajemen mungkin telah memutuskan bahwa akan lebih menguntungkan jika produk tertentu diproses lebih lanjut sebelum dijual.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menghilangkan kegunaan nilai penjualan pada titik pisah untuk alokasi biaya produksi bersama.

Diminta: Hitung alokasi biaya produksi bersama dengan menggunakan metode nilai pasar

Jawaban:

ProdukJumlah ProdukHarga per Unit (Rp)Total Nilai Pasar (Rp)Rasio Nilai Produk terhadap Total Nilai Pasar (%)Alokasi Biaya Produksi Bersama (Rp)
A20.0002505.000.0003,13%3.756.000
B15.0003.00045.000.00028,125%33.750.000
C10.0003.50035.000.00021,875%26.250.000
D15.0005.00075.000.00046,875%56.250.000
60.000160.000.000100%120.000.000

Rumus Perhitungan:

Total Nilai Pasar = Jumlah Produk x Harga per Unit

Rasio Nilai Produk terhadap Total Nilai Pasar = Total Nilai Pasar Masing-Masing Produk : Total Nilai Pasar

Alokasi Biaya Produksi Bersama = Rasio Nilai Produk terhadap Total Nilai Pasar x Total Biaya Produksi

Baca juga: Harga Pokok Produksi: Pengertian, Rumus, dan Contoh Perhitungannya

Perbedaan Join Cost dan Common Cost

Perbedaan utama antara “joint cost” (biaya bersama) dan “common cost” (biaya umum) adalah dalam konsep dan penggunaannya dalam akuntansi biaya.

Berikut adalah perbedaan mendasar antara keduanya:

1. Definisi:

Joint cost adalah biaya produksi yang terjadi saat dua atau lebih produk yang berbeda diproduksi bersamaan dalam satu proses produksi yang sama.

Biaya ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang dibutuhkan untuk menciptakan produk-produk ini dalam satu langkah produksi yang sama.

Sementara common cost adalah biaya yang terkait dengan dua atau lebih departemen atau produk yang tidak dapat secara langsung diatribusikan ke satu departemen atau produk tertentu.

Common cost adalah biaya umum yang dibagi di antara departemen atau produk tanpa melalui metode alokasi yang rumit.

2. Tujuan:

Joint cost berkaitan dengan proses produksi bersama yang menghasilkan produk-produk berbeda.

Tujuan utamanya adalah untuk membagi biaya bersama ini di antara produk-produk tersebut agar bisa menentukan harga jual dan profitabilitas masing-masing produk.

Common cost adalah biaya yang umumnya terkait dengan fungsi-fungsi umum dalam organisasi dan tidak terkait langsung dengan produk-produk tertentu.

Tujuannya adalah untuk mengelola biaya yang tidak dapat secara langsung diatribusikan ke departemen atau produk tertentu.

3. Penggunaan metode alokasi:

Joint cost umumnya memerlukan metode alokasi yang rumit, seperti alokasi berdasarkan volume produksi, nilai jual, atau karakteristik produk lainnya.

Sedangkan common cost umumnya dibagi di antara departemen atau produk tanpa menggunakan metode alokasi yang rumit karena biasanya tidak ada hubungan langsung antara biaya ini dan produk tertentu.

4. Hasil alokasi:

Hasil alokasi joint cost adalah untuk mengidentifikasi biaya yang terkait dengan masing-masing produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama.

Hasil alokasi common cost adalah untuk membagi biaya umum di antara departemen atau produk tanpa mengidentifikasi biaya tertentu yang terkait dengan masing-masing.

Baca juga: Biaya Standar (Standard Costing): Pengertian, Cara Hitung, & Bedanya dengan Actual Costing

Kesimpulan

Dalam menghadapi tantangan bisnis yang kompleks, pemahaman yang mendalam tentang joint cost adalah kunci untuk pengelolaan sumber daya yang efisien dan keputusan yang cerdas.

Dengan menguasai konsep ini, perusahaan dapat memaksimalkan profitabilitas, menghadapi persaingan pasar, dan mencapai kesuksesan jangka panjang dalam dunia bisnis yang dinamis.

Guna memudahkan pengelolaan joint cost bisnis, Anda bisa menggunakan bantuan berupa software akuntansi seperti Kledo.

Kledo akan membantu memudahkan proses pembukuan bisnis Anda. Dengan fitur yang lengkap, Kledo sangat mudah digunakan bahkan bagi Anda yang masih awam dengan dunia akuntansi.

Masih tidak percaya? Yuk buktikan sendiri dengan mencoba Kledo gratis selama 14 hari bahkan selamanya melalui tautan ini

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seven + 20 =