Pelaporan keuangan setiap perusahaan harus selalu 100% bebas dari kesalahan. Laporan keuangan berisi informasi penting tentang kesehatan suatu perusahaan, dan para stakeholders baik internal maupun eksternal harus dapat mengandalkan keakuratannya untuk membuat keputusan manajemen dan investasi yang penting dengan keyakinan penuh.
Sayangnya, pelaporan keuangan yang salah dan datanya tidak akurat terkadang dapat terjadi, baik karena kesalahan yang tidak disengaja atau — dalam situasi terburuk — terjadi proses fraud yang disengaja.
Pelaporan yang tidak akurat dapat menimbulkan konsekuensi yang mahal, termasuk keputusan bisnis dan investasi yang buruk, denda, serta kerusakan reputasi bisnis.
Memahami penyebab, risiko, dan cara untuk mengurangi kesalahan dapat membantu perusahaan menghindari ketidakakuratan laporan keuangan dan masalah yang dapat ditimbulkannya.
Pada artikel kali ini kami akan membahas penyebab dan dampak yang akan terjadi jika Anda membuat pelaporan keuangan bisnis yang salah dan tidak akurat.
Apa yang Dimaksud dengan Pelaporan Keuangan?

Pelaporan keuangan adalah proses mengkomunikasikan data keuangan kepada para stakeholders eksternal dan internal. Ini mencakup laporan keuangan inti, seperti laporan laba rugi triwulan dan akhir tahun, neraca, dan laporan arus kas.
Stakeholders eksternal, seperti investor, pemegang saham, dan kreditor, menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan dan kelayakan kreditnya.
Pemegang saham eksternal lainnya termasuk badan pengatur seperti BEI, mewajibkan pelaporan keuangan untuk alasan hukum dan kepatuhan, terutama jika Anda pemilik perusahaan go public.
Stakeholders internal, seperti CEO perusahaan dan manajer puncak lainnya, menggunakan pelaporan keuangan untuk mengukur kinerja dan menginformasikan pengambilan keputusan, dan sebagai dasar untuk menyusun anggaran dan proyeksi.
Baik digunakan untuk tujuan pelaporan eksternal maupun internal, data keuangan yang mendasarinya harus sesuai dengan standar akuntansi seperti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang digunakan di Indonesia, atau Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), yang digunakan di banyak negara lain.
Pelaporan eksternal dari laporan keuangan inti, ditambah dengan jadwal dan dokumen lain yang diperlukan, harus mengikuti pedoman ketat yang ditetapkan oleh badan pengawas dan standar pelaporan PSSAK/IFRS.
Pelaporan keuangan internal biasanya mencakup laporan keuangan inti, tetapi juga dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan internal.
Baca juga: Laporan Keuangan Sektor Publik: Mengenal Tujuan dan Jenisnya
Mengapa Pelaporan Keuangan yang Akurat Sangat Penting?
Pelaporan keuangan yang akurat sangat penting bagi para stakeholders eksternal dan internal yang mengandalkan informasi untuk pengambilan keputusan karena beberapa alasan:
- Investor membutuhkan profil yang akurat tentang kesehatan keuangan perusahaan ketika memutuskan apakah, dan berapa banyak, untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Investor menggunakan informasi dalam laporan keuangan ketika memutuskan apakah akan membeli saham di perusahaan publik.
- Kreditur, seperti bank dan perusahaan kartu kredit, mengandalkan keakuratan pelaporan organisasi untuk menganalisis kelayakan kreditnya dan menetapkan batas kredit yang sesuai.
- CEO perusahaan dan manajer senior lainnya mengandalkan pelaporan keuangan internal untuk mengambil keputusan sehari-hari, seperti kapan harus membeli inventaris atau bagaimana menetapkan harga produk. Para eksekutif juga menggunakan pelaporan keuangan internal sebagai alat untuk mengatur arah strategis perusahaan.
Pelaporan keuangan harus tepat waktu dan akurat – bahkan informasi yang paling akurat pun tidak ada gunanya jika sudah usang atau datanya tidak tersedia saat dibutuhkan.
Selain itu, pelaporan keuangan eksternal harus memenuhi deadline yang ditentukan oleh badan pengatur seperti BEI.
Baca juga: Contoh Laporan Keuangan Sederhana dalam Bisnis
Bagaimana Pelaporan Keuangan Bisa Salah?

Banyak kesalahan pelaporan keuangan yang tidak disengaja. Dengan banyaknya standar dan peraturan yang mengatur pelaporan keuangan, ditambah dengan tekanan ketepatan waktu, mudah untuk melihat bagaimana perusahaan dapat membuat kesalahan.
Namun, ada juga contoh-contoh pelaporan keuangan yang tidak akurat yang disengaja oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Entah disengaja atau tidak, kesalahan dalam pelaporan keuangan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
Penyebab pelaporan keuangan yang tidak akurat
Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam pelaporan keuangan, termasuk staf yang kurang terlatih, proses manual yang rawan kesalahan, dan metode akuntansi yang tidak konsisten.
- Staf yang kurang terlatih atau tidak kompeten di seluruh perusahaan dapat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan kesalahan akuntansi. Sebagai contoh, staf gudang dapat salah menghitung persediaan, dan staf penjualan dapat membuat kesalahan dalam laporan biaya perjalanan – keduanya dapat menyebabkan kesalahan akuntansi.
- Tim akuntansi yang tidak mengikuti perkembangan standar akuntansi dan persyaratan peraturan. Standar dan pedoman PSAK dan aturan perpjakan di Indonesia sering berubah – contoh terbaru mencakup perubahan akuntansi sewa yang ditetapkan dalam PSAK 73 dan perubahan pajak pertambahan nilai ke 11%. Anggota tim akuntansi mungkin tidak dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru, terutama ketika mereka berjuang dengan beban kerja yang berat.
- Proses manual. Melakukan kesalahan adalah hal yang manusiawi. Proses manual meningkatkan kemungkinan kesalahan akuntansi sederhana, seperti salah memasukan angka, salah menempatkan titik desimal, menghitung dua kali, atau gagal mencatat aktivitas dalam buku besar.
- Komunikasi yang tidak jelas antara pihak yang menetapkan kebijakan akuntansi dan pihak yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikannya dapat menyebabkan kesalahan. Contoh-contoh ketidaksinambungan termasuk kesalahpahaman tentang bagaimana menangani estimasi akuntansi, seperti cadangan untuk kemungkinan utang tak tertagih.
- Sistem keuangan yang tidak terintegrasi dengan baik dapat menyebabkan kekacauan data, yang mengakibatkan kesalahan melalui pemetaan informasi yang tidak tepat antara sistem yang berbeda dan perlunya intervensi manual dalam aliran data. Sebagai solusi proses akuntansi yang terintegrasi, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini:
- Proses peninjauan yang tidak memadai dapat mengakibatkan kesalahan yang lolos, seperti ketidakseimbangan dalam akun antar perusahaan. Hal ini sering kali disebabkan oleh manajemen waktu yang buruk, sumber daya yang tidak memadai, atau prioritas yang salah.
- Metode akuntansi yang tidak konsisten di antara departemen atau anak perusahaan dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan. Contohnya termasuk penggunaan metodologi yang berbeda untuk penilaian persediaan atau pengakuan pendapatan, dan harga transfer yang tidak sesuai.
- Penyalahgunaan COA. Perlakuan yang salah terhadap transaksi, seperti salah mengkodekan faktur dalam proses utang usaha atau salah mengklasifikasikan biaya sebagai pendapatan, merupakan kesalahan yang dapat mengaburkan pelaporan keuangan.
- Fraud. Skema di mana karyawan dengan sengaja salah menyajikan atau menghilangkan informasi dalam laporan keuangan relatif jarang terjadi – namun hal ini juga merupakan jenis kecurangan di tempat kerja yang paling merugikan perusahaan.
Baca juga: PSAK 101 Tentang Laporan Keuangan Akuntansi Syariah
Dampak Pelaporan Keuangan yang Tidak Akurat
Ketidakakuratan laporan keuangan dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi perusahaan, serta bagi investor dan pemangku kepentingan eksternal lainnya.
Membuang waktu dan sumber daya
Perusahaan dapat menghabiskan banyak waktu untuk melacak dan memperbaiki kesalahan pelaporan keuangan dan menangani konsekuensinya.
Hal ini membuat frustasi semua orang yang terlibat dan dapat menyebabkan hubungan yang tegang, serta ketidakpuasan kerja.
Menghasilkan keputusan yang buruk
Informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan yang buruk. Hal ini sangat penting terutama dalam hal pelaporan keuangan internal, yang sering kali menjadi dasar keputusan operasional, seperti penetapan harga produk, serta keputusan perekrutan dan pemecatan tenaga kerja.
Menimbulkan masalah arus kas
Pelaporan arus kas yang berlebihan dapat menyebabkan perusahaan kekurangan kas saat membayar tagihan atau gaji.
Sebaliknya, arus kas yang kurang dilaporkan dapat berarti kehilangan peluang untuk mendapatkan pendapatan atau bunga investasi.
Denda dan penalti
Pelaporan yang tidak akurat atau terlambat dapat menyebabkan penalti dan denda dari otoritas negara seperti Ditjen Pajak atau BEI jika perusahaan Anda go public.
Jika audit Ditjen Pajak menemukan bahwa perusahaan kurang membayar pajak karena laporan keuangan yang tidak akurat, perusahaan akan dikenai bunga dan denda di samping melunasi tagihan pajaknya.
Baca juga: Bagaimana Hubungan Antar Laporan Keuangan? Ini Penjelasan Lengkapnya
Kerusakan reputasi dan hilangnya kredibilitas
Pelaporan keuangan yang tidak akurat dapat merusak kredibilitas perusahaan dan manajemennya – bahkan jika kesalahan tersebut tidak disengaja.
Pemberi pinjaman mungkin menganggap pemohon yang memiliki kesalahan dalam membuat pelaporan keuangan lebih berisiko dan membebankan suku bunga yang lebih tinggi atau bahkan menolak meminjamkan uang kepada mereka.
Investor menjadi waspada ketika mereka kehilangan kepercayaan terhadap informasi keuangan perusahaan, pasar saham tidak kenal ampun ketika perusahaan perlu membatalkan atau merevisi pelaporan keuangan: Harga saham sering kali jatuh dan valuasi merosot.
Sebut saja harga saham perusahaan A yang turun hampir 3% ketika perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka perlu menyajikan kembali hasil keuangannya, karena beberapa aset telah dicatat secara keliru oleh karyawan yang tidak berwenang.
Pada kesempatan lain, perusahaan yang sama perlu merevisi laporan keuangan karena pencatatan biaya yang salah. Karena revisi tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk dikoreksi daripada yang diharapkan, perusahaan melewatkan tenggat waktu pelaporan dan harga sahamnya turun 9%.
Kebangkrutan
Ketika pelaporan keuangan yang tidak akurat adalah hasil dari fraud, dampaknya bisa sangat buruk. Kesalahan penyajian laporan keuangan yang disengaja dapat mengakibatkan tindakan hukum, penangkapan dan pemenjaraan para eksekutif, hukuman dan denda.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ditjen Pajak menyelidiki dan mengelola tindakan penegakan hukum untuk kasus-kasus ini.
Dalam salah satu contoh, sebuah perusahaan startup aquaculture eFishery, diselidiki karena menggelembungkan laporan pendapatan dengan menggunakan praktik akuntansi yang menipu.
Setelah ketidakakuratan tersebut terungkap, perusahaan yang tadinya sangat dibanggakan di Indonesia ini mengalami penurunan valuasi dan melakukan PHK besar-besaran. Beberapa eksekutif dipenjara, dan perusahaan kehilangan kepercayaan dari para investor.
Baca juga: Cara Membaca Laporan Keuangan untuk Pemula
Cara Menjaga Pelaporan Keuangan Tetap Akurat

Metode utama yang digunakan untuk memastikan keakuratan pelaporan keuangan adalah kontrol akuntansi internal dan audit eksternal.
Pengendalian
Pengendalian adalah proses atau kebijakan internal yang diterapkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan.
Meskipun pengendalian bukanlah perlindungan mutlak, terutama dalam kasus-kasus fraud yang terencana, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tingkat perlindungan yang wajar terhadap salah saji pelaporan keuangan.
Kontrol pencegahan dirancang untuk mencegah kesalahan sebelum terjadi. Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga agar data keuangan tetap bersih sebelum masuk ke dalam laporan keuangan.
Pengendalian preventif yang umum meliputi pemisahan tugas, pembatasan akses pengguna untuk sistem akuntansi, pengamanan aset secara fisik, membutuhkan beberapa tingkat persetujuan dengan otoritas formal yang didelegasikan untuk tindakan seperti pembelian barang dan pembayaran faktur, serta penyaringan dan pelatihan karyawan.
Pengendalian pendeteksian bekerja di bagian belakang proses akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan atau penyimpangan untuk diselidiki dan dikoreksi.
Kontrol pendeteksian yang paling umum adalah rekonsiliasi akun yang membandingkan data keuangan internal dengan dokumentasi eksternal, seperti membandingkan akun kas buku besar dengan laporan bank eksternal.
Pengendalian pendeteksian lainnya termasuk membandingkan aktivitas aktual dengan anggaran atau perkiraan, melakukan penghitungan siklus inventaris fisik, pengujian rutin oleh auditor internal, dan audit eksternal secara berkala.
Karena pengendalian pendeteksian mengingatkan perusahaan akan kesalahan setelah fakta terjadi, maka penting untuk dilakukan secara tepat waktu.
Audit eksternal
Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah bahwa cara terbaik untuk memastikan pelaporan keuangan yang benar adalah dengan meminta auditor eksternal untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Meskipun ini merupakan praktik terbaik dan merupakan persyaratan peraturan untuk perusahaan publik – audit tidak menjamin kesempurnaan.
Sebaliknya, auditor memberikan opini tertulis tentang keakuratan laporan, mengikuti proses audit berdasarkan Standar Audit (SA) di Indonesia.
Hasil terbaik adalah opini audit “bersih” atau “wajar tanpa pengecualian”, yang menyatakan bahwa pelaporan keuangan bebas dari salah saji material dan bahwa manajemen perusahaan pada akhirnya bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan.
Sebagai alternatif, auditor dapat mengeluarkan opini yang mengindikasikan adanya kemungkinan masalah pada laporan keuangan.
Sebagai contoh, mereka dapat mengeluarkan opini “modifikasi” atau “wajar dengan pengecualian” ketika ada ketidaksepakatan yang belum terselesaikan dengan manajemen perusahaan.
Opini yang dimodifikasi jarang terjadi, karena sebagian besar perusahaan memperbaiki ketidaksepakatan sebelum audit selesai.
Opini audit “tidak menyatakan pendapat” dan “tidak memberikan pendapat” keduanya mengindikasikan masalah yang signifikan terhadap laporan keuangan dan juga sangat jarang terjadi.
Baca juga: Audit Laporan Keuangan: Tahapan, Manfaat, dan Batasan
Bagaimana Kledo Dapat Membantu Anda membuat Pelaporan Keuangan yang Benar?
Meskipun tidak ada software kuntansi yang dapat sepenuhnya menjamin bahwa itu menghilangkan fraud yang tidak bermoral dan terencana, software akuntansi Kledo menyertakan banyak fitur bawaan untuk membantu mencegah dan mendeteksi kesalahan atau ketidakkonsistenan dalam data dan laporan keuangan.
Dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi ini ke dalam satu solusi, Kledo membantu perusahaan menghindari kesalahan pencatatan manual ke dalam alur transaksi.
Solusi ini membantu menegakkan kepatuhan terhadap standar perusahaan melalui alat yang menciptakan pendekatan akuntansi yang konsisten, aman, dan mudah digunakan.
Ini juga mencakup kontrol akses preventif yang memungkinkan administrator untuk menyesuaikan hak untuk setiap pengguna. Kemampuan multi approval transaksi Kledo memungkinkan perusahaan untuk melakukan validasi setiap data keuangan penting yang masuk ke sistem.
Jadi tunggu apalagi? Buat laporan keuangan lebih mudah dengan menggunakan software akuntansi Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
Baca juga: Perbedaan Top Line dan Bottom Line dalam Laporan Keuangan
Kesimpulan
Idealnya, pelaporan keuangan harus selalu akurat dan tepat waktu. Pada kenyataannya, kesalahan dan tindakan fraud yang tidak disengaja dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan komunikasi penting lainnya.
Risiko bagi perusahaan cukup besar, mulai dari keputusan operasi yang buruk hingga penurunan reputasi dan bahkan kebangkrutan dan tindakan hukum.
Memahami penyebab umum ketidakakuratan dan menerapkan jaringan kontrol internal, termasuk perangkat lunak keuangan yang kuat, dapat membantu mengurangi kemungkinan kesalahan.
- 7 Software Gudang Fitur Barcode dan Tips Memilihnya - 20 Oktober 2025
- Penyebab dan Dampak Pelaporan Keuangan Salah & Tidak Akurat - 20 Oktober 2025
- Tren dan Teknologi Akuntansi Terbaru 2025, Apa Saja? - 17 Oktober 2025