Pernahkah Anda bertanya-tanya, sebenarnya seberapa besar “uang” yang dihasilkan oleh suatu negara dalam setahun? Pertanyaan ini bisa terjawab melalui konsep pendapatan nasional.
Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator utama yang digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi suatu negara.
Istilah ini menggambarkan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara, baik di dalam maupun luar negeri, selama periode tertentu.
Dengan memahami pendapatan nasional, kita bisa tahu apakah perekonomian suatu negara sedang tumbuh, stagnan, atau bahkan menurun. Dan jangan lupa, mengetahui kondisi ekonomi adalah ilmu yang harus setiap pebisnis kuasai.
Jadi, sebenarnya apa sih pendapatan nasional itu? Mengapa dampaknya sangat besar bagi suatu negara? Yuk, simak penjelasannya di artikel ini!
Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional (National Income) merupakan indikator yang mengukur laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan negara dari waktu ke waktu.
Dengan menggunakan metode perhitungan National Income, Kawan Kledo juga akan bisa mengetahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian pada suatu negara.
National Income ini bisa dihitung dalam satu periode waktu tertentu selama satu tahun.
Angka perhitungan tersebut menunjukkan jumlah pendapatan rata-rata yang diterima oleh seluruh rumah tangga dalam suatu negara berdasar berbagai faktor produksi.
Oleh karena itu, seringkali National Income disebut juga sebagai Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, Kawan Kledo bisa mengartikan National Income dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
- Pendekatan Produksi: National Income diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah pada setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu.
- Pendekatan Pendapatan: National Income dianggap akumulasi penghasilan yang diterima oleh pemilik faktor produksi, yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam periode waktu tertentu.
- Pendekatan Pengeluaran: National Income merupakan jumlah total pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik yang berada di dalam maupun luar negeri, selama periode waktu tertentu.
Baca juga: Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro: Hubungan dan Ruang Lingkup
5 Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional Suatu Negara
Ada 5 faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya pendapatan nasional suatu negara, yaitu:
Faktor 1: Sumber Daya Alam dan Manusia:
Pendapatan nasional sebuah negara sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak dan seberapa baik sumber daya yang dimilikinya.
- Sumber daya alam meliputi hal-hal seperti tanah yang subur, hasil tambang, sumber energi, hingga iklim. Jika suatu negara punya banyak sumber daya alam yang mudah dimanfaatkan (misalnya tanah yang cocok untuk pertanian atau tambang yang mudah digali), maka negara itu bisa lebih mudah menghasilkan barang dan jasa.
- Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang dimiliki suatu negara. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga kualitasnya. Misalnya tingkat pendidikan, keterampilan, dan semangat kerja.
- Kalau banyak penduduk yang berusia produktif dan terdidik, maka negara tersebut bisa memanfaatkan sumber daya alamnya dengan lebih baik.
- Sebaliknya, kalau banyak penduduk yang tidak bekerja karena alasan sosial (misalnya perempuan tidak diberi kesempatan untuk bekerja) maka potensi ekonomi akan berkurang.
- Modal atau alat kerja juga memengaruhi bagaimana sumber daya digunakan. Misalnya, seorang penambang dengan mesin bisa menghasilkan jauh lebih banyak dibandingkan yang hanya memakai sekop. Jadi, semakin canggih peralatannya, semakin tinggi pula produktivitasnya.
- Terakhir, keterampilan wirausaha juga penting. Orang yang berani mengambil keputusan dan berinovasi dapat memanfaatkan sumber daya dengan cara yang lebih efisien dan menguntungkan, sehingga pendapatan nasional ikut meningkat.
Faktor #2: Pengetahuan Teknis
Metode produksi baru dan cara baru dalam memanfaatkan sumber daya dapat meningkatkan hasil barang dan jasa.
Suatu masyarakat yang terbuka terhadap ide atau penemuan baru di bidang industri dan perdagangan kemungkinan akan memiliki standar hidup yang lebih tinggi daripada negara yang lambat dalam mengadopsi ide-ide baru.
Faktor #3: Stabilitas Politik
Stabilitas politik sangat penting untuk memperluas kegiatan bisnis. Perang dan revolusi dalam negeri dapat mengganggu proses produksi karena menambah risiko dalam kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu, perdamaian dan pemerintahan yang stabil dapat menumbuhkan kepercayaan serta mendorong peningkatan produksi.
Faktor #4: Syarat Perdagangan
Perdagangan itu bermanfaat bagi semua negara yang terlibat, namun tingkat manfaat yang diterima setiap negara bisa berbeda-beda tergantung pada perubahan harga ekspor dan impor.
Syarat perdagangan dikatakan menguntungkan jika harga barang impor turun dibandingkan harga barang ekspor.
Artinya, negara tersebut dapat memperoleh lebih banyak barang dari perdagangan internasional. Dengan begitu, ketersediaan barang di dalam negeri meningkat dan pendapatan nasional pun naik.
Faktor #5: Investasi Asing
Pendapatan bersih dari investasi asing berarti negara kreditur (pemberi pinjaman atau investor) dapat memperoleh barang dan jasa sebagai imbalannya.
Jadi, jika ada dua negara dengan produk domestik bruto (PDB) yang sama, maka negara yang memiliki hasil bersih investasi asing lebih tinggi akan memiliki pendapatan nasional yang lebih besar.
Baca Juga: Apa itu Multiplier Effect dan Mengapa itu Penting?
Konsep Pendapatan Nasional

Sebelum masuk ke perhitungan National Income, Kawan Kledo harus mengenal dulu konsep-konsepnya biar lebih paham.
Pendapatan nasional sendiri dibagi ke dalam 6 (enam) kategori. Kita bahas satu per satu ya!
1. Gross Domestic Product (GDP) / Produk Domestik Bruto (PDB)
Gross Domestic Product merupakan jumlah produk (berupa barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu unit-unit produksi dalam batas wilayah suatu negara atau domestik selama satu tahun (satu periode).
Rumus dari Produk Domestik Bruto adalah sebagai berikut:
GDP = Penghasilan WNI di Dalam Negeri + Penghasilan WNA di Dalam Negeri
Yang perlu digaris bawahi adalah perhitungan Gross Domestic Product melibatkan seluruh hasil produksi yang bahkan dihasilkan oleh instansi asing, asalkan wilayahnya masih masuk dalam kawasan suatu negara tersebut (domestik).
Misalnya nih, Kawan Kledo sebagai warga negara Indonesia mempunyai bisnis dan pabrik yang bertempat di Korea Selatan.
Dari kasus tersebut, seluruh barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Kawan Kledo akan ikut masuk dan diakui dalam perhitungan GDP dari Korea Selatan.
2. Gross National Product (GNP) / Produk Nasional Bruto (PNB)
Jika PDB berfokus pada jumlah produk yang dihasilkan untuk kawasan domestik tanpa melihat warga negara, Gross National Product lebih terpusat pada nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa mengenal di mana wilayah bisnis mereka.
Atau secara harfiah, produk nasional bruto adalah jumlah produk, baik berupa barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) dalam kurun waktu satu tahun.
PNB juga termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara tersebut di luar negeri.
Rumus PNB adalah:
GNP = Penghasilan WNI di Dalam Negeri + Penghasilan WNI di Luar Negeri
atau
GNP = GDP + Pendapatan WNI di Luar Negeri – Pendapatan WNA di Dalam Negeri
atau
GNP = GDP – Pendapatan Netto atas Faktor dari Luar Negeri
Intinya, Produk Nasional Bruto lebih menekankan kepada aspek kewarganegaraan (nationality). Berbeda dengan Gross Domestic Product yang mengakumulasikan seluruh pendapatan berdasar wilayah (domestik) tanpa mempertimbangkan kewarganegaraan.
Misalnya seperti pada kasus yang sudah dicontohkan di atas, Kawan Kledo mempunyai bisnis di Korea Selatan.
Dalam perhitungan Gross National Product, barang dan jasa yang Kawan Kledo hasilkan tetap akan dihitung oleh Indonesia, tanpa mempedulikan kawasan bisnis yang dijalankan.
Baca juga: Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, dan Komponennya
3. Net National Product (NNP) / Produk Nasional Netto (PNN)
Net National Product adalah hasil dari nilai Gross National Product (GNP) yang telah dikurangi dengan penyusutan modal selama proses produksi.
Dalam hal ini, penyusutan sendiri dapat diartikan sebagai penggantian barang modal bagi peralatan yang telah digunakan dalam proses produksi.
Umumnya, penyusutan dalam Net National Product bersifat taksiran, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan.
Meskipun demikian, resiko kesalahan perhitungan taksiran yang dimungkinkan bisa terjadi hanya relatif kecil kok, Kawan Kledo.
Dilihat dari definisinya, rumus produk nasional netto ini dapat dituliskan sebagai berikut:
NNP = GNP – Penyusutan (Depresiasi Barang Modal)
Yang perlu dipahami terkait Net National Product yaitu konsep National Income yang hanya dilihat dari laba yang diperoleh, tanpa mempedulikan komponen lainnya.
Sebab, tujuan dari perhitungan produk nasional netto sebenarnya hanya untuk mencari netto atau nilai bersih dari suatu produksi.
Baca Juga: Akuntansi Keuangan : Definisi dan Berbagai Manfaatnya
4. Net National Income (NNI) / Penghasilan Nasional Netto
Kemudian, untuk Net National Income lebih menekankan kepada perhitungan National Income berdasar jumlah balas jasa yang diterima masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Apabila Net National Product adalah laba kotor, bisa diibaratkan Net National Income ini merupakan pendapatan bersih (netto) yang diperoleh suatu negara.
Jika pendapatan nasional netto dijabarkan ke dalam rumus, maka bentuknya adalah sebagai berikut:
Net National Income = NNP – Pajak Tak Langsung + Subsidi
Pajak tidak langsung yang dimaksud adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh dari pajak tidak langsung ini misalnya pajak hadiah, pajak penjualan, dan sebagainya.
Mengapa pajak tidak langsung harus dikurangkan? Hal tersebut dikarenakan pajak tidak langsung tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi.
Pembayaran atas pajak memang diterima oleh penjual maupun produsen bersama dengan harga pasar atas barang atau jasa yang dijual.
Akan tetapi, uang pajak tersebut wajib diserahkan kembali kepada pemerintah. Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu menjadi lebih murah daripada biaya produksi yang sesungguhnya, misal subsidi pupuk, BBM, beras, dan lain-lain.
5. Personal Income (PI) / Pendapatan Perseorangan
Personal Income juga termasuk dan menjadi bagian dari National Income lho, Kawan Kledo.
Pendapatan perseorangan merupakan jumlah pendapatan yang diterima setiap orang dalam suatu negara, termasuk di dalamnya pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Misal, pendapatan seorang pegawai negeri, pendapatan seorang pengusaha dalam kegiatan berantai, dan lain sebagainya.
Rumus Personal Income adalah sebagai berikut:
PI = NNI + Transfer Payment – (Pajak Perusahaan + Iuran Asuransi + Iuran Jamsostek + Laba Ditahan)
Tidak serta merta seluruh pendapatan pribadi yang diterima seseorang, Personal Income harus dikurangkan dengan pajak, iuran, dan laba ditahan.
Kemudian, pendapatan tersebut juga ditambahkan dengan pambayaran atau pemindahan transfer (Transfer Payment).
Pembayaran transfer yang dimaksud adalah penerimaan-penerimaan yang bukan balas jasa produksi, melainkan diambil sebagian dari National Income periode sebelumnya.
Misalnya pembayaran dana pensiun, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.
6. Disposable Income / Pendapatan yang Siap Dibelanjakan
Disposable Income merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa beserta tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Meskipun demikian, Disposable Income ini tidak berdiri sendiri sebagai Personal Income, karena masih harus dikurangkan dengan pajak langsung.
Pajak langsung sendiri adalah pajak di mana bebannya tidak bisa dialihkan kepada pihak lain, misal pajak pendapatan. Disposable Income dapat dituliskan ke dalam rumus sebagai berikut:
DI = PI – Pajak Langsung
Baca Juga: Mengenal Berbagai Fungsi Pajak Bagi Negara
9 Manfaat Menghitung Pendapatan Nasional
Sebelum masuk ke dalam metode perhitungan, ada baiknya Kawan Kledo mengetahui manfaat dari perhitungan National Income.
Selain bertujuan untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara, keuntungan yang didapatkan ketika menghitung pendapatan nasional di antaranya:
- Mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara,
- Mengevaluasi kinerja ekonomi dalam skala waktu tertentu,
- Mengukur perubahan ekonomi dari waktu ke waktu,
- Membandingkan kinerja perekonomian antar sektor pada suatu negara,
- Salah satu indikator yang mencerminkan kualitas hidup suatu negara,
- Sebagai indikator perbandingan kinerja ekonomi antar negara,
- Indikator perbandingan kualitas hidup suatu negara dengan negara yang lain,
- Analisa ukuran dan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu pada suatu negara,
- Patokan yang tepat dalam membandingkan pertumbuhan ekonomi antar negara.
Baca Juga: Inflasi dan Deflasi: Pengertian, Penyebab, dan Perbedaannya
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Untuk dapat menentukan jumlah atau nilai dari National Income, Kawan Kledo harus menggunakan metode perhitungan pendapatan nasional.
Di samping itu, metode ini juga berguna untuk menilai dan mengevaluasi kinerja pada masing-masing sumber daya manusia yang ada di dalamnya, serta produktivitas negara.
Dengan demikian, Kawan Kledo akan melihat perkembangan ekonomi suatu negara berdasarkan nilai yang didapatkan.
Berdasarkan pengertian National Income yang bisa dilihat dari 3 (tiga) pendekatan, maka metode perhitungannya pun dilakukan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut.
Jadi, metode perhitungan National Income adalah dengan memakai pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan.
Kita bahas sekilas satu per satu ya, Kawan Kledo.
1. Pendekatan Pengeluaran
Dalam pendekatan ini, perhitungan National Income dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri dalam suatu negara pada periode waktu tertentu.
Pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi ini dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
- Konsumsi (C),
- Investasi (I),
- Pemerintah (G),
- Ekspor (X) dan impor (M).
Rumus dan contoh perhitungan
Rumus dari pendekatan pengeluaran ini adalah sebagai berikut:
Y =C + I + G + (X – M)
Misalkan data ekonomi suatu negara selama satu tahun adalah sebagai berikut:
- Konsumsi rumah tangga (C) = Rp6.000 triliun
- Investasi (I) = Rp2.500 triliun
- Pengeluaran pemerintah (G) = Rp1.500 triliun
- Ekspor (X) = Rp1.000 triliun
- Impor (M) = Rp800 triliun
Maka perhitungannya:
PDB = C + I + G + (X – M) = 6.000 + 2.500 + 1.500 + (1.000 – 800)
PDB = Rp10.200 triliun
Kapan harus menggunakan pendekatan pengeluaran?
Waktu terbaik atau situasi yang paling tepat untuk menggunakan metode ini adalah ketika kita ingin memahami aktivitas ekonomi dari sisi permintaan (demand side).
Misalnya, ketika pemerintah ingin mengetahui pola pengeluaran dalam perekonomian.
Jika tujuan utamanya adalah mencari tahu apakah pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi masyarakat atau investasi sektor swasta, pendekatan ini tepat digunakan.
Selain itu, pendekatan ini cocok untuk menganalisis kebijakan ekonomi dan fiskal, serta ketika ingin melihat peran perdagangan internasional.
2. Pendekatan Pendapatan
Untuk metode pendekatan pendapatan, Kawan Kledo perlu melakukan penjumlahan pendapatan berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi.
Intinya, metode ini menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi pada suatu negara selama satu periode tertentu.
Yang masuk dalam faktor produksi tersebut, antara lain tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan (keahlian).
Tentu saja, masing-masing dari faktor produksi itu akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda. Misalnya:
- Tenaga kerja akan memperoleh gaji atau upah (r),
- Pemilik modal akan mendapatkan bunga (i),
- Yang punya tanah akan memperoleh pendapatan bersih dari sewa (w),
- Keahlian (skill) dan kewirausahaan dapat menghasilkan laba.
Rumus dan contoh perhitungan
Rumus dari pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
Y = r + i + w + p
Misalkan data pendapatan faktor produksi di suatu negara selama satu tahun adalah sebagai berikut:
- Sewa (R) = Rp1.000 triliun
- Upah dan gaji (W) = Rp5.000 triliun
- Bunga modal (I) = Rp1.500 triliun
- Keuntungan usaha (P) = Rp2.000 triliun
Maka perhitungannya:
Pendapatan Nasional = R + W + I + P
Pendapatan Nasional = 1.000 + 5.000 + 1.500 + 2.000
= Rp9.500 triliun
Kapan harus menggunakan pendekatan pengeluaran?
Pendekatan pendapatan cocok digunakan ketika tujuan analisis adalah untuk melihat sumber pendapatan masyarakat dari faktor-faktor produksi, seperti upah, sewa, bunga, dan laba.
Metode ini paling tepat digunakan saat:
- Pemerintah atau peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapatan nasional dibagi di antara tenaga kerja, pemilik tanah, pemilik modal, dan pengusaha.
- Data tentang pengeluaran sulit diperoleh, tetapi data pajak penghasilan, gaji, dan keuntungan perusahaan tersedia.
- Fokus analisis ada pada distribusi pendapatan dan kontribusi tiap sektor terhadap pendapatan total.
Singkatnya, pendekatan ini digunakan ketika kita ingin memahami siapa yang menerima pendapatan dari kegiatan ekonomi, bukan siapa yang membelanjakannya.
3. Pendekatan Produksi
Arti dari kata produksi sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan nilai tambah (value added).
Metode perhitungan National Income hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada setiap sektor produksi.
Akhirnya, pendapatan nasional dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai tambah dari seluruh sektor produksi pada suatu negara dalam satu periode tertentu (satu tahun).
Yang dimaksud nilai tambah di sini adalah selisih antara nilai produksi (output) dengan biaya (input), yang terdiri atas semua bahan yang terlibat dalam proses produksi, termasuk bahan baku dan bahan penolong.
Contoh rumus dan perhitungan
Rumus dasar:
PDB = ∑ (Q × P)
atau bisa juga ditulis sebagai:
PDB = Nilai Produksi Bruto – Nilai Antara
Keterangan:
- Q × P = Jumlah barang/jasa yang diproduksi (Q) dikalikan dengan harga per unitnya (P)
- Nilai Produksi Bruto = total nilai seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan
- Nilai Antara (Intermediate Input) = nilai barang atau jasa yang digunakan sebagai bahan baku dalam proses produksi
Contoh:
Misalkan dalam suatu tahun, sektor-sektor ekonomi di suatu negara menghasilkan nilai produksi sebagai berikut:
- Sektor pertanian = Rp2.000 triliun
- Sektor industri = Rp4.000 triliun
- Sektor jasa = Rp3.000 triliun
Total nilai produksi bruto = Rp9.000 triliun
Nilai barang antara (bahan baku, setengah jadi, dll.) yang digunakan dalam proses produksi = Rp2.000 triliun
Maka perhitungannya:
PDB = Nilai Produksi Bruto – Nilai Antara
PDB = 9.000 – 2.000
PDB = Rp7.000 triliun
Kapan metode Ini cocok digunakan
Pendekatan produksi cocok digunakan ketika tujuan analisis adalah untuk melihat:
- Kontribusi tiap sektor ekonomi terhadap pendapatan nasional (misalnya pertanian, industri, jasa).
- Struktur ekonomi suatu negara, apakah lebih bergantung pada sektor primer, sekunder, atau tersier.
- Saat data tentang output produksi lebih mudah diperoleh dibandingkan data pendapatan atau pengeluaran.
Metode ini sering digunakan oleh lembaga statistik seperti BPS untuk menghitung PDB sektoral dan menganalisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan aktivitas produksi di berbagai sektor.
Baca Juga: Pengaruh Pemangkasan Suku Bunga bagi Bisnis Kecil
Ukuran Lain Kesejahteraan Ekonomi
Selain pendapatan nasional, umumnya ada 2 indikator lain yang sering digunakan untuk mengukur kesejahteraan ekonomi suatu negara.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Pendapatan per kapita (GDP per capita)
Indikator ini adalah hasil dari total pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Pendapatan per kapita menggambarkan rata-rata pendapatan yang diterima setiap orang.
Semakin tinggi pendapatan per kapita, umumnya semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat.
Rumus pendapatan per kapita adalah:
Pendapatan Per Kapita = Jumlah Penduduk Pendapatan Nasional / PDB
Bank Dunia mengelompokkan negara berdasarkan pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita dalam dolar AS (metode Atlas).
| Kategori | GNI per Kapita (USD/tahun) |
|---|---|
| Low income (pendapatan rendah) | ≤ $1,145 |
| Lower middle income (menengah bawah) | $1,146 – $4,515 |
| Upper middle income (menengah atas) | $4,516 – $14,005 |
| High income (pendapatan tinggi) | ≥ $14,006 |
2. Distribusi pendapatan
Indeks lain untuk mengukur kesejahteraan nasional adalah distribusi pendapatan yang merupakan tingkat persebaran pendapatan di suatu wilayah atau daerah.
Ketidakmerataan distribusi pendapatan akan menciptakan kemakmuran hanya pada golongan masyarakat tertentu saja.
Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan, yaitu:
Koefisien Gini.
Koefisien Gini
Koefisien gini mengukur ketimpangan distribusi pendapatan agregrat secara keseluruhan, yang dinyatakan dengan nilai berkisar antara 0 (kesetaraan sempurna) hingga 1 (ketimpangan ekstrem).
Semakin tinggi nilai indeks Gini berarti semakin besar kesenjangan pendapatan, sedangkan nilai yang mendekati 0 menunjukkan distribusi pendapatan yang lebih merata.
Kriteria kemiskinan menurut Bank Dunia
Menurut Bank Dunia, ketimpangan diukur berdasarkan proporsi pengeluaran kelompok 40% penduduk terbawah terhadap total pengeluaran nasional.
Berikut ini merupakan kategori distribusi pendapatan menurut Bank Dunia:
- Ketimpangan Tinggi: Kelompok 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima kurang dari 12% total pengeluaran.
- Ketimpangan Sedang (Moderat): Kelompok 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima antara 12% hingga 17% total pengeluaran.
- Ketimpangan Rendah: Kelompok 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima lebih dari 17% total pengeluaran.
Baca Juga: Aggregate Demand: Definisi, Komponen, Faktor, dan Rumus Hitungnya
Kesimpulan
National Income merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan pada suatu negara.
Selain untuk mengetahui perkembangan perekonomian suatu negara, perhitungan National Income ini juga bermanfaat sebagai dasar evaluasi dan analisis dalam membandingkan kualitas hidup, ekonomi, serta kinerja dari negara satu dengan lainnya.
Untuk bisa melaporkan pendapatan atas bisnis yang dijalankan, tentu Kawan Kledo perlu membuat laporan perpajakan.
Laporan ini sangat penting agar negara dapat mencatumkan nilai bisnis Kawan Kledo dalam perputaran ekonomi negara, kemudian mengakumulasikannya ke perhitungan National Income.
Kesulitan menghitung manual? Di era digital ini, ada banyak software akuntansi yang bisa Kawan Kledo gunakan untuk mencatat pembukuan perusahaan lho.
Jika bingung pilih yang mana, Kawan Kledo bisa menikmati trial selama 14 hari dengan mendaftar Kledo di sini.
Yuk, coba Kledo sekarang, agar bisa melakukan evaluasi bisnis secara real time, kapanpun, dan di manapun Kawan Kledo membutuhkannya.
- Kebijakan Fiskal: Pengertian, Tujuan, dan Komponennya - 8 Oktober 2025
- Business Model Canvas: Cara Mudah Menyusun Business Plan - 7 Oktober 2025
- Sistem Ekonomi: Definisi, Jenis, dan Contoh Implementasi di Berbagai Negara - 1 Oktober 2025
