Aturan PSAK 10 Mengenai Transaksi dalam Mata Uang Asing

psak 10 banner

Jika Anda memiliki bisnis yang berhubungan dengan ekspor impor, penting bagi Anda mengetahui PSAK 10 dalam proses pencatatan akuntansi dan pembukuan bisnis.

Akuntansi transaksi mata uang asing menjadi aspek penting dalam lingkup keuangan perusahaan, terutama dalam konteks globalisasi bisnis.

PSAK 10 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) mengatur aspek ini dan memberikan pedoman tentang bagaimana perusahaan seharusnya mengakuntansi transaksi dalam mata uang asing serta pelaporan keuangan yang terkait.

Pada artikel kali ini, kami akan membahas secara ringkas ruang lingkup yang diatur dalam PSAK 10 tentang transaksi dalam mata uang asing.

Apa itu PSAK 10?

psak 10 3

PSAK No.10 adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur tentang pengaruh perubahan kurs mata uang asing dengan pembaharuan terakhir tahun 2010.

Pembaharuan kebijakan tersebut diharapkan kemampuan perusahaan dalam penyajian laporan keuangan lebih memenuhi standar-standar akuntansi yang berlaku.

Penyataan akuntansi mengenai perubahan kurs mata uang asing bertujuan untuk mengatur pencatatan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian bagi perusahaan yang memiliki kegiatan usaha luar
negeri dan transaksi dalam mata uang asing.

Pernyataan ini memberikan pedoman dalam menentukan nilai tukar yang akan digunakan dalam penyajian laporan keuangan dan pengaruh yang timbul akibat perubahan nilai tukar mata uang asing.

Penentuan mata uang fungsional didasari dengan lingkungan ekonomi utama tempat perusahaan beroperasi menghasilkan dan mengeluarkan kas.

Salah satu faktor penentu mata uang fungsional yaitu menggunakan mata yang yang sama dengan entitas pelapor baik sebagai entitas anak, cabang, entitas asosiasi, ataupun ventura bersama dalam kegiatan usaha luar negeri.

Pada PSAK No.10 revisi 2010, pelaporan transaksi mata uang asing dalam mata uang fungsional dilakukan setiap akhir periode dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Pos moneter dalam mata uang asing pdijabarkan dengan menggunakan kurs penutup.
  • Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal terjadinya transaksi.
  • Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

Baca juga: Aturan PSAK 23 dalam Pengakuan Pendapatan Akuntansi

Banner 1 kledo

Beberapa Istilah yang Digunakan dalam PSAK 10

  • Kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing .
  • Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
  • Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.
  • Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan.
  • Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang
  • Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda.
  • Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
  • Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan pelapor dalam aktiva neto suatu entitas asing.
  • Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan .
  • Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms’s length transaction).

Baca juga: Mengetahui PSAK 74 dalam Akuntansi Kontrak Asuransi

Ruang Lingkup dalam Pembahasan PSAK 10

psak 10 2

Ada beberapa hal yang diatur dalam PSAK 10 dalam proses pencatatan transaksi mata uang asing, berikut diantaranya:

Pengakuan awal

Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang. asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan:

  • membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing.
  • (meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
  • menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau
  • memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi.

Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu.

Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunakan kurs rata rata untuk satu periode tidak dapat diandalkan.

Pelaporan pada tanggal neraca berikutnya

Pada setiap tanggal neraca:

  • pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
  • pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
  • pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis.

Apakah nilai tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.

Baca juga: Mengetahui PSAK 24 Tentang Imbalan Kerja

Pengakuan selisih kurs

Paragraf 13 hingga 17 menjelaskan perlakuan akuntansi yang diharuskan Pernyataan ini sehubungan dengan selisih kurs atas transaksi dalam mata uang asing.

Paragraf tersebut juga mencakup perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs sebagai akibat devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak memungkinkan dilakukannya hedging dan yang menimbulkan kewajiban tak terselesaikan sehubungan dengan perolehan aktiva dalam mata uang asing.

Perlakuan alternatif yang dijinkan untuk selisih kurs seperti itu dijelaskan dalam paragraf 20 .

Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge. Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.

Kecuali untuk hal-hal yang diuraikan dalam paragraf 16 dan 18 selisih penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba
rugi periode berjalan.

Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.

Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut.

Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masingmasing periode.

Transaksi valuta berjangka

Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka.

Pada hakikatnya transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan kurs.

Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu.

Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging hutang adalah sebagai berikut:

  • Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka .
  • Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.
  • Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos tersebut.

Baca juga: Mengetahui PSAK 72 dan Contohnya dalam Pengakuan Pendapatan

Investasi netto dalam entitas asing

psak 10 1

Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi neto dan pada saat tersebut hards diakui sebagai pendapatan atau beban.

Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak terencana, dalam substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari, investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup piutang jangka panjang atau pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang dagang.

Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban.

Perlakuan alternatif yang diizinkan

Perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs pada paragraf 20 dijelaskan pada paragraf 13.

Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat-perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang telah disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.

Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas hedging hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat perubahan kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan aktiva jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging, contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing, terdapat penundaan dalam memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva termasuk selisih kurs.

Baca juga: Mengenal Aturan PSAK 71 dalam Akuntansi dan Instrumen Keuangan

Pengungkapan

Perusahaan harus mengungkapkan:

  • jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode tersebut;
  • selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan
  • jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 20.

Perusahaan mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter mata uang asing sehubungan dengan suatu perubahan dalam kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika perubahan tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi kemampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang tepat.

Pengungkapan juga diperlukan sehubungan dengan kebijakan manajemen risiko mata uang asing.

Baca juga: Aturan PSAK 16 Tentang Perlakuan Aset Tetap pada Akuntansi

Kesimpulan

Mengetahui PSAK 10 dalam proses pencatatan transaksi mata uang asing sangat penting jika bisnis Anda melakukan transaksi secara global dan melakukan pembayaran dengan multi mata uang.

Tantangannya dalam proses pencatatan ini adalah jika Anda menggunakan proses manual. Hal ini karena setiap hari nilai mata uang berubah dan Anda akan kesulitan mencatat transaksi multi mata uang sesuai PSAK 10.

Sebagai solusi, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur pencatatan multi mata uang seperti Kledo.

Kledo adalah software akuntansi online yang memiliki fitur akuntansi terlengkap dan sesuai standar akuntansi di Indonesia.

Dengan menggunakan Kledo Anda bisa mencatat akuntansi yang terintegrasi, melakukan manajemen persediaan lebih baik, mencatat transaksi multi mata uang sesuai standar, dan masih banyak lagi.

Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.

Annisa Herawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

13 − 3 =