Pengembalian barang atau return adalah fenomena umum dalam dunia bisnis, terutama dalam sektor e-commerce. Ketika pelanggan merasa produk yang mereka terima tidak sesuai dengan harapan, mereka cenderung akan mengembalikannya. Itulah mengapa mengetahui apa saja tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi barang return sangat penting bagi para pelaku bisnis.
Data menunjukkan bahwa persentase barang return dalam bisnis e-commerce cukup tinggi, bahkan mencapai angka dua digit di beberapa sektor. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pelaku bisnis, mengingat setiap pengembalian barang melibatkan biaya tambahan yang cukup signifikan.
Selain harus merogoh kocek lebih mahal akibat biaya pengiriman bolak-balik dan biaya pemrosesan pengembalian, barang return juga dapat menimbulkan sejumlah masalah lainnya. Barang return biasanya mengalami penurunan kualitas dan bahkan bisa rusak, sehingga tidak dapat dijual kembali dengan harga normal.
Tak hanya itu, tingginya tingkat return juga dapat merusak reputasi bisnis di mata konsumen. Pelanggan yang sering mengalami masalah dengan pengembalian barang cenderung enggan berbelanja kembali dan bahkan memberikan ulasan negatif yang dapat menjauhkan calon pelanggan baru.
Untuk itu, kami akan membagikan berbagai tips yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi tingkat return barang di bisnis Anda. Kami akan mengulas berbagai strategi yang dapat Anda terapkan, mulai dari tahap persiapan produk hingga proses pasca penjualan.
Apa Saja Penyebab Pembeli Melakukan Return Barang?
Mengelola bisnis, terutama dalam industri ritel atau e-commerce, tidak lepas dari tantangan menghadapi pengembalian barang atau retur. Jika retur sering terjadi, tentu hal tersebut menjadi masalah serius karena bisa mengurangi margin keuntungan, menambah biaya operasional, dan memengaruhi kepuasan pelanggan.
Untuk bisa mengurangi angka retur, penting bagi pebisnis untuk memahami apa saja penyebab utama pelanggan melakukan retur. Berikut merupakan berbagai faktor penyebab retur dari pelanggan:
Produk tidak sesuai dengan deskripsi
Salah satu alasan paling umum pelanggan melakukan retur adalah karena produk yang mereka terima tidak sesuai dengan deskripsi yang ada di situs atau platform penjualan. Ini bisa mencakup warna yang berbeda, ukuran yang tidak pas, atau bahan yang tidak sesuai ekspektasi. Pelanggan cenderung merasa kecewa ketika ekspektasi mereka tidak terpenuhi, sehingga mereka memutuskan untuk mengembalikan barang.
Masalah ukuran atau fitting
Masalah ukuran adalah penyebab utama dalam industri fashion. Pelanggan sering merasa bahwa ukuran yang mereka pilih tidak pas saat dicoba. Hal ini dapat terjadi karena panduan ukuran yang tidak jelas, perbedaan standar ukuran antarbrand, atau kurangnya informasi mengenai fitting produk (apakah produk slim fit, loose, atau regular).
Baca juga: Download Contoh Laporan Stok Barang Gudang Excel Di Sini!
Kualitas produk yang tidak memenuhi harapan
Ketika pelanggan merasa bahwa kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang mereka bayarkan, mereka cenderung melakukan retur. Ini bisa terjadi karena bahan yang terasa murahan, jahitan yang tidak rapi, atau produk yang rusak/cacat saat diterima.
Pengiriman yang salah atau kerusakan selama pengiriman
Pengiriman yang salah, seperti barang yang tidak sesuai dengan pesanan, atau produk yang rusak selama proses pengiriman, juga menjadi penyebab retur yang sering terjadi. Masalah ini biasanya terjadi karena kesalahan dalam pengelolaan stok, pencatatan pesanan, atau packaging yang kurang baik.
Perubahan kebutuhan atau keputusan pelanggan
Kadang-kadang, pelanggan bisa berubah pikiran setelah membeli produk. Alasan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan kebutuhan, produk serupa yang lebih menarik, atau sekadar keputusan impulsif yang akhirnya disesali.
Baca juga: Tips Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang, Cuan Berlimpah!
Ekspektasi yang berlebihan akibat promosi atau iklan
Promosi atau iklan yang terlalu menjanjikan kadang-kadang justru membuat pelanggan memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Ketika produk yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang digambarkan dalam iklan, pelanggan tentu akan merasa kecewa dan akhirnya melakukan return barang.
Kebijakan retur yang terlalu fleksibel
Kebijakan retur yang terlalu longgar dan fleksibel bisa mendorong pelanggan untuk sering melakukan retur, bahkan untuk alasan yang sepele. Misalnya, kebijakan retur tanpa batas waktu atau tanpa alasan yang jelas.
7 Tips Efektif Mengurangi Barang Return
Bukan menjadi rahasia lagi, retur menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi dunia bisnis. Namun, ada beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk mengurangi jumlah barang return. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda mengurangi risiko barang return tersebut:
1. Berikan deskripsi produk yang lengkap dan akurat
Produk yang tidak sesuai ekspektasi menjadi salah satu alasan pembeli sering melakukan retur. Hal ini dapat terjadi karena deskripsi produk yang tidak lengkap atau tidak akurat. Untuk itu, penting bagi Anda untuk menyediakan informasi produk yang detail dan informatif. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
- Berikan Informasi Teknis dan Spesifikasi yang Jelas: Misalnya, jika Anda menjual pakaian, cantumkan informasi mengenai ukuran, bahan, warna, dan panduan perawatan. Jika menjual barang elektronik, sebutkan fitur teknis, daya tahan baterai, dan kompatibilitas dengan perangkat lain.
- Gunakan Foto Produk Berkualitas Tinggi: Tampilkan gambar dari berbagai sudut yang memberikan gambaran jelas mengenai produk. Pastikan foto produk Anda realistis dan tidak terlalu banyak filter agar warna dan detail produk terlihat sesuai dengan kenyataan.
- Tambahkan Video Produk (Jika Ada): Video penjelasan produk akan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada calon pembeli tentang ukuran, penggunaan, dan detail produk.
Dengan deskripsi yang jelas dan akurat, pelanggan akan lebih memahami apa yang mereka beli, sehingga mengurangi risiko ketidakpuasan yang berujung pada retur.
Baca juga: Cara Membuat Jurnal Retur Penjualan Beserta Contohnya
2. Berikan panduan ukuran yang jelas
Dalam bisnis fashion, masalah ukuran sering menjadi alasan utama terjadinya retur. Menyediakan . Berikut beberapa tips dalam menyusun panduan ukuran:
- Gunakan Tabel Ukuran yang Komprehensif: Sediakan tabel ukuran yang mencakup dimensi detail seperti panjang, lebar dada, lebar bahu, dan lingkar pinggang. Sebaiknya tabel ini disesuaikan dengan standar ukuran yang umum di pasar target Anda (misalnya, ukuran Asia atau Eropa).
- Sertakan Rekomendasi Ukuran Berdasarkan Bentuk Tubuh: Jika memungkinkan, tambahkan rekomendasi ukuran yang disesuaikan dengan tipe tubuh tertentu (misalnya, apakah pakaian cocok untuk tubuh langsing atau berisi).
- Tambahkan Ulasan Pelanggan Terkait Ukuran: Tampilkan ulasan pelanggan yang memberikan informasi mengenai apakah produk sesuai dengan ukuran yang diharapkan atau tidak. Ini bisa membantu calon pembeli menentukan ukuran yang tepat.
Dengan panduan ukuran yang jelas, pelanggan akan lebih percaya diri dalam memilih ukuran yang sesuai, sehingga mengurangi kemungkinan retur.
Baca juga: Etalase Digital: Manfaat, Fitur, dan Tips Membuatnya Menarik
3. Pastikan kualitas produk selalu terjaga
Kualitas produk yang buruk atau cacat sering menjadi penyebab utama pelanggan mengembalikan barang. Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda menerapkan kontrol kualitas yang ketat sebelum produk dikirim ke pelanggan. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Lakukan Inspeksi Kualitas Sebelum Pengiriman: Lakukan pemeriksaan produk secara menyeluruh sebelum barang dikemas dan dikirim. Ini termasuk memeriksa detail seperti jahitan, kelengkapan aksesori, dan kondisi kemasan.
- Gunakan Bahan Berkualitas Sesuai dengan Klaim Produk: Jika Anda mengklaim produk terbuat dari bahan premium, pastikan bahan tersebut sesuai dengan yang dijanjikan. Menggunakan bahan yang lebih murah dari yang diklaim hanya akan menurunkan kepercayaan pelanggan.
- Tingkatkan Proses Pengemasan: Kemasan yang baik dapat melindungi produk dari kerusakan selama proses pengiriman. Gunakan bahan pelindung yang sesuai, seperti bubble wrap atau kotak keras, terutama untuk produk yang rentan rusak.
Kualitas produk yang baik akan menurunkan angka retur sekaligus meningkatkan loyalitas pelanggan.
Baca juga: Contoh Jurnal Retur Pembelian dan Bedanya dengan Retur Penjualan
4. Sediakan customer service yang responsif
Komunikasi yang baik antara bisnis dan pelanggan adalah kunci untuk mencegah retur yang tidak perlu. Customer service yang responsif bisa membantu mengatasi masalah sebelum pelanggan memutuskan untuk mengembalikan produk. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
- Sediakan Berbagai Channel Komunikasi: Pastikan pelanggan dapat dengan mudah menghubungi Anda melalui berbagai kanal seperti live chat, email, atau telepon. Tanggapi pertanyaan dan keluhan pelanggan secepat mungkin.
- Latih Tim Customer Service untuk Proaktif: Ajari tim customer service untuk mendengarkan keluhan pelanggan dengan baik dan menawarkan solusi yang cepat, seperti penggantian atau panduan penggunaan produk.
- Gunakan Sistem Chatbot untuk Menjawab Pertanyaan Dasar: Chatbot bisa membantu menjawab pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) sehingga masalah kecil bisa segera teratasi tanpa perlu proses retur.
Dengan layanan pelanggan yang baik, Anda dapat membangun kepercayaan dan mengurangi keinginan pelanggan untuk melakukan retur.
Baca juga: Visual Merchandising: Pengertian, Jenis dan Cara Menggunakannya
5. Jelaskan kebijakan retur secara transparan
Kebijakan retur yang tidak jelas sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan berujung pada ketidakpuasan pelanggan. Untuk itu, pastikan kebijakan retur Anda mudah dipahami dan tidak membingungkan pelanggan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami: Hindari penggunaan istilah hukum yang rumit. Gunakan bahasa yang sederhana dan langsung ke inti, sehingga pelanggan memahami prosedur retur tanpa kebingungan.
- Cantumkan Batas Waktu dan Kondisi Retur dengan Jelas: Tetapkan batas waktu yang masuk akal untuk pengembalian barang dan sebutkan kondisi apa saja yang diterima untuk retur, seperti barang yang masih dalam kondisi baru atau belum digunakan.
- Sediakan Panduan Proses Retur yang Mudah Diikuti: Jelaskan langkah-langkah yang harus diikuti pelanggan ketika ingin melakukan retur, seperti mengisi formulir, mengemas ulang barang, dan memilih metode pengiriman.
Kebijakan retur yang transparan akan mencegah kesalahpahaman dan membantu proses retur berjalan lebih efisien.
Baca juga: Pembahasan Nota Retur atau Nota Pembatalan untuk Pajak
6. Terapkan sistem reward untuk pelanggan yang tidak melakukan retur
Sebagai upaya untuk mendorong pelanggan lebih teliti sebelum membeli, Anda bisa menerapkan sistem reward atau insentif bagi pelanggan yang jarang atau tidak pernah melakukan retur. Berikut beberapa ide reward yang menarik:
- Berikan Poin Loyalitas atau Diskon: Pelanggan yang tidak melakukan retur bisa mendapatkan poin loyalitas atau diskon untuk pembelian berikutnya.
- Tawarkan Program Membership Eksklusif: Pelanggan yang jarang melakukan retur bisa mendapatkan akses ke program membership yang memberikan keuntungan seperti diskon spesial, akses awal ke produk baru, atau pengiriman gratis.
- Buat Kampanye “Zero Return Challenge”: Dorong pelanggan untuk lebih teliti sebelum membeli dengan mengadakan kampanye yang memberikan hadiah bagi pelanggan yang berhasil tidak melakukan retur selama periode tertentu.
Sistem reward ini tidak hanya mengurangi angka retur, tetapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand Anda.
Baca juga: Return Rate: Pengertian dan Strategi Mengoptimalkannya
7. Evaluasi dan analisis penyebab return secara berkala
Langkah terakhir dan yang tak kalah penting adalah melakukan evaluasi secara berkala terhadap penyebab return produk. Dengan menganalisis data retur, Anda bisa menemukan pola atau masalah yang sering terjadi dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Berikut beberapa melakukan evaluasi dan analisis penyebab retur:
- Gunakan Data Analytics untuk Melacak Pola Retur: Analisis data retur berdasarkan produk, kategori, atau pelanggan tertentu. Nantinya, hasil data tersebut membantu Anda mengidentifikasi masalah spesifik, seperti produk yang sering dikembalikan karena ukuran atau warna.
- Lakukan Survei Kepuasan Pelanggan: Tanyakan kepada pelanggan yang melakukan retur alasan utama mereka mengembalikan barang. Hasil survei akan memberikan insight langsung yang dapat digunakan untuk memperbaiki layanan atau kualitas produk.
- Tindaklanjuti Masalah yang Ditemukan: Setelah mengetahui penyebab return yang berulang, segera lakukan tindakan korektif, seperti memperbaiki deskripsi produk, meningkatkan kontrol kualitas, atau memperbaiki kebijakan retur.
Dengan melakukan evaluasi rutin, bisnis Anda akan terus berkembang dan semakin sedikit menghadapi masalah retur di masa depan.
Baca juga: 8 Cara Promosi di TikTok yang Efektif Agar Jualan Laris Manis
Kesimpulan
Mengurangi barang return dalam bisnis memerlukan pendekatan yang komprehensif. Mulai dari memastikan deskripsi produk yang akurat hingga memberikan layanan customer service yang responsif, semua langkah ini penting untuk meminimalkan risiko return. Selain itu, kebijakan return yang transparan dan evaluasi rutin terhadap penyebab return juga akan membantu menjaga kepuasan pelanggan dan profitabilitas bisnis Anda.
Dengan menerapkan berbagai tips mengurangi barang return, Anda tidak hanya dapat mengurangi barang return, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Untuk mendukung strategi ini, Anda membutuhkan sistem yang mempermudah pengelolaan penjualan dan stok produk secara efektif.
Di sinilah Kledo POS hadir sebagai solusi. Kledo POS adalah aplikasi kasir gratis yang terintegrasi dengan manajemen inventori, memudahkan Anda memantau stok barang, mencatat transaksi penjualan secara otomatis, dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Dengan Kledo POS, risiko kesalahan stok dan pencatatan bisa dikurangi, membantu Anda memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan dan mengurangi angka return.
Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan Kledo POS gratis selamanya untuk pengelolaan penjualan yang lebih praktis dan efisien melalui tautan ini.
- Cara Kelola Keuangan Bisnis dengan Corporate Card, Lebih Efisien! - 9 Desember 2024
- Contoh Laporan Neraca dan Download Template Gratisnya - 14 November 2024
- Tips Pembukuan Toko Sembako, Tantangan, dan Contoh Kasusnya - 11 November 2024