Rasanya sungguh frustasi jika ada banyak produk yang tidak laku menumpuk di gudang Anda.
Produk yang tidak laku dapat mengikat modal, memenuhi ruang penyimpanan, dan menimbulkan biaya tambahan.
Memahami serta mengelola produk-produk ini dengan efektif adalah kunci untuk mengoptimalkan operasional dan meningkatkan profitabilitas.
Artikel ini membahas cara mengatasi produk yang tidak laku sekaligus indikator menentukan produk mana saja yang termasuk kategori tersebut.
Dampak Produk yang Tidak Laku terhadap Bisnis
Keberadaan produk yang tidak laku dapat menimbulkan berbagai dampak negatif.
- Modal yang seharusnya bisa digunakan untuk berinvestasi pada produk baru yang lebih cepat laku menjadi modal tertahan.
- Menambah biaya penyimpanan dan berisiko menimbulkan pemborosan, terutama untuk barang yang mudah rusak.
- Produk yang tidak laku memengaruhi rasio inventory turnover secara keseluruhan, sehingga menyulitkan penilaian performa bisnis.
- Perusahaan akan kesulitan mengikuti perubahan preferensi konsumen saat sumber daya terjebak pada stok yang stagnan.
- Staff bisa merasa frustrasi karena harus mengelola stok berlebih yang tidak berkontribusi pada penjualan
Persentase produk tidak laku yang tinggi bisa menjadi tanda adanya inefisiensi dalam rantai pasok, strategi pemasaran, atau praktik demand forecasting/peramalan permintaan.
Lalu, dampak negatif ini bisa menciptakan efek berantai di seluruh organisasi, menurunkan motivasi dan membuat lingkungan kerja kurang dinamis.
Oleh karena itu, cara mengatasi produk yang tidak laku bukan hanya masalah finansial, tetapi juga bagian penting dalam menjaga budaya kerja yang sehat serta kelancaran operasional bisnis.
Baca Juga: Pebisnis, Ketahui 9 Penyebab Produk Tidak Laku dan Cara Mencegahnya
Indikator Utama Produk yang Tidak Laku
Ada beberapa tanda yang bisa membantu bisnis mengenali produk yang tidak laku, di antaranya:
- Produk terlalu lama tidak terjual : Meliputi barang yang dibiarkan di gudang atau rak dalam jangka waktu lama tanpa pergerakan.
- Adanya perbedaan antara target dan angka penjualan: Angka penjualan jauh lebih rendah dari proyeksi.
- Tingkat perputaran persediaan rendah: Yaitu, stok yang tidak cepat habis seperti produk lainnya.
- Permintaan musiman: Produk hanya laku pada waktu tertentu, sementara di luar musim sulit dijual.
- Umpan balik pelanggan: Aadanya komentar atau keluhan yang menunjukkan produk kurang diminati.
- Perubahan tren pasar dan preferensi konsumen: Misalnya, konsumen mulai beralih ke produk ramah lingkungan, sehingga produk lama dianggap ketinggalan zaman.
Dengan memantau indikator-indikator ini, bisnis dapat mengambil langkah lebih cepat untuk mencegah kerugian dan menemukan cara yang tepat mengatasi produk yang tidak laku.
Baca Juga: Dead Stock Adalah: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Strategi Mencegah dan Mengatasi Produk yang Tidak Laku

1. Terapkan teknik peramalan permintaan yang efektif
Peramalan permintaan yang akurat sangat penting untuk mencegah kelebihan stok yang akhirnya menyebabkan produk tidak laku.
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Gunakan data penjualan sebelumnya untuk melihat pola historis dan memperkirakan kebutuhan bisnis.
- Perhatikan tren pasar dan musim. Sesuaikan strategi pembelian dengan kondisi permintaan tertentu.
- Metode peramalan seperti moving average atau exponential smoothing dapat membantu mendapatkan gambaran lebih jelas tentang permintaan di masa depan.
- Manfaatkan teknologi AI dan analitik canggih untuk meningkatkan akurasi prediksi agar bisnis bisa lebih cepat merespons perubahan pasar.
Dengan peramalan yang tepat, bisnis bisa menjaga jumlah stok tetap seimbang dengan pola penjualan nyata.
Hal ini membantu mengurangi risiko produk tidak laku dan meningkatkan perputaran persediaan.
2. Menjaga hubungan baik dengan supplier
Menjalin kerja sama yang baik dengan pemasok sangat berperan dalam mengendalikan stok.
Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
- Kolaborasi dalam menentukan jumlah pesanan: Diskusikan dengan supplier untuk menyesuaikan jumlah berdasarkan hasil peramalan penjualan.
- Evaluasi performa supplier: Pastikan kualitas dan relevansi produk sesuai kebutuhan pasar agar tidak ada produk yang menumpuk.
- Komunikasi rutin: Berikan umpan balik atau informasi kepada supplier agar mereka bisa menghadirkan inovasi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen.
Kerja sama ini menciptakan rantai pasok yang lebih fleksibel dan responsif, sehingga Anda bisa mengurangi risiko menumpuknya produk yang tidak laku.
3. Adakan promo penjualan
Terkadang, promo penjualan sudah cukup untuk membuat pelanggan tertarik pada produk.
Ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk mendorong penjualan lewat promo musiman atau bahkan clearance sale.
Penjualan semacam ini bisa membantu mengatasi produk yang tidak laku karena menciptakan rasa urgensi dan meningkatkan trafik.
- Urgensi: Jika ada pelanggan yang sudah lama menunggu untuk membeli sesuatu dari Anda, mereka akan lebih terdorong untuk memanfaatkan promo daripada membeli tanpa diskon. Promo membuat mereka merasa harus bertindak cepat sebelum kesempatan hilang. Mereka juga melihat orang lain membeli dengan harga promo, sehingga muncul keinginan untuk ikut serta dalam penawaran menarik tersebut.
- Peningkatan trafik: Saat pelanggan tahu Anda sedang mengadakan promo, mereka akan tertarik untuk melihat apa saja yang ditawarkan karena yakin akan ada penawaran menarik. Ini bisa meningkatkan jumlah pengunjung di toko online Anda dan memberi lebih banyak peluang bagi orang untuk menemukan produk yang mereka sukai atau bahkan mengenal produk baru.
Baca Juga: Strategi Produk: Pengertian, Manfaat, Tahapan, dan Contohnya
4. Perbarui foto produk di online shop

Jika ada produk yang tidak laku, memperbarui foto produk bisa membantu. Bagi pemilik bisnis online, foto produk yang menarik sangatlah penting.
Mungkin Anda sudah memiliki foto produk yang bagus, tetapi jika belum, ini saatnya untuk memperbaruinya.
Bahkan, Anda bisa mempertimbangkan untuk menyewa fotografer profesional agar tampilan produk lebih segar.
Hal ini bisa memberi bisnis Anda kesan baru dan membantu meningkatkan penjualan.
5. Analisis kompetitor
Mungkin Anda berpikir jika produk tidak laku, berarti produknya buruk. Namun, itu tidak selalu benar.
Ada banyak produk bagus di luar sana yang tidak terjual karena harganya terlalu mahal, strategi pemasarannya lemah, atau branding-nya belum tepat.
Jika Anda sudah mencoba menjual produk tetapi belum berhasil, jangan menyerah dulu.
Lihat apa yang dilakukan kompetitor dengan produk serupa dan pelajari hal-hal yang bisa diadaptasi.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
- Amati strategi pemasaran mereka. Kadang ada alasan sederhana kenapa produk kompetitor laku, dan Anda belum memanfaatkannya. Misalnya, jika Anda menjual bantal dan kompetitor menyebut produknya “nyaman, tidur lebih lelap, kualitas hotel,” sementara Anda hanya menyebutnya “nyaman,” maka mungkin Anda belum menyentuh titik minat pelanggan yang tepat.
- Periksa harga di website kompetitor. Jika mereka menjual dengan harga lebih rendah, pertimbangkan untuk menyesuaikan harga produk Anda.
6. Tawarkan sebagai hadiah gratis dengan minimal pembelian tertentu
Semua orang menyukai hadiah gratis. Alih-alih memberi diskon, Anda bisa memanfaatkan stok berlebih sebagai hadiah gratis untuk pelanggan yang memenuhi batas pembelanjaan tertentu.
Cara ini mendorong nilai pesanan yang lebih tinggi sekaligus menjaga integritas harga produk.
Misalnya, sebuah perusahaan teh menawarkan mug gratis (dari stok lama) kepada pelanggan yang berbelanja lebih dari Rp500.000.
Hadiah gratis meningkatkan kepuasan serta retensi pelanggan, sekaligus membantu mengurangi stok berlebih dengan cara yang lebih halus, yang mengubah beban menjadi aset pemasaran.
Baca Juga: 10 Cara Melakukan Likuidasi Persediaan Untuk Bisnis Retail
7. Adakan flash sale
Flash sale adalah promosi jangka pendek berdampak tinggi yang menciptakan rasa urgensi. Promo ini biasanya berlangsung 24–48 jam dan harus dipasarkan dengan baik di semua kanal digital.
Gunakan hitung mundur, visual yang mencolok, dan ajakan bertindak (call-to-action) yang kuat untuk memaksimalkan konversi.
Misalnya, sebuah toko dekorasi rumah mengumumkan flash sale akhir pekan untuk produk lampu. Mereka memberikan potongan harga sebesar 30% dan mempromosikannya lewat Instagram Stories dan email.
Flash sale efektif untuk menghabiskan produk yang tidak laku secara cepat sambil menghasilkan pendapatan instan. Strategi ini juga bagus untuk menarik kembali pelanggan lama yang pasif.
8. Daftarkan produk di marketplace
Memperluas jangkauan melalui marketplace populer dapat membantu bisnis menemukan basis pelanggan yang lebih luas.
Marketplace seperti Shopee, Tokopedia, atau platform khusus niche lainnya adalah cara murah untuk menjual kembali produk Anda.
Misalnya, Anda bisa menjual lini produk mainan yang tidak laku di Shopee dengan deskripsi produk yang dioptimalkan dan harga yang kompetitif.
Tipsnya, diversifikasi kanal penjualan meningkatkan visibilitas dan mengurangi ketergantungan pada satu sumber.
9. Jual ke bisnis lain (B2B)

Menjual secara grosir ke bisnis lain seperti pengecer lokal, reseller, grosir, atau penyelenggara acara dapat membantu menghabiskan stok lebih cepat dibanding penjualan eceran.
Metode ini sangat efektif untuk produk non-musiman atau produk konsumsi.
Misalnya, sebuah perusahaan perlengkapan dapur menjual stok peralatan makan berlebih ke jasa katering lokal.
B2B biasanya berarti transaksi yang lebih besar, perputaran stok lebih cepat, dan lebih sedikit penanganan. Cara ini juga membuka peluang kerja sama jangka panjang dan pendapatan berulang.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Penjualan Tanpa Menurunkan Harga
10. Donasikan
Jika produk masih dalam kondisi baik tetapi tidak laku, mendonasikannya bisa menjadi solusi win-win.
Lembaga amal, sekolah, panti, dan organisasi nirlaba sering kali membutuhkan barang. Donasi bisa mengurangi produk Anda yang menumpuk di gudang serta meningkatkan brand image.
Misalnya, perusahaan sepatu mendonasikan model lama ke panti asuhan dan mendapatkan liputan media lokal.
11. Gunakan untuk program loyalitas atau referral
Anda juga bisa memanfaatkan produk berlebih sebagai hadiah atau reward dalam program loyalitas dan referral.
Cara ini meningkatkan keterlibatan, memperkuat hubungan dengan pelanggan, sekaligus menghabiskan stok yang tidak laku.
Misalnya, sebuah brand kopi menawarkan potongan 50% untuk pembelian selanjutnya kepada pelanggan yang berhasil mereferensikan dua teman atau mencapai milestone loyalitas.
Strategi ini dapat meningkatkan retensi dan brand loyalty, sekaligus memulihkan nilai dari produk yang stagnan.
12. Buat paket produk
Bundling adalah strategi yang bagus untuk meningkatkan nilai produk di mata pelanggan sekaligus menggerakkan produk yang lambat terjual bersama produk best-seller.
Alih-alih hanya memberi diskon pada produk yang tidak laku, gabungkan produk tersebut dengan item populer lalu tawarkan dalam bentuk paket dengan harga khusus.
Misalnya, sebuah brand skincare dapat menggabungkan toner yang tidak laku dengan pelembap terlaris mereka, lalu menjual set tersebut dengan sedikit potongan harga.
Bundling dapat membantu mengurangi stok sekaligus meningkatkan average order value.
Baca Juga: Manajemen Persediaan Bisnis Retail: Tantangan dan Tipsnya
Kesimpulan
Mengelola produk yang tidak laku memang bisa menjadi tantangan sendiri.
Jika tidak diatasi, produk tidak laku dapat mengikat modal dan memenuhi gudang, sehingga Anda kesulitan untuk berinvestasi pada stok barang baru yang lebih berpotensi laris.
Namun dengan menerapkan strategi-strategi di atas, bisnis Anda bisa mengelola persediaan dengan lebih baik.
Selain itu, gunakan software akuntansi Kledo untuk memberikan dukungan data inventaris secara real-time yang akurat.
Kledo juga membantu Anda menganalisis laporan penjualan, hingga mengetahui produk mana yang cepat laku atau justru menumpuk di gudang.
Tertarik menggunakan Kledo? Yuk, coba sekarang melalui tautan ini!
- 12 Cara Mencegah dan Mengatasi Produk yang Tidak Laku - 10 September 2025
- 6 Cara Untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional Bisnis - 9 September 2025
- Download Template Quotation Letter Gratis Untuk Bisnis - 9 September 2025